Pelepasan Hak Atas Tanah

tentang Penggunaan Acara Pembebasan Tanah untuk Kepentingan Pemerintah Bagi Pembebasan Tanah Oleh Pihak Swasta. Istilah ini kemudian berubah lagi menjadi Pelepasan atau Penyerahan Hak setelah keluarnya Keputusan Presiden Nomor 55 tahun 1993. Setelah keluarnya Keppres ini maka PMDN Nomor 15 Tahun 1975 dan PMDN Nomor 2 Tahun 1976 dicabut karena tidak memberikan solusi jika jalan musyawarah dalam pengadaan tanah tidak terlaksana.

2. Pelepasan Hak Atas Tanah

Ada beberapa pengertian pelepasan yang akan disebut sebagai berikut yatu pada Pasal 1 ayat 6 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 mengatakan bahwa : “Penyerahan-penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan untuk melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti rugi atas dasar musyawarah”. Pengertian Hak Atas Tanah adalah hak atas sebidang tanah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Pelepasan hak atas tanah dapat dipandang sebagai langkah pertama untuk mendapatkan tanah penduduk baik yang akan dipergunakan untuk kepentingan umum dalam hal tanah yang diperlukan luasnya lebih dari 1 ha. Sedangkan kalau tanahnya tidak lebih dari 1 satu Ha dipergunakan prosedur yang lebih sederhana. Pengertian kepentingan umum menurut Pasal 1 3 Perpres RI Nomor 65 Tahun 2006 adalah : “Kepentingan seluruh lapisan masyarakat”. Menurut Pasal 5 Perpres RI Nomor : 65 Tahun 2006 ini pembangunan untuk kepentingan umum dibatasi untuk : Bukhari : Problematika Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum..., 2008 USU e-Repository © 2008 1. Kegiatan pembangunan yang dilakukan dan selanjutnya dimiliki pemerintah serta tidak digunakan untuk mencari keuntungan, dalam bidang-bidang antara lain sebagai berikut : a. Jalan umum, jalan tol, rel kereta api, saluran air minum, saluran pembuangan air. b. Waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya termasuk saluran irigasi. c. Pelabuhan atau Bandar Udara terminal, stasiun kereta api, terminal. d. Fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar, dan lain-lain bencana e. Tempat pembuangan sampah f. Cagar alam dan cagar budaya g. Pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik 2. Kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum selain yang dimaksud dalam angka I yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Adapun prosedurnya menurut Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan pertahanan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang ketentuan pelaksanaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum adalah sebagai berikut : Bukhari : Problematika Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum..., 2008 USU e-Repository © 2008

a. Untuk Skala Besar