Permasalahan Tujuan Penelitian . Hipotesis Penelitian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Berdasarkan paparan di atas, sangat penting dianalisis peran strategi promosi meliputi aspek advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat terhadap tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada Tatanan Rumah Tangga, agar mencapai tingkat klasifikasi Sehat IV yang merupakan sasaran yang diharapkan pemerintah. Diharapkan hasil analisis ini dapat memberi kontribusi bagi pemecahan masalah PHBS di lokasi penelitian, dan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan pengetahuan manajemen promosi kesehatan.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian, yaitu: bagaimana pengaruh strategi promosi kesehatan advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat terhadap tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisi pengaruh strategi promosi kesehatan advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat terhadap tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

1.4 . Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian, dapat dirumuskan, yaitu: Strategi promosi kesehatan advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

1.5 . Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat, sebagai berikut:

1.5.1. Sebagai masukan untuk Dinas Kesehatan dalam menyusun program promosi kesehatan yang ada kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan PHBS. 1.5.2. Masukan untuk puskesmas untuk menyusun pola implementasi promosi kesehatan dalam kegiatan PHBS. 1.5.3. Masukan dalam pengembangan kebijakan promosi kesehatan dan program PHBS, pada tingkat kabupaten, propinsi, maupun pemerintah pusat. 1.5.4. Diharapkan dapat memberi masukan dalam pengembangan konsep dan pengetahuan bidang manajemen promosi kesehatan, khususnya aspek strategi promosi kesehatan. Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan advokasi, bina suasana Social Support dan gerakan masyarakat Empowerment sehingga dapat menerapkan cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat . Adapun sasaran dari program PHBS tersebut mencakup lima tatanan, yaitu: tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan Depkes RI, 2002 dan Depkes RI, 2006. Menurut Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI 2006 , PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Adapun tujuan PHBS di rumah tangga adalah sebagai berikut: 1.Untuk meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas lintas sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS di rumah tangga 2.Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan PHBS dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu: pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak Depkes RI , 2006. Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. Indikator adalah suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian suatu penilaian. Adapun indikator PHBS tatanan rumah tangga, adalah: 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan dokter, bidan dan paramedis lainnya. 2. Bayi diberi ASI ekslusif, adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan; 3. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, adalah anggota-anggota rumah tangga mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, kartu sehat, dana sehat, Jamsostek dan lain sebagainya; 4. Ketersediaan air bersih, adalah rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air dalam kemasan, air leding, air sumur terlindung dan penampungan air hujan. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah. 5. Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga yang memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir; 6. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni 9m2 per orang; Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. 7. Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah tangga yang mempunyai rumah dengan bawah atau dasar terbuat dari semen, papan, ubin dan kayu. 8. Tidak merokok di dalam rumah, adalah penduduk anggota keluarga umur 10 tahun keatas tidak merokok di dalam rumah selama ketika berada bersama anggota keluarga lainnya selama 1 bulan terakhir. 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari, adalah penduduk anggota keluarga umur 10 tahun keatas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik sedang maupun berat minimal 30 menit setiap hari. 10. Makan buah dan sayur setiap hari, adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari dalam 1 minggu terakhir Depkes RI , 2006. Dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan PHBS tatanan rumah tangga, dibuat suatu klasifikasi tingkat pencapaian berdasarkan 10 indikator. Jawaban ya dilaksanakannya indikator tersebut menentukan tingkat pencapaian sehat. Jawaban ya dilaksanakan tidak harus berturut-turut sesuai penomoran. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1.Klasifikasi PHBS Tatanan Rumah Tangga Menurut Tingkat Keluarga No Klasifikasi PHBS Indikator Tingkat PHBS 1 Klasifikasi I 1-3 dari 10 Sehat I sehat 4 = 0 – 25 Variabel PHBS Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. 2 Klasifikasi II 4-6 dari 10 Sehat II sehat 4 = 26 – 50 Variabel PHBS 3 Klasifikasi III 7-9 dari 10 Sehat III sehat 4 = 51 – 75 Variabel PHBS 4 Klasifikasi IV Sehat 3 + dana sehat Sehat IV sehat 4 = 76 – 100 Sumber: Depkes RI, 2002 Target yang ingin dicapai dari program PHBS pada substansi dasarnya adalah klasifikasitingkat IV, sehingga penggolongan klasifikasitingkat kepada I,II,II dapat saja digabungkan menjadi satu tingkat tersendiri tanpa harus mengurangi makna target yang dicapai. Namun dari aspek pemantauan pelaksanaan program dan hasil pelaksanaan maka dilakukan stratifikasi untuk melihat hasil yang telah dicapai. Juga dapat terjadi keluarga yang berada di klasifikasi tingkat I langsung mencapai klasifikasi tingkat IV tanpa melalui tahapan klasifikasi tingkat II, dan III. Pada Renstra Depkes 2005-2009, PHBS merupakan salah satu program prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan Depkes RI, 2006. Menurut Azwar 1996, Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan , pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Puskesmas mempunyai tiga fungsi utama dalam menjalankan kegiatannya, yaitu: 1 pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, 2 pusat pelayanan kesehatan strata pertama dan 3 pusat pemberdayaan masyarakat. Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, puskesmas harus selalu berupaya agar individu, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk melayani diri sendiri dan masyarakat di bidang kesehatan dengan memperhatikan kondisi dan situasi serta perilaku sosial budaya masyarakat setempat Depkes, 2006. Mengubah perilaku seseorang agar dapat mengikuti keinginan yang disampaikan tidaklah mudah. Batasan Perilaku menurut Notoatmodjo 2003 dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hekekatnya adalah aktivitas dari manusia itu sendiri. Untuk kepentingan analisis perilaku perlu diketahui apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Sarwono 1993 dan Notoatmodjo 2003, perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan dan sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsang yang masih bersifat terselubung, dan disebut covert behavior. Sedangkan tindakan nyata seseorang sebagai respon seseorang terhadap stimulus practice adalah merupakan overt behavior. Menurut Notoatmodjo 2003 perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. penyakit, sistem pelayanan kesehaan, makanan, dan minuman serta lingkungan. Berdasarkan batasan ini, Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan, yaitu: a. Perilaku pemeliharaaan kesehatan health maintenance, yaitu perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila sakit. b. Perilaku pencarian pengobatan health seeking behaviour, yaitu upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita sakit atau kecelakaan. Perilaku ini mulai dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan tradisional maupun modern c. Perilaku kesehatan lingkungan, yaitu bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat d. Dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu internal berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat dan emosi untuk memproses pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor yang berasal dari luar eksternal meliputi objek, orang kelompok, dan hasil-hasil kebudayaaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Perilaku merupakan responsreaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif tanpa tindakan : berfikir, berpendapat, bersikap maupun aktif melakukan tindakan. Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat overt sedangkan perilaku pasif tidaklah tampak, seperti misalnya pengetahuan, persepsi atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku kedalam tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah knowledge, attitude, practice Sarwono, 2004. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sutu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni melalui mata dan telinga. Ada 6 tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam ranah kognitif ini, yaitu: 1. Tahu know, diartikan hanya sebagai recall memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu; 2. Memahami comprehension, artinya seseorang itu telah dapat mengenterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut; 3.Aplikasi application, diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahuinya pada situasi yang lain; 4. Analisis analysis,adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan , kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui; 5. Sintesis synthesis, menunjukkan kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki; 6. Evaluasi evaluation, berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu Notoatmodjo, 2005. Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Dengan kata lain sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmodjo, 2005. Notoatmodjo 2003, yang mengutip pendapat Achmadi, menjelaskan jenis sikap, yaitu: a Sikap positif, yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima, menyetujui terhadap norma – norma yang berlaku dimana individu itu beda; bSikap negatif, menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berbeda. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan , kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui , proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Menurut Green 1980, dalam mencapai kualitas hidup yang baik quality of life dapat dicapai melalui peningkatan derajat kesehatan, faktor perilaku dan gaya hidup behaviour and lifestyle serta lingkungan atau environment gambar 2.1. Faktor paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan adalah faktor perilaku dan gaya hidup serta lingkungan, misalnya seorang menderita diare karena minum air yang tidak di masak masalah perilaku atau seorang yang tidak merokok terkena kanker paru akibat berada lingkungan orang yang merokok masalah lingkungan.Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungan nya. Faktor Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan untuk mengikuti trend atau hanya meniru tokoh idolanya . sumber:Green, Health Promotion Planning and Education and Environment Approach Institue of Health Promotion Research University of British Colombia 1991;44 Gambar 2.1. Kerangka Kerja Precede Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu, yaitu: a. Faktor pemungkin predisposing factor, adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk di dalamnya keterampilan petugas kesehatan, ketersediaan sumber daya dan komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap masyarakat, b. Faktor-faktor pemudah reinforcing factor, adalah faktor pemicu yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, misalnya Health promotion Health Education Policy regulation organization Predisposing factor Environment Behaviour And Lifestyle Enabling factor Reinforcing factor Health Quality Of life Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai yang dimiliki seseorang, dan c. Faktor penguat enabling factor, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang dipercaya oleh masyarakat. Ketiga faktor ini dipengaruhi oleh faktor penyuluhan health education dan faktor kebijakan policy, peraturan regulation serta organisasi organization. Semua faktor-faktor tersebut merupakan ruang lingkup promosi kesehatan Green, 1980. Anggota masyarakat yang memiliki potensi besar untuk mengubah sistem nilai dan norma adalah mereka yang disebut dengan pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat ini terdiri atas dua kategori, yaitu tokoh masyarakat yang formal dan tokoh masyarakat yang informal. Tokoh masyarakat formal adalah orang yang memiliki posisi menentukan dalam sistem pemerintahan disebut juga penentu kebijakan, seperti gubernur, bupatiwalikota, anggota dewan perwakilan rakyat, dan lain-lain. Adapun tokoh masyarakat informal ada berbagai jenis, misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh pertanian, dan lain-lain. Pemuka atau tokoh adalah seseorang yang memiliki kelebihan di antara kelompoknya. Ia akan menjadi panutan bagi kelompoknya atau bagi masyarakat karena ia merupakan figur yang menonjol. Di samping itu, ia dapat mengubah sistem nilai dan norma masyarakat secara bertahap, dengan terlebih dulu mengubah sistem nilai dan norma yang berlaku dalam kelompoknya Depkes RI, 2006. Kemampuan penting yang harus dikuasai dalam upaya mengatasi persoalan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat, adalah: ketrampilan untuk Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008. mengatur suatu masyarakat dan ketrampilan untuk merencanakan sebuah program promosi kesehatan McKenzie, 2007. Sejak era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma pembangunan kesehatan. Dengan paradigma ini berarti pembangunan kesehatan harus lebih mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dengan demikian program promosi kesehatan mendapat tempat yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan.

2.2. Strategi Promosi Kesehatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sarana Sanitasi Lingkungan Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga Di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeuleu

2 47 144

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Pengaruh Persepsi Dan Dukungan Sosial Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat Nelayan Desa Bagan Kuala Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai

7 74 85

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

0 0 5

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

1 1 17

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

KONTRIBUSI PROGRAM PAMSIMAS TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TINGKAT RUMAH TANGGA DI KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN

0 1 73