Menurut Ahmad Mabruri, kedaulatan adalah hak setiap komunitas bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri dan harus dilaksanakan dengan keadilan yang
sesuai dengan Undang-Undang.
59
Menurut Indra Sindya Laksmana, bahwa kedaulatan merupakan hak kebagian yang tidak boleh tertindas dan sengasara oleh ekonomi, politik dan lain-lain.
60
Menurut PDI Perjuangan, Demokrasi politik dan demokrasi ekonomi menempatkan kedaulatan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi sehingga seluruh keputusan
politik harus bisa diukur keterkaitannya dengan penyelesaian persoalan pokok rakyat seperti kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan pengangguran. Demokrasi adalah
jalan kerakyatan, bukan elit kekuasaan, sehingga tugas oposisi harus menjadi bagian dari sistem koreksi terhadap kebijakan yang merugikan kepentingan rakyat dan
menjadi sistem solusi alternatif kebijakan yang menguntungkan rakyat pro rakyat .
61
B. Pemilihan Umum PEMILU
Pemilihan Umum Pemilu merupakan suatu proses di mana para pemilih memilih orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan
yang beraneka ragam, muali dari Presiden, wakil rakyat di perbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, pemilu dapat juga
59
Wawancara dengan Ahmad Mabruri Ketua DPP Badan Kehumasan PKS, 12 Juni 2009 Wawancara dengan Indra Sindya Laksmana, SIP. Wakil Ketua Bid. Ideologi dan
Kaderisasi PDI Perjuangan , 22 Juli 2009
61
Hasto Kristiyanto, Jalan Kerakyatan Partai Oposisi, www.forum-politisi.org
berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua Organisasi Kemahasiswaan atauketua kelas, walaupun untuk ini kata pemilihan lebih sering digunakan.
Demokrasi modern atau demokrasi tidak langsung, yang menjalankan kedaulatan itu adalah wakil-wakil rakyat yang ditentukan sendiri oleh rakyat. Dalam
pemilihan umum diharapkan wakil-wakil yang dipilih benar-benar mewakili aspirasi, keragaman, kondisi serta keinginan dari rakyat yang memilihnya. Oleh sebab itu,
dalam ilmu politik secara teoritis dikenal sistem memilih wakil rakyat supaya mewakili rakyat yang memilihnya. Terdapat dua sistem pemilihan umum, yaitu:
1 Single member constituency, satu daerah pemilihan memilih satu wakil,
biasanya disebut Sistem Distrik.
Sistem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan didasarkan atas kesatuan geografis. Setiap kesatuan geografis yang biasanya disebut distrik
karena kecilnya daerah yang diliputi mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat.
2 Multi member constituency, daerah pemilihan memilih beberapa wakil,
biasanya dinamakan Sistem Proporsinal.
Sistem ini merupakan prosentase kursi di DPR dibagi tiap-tiap partai politik, sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya dalam pemilihan umum,
khusus di daerah pemilihan.
62
Menurut Ahmad Mabruri, bahwa pemilu merupakan sarana masyarakat secara langsung dalam proses demokrasi. Biasanya kualitas pemilu jadi barometer kualitas
demokrasi di Indonesia. Bahkan PKS memilih sistem proporsional dalam pemilu kalau tidak sistem proporsional bisa menjadi sistem distrik.
63
Menurut Indra Sindya Laksmana, bahwa PDI Perjuangan mengikuti aturan Undang-Undang pemilu yang sudah disahkan oleh pemerintah maka pemilu di
Indonesia menggunakan sistem proporsional maka PDI Perjuangan mendukung sistem proporsional terbuka. Lazimnya, dalam sistem pemilu proporsional maka
”nilai kursi” seat value dari setiap kursi yang diperoleh pada suatu daerah pemilihan seharusnya juga proporsional. Evaluasi terhadap sistem Pemilu proporsional dengan
daftar terbuka, dimana demi pertimbangan asas representasi dengan memperhatikan perbedaan kepadatan penduduk berakibat pada nilai kursi seat value tidak dihitung
secara proporsional.
64
62
Trubus Rahardiansah P., Pengantar Ilmu Politik: Paradiga, Konsep Dasar dan Relevansinya untuk Ilmu Hukum,
h. 252-255.
63
Wawancara dengan Ahmad Mabruri, 12 Juni 2009
64
Wawancara dengan Indra Sindya Laksmana, 22 Juli 2009
C. Hukum Negara