BAB IV HAK HIDUP DALAM HAK ASASI MANUSIA DAN HUKUM ISLAM SERTA
KAITANNYA DENGAN EUTHANASIA
A. Hak Hidup Menurut Hak Asasi Manusia dan Kaitannya Dengan Euthanasia.
Menurut hak asasi manusia hak hidup merupakan hak yang paling mendasar dimiliki manusia untuk melakukan proses kehidupan. Perlindungan atas
hak ini diberikan dalam segala aspek yang berkaitan dengan usaha manusia untuk membangun kehidupan, mempertahankan dan meningkatkan kualitas kehidupan
di lingkungan sekitarnya. Sebagai karunia Allah, hak hidup diberikan kepada semua umat manusia, bahkan seluruh makhluk Allah.
41
Seluruh konstitusi dan hukum negara-negara di dunia memberikan jaminan perlindungan atas hak hidup, walaupun dalam penerapannya seringkali
terkesan membatasi bahkan menghilangkan hak hidup manusia itu sendiri. Akan tetapi tindakan-tindakan itu tidak terjadi setiap saat dan bisa dijeneralisir sebagai
sebuah kondisi untuk menjustifikasi ketidakadaan perlindungan atas hak hidup. Deklarasi PBB untuk hak asasi manusia, setelah melaui proses panjang,
pada akhirnya berhasil menyusun seperangkat aturan yang menjamin sepenuhnya hak bagi setiap orang untuk menjalankan dan mempertahankan kehidupan. Hidup
sebagai kodrat asasi manusia menjadi inti dari keseluruhan hak asasi manusia
41
Maulana Abul A’la Maududi , Hak Asasi Manusia Dalam Islam, Jakarta; Bumi Aksara, 1995, h. 12
yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia. Seluruh Negara yang meratifikasi Piagam Hak Asasi Manusia menjamin sepenuhnya hak hidup bagi setiap
warganya dengan menetapkan berbagai aturan hukum yang melindungi mereka dari tindakan yang menggangu hak tersebut.
42
Komisi Hak Asasi Manusia Komnas HAM dan Pengadilan Hak Asasi Manusia merupakan alat hukum untuk mengatasi kemungkinan pelanggaran hak
asasi manusia, terutama hak hidup. Selain itu pemberlakuan Undang-undang No. 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia merupakan sebuah acuan bagi
Komnas HAM dan Pengadilan Hak Asasi Manusia untuk menindak para pelaku pelanggar hak asasi manusia. Kedua perangkat hukum ini bisa digunakan untuk
menjamin hak hidup warga negara Indonesia.
43
Jaminan terhadap hak hidup sejak bayi yang belum lahir menjadi bagian dari kewenangan Pengadilan Hak Asasi Manusia. Aborsi atau pidana mati dalam
hal atau kondisi tertentu demi hukum masih dapat diijinkan, sehingga tidak berlaku sanksi hukum atas para pelakunya, karena hanya pada hal tersebut itulah
hak hidup dibatasi. Pembatasan secara hukum ini dilakukan melalui proses formal penyidikan dan penyelidikan, hingga akhirnya diputuskan dalam sidang
pengadilan pidana.
42
Drs. Dalizar Putra, Hak asasi Manusia Menurut Al-Qur’an, Jakarta; PT. Al-Husna Zikra, 1995, h. 33
43
Tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewarganegaraan Civic Educatian “Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta; Prenada Media, 2003 h. 230.
Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa hak hidup berlaku sejak manusia dalam kandungan hingga
akhir hayat.
44
Tindakan –tindakan diskriminasi dan menghilangkan hak hidup hanya bisa terjadi, jika seseorang menggangu hak hidup orang lain yang
diputuskan berdasarkan
keputusan hukum.
Tindakan-tindakan yang
mengakibatkan tertanggunya hak hidup, bahkan hingga kehilangan nyawa akan mendapatkan bebagai sanksi dan hukuman, sesuai dengan jenis dan tingkatan
tindakan yang dilakukan oleh pelaku. Jenis dan kreteria hukuman bergantung pada aturan hukum dan ketetapan hakim dalam memutuskan perkara tersebut.
