Uji Asumsi Klasik Analisis Data .1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

sebagai perusahaan yang dimiliki oleh asing pada sebagian besar kepemilikan sahamnya. Status perusahaan yang hanya dilihat dari presentase kepemilikan asing hanya memberikan gambaran bahwa diperusahaan sampel terdapat beberapa perusahaan dengan tingkat kepemilikan pihak asing sebesar lebih dari 50. Sementara itu nilai rata-rata menunjukkan bahwa status perusahaan pada penelitian ini hanya menunjukkan pengelompokkan status perusahaan menjadi dua yaitu, perusahaan asing PMA dan perusahaan domestik PMDN. Sementara itu nilai deviasi yang mendekati rata-rata menunjukkan bahwa tidak banyak variasi status perusahaan dalam penelitian.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari masing- masing variabel memiliki distribusi secara normal atau tidak. Dengan data yang berdistribusi normal maka bisa dikatakan sebagai model regresi yang baik. Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan analisis statistik berupa uji One-Sample Kolmogorov-Sminov yaitu dengan membandingkan p-value dengan taraf signifikan α sebesar 0,05. Jika p-value 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Tabel hasil uji normalitas lampiran 10 dengan menggunakan spss bisa dilihat sebagai berikut: Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z .871 Asymp. Sig. 2-tailed .435 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Nilai signifikansi Asymp.Sig 2-tailed pada tabel di atas menunjukkan nilai sebesar 0,435 yang berarti nilainya diatas signifikansi 0,05 0,435 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi variabel dependen maupun independen penelitian mempunyai nilai residual yang berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas ditujukan untuk mengetahui apakah didalam model regresi ditemukan adanya variabel independen yang saling berkaitan secara linier. Untuk menguji multikolinieritas data pada penelitian dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Faktor. Nilai cutoff yang digunakan untuk menunjukkan adanya multikolieritas adalah jika nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghozali, 2011. Tabel berikut ini merupakan hasil multikoinieritas data yang telah dilakukan lihat lampiran 10. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinie ritas Variabel Tolerance VIF Keterangan Ukuran Perusahaan 0.836 1.196 Tidak terjadi multikolinieritas Profitabilitas 0.879 1.138 Tidak terjadi multikolinieritas Likuiditas 0.767 1.304 Tidak terjadi multikolinieritas Leverage 0.761 1.314 Tidak terjadi multikolinieritas Status Perusahaan 0.897 1.115 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 10 yang artinya tidak ada kolerasi antar variabel. Hasil dari perhitunga n nilai VIF semua variabel juga tidak ada yang lebih dari 10. Sehingga, disimpulkan bahwa antara variabel dependen dengan independen tidak ada yang saling berkaitan secara linier, dan tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi yang digunaka n dalam penelitian. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi Wahyuni Wijayanti, 2013. Tujuan dari uji ini adalah agar didalam model regresi tidak te rjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Dalam menguji heteroskedastisitas ini peneliti menggunakan uji gletser dengan cara meregresi nilai absolute residualnya dengan independennya. Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian lampiran 10 yang dilakukan. Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Signifikansi Keterangan Ukuran Perusahaan 0.442 Tidak terjadi heteroskedastisitas Profitabilitas 0.458 Tidak terjadi heteroskedastisitas Likuiditas 0.126 Tidak terjadi heteroskedastisitas Leverage 0.070 Tidak terjadi heteroskedastisitas Status Perusahaan 0.662 Tidak terjadi heteroskedastisitas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi menunjukkan nilai lebih dari nilai kepercayaan 5 atau nilai s ig α 0,05. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian tidak terjadi ketidaksamaan varian dari residual masing- masing variabel atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokolerasi Uji autokolerasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kolerasi disebuah model regresi linier antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- sebelumnya. Penelitian ini menggunakan uji runs test dengan membandingkan hasil runs test den gan tingkat signifikannya α. Tabel 4.6 Hasil Uji Run Test Unstandardized Residual Test Value a -.09340 Cases Test Value 28 Cases = Test Value 28 Total Cases 56 Number of Runs 29 Z .000 Asymp. Sig. 2-tailed 1.000 a. Median Dari tabel hasil uji run test terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 1,00. Hasil tersebut menunjukkan hasil runs test lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian, data yang digunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokolerasi pada data yang diuji.

4.2.3 Analisis Regresi Linie r Berganda