berwenang setelah melalui proses uji materi yang telah ditentukan dan PKS pun menganggap hukum negara yang ada di Indonesia merupakan hukum negara yang uji
materinya mengikuti Eropa Kontinental asalkan hukum negara di Indonesia tidak bertentangan dengan Islam.
69
Menurut Indra Sindya Laksmana, bahwa hukum negara menurut PDI Perjuangan adalah dalam Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia menganut negara
hukum yang bersifat tulisan dan PDI Perjuangan pun mendukung adanya hukum negara yang sistemnya eropa kontinental.
70
D. Sistem Demokrasi
Negara Indonesia merupakan negara yang berpenduduk terbesar keempat di dunia. Komposisi penduduknya sangat beragam, baik dari suku bangsa, etnisitas,
anutan agama, maupun dari segi-segi lainnya. Kompleksitas dan keragaman itu sangat menentukan peta konfigurasi kekuatan-kekuatan politik dalam masyarakat,
sehingga tidak dapat dihindari keharusan berkembangnya sistem multi-partai dalam sistem demokrasi yang hendak dibangun. Agar peta konfigurasi kekuatan-kekuatan
politik dalam masyarakat dapat disalurkan dengan sebaik-baiknya menurut prosedur demokrasi procedural democracy, berkembang keinginan agar sistem pemerintahan
Wawancara dengan Ahmad Mabruri, 12 Juni 2009
70
Wawancara dengan Indra Sindya Laksmana, 22 Juli 2009
yang dibangun adalah sistem parlementer ataupun setidak-tidaknya varian dari sitem pemerintahan parlementer.
Namun, terlepas dari kenyataan bahwa sistem parlementer itu pernah gagal dipraktekkan dalam sejarah Indonesia modern pada masa lalu, dan karena itu
membuatnya kurag populer di mata masyarakat, realitas kompleksitas keragaman kehidupan bangsa Indonesia, justru membutuhkan sistem pemerintahan yang kuat dan
stabil. Jika kelemahan sistem presidensiil yang diterapkan di bawah undang-undang Dasar 1945 yang cenderung sangat executive heavy sudah dapat diatasi melalui
pembaruan mekanisme ketatanegaraan yang diwujudkan dalam Undang-undang Dasar ini, maka ekses-ekses dalam praktek penyelenggaraan sistem pemerintahan
presidensiil tidak perlu dikhawatirkan lagi. Keuntungan sistem presidensiil justru lebih menjamin stabilitas pemerintahan. Sistem ini juga dapat dipraktekkan dengan
tetap menerapkan sistem multi-partai yang dapat mengakomodasikan peta konfigurasi kekuatan politik dalam masyarakat yang dilengkapi pengatura konstituisonal.
71
Menurut PKS, Eksperimentasi politik di era transisi reformasi saat ini ditandai dengan terbuka lebarnya ruang ekspresi dan ledakan partisipasi politik dalam bentuk
munculnya banyak partai politik, namun tetap dalam format sistem presidensial. Sejarah perpolitikan Tanah Air sejak era Demokrasi Parlementer, Demokrasi
Terpimpin di zaman Orde Lama, serta Demokrasi Presidensial di zaman Orde Baru,
71
Jimli Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, h. 74-75.
sampai hari ini di era Reformasi dengan sistem Demokrasi Parlemen Multi-Partai memperlihatkan pergerakan “Bandul Sejarah” dari sistem liberal-otoriter-liberal
menuju sistem demokrasi yang lebih substansial dan stabil. Bercermin dari pengalaman sejarah, PKS berkeyakinan bahwa sistem multipartai sederhana tampak
lebih mungkin untuk dicapai. Karena itu, penyederhanaan jumlah partai peserta pemilu secara bertahap dengan penerapan “batas ambang” adalah langkah yang
rasional dan obyektif.
72
Sementara kita menganut sistem pemeritahan presidensial bahkan dengan pemilihan langsung presiden dan wakil presiden dalam satu paket
namun parlemen kita menganut sistem multi partai.
73
Menurut PDI Perjuangan, Secara ideal, sistem ini menjaga keseimbangan antara konflik dengan konsensus, artinya demokrasi memungkinkan perbedaan
pendapat, persaingan dan pertentangan diantara individu, kelompok, diantara individu dan kelompok, pemerintah bahkan lembaga pemerintah. Tetapi konflik tersebut tidak
menghancurkan sistem. Sistem politik demokrasi menyediakan mekanisme dan prosedur yang
mengatur dan menyalurkan konflik sampai pada penyelesaian dalam bentuk konsensus. Prinsip ini mendasari pembentukan identitas bersama, hubungan
kekuasaan, legitimasi kewenangan, dan hubungan politik dengan ekonomi Sistem ini
72
MPP PKS, Platform Kebijakan Pembangunan PKS, h. 221.
73
Ibid. , h.88
juga memproses perubahan-perubahan atau tuntutan dinamika sosial, yang kemudian diolah atau ditata oleh pemerintah menjadi kebijakan publik.
74
74
Hasto Kristiyanto, Memahami Sistem Politik dan Politik Indonesia, Basdiklatpus PDI Perjuangan.
BAB V PENUTUP