Hak hidup adalah hak untuk menjalani kehidupan tanpa gangguan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Hak ini merupakan hak asasi paling
esensial dari keseluruhan hak yang dimiliki oleh manusia. Termasuk dalam kategori ini adalah hak untuk menjalani kehidupan yang layak di manapun dan
kapanpun. Hak ini berhubungan dengan kemerdekaan manusia untuk menjalani kehidupan tanpa gangguan dari pihak manapun, termasuk didalamnya tindakan
diskriminasi, rasialisme dan dehumanisme. Perlindungan atas hak hidup menjadi tanggung jawab semua orang, karena tindakan gangguan terhadap hak hidup akan
mengancam hak asasi manusia secara keseluruhan.
45
44
http:www.indonesiamission-ny.orgissuebaruHumanRightuud39.htm diakses pada tanggal 20 Oktober 2008 pukul 20:15 WIB
45
Maududi , Hak Asasi …………., h. 21-23.
Dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dinyatakan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk hidup dan meneruskan kehidupannya dengan
keturunannya serta mempertahankan kehidupannya secara wajar dan bebas. Dalam hak ini terkandung makna hak bagi setiap individu manusia untuk
melakukan berbagai usaha, baik secara individual maupun kolektif untuk mempertahankan hidup, melakukan sosialisasi dan meningkatkan kualitas
kehidupannya, sehingga bisa menjadi manusia yang beradab dan bermartabat. Hak individu ini kemudian bersentuhan dengan kewajiban untuk menghormati
hak orang lain yang memiliki hak yang sama.
46
Namun demikian, hak hidup seseorang tidak berarti mengabaikan hak orang lain, sehingga ada aturan-aturan yang membatasi penggunaan hak hidup.
Kewenangan dan kekuasaan hukum pengadilan merupakan pembatas dalam penggunaan hak hidup. Jika penggunaan hak hidup sudah menggangu orang lain
atau melanggar ketentuan hukum, maka berlaku ketetapan hukum sesuai dengan jenis dan tingkat kesalahan yang dibuat.
Sebagi sebuah negara hukum, konstitusi dan hukum Indonesia memberikan jaminan penuh terhadap hak hidup manusia sebagai bagian dari hak
asasi manusia yang harus dihormati dan dijunjung tinggi. Dalam sumber hukum ini, hak hidup mutlak harus dihormati sebagai sebuah hak yang melekat pada
46
Putra, Hak Asasi …………, h. 35
setiap warga negara Indonesia. Sanksi hukum akan berlaku jika hak tersebut dirampas melalui kriteria tindakan melanggar hukum yang ditetapkan.
Bila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan hukum hak asasi manusia, maka seseorang atau pihak-pihak yang merasa terganggu hak hidupnya dapat
mengajukan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM atau Pengadilan Hak Asasi Manusia. Bila terbukti bersalah maka pihak pengadilan
wajib mengadili sesuai dengan ketentuan undang-undang hak asasi manusia.
47
Hak asasi manusia memiliki tempat sebagai bagian utama hak asasi manusia sebelum hak-hak lainnya. Sebagai hak utama, maka perlindungan dan
jaminan atas hak ini menjadi bagian dari konstitusi pada banyak negara yang meratifikasi piagam ham PBB, termasuk Indonesia, yakni pada Undang-Undang
Dasar 1945 dan Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. jaminan konstitusi dan perundang-unangan ini menunjukan komitmen bangsa
Indonesia untuk menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
48
Setiap orang memiliki hak untuk hidup, mempertahankan diri dan meningkatkan taraf kehidupannya. Dalam undang-undang ini, hak hidup tidak
hanya mencangkup persoalan kebebasan untuk bernafas dan menjalani kehidupan, tetapi di dalamnya juga mencakup hak untuk menungkatkan kualitas kehidupan
yang layak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Deklarasi internasional
47
http:www.komnasham.go.idhomeindex.php?15 diakses pada tanggal 20 Oktober 2008 pukul 20:22 WIB
48
ICCE, Pendidikan Kewarganegaraan ............., h. 222
tentang hak asasi manusia, menyatakan bahwa bahwa setiap orang berhak atas kehidupan, kemerdekaan dan keselamatan. Jaminan akan hak hidup manusia akan
berdampak pada realisasi hak lain yang dimiliki oleh manusia, karena inti dari hak manusia adalah hidup. Hak-hak asasi manusia lainnya akan berjalan apabila hak
hidup telah bisa direalisasikan.
