Dairi 7.928.545
8.816.326 9.538.398
11.19 8.19
Deli Serdang 10.348.860
12.191.491 13.131.921
17.80 7.71
Tanah Karo 10.471.676 11.647.499
11.615.077 11.22
-0.27
Labuhan Batu 10.102.015
11.471.610 12.757.621
13.55 11.21
Langkat 7.705.527
8.721.307 9.750.050
13.18 11.79
Mandailing Natal 4.726.961
5.179.346 5.464.263
9.57 5.50
Nias
4.861.036 5.482.325
6.247.937 12.78
13.96
Simalungun 6.812.099
7.574.084 8.180.743
11.18 8
Tapanuli Selatan 5.427.688
5.869.857 6.705.768
8.14 14.24
Tapanuli Tengah
4.143.009 4.573.080
4.866.083 10.38
6.40
Tapanuli Utara 6.838.788
8.412.454 9.430.734
23.01 12.10
Toba Samosir 11.104.905
11.947.356 12.542.335
7.58 4.98
Binjai 9.043.204
10.485.688 11.831.812
15.95 12.83
Medan 16.469.758
21.015.994 23.629.967
27.60 12.43
Pematang Siantar 11.549.649
11.092.900 11.682.694
-3.98 5.31
Sibolga 8.235.156
9.313.593 10.242.151
13.09 9.96
Tanjung Balai
10.547.967 11.536.909
12.606.793 9.37
9.27
Padang Sidempuan
6.504.332 6.429.077
7.262.703 -1.15
12.96
Tebing Tinggi 8.120.264
9.253.513 10.266.704
13.95 12.96
Humbang Hasundutan
7.318.274 9.022.287
10.052.446 23.28
11.41
Pakpak Barat
4.947.731 5.456.927
5.961.444 10.29
9.24
Nias Selatan 4.746.768
5.060.626 5.725.088
6.61 13.13
5.1.3. Pengujian Asumsi Klasik
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk
menentukan syarat persamaan yang pada model regresi dan dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas,
multikolineariti, autokorelasi, dan pengujian heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan empat tahap, masing-masing tahap terdiri dari satu model.
Berdasarkan hal ini, maka setiap tahapan dilakukan pengujian asumsi klasik. 5.1.3.1. Pengujian Asumsi Model 1
5.1.3.1.1. Pengujian Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai
Kolmogorov Smirnov sebesar 0.623 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.832 lihat lampiran 3. Jika signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka
dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan grafik dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat
dilihat pada pada gambar berikut ini.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 5.1. Pengujian Normalitas Data
Sumber : Lampiran 2. Gambar 5.1. Uji Normalitas
5.1.3.1.2. Pengujian Autokorelasi Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson,
karena uji ini yang umum digunakan. Nilai Durbin watson yang diperoleh sebesar 1.911, ternyata berada diantara nilai du dan 4 – du. Nilai du berdasarkan tabel adalah
1.546. Berarti 1,546 1.9112,454 yang berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi. Ringkasan hasil pengujian Durbin-Watson dapat dilihat pada lampiran 3
5.1.3.1.3. Pengujian Heterokedastisitas Model 1
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y . Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut
ini.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Sumber : Lampiran 2. Gambar 5.2. Uji Heterokedastisitas
5.1.3.2. Pengujian Asumsi Klasik model 2 sampai model 4
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Hasil pengujian asumsi klasik untuk model 2 sampai dengan model 4 dapat dilihat pad lampiran 3 sampai lampiran 4. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa seluruh model tidak melanggar asumsi klasik. 5.1.4. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Tabel 5.5. Ringkasan Pengujian Hipotesis
Koefisien Prob Persamaan 1
Konstanta a 6.117.000
0.000 DAU b
1
0.000014 0.000
R 0.508 R
2
0.258 F 23.329
Prob. F 0.000
Persamaan 2 Konstanta c 9.108.000.000
0.006 DAU d
1
0.248 0.000
R 0.324 R
2
0.117
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
F 8.875 Prob. F
0.004 Persamaan 3
Konstanta e 8.208.000
0.000 Belanja Modal
f 0.00001702
0.000 R 0.446
R
2
0.199 F 16.648
Prob. F 0.000
Persamaan 4 Konstanta g
6.010.000 0.000
DAU h
1
0.0000112 0.000
Belanja Modal i
0.0000177 0.005
R 0.585 R
2
0.342 F 17.171
Prob. F 0.000
Sumber : Lampiran 3 Model pertama yang akan diuji adalah pengaruh dana alokasi umum terhadap
pendapatan perkapita. Ringkasan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 5.6. Ringkasan Pengujian Hipotesis 1 Unstandardized Coefficient
Standardized Coefficient
Model Std
Error Beta t
Sig
Constant 6.117.000 771.783
7.926 0.000 DAU 0.000014
0.000 0.508 4.830
0.000 R = 0,508
R
2
= 0,258 F = 23.329
Sig. F = 0,000 Sumber: Lampiran 3
Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian,
diperoleh nilai R sebesar 0,508, hal ini menunjukkan bahwa variabel dana alokasi umum mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan pendapatan perkapita
Sedangkan nilai R square R
2
atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R
2
adalah diantara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umum R
2
untuk data silang crossection relatif
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai koefisien
determinasi yang tinggi. Nilai R
2
sebesar 0,258 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 25,8. Dengan kata
lain 25,8 perubahan dalam pendapatan perkapita mampu dijelaskan variabel dana alokasi umum, dan sisanya sebesar 74,2 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diikutkan dalam penelitian ini. Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung dengan tingkat signifikan
0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hasil dari model regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh dana alokasi umum terhadap pendapatan
perkapita. Dari uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh dana alokasi umum terhadap pendapatan perkapita. Berdasarkan hasil uji hipotesis
yang telah dilakukan maka model 1 penelitian untuk kualitas audit adalah sebagai berikut:
Pendapatan Perkapita = 6.117.000 + 0.000014 DAU+ e Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel DAU
menunjukkan angka positip. Berarti bahwa hubungan antara DAU dengan pendapatan perkapita adalah positip yaitu semakin besar DAU yang diberikan pemerintah pusat
maka akan semakin besar pendapatan perkapita masyarakat. Pada persamaan 2, disimpulkan bahwa ada pengaruh dana alokasi umum
terhadap belanja modal. Dan pada persamaan 3 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh belanja modal terhadap pendapatan perkapita. Berdasarkan hasil pengujian
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
pada persamaan satu sampai 3 dapat dikatakan bahwa belanja modal memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai intervening variabel antara pengaruh pemberian dana
alokasi umum terhadap pendapatan perkapita. Selanjutnya untuk memastikan apakah belanja modal merupakan variabel intervening penuh, atau sebahagian atau bukan
variabel intervening, maka dilakukan analisis lebih lanjut dengan melihat hasil pengujian pada persamaan 4.
Dari tabel 5.5 dapat dibuat sesuatu kesimpulan bahwa Belanja Modal merupakan partial intervening variabel variable intervening sebahagian. Sesuai
kriteria yang diajukan di bab 4, bahwa Sesuatu Variabel dikatakan sebagai variabel intervening sebahagian jika
b ≠ 0
d ≠ 0
f ≠ 0 dan i ≠ 0
h ≠ 0 tetapi h
b
5.2. Pembahasan