Klasifikasi Denyut Jantung Kaitan Peningkatan Denyut Jantung dengan MACE pada Pasien SKA

2.1.5.2 Klasifikasi Denyut Jantung

Denyut jantung dibagi menjadi tiga, yaitu meningkat, normal, dan menurun. Denyut jantung normal, yaitu 60 sampai 100 kali per menit. Denyut jantung yang meningkat disebut juga takikardi, yaitu lebih dari 100 kali per menit. Denyut jantung yang menurun disebut bradikardi, yaitu kurang dari 20 kali per menit. 38

2.1.5.3. Kaitan Peningkatan Denyut Jantung dengan MACE pada Pasien SKA

Denyut jantung adalah salah satu dari tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan oksigen miokard. Dua faktor lainnya, yaitu tekanan dinding ventrikel dan kontraktilitas keadaan inotropik. Apabila terdapat gangguan untuk memenuhi kebutuhan oksigen miokard, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya iskemik pada miokard yang apabila terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya sindrom koroner akut. 8 Ketika denyut jantung meningkat, maka jumlah kontraksi dan jumlah ATP yang digunakan oleh miokard per menit akan meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga meningkat. Sebaliknya, ketika denyut jantung melambat maka penggunaan ATP dan konsumsi oksigen menurun sehingga kebutuhan oksigen miokard menurun. 8 Peningkatan denyut jantung akan meningkatkan konsumsi oksigen miokard. Peningkatan denyut jantung juga dapat menurunkan durasi fase diastolik jantung sehingga terjadi penurunan perfusi miokard. Peningkatan konsumsi oksigen dan penurunan perfusi miokard ini dapat menyebabkan terjadinya iskemia miokard. 39 Apabila peningkatan denyut jantung ini berlangsung cukup lama, maka akan meningkatkan tekanan ke dinding vaskular sehingga dapat terjadi cedera endotel. Cedera endotel ini membuat permeabilitas endotel meningkat sehingga LDL dapat lebih mudah masuk ke tunika intima. Masuknya LDL ke tunika intima ini meningkatkan potensi terjadinya aterosklerosis. Selain itu, peningkatan denyut jantung yang berlangsung cukup lama akan meningkatkan tekanan hemodinamik sehingga meningkatkan risiko terjadinya disrupsi plak ateroma. 39 Denyut jantung dapat meningkat karena beberapa hal. Adanya ketidakseimbangan otonom dari aktivitas simpato-adrenergik dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Peningkatan norepinefrin di dalam tubuh atau hipersensitivitas norepinefrin juga dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Perubahan denyut jantung bisa terjadi karena menurunnya aktivitas parasimpatis serta meningkatnya aktivitas simpatis. 12,40-42 Gambar 9. Kurva Kaplan-Meier dari laju mortalitas selama 30 hari pada pasien dengan denyut jantung yang berbeda 12 Denyut jantung admisi pada pasien SKA secara independen dapat memprediksi angka mortalitasnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh David dkk, didapatkan bahwa jika pasien SKA memiliki denyut jantung admisi yang lebih tinggi, maka angka mortalitasnya pun lebih tinggi. Angka mortalitas pasien dengan denyut jantung kurang dari 60 kali per menit adalah 1,4. Angka mortalitas pasien dengan denyut jantung 60-80 kali per menit adalah 1,6. Angka mortalitas pasien dengan denyut jantung 80-100 kali per menit adalah 12,3. Angka mortalitas pasien dengan denyut jantung lebih dari 100 kali per menit adalah 5,6. 1,4 vs. 1,6 vs. 2,3 vs. 5,6, p0,001. 12 Gambar 10. Kurva Kaplan-Meier untuk survival kumulatif 42 Pada penelitian yang dilakukan Lorenzo dkk, didapatkan bahwa pasien SKA yang memiliki denyut jantung lebih dari sama dengan 70 kali per menit memiliki risiko terjadinya kematian yang lebih tinggi dibandingkan denyut jantung kurang dari 70 kali per menit dengan hazard ratio HR 2,5 IK 95 1,26-4,97; p=0,009. 42 Selain merupakan risiko terjadinya mortalitas, terdapat juga nilai yang signifikan lebih tinggi pada laju infark miokard berulang pada pasien dengan denyut jantung lebih dari 100 kali per menit daripada pada pasien dengan denyut jantung kurang dari 60 kali per menit 5,7 vs. 2,7, p=0,004. 12

2.2. Kerangka Teori

Sindrom Koroner Akut Iskemia Miokard Infark Masif Syok Kardiogenik STEMI Inferior Disfungsi Ventrikel Kiri Gangguan Konduksi Atrioventrikular Hiperaktivitas Autonom Stimulasi Parasimpatis Berlebih Stimulus Nyeri pada Saraf Stimulus Adrenergik Katekolamin Meningkat Denyut Jantung Meningkat  Kebutuhan oksigen meningkat  Jumlah kebutuhan ATP miokard meningkat  Aktivitas simpatis meningkat  Perfusi miokard menurun Tekanan Darah Sistolik Menurun Gangguan perfusi pembuluh darah koroner Major Adverse Cardiac Events Kematian Kardiovaskular dan Non Kardiovaskular Infark Miokard Berulang Stroke Revaskularisasi Intervensi Koroner Perkutan Berulang  Jenis Kelamin  Usia  Riwayat Keluarga PJK  Diabetes  Troponin  Syok Kardiogenik

Dokumen yang terkait

Perubahan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pasien Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Periode Oktober-November 2013

13 111 67

Usia, Jenis Kelamin Dan Riwayat Keluarga Penyakit Jantung Koroner Sebagai Faktor Prediktor Terjadinya Major Adverse Cardiac Events Pada Pasien Sindrom Koroner Akut. 2014

0 23 54

Hitung Leukosit dan Nilai Hemoglobin Sebagai Faktor Prediktor Terjadinya Major Adverse Cardiac Events pada Sindroma Koroner Akut. 2014.

0 29 49

Kadar Creatine Kinase MB, Troponin T, dan Gambaran ST Deviasi Sebagai Faktor Prediktor Terjadinya Major Adverse Cardiac Events Pada Pasien Sindrom Koroner Akut

0 20 56

Kadar creatine kinase-mb, troponin t, dan gambaran st deviasi sebagai faktor prediktor terjadinya major adverse cardiac events pada pasien sindrom koroner akut

0 11 56

Kadar Creatine Kinase MB, Troponin T dan Gambaran ST deviasi sebagai faktor prediktor terjadinya Major Adverse Cardiac Events pada pasien Sindrom Koroner Akut

0 13 56

Usia, Jenis Kelamin Dan Riwayat Keluarga Penyakit Jantung Koroner Sebagai Faktor Prediktor Terjadinya Major Adverse Cardiac Events Pada Pasien Sindrom Koroner Akut

1 48 54

Tekanan Darah Sistolik dan Denyut Jantung Sebagai Faktor Prediktor Major Adverse Cardiac Events pada Sindrom Koroner Akut

0 35 62

Hitung leukosit dan nilai hemoglobin sebagai faktor prediktor major adverse cardiac events pada sindroma koroner akut

0 10 49

PERBEDAAN RATA-RATA TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG Perbedaan Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di Rs

0 4 14