49
Hak kehidupan ini pada gilirannya akan melahirkan beberapa kewajiban, baik yang berhubungan dengan Allah, maupun yang berhubungan dengan sesama
makhluk. Kewajiban tersebut adalah memberikan jaminan atas kehidupan manusia dari penganiayaan, diskriminasi dan pembunuhan. Negara sebagai
kekuatan hukum memiliki kewajiban memberikan jaminan kepada setiap warganya atas hak hidup tersebut. Melalui undang-undang dan lembaga peradilan,
Negara memiliki kekusaan untuk mencegah perbutan-perbuatan yang menganggu hak hidup, baik oleh diri orang yang bersangkutan maupun pihak-pihak lain.
Euthanasia, baik aktif maupun pasif, dalam persfektif Hak Asasi Manusia merupakan sebuah usaha untuk menghilangkan hak hidup manusia. Asumsi ini
didasari oleh hakikat euthanasia itu sendiri yang menghilangkan nyawa manusia dengan alasan akan merugikan orang lain, terutama keluarga. Dalam hal ini tidak
ada jaminan atas perlindungan hak hidup seseorang, sehingga usaha
49
Hendardi, Hak
Hidup dan
Hukuman Mati,
dalam http:www.imparsial.orgpublicationindex.php?year=2006month=4action=READlang=id-
8859id=publication444c81d0786b2 diakses pada tanggal 20 Oktober 2008 pukul 20:03 WIB
menghilangkan nyawanya menjadi tidak benar. Sementara naluri manusiawi setiap orang adalah mempertahankan kehidupan dengan berbagai cara.
50
Secara moral dokter dan tenaga medis lainnya memiliki tugas dan kewajiban untuk bersikap profesional dalam melakukan perbuatan terhadap
pasien, bersikap tulus ikhlas dalam melayani pasien serta berkonsultasi dengan dokter lain dalam penanganan pasien. Selain itu, dokter juga perlu memberikan
kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadah.
Institusi kesehatan memiliki tugas mulia sebagai lembaga yang berusaha untuk menghilangkan penyakit dan penderitaan pasien, disamping untuk
menghindari penyebaran penyakit yang akan menular kepada banyak orang. Pelaksanaan euthanasia dilakukan melalui proses yang bisa melegalisasi tindakan
euthanasia.
51
Selain itu seorang dokter maupun tenaga medis lainnya memiliki tugas untuk memberikan pengobatan intensif sehingga penderita tidak kehilangan
harapan untuk sembuh secara medis. Berkenaan dengan biaya pengobatan, dengan bantuan dokter, bisa mengusulkan kepada pihak-pihak yang memilki
kewenangan untuk memberikan bantuan. Hal ini berlaku untuk beberapa penyakit
50
Arli Aditya Parikesit, Euthanasia dan Kematian Bermartabat: Suatu tinjauan Bioetika, dalam http:netsains.com200711euthanasia-dan-kematian-bermartabat-suatu-tinjauan-bioetika
diakses pada tanggal 20 Oktober 2008 pukul 21:15 WIB
51
http:www.depkes.go.idindex.php?option=newstask=viewarticlesid=612Itemid=2 diakses pada tanggal 20 Oktober 2008 pukul 19:17 WIB
yang sulit diobati, seperti kanker atau leukemia, sehingga tidak ada potensi kearah tindakan euthanasia.
Pengambilan keputusan atas permohonan euthanasia perlu dilakukan dengan hati-hati, mengingat kemungkinan ada motif lain dibalik permohonan
tersebut. Motif ini tidak menutup kemungkinan bertentangan dengan hukum. Bila keputusan diambil secara gegabah, bisa jadi keputusan tersebut akan
menghilangkan nyawa manusia tidak berdosa. Dalam prakteknya, tindakan euthanasia dilakukan dengan memberikan suntikan mematikan, seperti halnya
yang dilakukan dalam hukuman mati. Pemberian suntikan mati ini dilakukan setelah diagnosa dokter dan pemeriksaan medis intensif menunjukan keharusan
untuk menghilangkan nyawa pasien. Sebagai penghormatan kepada hak asasi manusia yag dilindungi undang-
undang, pihak pengadilan sepantasnya memberikan rekomendasi untuk melanjutkan perawatan pasien dengan bantuan negara. Keputusan ini memiliki
dasar hukum konstitusi dan undang-undang, yakni bahwa setiap warga negara berhak untuk memiliki hak hidup dan mempertahankan kehidupannya. Di
samping itu, negara juga memiliki kewajibann untuk melindungi warga negara yang tidak berdaya dari ancaman gangguan terhadap hak hidupnya, dalam hal ini
dari tindakan euthanasia.
B. Hak Hidup Menurut Hukum Islam dan Kaitannya Dengan Euthanasia.