BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP H. Adam Malik Medan
dan laboratorium swasta spesialis Patologi Anatomi di Medan.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2008 sampai September 2008 yang meliputi studi kepustakaan, pengumpulan data, pengumpulan
sampel, penelitian dan hasil penelitian.
3.2. Metode Rancangan
Metode rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik dengan studi cross
sectional. Tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.
29
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
3.3. Kerangka Operasional
Rancangan penelitian yang digunakan dapat digambarkan seperti gambar berikut ini:
Metastasis karsinoma, tipe: squamous cell ca atau undifferentiated ca
Anamnese åkeluhan yang
mendukung untuk metastases
KNF
Imunositokimia HER2neu
Biopsi aspirasi jarum halus ulang II
Biopsi aspirasi jarum halus å Pewarnaan Diff Quik
Pembesaran KGB palpasi +
Negative Lemah
+1 Sedang
+2 Kuat
+3
Gambar 3.1. Kerangka Operasional
3.4. Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pembesaran KGB yang teraba dan didiagnosa sebagai metastasis KNF ke KGB dengan cara biopsi aspirasi
jarum halus yang diperoleh dari tempat penelitian dilakukan.
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
3.4.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah hasil sediaan hapus dari biopsi aspirasi jarum halus pembesaran KGB yang teraba dan didiagnosa sebagai
metastasis KNF ke KGB, jenis; undifferentiated carcinoma
, dan squamous
cell carcinoma
3.4.3. Besar Sampel Penelitian
Perkiraan besarnya sampel penelitian berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus:
2 2
1 .
d p
p z
n −
= α
Keterangan: n = jumlah populasi
z = tingkat kepercayaan 95 Z-score = 1,96 p = proporsi seluruh lesi, bila tidak ada dianggap 50 atau 0,5
d = ketepatan 0,2
2 2
20 ,
5 ,
5 ,
96 ,
1 x
n =
= 24,01 25 sampel Maka besar sampel ditetapkan 25 sediaan sitologi metastasis KNF ke
KGB jenis; undifferentiated carcinoma
dan squamous cell carcinoma
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi
Yang termasuk kriteria inklusi adalah semua sediaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus pada pembesaran KGB leher yang teraba pada saat palpasi
dan didiagnosa sebagai metastasis KNF ke KGB jenis; undifferentiated
carcinoma dan
squamous cell carcinoma. . Pewarnaan sediaan sitologi
menggunakan pewarnaan Diff-Quik.
3.5.2. Kriteria Eksklusi
• Sediaan hapus sitologi dari pembesaran KGB leher dengan pewarnaan Diff-Quik dan didiagnosa bukan sebagai metastasis KNF
ke KGB • Sediaan sitologi pembesaran KGB yang rusak dan tidak dapat
diproses dengan pulasan imunositokimia HER2neu.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.6.1. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi perhatian didalam penelitian ini yaitu:
• Variabel bebas adalah HER2neu • Variabel terikat adalah metastasis KNF ke KGB leher jenis
undifferentiated carcinoma dan
squamous cell carcinoma .
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
3.6.2. Definisi Operasional
• Imunositokimia immunocytochemistry= ICC adalah suatu pemeriksaan laboratorium praktis yang menggunakan antibodi sebagai
target resepor antigen pada sel. • HER2neu human eoidermal growth factor receptor 2, dikenal juga
sebagai ErbB-2, ERBB2 adalah protein yang memberikan tingkat agresivitas yang tinggi pada karsinoma payudara. HER2neu ditandai
juga sebagai CD 340 cluster of differentiation 340. • Hasil pulasan imunositokimia HER2neu adalah tampilan pulasan
warna coklat pada membran sitoplasma sel epitel yang dinyatakan: o
Negatif, bila tidak berhasil menampilkan warna coklat, dimana pada saat proses yang sama kontrol + menampilkan warna coklat
dengan pewarnaan kromogen DAB. o
Positif, bila terdapat tampilan pulasan warna coklat pada sitoplasma sel dengan menggunakan mikroskop cahaya
pembesaran 400x pada 5 lokasi lapangan pandang dan pada saat yang sama kontrol + juga menampilkan warna yang sama.
Perhitungan luas hasil pulasan imunositokimia HER2neu adalah sebagai berikut:
̇ Skor 0 : negatif ̇ Skor 1 tampilan lemah : 10 sel yang terpulas
Fokal • Skor 2 tampilan sedang : 10-49 sel epitel yang
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
terpulas fokal ̇ Skor 3 tampilan kuat : ≥ 50 sel epitel yang
terpulas difus o
Biopsi aspirasi jarum halus adalah suatu teknik pengambilan sediaan sitologi pada benjolan yang teraba pada saat melakukan palpasi, dengan
menggunakan alat pistolet dan spuit 10 cc. o
Karsinoma adalah suatu neoplasma ganas yang berasal dari sel epitel. o
Metastasis adalah suatu kemampuan dari tumor ganas untuk melakukan implantasi sekunder yang terpisah dari tumor primer.
o Kelenjar getah bening adalah suatu jaringan yang berperan penting dalam
mengatur mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur pembuluh limfatik.
3.7. Prosedur Penelitian 3.7.1. Pengambilan Sampel sitologi
Peralatan yang digunakan adalah pistolet Comeco Swedia, spuit disposible 10 ml, ukuran jarum 22-23 G, panjang 30-50 mm, kapas alkohol dan lokasi
pengambilan pada pembesaran KGB yang teraba pada saat palpasi.
3.7.2. Prosedur Pengambilan Sediaan Sitologi
• Kulit didesinfeksi, tanpa menggunakan anastesi, nodul atau tumor difiksasi diantara jari tangan, sambil kulit di atasnya di regangkan.
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
• Apabila jarum sudah berada di dalam massa tumor, piston ditarik ke arah proksimal dan tekanan di dalam tabung menjadi negatif
• Pada posisi piston di bagian proksimal, jarum digerakkan maju mundur, sehingga ekstrak aspirat yang mengandung sejumlah sel
tumor masuk ke dalam lumen jarum atau tabung suntik. Menurut Thomson dengan gerakan mundur maju dari ujung jarum, terjadi
selective sampling yang merupakan mekanisme biopsi aspirasi untuk
memperoleh sediaan aspirat yang representatif. Oertel berpendapat
bahwa gerakan mundur maju dari
ujung jarum cukup pada satu garis
needle tract. Apabila aspirat sudah kelihatan pada muara jarum,
pegangan piston dilepaskan. Tujuannya untuk mencegah aspirat masuk ke dalam tabung suntik, sehingga sulit untuk dikeluarkan,
kecuali pada aspirat kista dimana cairan di evakuasi hingga kista mengalami kolaps.
• Sebelum jarum dicabut, piston dalam tabung suntik dikembalikan pada tempat semula dengan melepaskan pegangan piston, sehingga
tekanan di dalam tabung kembali seperti semula. Tujuannya untuk mencegah masuknya ekstrak jaringan yang berada di sepanjang
needle tract di luar massa tumor pada waktu jarum dicabut, yang dapat mengacaukan pemeriksaan sitologi aspirasi tumor
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
• Untuk mengeluarkan aspirat, jarum dibebaskan dari tabung suntik, piston ditarik ke arah proksimal kemudian jarum disatukan kembali
dengan tabung. Tekanan di ruangan tabung menjadi positif. Lalu, ujung jarum diletakkan di atas kaca objek, piston didorong pelan-pelan
dan aspirat diteteskan di atas kaca objek dan dibuat sediaan hapus. Untuk mengosongkan jarum atau tabung, prosedur ini dilakukan
berulang-ulang.
3.7.3. Bahan dan Prosedur pewarnaan Diff-Quik 3.7.3.1. Bahan pewarnaan Diff Quik
• Larutan fiksatif : Triarylmethane Dye, 100 PDC
Methyl alkohol, dalam konsentrasi 0,002 gliter • Larutan I :
Xanthene Dye, 100 PDC Buffer
Sodium azide, dalam konsentrasi 1,25 gliter • Larutan
II :
Thiazine Dye Mixture, 100 PDC Buffer, dalam konsentrasi 1,25 gliter
3.7.3.2. Prosedur pewarnaan Diff-Quik
• Celupkan sediaan kedalam larutan fiksatif selama 5
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
detik 5 kali celup masing-masing satu detik. Kelebihannya biarkan mengalir.
• Celupkan sediaan kedalam larutan I selama 5 detik
5 kali celup masing-masing satu detik. Kelebihannya biarkan mengalir.
• Celupkan sediaan kedalam larutan II selama 5 detik
5 kali celup, masing-masing satu detik. Kelebihannya biarkan mengalir.
• Cuci sediaan dengan air distilasi atau air diionisasi
• Keringkan, beri entelan dan siap dilihat dibawah
mikroskop.
Hasil :
Inti : berwarna biru Sitoplasma : eosinofilik
20
3.7.4. Prosedur kerja imunositokimia HER2neu pada sediaan sitologi
Setelah dibuat sediaan hapus dengan menggunakan kaca objek yang telah di coating dengan poly-L-lysine atau menggunakan silanized slide
agar sediaan smear dapat melekat pada kaca objek selama proses imunositokimia, kemudian difiksasi dengan methanol absolut selama 30
menit selanjutnya masukkan slide kedalam PBS.
Langkah 1 : Endogenous Enzyme Block
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
• Bersihkan preparat dari sisa buffer pencuci dengan menggunakan lap khusus.
• Teteskan Dual endogenous enzyme block
secukupnya untuk menutupi seluruh specimen.
• Inkubasi selama 5 -10 menit. • Bilas dengan air distilasi atau solusi buffer tanpa mengenai
specimen langsung. • Letakkan preparat dalam
bath buffer yang baru.
Langkah 2 : Reagen antibodi primer atau kontrol negatif • Bersihkan preparat dari sisa cairan buffer pencuci dengan lap
khusus. • Teteskan antibodi primer yang sudah diencerkan secukupnya
menutupi seluruh jaringan. • Inkubasi selama 30 menit.
• Bilas dengan lembut pada cairan buffer dan tempatkan dalam bath
buffer yang baru. Jika prosedur pewarnaan ingin di interupsi, slides dapat dibiarkan
didalam bath buffer selama 1 jam, pada suhu ruangan.
Langkah 3 : Labeled Polymer
-HRP • Bersihkan preparat dari sisa cairan buffer seperti di atas.
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
• Teteskan labelled polymer
secukupnya sampai menutupi sediaan hapus
• Inkubasi selama 30 menit. • Bilas dengan lembut pada larutan buffer dan tempatkan dalam
bath buffer selama 5 menit.
Langkah 4 : Substrat-kromogen • Lap kering slide preparatnya seperti biasa.
• Teteskan substrat-kromogen secukupnya dan inkubasi selama 5-10 menit.
• Bilas lembut dengan air distilasi.
Langkah 5 : Counterstain
hematoxylin • Masukkan slide ke dalam cairan Meyer hematoksilin dan inkubasi
seperti biasa. • Bilas
dalam bath
air distilasi. • Celupkan slide 10 kali dalam larutan amonia 0,037 molL atau
bluing agent
lainnya. • Bilas
slide dalam
bath air distilasi atau deionisasi selama 2-5 menit.
• Tutup dengan entelan • Lihat dibawah mikroskop tampilan imunositokimia HER-2neu
3.8. Alat dan Bahan Penelitian Imunositokimia
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
3.8.1. Alat-alat Penelitian
Alat-alat yang diperlukan untuk penelitian ini adalah pistolet Comeco, spuit disposible 10 ml ukuran jarum 22-23 G, panjang 30-50 mm, kapas
alkohol, inkubator, staining jar, rak kaca objek, rak inkubasi, pensil diamond, pipet mikro, kertas saring, stop watch, gelas Erlenmeyer, gelas
beker, tabung sentrifuge 15 ml, microwave, spin master, thermolyte stirrer, selenise slide, deck glass, entelan dan mikroskop cahaya.
3.7.5.2. Bahan-bahan untuk pemeriksaan imunositokimia
Penelitian ini menggunakan EnVision+ Dual Link system-HRP DAB+ dari DakoCytomation, terdiri dari:
• 1 x 15 mL : Dual Endogenous Enzyme Block • 1 x 15 mL : Labelled Polymer-HRP
• 1 x 18 mL : DAB+ Substrate Buffer • 1 x 1 mL : DAB+ Chromogen
Larutan substrat chromogen: Protokol pembuatan 1 mL DAB + substrat chromogen cukup untuk 10
spesimen jaringan atau 5 sediaan smear. Langkah 1: Bergantung berapa banyak jumlah slide yang akan
diwarnai, masukkan 1 ml substrat buffer ke dalam ali quot.
Langkah 2: Untuk setiap 1 ml buffer, tambahkan setetes 20 L DAB cair + kromogen. Campur segera.
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
Larutan DAB+ substrat kromogen akan stabil kira-kira 5 hari bila disimpan dalam suhu 2-8°C. Larutan ini hanya dicampur
sesaat sebelum akan digunakan. Prosedur tetap pembuatan phosphate buffer formalin PBS
1. NaCl ditimbang 87,5 gram 2. KH2PO4 ditimbang 1,92 gram
3. Cara kerja : Na2HPO4 2H2O ditimbang 15,33 gram Larutan nomor 1 ditambah larutan nomor 2 ditambah aquadest 800
ml dicampur sampai larut dengan pengaduk. Kemudian ditambahkan larutan nomor 3 dicampur sampai larut, ditambahkan
aquadest sampai 1 liter.
3.9. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah hasil pulasan imunositokimia HER2neu terhadap sampel sediaan sitologi dari KGB. Penilaian terhadap
pulasan imunositokimia HER2neu adalah sebagai berikut: • Kontrol positif : slide sitologi karsinoma payudara
• Positif : warna coklat yang tertampil pada sitoplasma sel
Perhitungan luas hasil pulasan imunositokimia HER2neu adalah sebagai berikut: • 0 : negatif, tidak dijumpai sitoplasma sel yang terpulas atau
sangat tipis dan ≤ 10 sel-sel tumor
• +1 :
≤ 10 sel yang terpulas fokal atau hanya setempat dari
Lidya Imelda Laksmi : Tampilan Imunositokimia Her2Neu Pada Biopsi Aspirasi Metastasis Karsinoma Nasofaring Kelenjar Limfe, 2009
membran sitoplasma • +2 : tampilan lemah atau moderate komplit pada membran
sitoplasma pada ≥ 10 sel-sel tumor
• +3 : tampilan kuat dan komplit pada membran sitoplasma ≥ 10 sel-sel tumor
Tabel 3.1. Luas tampilan imunositokimia HER2neu pada metastase KNF
ke KGB
Diagnosa sitologi metastasis KNF ke KGB leher,
jenis; Luas
Tampilan Imunositokimia
HER2neu Undifferentiated
ca Squamous
cell ca Jumlah
+1 +2
+3 Jumlah
Keterangan: Tampilan imunositokimia HER2neu:
̇ 0 = negatif ̇ +1 = lemah 10 sel yang positif
̇ +2 = sedang 10-49 sel yang positif ̇ +3 = kuat ≥ 50 sel yang positif
3.10. Teknik Analisa Data