14.24 12.10 4.98 12.83 12.43 9.96 12.96 13.13 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dairi 7.928.545 8.816.326 9.538.398

11.19 8.19

Deli Serdang 10.348.860 12.191.491 13.131.921

17.80 7.71

Tanah Karo 10.471.676 11.647.499 11.615.077 11.22 -0.27 Labuhan Batu 10.102.015 11.471.610 12.757.621

13.55 11.21

Langkat 7.705.527 8.721.307 9.750.050

13.18 11.79

Mandailing Natal 4.726.961 5.179.346 5.464.263

9.57 5.50

Nias 4.861.036 5.482.325 6.247.937 12.78 13.96 Simalungun 6.812.099 7.574.084 8.180.743

11.18 8

Tapanuli Selatan 5.427.688 5.869.857 6.705.768

8.14 14.24

Tapanuli Tengah 4.143.009 4.573.080 4.866.083 10.38 6.40 Tapanuli Utara 6.838.788 8.412.454 9.430.734

23.01 12.10

Toba Samosir 11.104.905 11.947.356 12.542.335

7.58 4.98

Binjai 9.043.204 10.485.688 11.831.812

15.95 12.83

Medan 16.469.758 21.015.994 23.629.967

27.60 12.43

Pematang Siantar 11.549.649 11.092.900 11.682.694 -3.98 5.31 Sibolga 8.235.156 9.313.593 10.242.151

13.09 9.96

Tanjung Balai 10.547.967 11.536.909 12.606.793 9.37 9.27 Padang Sidempuan 6.504.332 6.429.077 7.262.703 -1.15 12.96 Tebing Tinggi 8.120.264 9.253.513 10.266.704

13.95 12.96

Humbang Hasundutan 7.318.274 9.022.287 10.052.446 23.28 11.41 Pakpak Barat 4.947.731 5.456.927 5.961.444 10.29 9.24 Nias Selatan 4.746.768 5.060.626 5.725.088

6.61 13.13

5.1.3. Pengujian Asumsi Klasik Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan syarat persamaan yang pada model regresi dan dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas, multikolineariti, autokorelasi, dan pengujian heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan empat tahap, masing-masing tahap terdiri dari satu model. Berdasarkan hal ini, maka setiap tahapan dilakukan pengujian asumsi klasik. 5.1.3.1. Pengujian Asumsi Model 1 5.1.3.1.1. Pengujian Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0.623 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.832 lihat lampiran 3. Jika signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan grafik dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada pada gambar berikut ini. Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 5.1. Pengujian Normalitas Data Sumber : Lampiran 2. Gambar 5.1. Uji Normalitas 5.1.3.1.2. Pengujian Autokorelasi Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Nilai Durbin watson yang diperoleh sebesar 1.911, ternyata berada diantara nilai du dan 4 – du. Nilai du berdasarkan tabel adalah 1.546. Berarti 1,546 1.9112,454 yang berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi. Ringkasan hasil pengujian Durbin-Watson dapat dilihat pada lampiran 3 5.1.3.1.3. Pengujian Heterokedastisitas Model 1 Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y . Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut ini. Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Sumber : Lampiran 2. Gambar 5.2. Uji Heterokedastisitas 5.1.3.2. Pengujian Asumsi Klasik model 2 sampai model 4 Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Hasil pengujian asumsi klasik untuk model 2 sampai dengan model 4 dapat dilihat pad lampiran 3 sampai lampiran 4. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh model tidak melanggar asumsi klasik. 5.1.4. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Tabel 5.5. Ringkasan Pengujian Hipotesis Koefisien Prob Persamaan 1 Konstanta a 6.117.000 0.000 DAU b 1 0.000014 0.000 R 0.508 R 2 0.258 F 23.329 Prob. F 0.000 Persamaan 2 Konstanta c 9.108.000.000 0.006 DAU d 1 0.248 0.000 R 0.324 R 2 0.117 Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 F 8.875 Prob. F 0.004 Persamaan 3 Konstanta e 8.208.000 0.000 Belanja Modal f 0.00001702 0.000 R 0.446 R 2 0.199 F 16.648 Prob. F 0.000 Persamaan 4 Konstanta g 6.010.000 0.000 DAU h 1 0.0000112 0.000 Belanja Modal i 0.0000177 0.005 R 0.585 R 2 0.342 F 17.171 Prob. F 0.000 Sumber : Lampiran 3 Model pertama yang akan diuji adalah pengaruh dana alokasi umum terhadap pendapatan perkapita. Ringkasan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini. Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Tabel 5.6. Ringkasan Pengujian Hipotesis 1 Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient Model Std Error Beta t Sig Constant 6.117.000 771.783 7.926 0.000 DAU 0.000014 0.000 0.508 4.830 0.000 R = 0,508 R 2 = 0,258 F = 23.329 Sig. F = 0,000 Sumber: Lampiran 3 Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai R sebesar 0,508, hal ini menunjukkan bahwa variabel dana alokasi umum mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan pendapatan perkapita Sedangkan nilai R square R 2 atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum R 2 untuk data silang crossection relatif Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai koefisien determinasi yang tinggi. Nilai R 2 sebesar 0,258 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 25,8. Dengan kata lain 25,8 perubahan dalam pendapatan perkapita mampu dijelaskan variabel dana alokasi umum, dan sisanya sebesar 74,2 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung dengan tingkat signifikan 0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hasil dari model regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh dana alokasi umum terhadap pendapatan perkapita. Dari uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh dana alokasi umum terhadap pendapatan perkapita. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka model 1 penelitian untuk kualitas audit adalah sebagai berikut: Pendapatan Perkapita = 6.117.000 + 0.000014 DAU+ e Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel DAU menunjukkan angka positip. Berarti bahwa hubungan antara DAU dengan pendapatan perkapita adalah positip yaitu semakin besar DAU yang diberikan pemerintah pusat maka akan semakin besar pendapatan perkapita masyarakat. Pada persamaan 2, disimpulkan bahwa ada pengaruh dana alokasi umum terhadap belanja modal. Dan pada persamaan 3 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh belanja modal terhadap pendapatan perkapita. Berdasarkan hasil pengujian Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 pada persamaan satu sampai 3 dapat dikatakan bahwa belanja modal memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai intervening variabel antara pengaruh pemberian dana alokasi umum terhadap pendapatan perkapita. Selanjutnya untuk memastikan apakah belanja modal merupakan variabel intervening penuh, atau sebahagian atau bukan variabel intervening, maka dilakukan analisis lebih lanjut dengan melihat hasil pengujian pada persamaan 4. Dari tabel 5.5 dapat dibuat sesuatu kesimpulan bahwa Belanja Modal merupakan partial intervening variabel variable intervening sebahagian. Sesuai kriteria yang diajukan di bab 4, bahwa Sesuatu Variabel dikatakan sebagai variabel intervening sebahagian jika b ≠ 0 d ≠ 0 f ≠ 0 dan i ≠ 0 h ≠ 0 tetapi h b

5.2. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

7 83 104

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Riau

7 67 103

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Pendapatan Per Kapita Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara

3 100 101

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TERHADAP BELANJA MODAL, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENDAPATAN PER KAPITA

0 6 66

HUBUNGAN ANTARA DANA ALOKASI UMUM, BELANJA MODAL, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENDAPATAN PER KAPITA Hubungan Antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal,Pendapatan Asli Daerah Dan Pendapatan Per Kapita (Studi Pada Pemerintah Kabupaten Dan Kota Se-Provinsi Jaw

0 0 14

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan Belanja Modal sebagai Variabel Intervening.

0 0 13

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Doc1

1 0 1

ASPP15. HUBUNGAN ANTARA DANA ALOKASI UMUM, BELANJA MODAL, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENDAPATAN PER KAPITA

0 0 26