Maintenance Turbin Gas PELAKSANAAN PERAWATAN

T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009. 1. Rachet, dilakukan dengan memutar turbin seperempat lingkaran dalam waktu satu menit secara terus menerus selama 10 hingga 12 jam untuk mendistribusikan massa rotor, meratakan pelumasan pada bearing dan journal shaft serta mencegah terjadinya pembengkokan. 2. Rubbing chek, pemutaran turbin gas sampai 1350 rpm kemudian dimatikan. 3. Cranking, setelah turbin gas dimatikan saat rubbing chek, kemudian turbin gas diputar 1200 rpm yang dilakukan selama 5 hingga 10 menit. Hal ini dilakukan untuk membersihkan turbin gas dan kompresor dari debu dan kotoran. 4. Fuel Gas Leak chek, putaran turbin dinaikkan kembali sampai 1850 rpm. 5. Flame Detector Chek, putaran turbin diputar sampai 2000 rpm, kemudian spark plug dinyalakan maka saat itu proses pembakaran mulai terjadi. 6. Over Trip test, apabila diberikan penambahan fuel gas maka otomatis putaran turbin meningkat hingga mencapai batas yang telah ditentukan. 7. Peak Load, untuk PG-9001H setelah turbin gas di start hingga mencapai putaran 5100 rpm. Kemudian turbin gas ini diberi beban secara bertahap hingga mencapai harga mendekati maksimum. Baru kemudian beban tersebut diturunkan secara bertahap hingga mencapai harga yang diinginkan.

4.3 Maintenance Turbin Gas

Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan dipabrik baik yang sedang berkerja maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009. secara terus–menerus juga karena langkah pengoperasian yang salah. Maintenance dapat dibagi dalam berberapa bagian antara lain:

1. Preventive Maintenance

Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi menjadi: a. Running Maintenance, adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit – unit produksi yang tetap melakukan kegiatan. b. Turning Around Maintenance, adalah perawatan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.

2. Repair Maitenance

Repair maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis atau disebut juga peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.

3. Predictive Maintenance

Predictive maintenance merupakan kegiatan monitor, menguji dan mengukur peralatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal.

4. Corrective Maintenance

T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009. Corrective maintenance merupakan perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi dalam desain. Serta menambahkan komponen yang sesuai dan juga menambahkan material yang cocok.

5. Modification Maintenance Pekerjaan yang berhungan dengan desain suatu peralatan atau unit.

Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.

6. Shut Down Maitenance

Adalah kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasianya. Persiapan shut down dibagi dalam berberapa tahap diantaranya: 1. Persiapan kerja 3. Pencatatan 2. Pelaksanan kerja 4. Evaluasi 4.4 Shut Down Inspection Pada Turbin Gas Merupakan pemeriksaan yang dilakukan disaat unit tersebut tidak dalam pengopersian. Shut down inspection terdiri dari:

1. Combustion Inspection

Combustion Inspection biasanya dilakukan setelah 30 – 40 kali start atau setiap 2500 – 3500 jam operasi bila memakai bahan bakar residu, atau setiap 5000 – 7000 jam operasi bila memakai bahan bakar minyak solar, atau setiap 8000 – 10.000 jam operasi bila memakai bahan bakar gas. T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009. Combustion inspection merupakan shut down jangka pendek yang dibutuhkan untuk memeriksa nozzle tingkat pertama, combustion liners, transition pieces dan cross fire tube. Komponen ini membutuhkan pemeriksaan secara berkala, karena kerja yang dilakukan oleh turbin gas berkerja secara terus- menerus sehingga sistem pembakaran yang buruk akan menyebabkan pendeknya umur dari komponen tersebut terutama bagian nozzle dan bucket turbine. Perawatan yang dilakukan pada saat combustion dan inspection adalah pemeriksaan pada bagian ruang bakar, cross fire tube dan transition piece. Pemeriksaan pada pada catatan paking menunjukkan adanya gesekan bagian atas dan bagian bawah dari difragma dan bagian antara diameter horizontal dan vertical. Bagian – bagian yang diinspeksi pada turbin gas adalah: 1. Turbin section 2. Axial flow compressor 3. Combustion system 2. Hot Gas Path Inspection Hot Gas Path Inspection dilaksanakan setelah 600 – 800 kali start atau setiap 5000 – 7000 jam operasi bila memakai bahan bakar residu, atau setiap 10.000 – 14.000 jam operasi bila memakai bahan bakar minyak solar atau setiap 16.000 – 20.000 jam operasi bila memakai bahan bakar gas. Pemeriksaan pada daerah panas termasuk dalam combustion inspection hanya saja dalam pemeriksaan ini dilakukan lebih teperinci lagi mulai dari nozzle hingga bucket turbin. Adapun komponen – komponen yang dibongkar dan diinspeksi antara lain: 1. Flame detector T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009. 2. Spring position spark plug 3. Combustion chamber 4. Cap and liners assembly 5. Combustion transition piece assembly 6. Compressor discharge and frame casing assembly 7. Support ring assembly 8. First stage nozzle 9. Turbine shell and shoud assembly 10. Second stage nozzle Gambar 4.1 Potongan ruang bakar Keterangan gambar : 1. Ruang bakar bertekanan 2. Burner combination 3. Plattor dan pagar 4. Flame tube 5. Turbin casing T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009. 6. Pipa blow 7. Rotor Inspeksi dilakukan secara visual dan juga dilakukan secara non visual. Inspeksi secara visual dengan melihat perubahan yang terjadi pada komponen tanpa menggunakan alat bantu, hanya dengan melihat perubahan warna, perubahan bentuk, keretakan dan lain–lain. Sedangkan inspeksi non visual dengan menggunakan alat bantu untuk melihat keretakan bagian dalam suatu logam dengan menggunakan radiografi, untrasonografi. Pemerikasaan komponen dilakukan dilapangan atau diruang maintenance, bahkan pemeriksaan dapat dilakukan diluar pabrik, seperti pemeriksaan mikro marriage bold yang dilakukan di Singapura. Inspeksi lainnya yaitu pemeriksaan clearance pada daerah sekitar just stage nozzle, second stage nozzle dan bucket turbine. Clearance yang diperiksa pada saat hot gas path inspection tidak boleh lebih dan kurang dari ukuran yang telah ditetapkan. Karena apabila lebih besar maka akan mengurangi effisiensi turbin dan apabila lebih kecil berpengarh pada keselamatan turbin.

3. Mayor Inspection

Adapun pemeriksaan pada seluruh bagian utama turbin secara garis besar pemeriksan ini dilakukan pada bagian – bagian: 1. Air inlet 2. Combustion 3. Compressor 4. Turbine T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009. 5. Exhaust Pemeriksaan ini terjadi meliputi unsur dari combustion dan hot path inspection. Kegiatan yang dilakaukan antara lain pemeriksaan keretakan sudu rotor dan stator. Kompresor dari guide inlet fane diperiksa dan kemungkinan adanya kotoran, pengikisan, karat dan kebocoran. Bearing dan sheel diperiksa clearencenya dan tingkat keausan yang terjadi, semua pemeriksaan ini berdasarkan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik. Mayor Inspection biasanya dilaksanakan : - Setiap 25.000 jam operasi untuk peak load - Setiap 40.000 jam operasi untuk base load Pada mayor Inspection semua komponen baik komponen utama maupun alat-alat bantu dibongkar, diperiksa, dibersihkan dan dipasang kembali. Jika perlu diadakan perbaikan atau penggantian. Gambar 4.2 Konstruksi ruang bakar Keterangan gambar : T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009. 1. Burner bahan bakar ganda A. Gas panas keluar 2. Platform dengan tegangan B. Ruang sekeliling, udara kompresor 3. Memutar angin diagonal C. Ruang sekeliling, udara kompresor 4. Pressure jacket D. Ruang sekeliling, udara kompresor 5. Bagian dalam 6. Manhole 7. Pipa inspeksi

4.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeliharaan