Upaya-Upaya yang Dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A

karena memang relatif sulit untuk menciptakan sistem pembinaan yang dapat merubah perilaku Narapidana. Pembinaan moral dan agama yang selama ini diberikan dalam Lembaga Pemasyarakatan mereka anggap sepertinya sesuatu hal yang dipaksakan oleh sebagian Narapidana, maka dari itu pihak Lembaga Pemasyarakatan terus berusaha memberikan pandangan-pandangan ataupun masukan-masukan agar mereka termotivasi untuk dirinya sendiri dengan memberikan insentif tersendiri dari kegiatan-kegiatan ketrampilan yang dilakukan bagi Narapidana yang memacu mereka untuk terus berkarya, walaupun kegiatan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan tidak sesuai dengan bakat yang mereka inginkan. 109

A. Upaya-Upaya yang Dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A

Wanita Tanjung Gusta Medan dalam Mengatasi Over Capacity Masalah kelebihan penghuni over capacity dari Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan, berdasarkan hasil wawancara dengan Agustina Wati Nainggolan salah satu faktor penyebab makin tingginya jumlah penghuni Lembaga PemasyarakatanRumah tahanan negara adalah tidak terlepasnya pandangan dari masyarakat agar bentuk hukuman harus memberikan efek jeramenakutkan. Pandangan masyarakat ini bisa menjadi faktor penekan bagi aparat penegak Hukum Kepolisian, Kejaksaan dan Hakim untuk menggunakan proses penahanan dalam menangani pelaku tindak pidana. Kepolisian, Kejaksaan dan Hakim cendrung menggunakan tahanan Rumah Tahanan Negara terhadap pelaku tindak 109 Wawancara pada tanggal 07 Januari 2009, Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now pidana daripada mengenakan tahanan rumah atau tahanan kota. Selanjutnya untuk mengatasi masalah kelebihan kapasitas atau over capacity, maka bisa diatasi dengan beberapa cara antara lain 110 : 1. Mengajukan permohonan untuk merenovasi atau memperbaharui bangunan yang sudah ada agar pelaksanaan pembinaan di bidang apa saja dapat terlaksana dengan baik. Mengingat untuk pembangunan Lembaga Pemasyarakatan yang baru terlalu besar biaya yang akan dikeluarkan oleh pihak Pemerintah Pusat, maka diharapkan agar pihak pemerintah pusat untuk dapat merenovasi atau memperbaharui bangunan yang sudah ada dengan tujuan untuk mengatasi kelebihan kapasitas penghuni serta menambah fasilitas yang sudah ada. 2. Mengurangi atau membatasi Narapidana ke Lembaga PemasyarakatanRumah Tahanan Negara. Upaya atau usaha tersebut dapat dilakukan sejak dimulainya proses penyidikan, penuntutan sampai kepada putusan pengadilan. Hal-hal yang dapat dilakukan melalui program antara lain yaitu: a. Mengintensifkan bentuk tahanan rumah dan tahanan kota, kegiatan ini dapat dilakukan dalam setiap tingkat penahanan yaitu pada tingkat penyidikan, tingkat penuntutan dan tingkat pemeriksaan oleh pengadilan. Bentuk penahanan rumah dan penahanan kota ini secara tegas diatur dalam Pasal 22 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana selanjutnya disebut 110 Wawancara pada tanggal 06 Januari 2009, Kepala Seksi Bimbingan NarapidanaAnak Didik Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now KUHAP, yang menyatakan bahwa, “jenis penahanan dapat berupa penahanan Rumah Tahanan Negara, penahanan rumah dan penahanan kota. b. Mengintensifkan bentuk penjatuhan hukuman Pidana Bersyarat. Hakim mempunyai kewenangan untuk memberikan hukuman Pidana Bersyarat sebagaimana yang diatur dalam Pasal 14 huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana selanjutnya disebut KUHP. c. Mengintensifkan pemberian pidana denda sebagaimana yang diatur dalam Pasal 10 huruf a angka 4e KUHP yang menyebutkan bahwa, “hukuman denda juga merupakan bagian dari hukuman pokok”. d. Memberikan hukuman alternatif misalnya community service. Bentuk hukuman ini perlu dilembagakan terlebih dahulu karena hingga saat sekarang ini belum ada dasar hukum yang mengatur tentang bentuk hukuman ini. Oleh karena itu, sebagai upaya melembagakannya, bentuk hukuman ini perlu diatur dalam peraturan perundang-undangan. e. Mengoptimalkan pemanfaatan hasil Penelitian Kemasyarakatan Litmas yang dilakukan oleh Balai Pemasyarakatan Bapas. Litmas ini mempunyai arti penting dalam proses penegakan hukum, baik dalam tahap pra adjudikasi 111 maupun post adjudikasi. Dalam tahap pra adjudikasi, Litmas mempunyai peran dalam memberikan masukan bagi instansi Kepolisian, Kejaksaan dan 111 Pra adjudikasi adalah proses sebelum eksekusi pidana dari Narapidana dan post adjudikasi adalah proses pada saat berjalannya eksekusi pidana dari Narapidana, lihat buku Didin Sudirman, Reposisi dan Revitalisasi Pemasyarakatan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2007, hal. 288. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Pengadilan dalam memberikan perlakuan dan penjatuhan pidana, misalnya melalui program diversi, tahanan rumah atau tahanan kota dan sebagainya. Sedangkan pada tahap post adjudikasi, Litmas mempunyai fungsi sebagai dasar dalam memberikan pertimbangan bagi Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP dalam rangka pemberian Pembebasan Bersyarat PB dan pemberian Cuti Menjelang Bebas CMB bagi Narapidana. f. Menyuratimenghubungi pihak Kejaksaan agar segera mengirim putusan vonis ke Lembaga Pemasyarakatan agar proses pembinaan dalam hal intergrasi ke masyarakat dalam pengajuan PB, CB dan CMB dapat segera terlaksana bagi Narapidana tersebut. 3. Mempercepat pengeluaran Narapidana. Upaya untuk mempercepat kembalinya Narapidana ke dalam pergaulan masyarakat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa proses pemasyarakatan Narapidana akan berjalan efektif apabila para Narapidana diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berinteraksi dan berbaur dengan masyarakata melalui proses Asimilasi dan Intergrasi. Kebijakan ini dilakukan melalui program sebagai berikut, antara lain: a. Optimalisasi program PB, berkaitan dengan pelaksanaan PB diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 tentang Pemasyarakatan. Berkaitan dengan pelaksanaan PB ini ada 3 tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain: p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now 1 Mengoptimalkan peranan Bapas dalam Pembuatan Litmas. 2 Adanya standard pelayanan yang terukur terutama berkaitan dengan lama waktu proses turunnya Surat Keputusan PB. 3 Mengoptimalkan peranan Bapas dalam memberikan bimbingan terhadap Narapidana yang sedang menjalani PB. b. Optimalisasi pemberian Remisi bagi Narapidana, selain sebagai instrumen untuk mempercepat kembalinya Narapidana dalam pergaulan ke masyarakat, remisi juga merupakan salah satu instrumen yang dapat memberikan stimulus bagi Narapidana untuk tidak melakukan pelanggaran di dalam LapasRutan. Hal ini dikarenakan remisi hanya akan diberikan kepada Narapidana yang mempunyai pola prilaku sesuai dengan tatanan yang diatur dalam LapasRutan. Berkaitan dengan bentuk remisi, perlu ada upaya untuk mengoptimalkan remisi khusus bersyarat sebagaimana yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No. M.01.HN.02.01 Tahun 2001 tentang Remisi Khusus yang Tertunda dan Remisi Khusus Bersyarat serta Remisi Tambahan, yaitu: 1 Remisi Khusus yang Tertunda adalah remisi khusus yang diberikan kepada Anak Pidana dan Narapidana yang pelaksanaan pemberiannya dilakukan setelah yang bersangkutan berubah status menjadi Narapidana dan besarnya maksimal 1 satu bulan. Syarat-syarat untuk memperoleh remisi khusus yang tertunda tersebut sesuai dengan aturan perundang- undangan yang berlaku. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now 2 Remisi Khusus Bersyarat adalah remisi khusus yang diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana yang pada saat hari raya agama yang bersangkutan, masa menjalani pidananya belum cukup 6 enam bulan. Pemberian Remisi Khusus Bersyarat dapat dicabut apabila dalam tenggang waktu yang disyaratkan, ternyata yang bersangkutan melakukan pelanggaran disiplin dan dimasukkan dalam Register F. c. Optimalisasi Pemindahan Narapidana dari LapasRutan yang over kapasitas ke wilayah yang memiliki Lapas yang masih dapat menampung tambahan Narapidana. Program ini harus mencakup pula rencana pembinaan khusus dan sekaligus juga dengan rencana program pemulangannya ke tempat asal. Hal ini bertujuan untuk mengeliminasi dampak dari pemindahan tersebut terhadap daerah yang dituju. Keterkaitan dengan program ini yang tidak kalah pentingnya adalah terciptanya dukungan yang optimal terutama dari segi biaya, sehingga pemindahan dari Lapas satu ke Lapas lainnya dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkelanjutan serta berdaya guna. Sebagaimana yang telah diutarakan di atas tentang beberapa cara untuk mengatasi kelebihan kapasitas over capacity dari Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan yang diantaranya melalui program PB, CMB, CB dan Asimilasi, maka dalam hal tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini tentang program PB, CMB, CB dan Remisi yang diberikan kepada Narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Tabel 11. Pemberian PB, CMB, CB dan Remisi Kepada Para Narapidana Wanita di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan dari Tahun 2006-2008 No. Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 1. PB 27 Orang 26 Orang 27 Orang 2. CMB 5 Orang 7 Orang 10 Orang 3. CB - 5 Orang 8 Orang 4. Bebas Remisi 24 Orang 27 Orang 25 Orang 5. Bebas Murni 35 Orang 42 Orang 45 Orang 6. Meninggal 1 Orang 1 Orang 2 Orang Jumlah 92 Orang 108 Orang 117 Orang Sumber Data: LP Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan Tahun 2006-2008 Setelah melihat data yang ada dalam Tabel 11, maka dapat dikatakan bahwa program-program PB, CMB, CB dan Remisi yang diberikan kepada Narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Tanjung Gusta Medan untuk mengurangi dampak dari kelebihan penghuni over capacity dari Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Tanjung Gusta Medan tersebut belum sepenuhnya efektif berjalan sebagaimana mestinya yang diharapkan semua pihak yang terkait dengan pola pembinaan Narapidana seutuhnya, dikarenakan lamanya vonis atau putusan mereka diterima oleh pihak Lembaga Pemasyarakatan atau dikirim oleh pihak Kejaksaan Negeri setempat atau Pengadilan Negeri setempat. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now

B. Upaya-Upaya yang Dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A