hak atau penyerahana tanah sebagaimana dimaksud selesai dilaksanakan atau pada akhir tahun anggaran.
Selanjutnya dilakukan pemberesan dokumen pengadaan ranah untuk setiap biang tanah. Asli surat-surat tanah serta dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pengadaan tanah diserahkan kepada instansi Pemerintah yang memerlukan tanah. Arsip berkas pengadaan tanah disimpan di Kantor Pertahanan KabupatenKota.
Setelah menerima berkas dokumen pengadaan tanah sebagaimana tersebut, selanjutnya sebagaimana yang tersebut pada Pasal 37 Peraturan Menteri Negara
Agraria Kepala Badan Pertahanan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 instansi pemerintah yang memerlukan tanah wajib segera mengajukan permohonan sesuatu
hak atas tanah sampai memperoleh sertifikat atas nama instansi induknya sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Untuk Skala Kecil
Apabila tanah yang diperlukan luasnya tidak lebih dari 1 satu hektar, setelah menerima persetujuan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum,
instansi pemerintah yang memerlukan tanah tersebut secara langsung dengan pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan atau benda-benda lain
yang terkait dengan tanah yang bersangkutan atas dasar kesepakatan. Bentuk dan besarnya ganti kerugian ditetapkan oleh kedua belah pihak berdasarkan nilai nyata
atau sebenarnya dari tanah dan atau benda-benda yang bersangkutan.
Bukhari : Problematika Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum..., 2008 USU e-Repository © 2008
Bentuk dan besarnya ganti kerugian tidak dicapai kesepakatan, lokasi pembangunan dipindahkan dan kalau lokasi tidak mungkin dipindahkan
penyelesaiannnya berdasarkan Pasal 21 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 menyebutkan :
a. apabila upaya penyelesaian yang ditempuh Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I tetap tidak diterima oleh pemegang hak atas tanah dan lokasi pembangunan yang bersangkutan tidak dapat dipindahkan, maka
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan mengajukan diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961tentang Pencabutan
Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda Yang Ada Diatasnya.
b. Usul penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan oleh
Gubernur Kepala Daerah kepada Menteri Agraria Kepala Badan Pertahanan Nasional melalui Menteri Dalam Negeri, dengan tembusan
kepada Menteri dari instansi yang memerlukan tanah dan Menteri Kehakiman.
c. Setelah menerima usul penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat
1 dan 2, Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertahanan Nasional berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri dari instansi yang
memerlukan tanah dan Menteri Kehakiman.
d. Permintaan untuk melakukan pencabutan hak atas tanah disampaikan
kepada Presiden oleh Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertahanan Nasional yang ditanda tangani serta Menteri Dalam Negeri, Menteri dari
instansi yang memerlukan pengadaan tanah .
c.Ganti Kerugian