T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009.
dengan sistem kontrol, karena pengukuran pada ruang bakar tidak bisa dilakukan, maka sistem kontrol temperatur dibentuk untuk mengontrol temperatur exhaust dari
turbin. Pengontrolan temperatur berdasarkan Turbin Exhaust Temperatur TX dan
Axial Compressor Discharge Pressure PCD. Dari kedua parameter ini dapat ditentukan firing temperatur tetap, PCD dan Exhaust Temperatur dapat diketahui.
Sistem Kontrol Temperatur memberikan signal ke VCE untuk mengurangi fuel gas, apabila temperatur cenderung melebihi yang telah dibentuk temperatur opersikan
yang ditentukan.
Gambar 3.3 Temperatur Control
3.6 Temperatur Control
Temperatur control adalah dimana kondisi beban tidak dapat diterima oleh turbin gas mencapai tingkat maximum dan beban tersebut tidak boleh bertambah
lagi dan fuel bahan bakar dibatasi untuk masuk. Dengan perkataan lain temperatur yang akan dibatasi maka pengontrolan dalam kondisi tersebut
T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009.
dinamakan Temperatur Control yaitu pada suhu 538
O
C. Pada kondisi Temperatur Control beban tidak bisa bertambah lagi atau DSP Digital Set Point juga tidak
bisa naik lagi, jadi beban dari turbin gas tidak bisa ditambah karena kondisi Turbin Gas sudah mencapai maximum. Hal ini kita dapat diketahui ruang kontrol CCR-
Compressor Control Room Temperatur Control muncul dalam bentuk digit. STKK card akan membandingkan signal amplified milli volt dari
thermocouple. Modul proses TX dengan referensi set point yang sudah ditentukan, atau oleh sebuah potensiometer yang bisa diubah-ubah. Set point ini
akan mengontrol temperatur exhaust pada Iso-thermal level.
3.7 Exhaust Thermocouple
Gas panas yang keluar dari pada Exhaust area ini di ukur oleh Exhaust Thermocouple dan hasil pengukuran tersebut dipergunakan untuk data
pengontrolan Temperatur Control dan proteksi Temperatur Trip, Pada exhaust area terdapat 18 Thermocouple yaitu :
12 buah thermocouple sebagai Temperatur Control
6 buah thermocouple digunakan untuk Temperatur Trip
3.8 Over Temperature Trip
Suhu yang di kontrol oleh Temperatur Control gagal membatasi fuel bahan bakar yang masuk atau tidak mengetahui pada saat Over Temperatur yaitu pada
suhu 548
O
C karena alarm tidak berfungsi, maka untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada Turbin Gas maka Turbin akan trip dengan alarm pada panel
speedtronic yaitu Over Temperatur Trip, suhu pada saat tersebut adalah 558
O
C. Instrumen yang digunakan untuk Temperatur Control antara lain :
6 buah exhaust thermocouple
T. Indra Maulana : Perawatan Turbin Gas Single Shaft Mark II Pada Power Generator 9001h Aplikasi PT. Arun NGL, 2009.
Pressure Tranduser Discharge Axial Compressor 96CD
Speedtronic Card IC3600STKJ
Speedtronic Card IC3600SOTJ
Hydraulic Oil Dump Vlave 20HD
Dan lain-lain
Sistem Proteksi Over Temperatur berfungsinya untuk mencegah Turbin beroperasi pada temperatur tinggi. Sistem Proteksi over temperatur ini dipasang
terpisah dari sistem kontrol temperatur. Dalam keadaan normal operasi, Sistem kontrol exhaust temperatur bertindak untuk mengatur fuel gas flow apabila firing
temperatur limit tercapai. Jika temperatur mencapai pada suhu 548
O
C, set point sistem proteksi over temperatur akan menghidupkan alarm exhaust high temperatur, sehingga operator
akan bertindak untuk mengurangi load atau menurunkan set point. Apabila temperatur mencapai trip set point, sistem proteksi over temperatur akan mentrikan
Turbin. Trip dan alarm set point untuk sistem proteksi over temperatur juga
dibiaskan oleh PCD seperti gambar temperatur control untuk mencegah terjadinya trip akibat kesalahan instrumen. Sistem proteksi over temperatur dibentuk menjadi
3 trip channel yang terpisah-pisah yaitu channel A, B dan C. Apabila penunjukan over temperatur hanya 1 channel, turbin tidak akan trip, tetapi apabila signal trip
dua dianatar channel-channel, Turbin akan trip.
3.9 Kalibrasi Alat Ukur Temperature