Efektivitas Pengendalian Intern Aktiva Tetap Pada PT Securindo Packatama Indonesia, Uniland Plaza Medan

(1)

TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. SECURINDO PACKATAMA INDONESIA,

UNILAND PLAZA MEDAN

OLEH:

FITRI WINA RANTI 082102003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


(2)

MEDAN 2011

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : FITRI WINA RANTI NIM : 082102003

JUDUL : EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. SECURINDO PACKATAMA INDONESIA, UNILAND PLAZA MEDAN.

Tanggal :... 2011 Ketua Program Studi D-III Akuntansi,

NIP. 19511114 198203 1 002 ( Drs. Rustam, M.Si, Ak. )

Tanggal :... 2011 DEKAN,

NIP. 19550810 198303 1 004 ( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec )


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : FITRI WINA RANTI

NIM : 082102003

PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI

JUDUL : EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN AKTIVA

TETAP PADA PT. SECURINDO PACKATAMA INDONESIA, UNILAND PLAZA MEDAN.

Medan, ... 2011 Menyetujui, Pembimbing

NIP. 19600302 198601 1 001 (Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Efektivitas Pengendalian Intern Aktiva Tetap Pada PT. Securindo Packatama Indonesia, Uniland Plaza Medan” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat Kelulusan Akademik Tingkat Pendidikan Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terutama orang tua penulis tercinta ayahanda Ramlan dan Ibunda Suharni yang telah memberikan kasih sayangnya kepada penulis, membantu dalam bentuk moril maupun materil. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.


(5)

4. Kakak Salli, adik Aji dan Arba, abang Muhammad Ryandi serta seluruh anggota keluarga dan sahabat-sahabat penulis tercinta Atika, Rizky, Julia, Tia dan Fitriani yang telah banyak memberikan dukungan moril dan doa. 5. Bapak Cristman Soesanto selaku Regional Business Manager, Regional

Office Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset di PT. Securindo Packatama Indonesia.

6. Bapak Darussalam selaku Car Park Manager lokasi Uniland Plaza Medan yang telah meluangkan waktunya bagi penulis dalam pencarian data perusahaan.

7. Seluruh karyawan PT.SPI baik itu PPP,APP,SPP,SPL dan part timer yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan Tugas Akhir ini. 8. Seluruh Dosen, Pegawai Fakultas Ekonomi dan Civitas Akademika

Departemen Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 21 Maret 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 2

C. Tujuan dan Manfaat ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Penelitian ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas PT. Securindo Packatama Indonesia ... 7

1. Visi ... 8

2. Misi ... 8

3. Kebijakan Mutu ... 9

4. Tujuan ... 9

B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 9

C. Job Description ... 12

D. Jaringan Usaha / Kegiatan ... 19

E. Kinerja Usaha Terkini dan Rencana Kegiatan ... 21

BAB III PEMBAHASAN A. Sistem ... 23

1. Pengertian Sistem ... 23

2. Sistem Pengendalian Intern ... 23

B. Pengertian Efektivitas ... 25

C. Hubungan Sistem Pengendalian Intern dengan Efektivitas ... 26

D. Aktiva Tetap ... 26

1. Pengertian Aktiva Tetap ... 26

2. Penggolongan Aktiva Tetap ... 28

3. Prosedur Perolehan Aktiva Tetap ... 30

4. Akuntansi Aktiva Tetap ... 34


(7)

E. Skala Pengukuran Variabel ... 41

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan Hal

1. 1.1 Jadwal penelitian ... 4 2. 3.1 Instrumen skala likert ... 41 3. 3.2 Variabel unsur pengendalian intern aktiva tetap ... 42


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Hal


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha di era globalisasi ini semakin pesat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan yang berdiri dimana setiap perusahaan memiliki sasaran yang akan dicapai, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba, menguasai pasar, menaikkan nilai perusahaan, dan demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka suatu perusahaan memerlukan aktiva (asset) yang dapat menjamin kelancaran operasional rutin perusahaan, terutama aktiva tetap (fixed asset). Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud permanen atau jangka panjang yang digunakan dalam operasi normal perusahaan. Tanpa adanya aktiva tetap, mustahil PT. Securindo Packatama Indonesia dapat menjalankan kegiatan operasional rutinnya dengan baik.

Akuntansi adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis hasil usahanya pada suatu waktu atau pada suatu periode tertentu (Harahap, 2002 : 47).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No. 16, Revisi 2007), aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang digunakan dalam proses produksi, tidak dimaksudkan


(11)

untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

Sebagai alat yang dapat mendukung suatu kegiatan perusahaan aktiva tetap biasanya memiliki masa pemakaian yang lama, sehingga bisa diharapkan dapat memberi manfaat bagi perusahaan selama bertahun-tahun. Aktiva tetap berdasarkan wujudnya ada dua kelompok, yaitu:

1. Aktiva tetap berwujud (tangible asset),

2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible asset).

Untuk mengendalikan aktiva tetap tersebut diperlukan pengendalian intern dari perusahaan agar dapat mengukur keefektivitasan penggunaan aktiva tetap demi kelancaran operasional perusahaan.

Dari uraian diatas penulis menyadari pentingnya peranan pengendalian intern perusahaan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan aktiva tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas masalah ini dengan judul: “Efektivitas Pengendalian Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Securindo Packatama Indonesia, Uniland Plaza Medan”.

B.Permasalahan

Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian penulis adalah sebagai berikut :

1. Apakah sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia telah diterapkan dengan baik?


(12)

2. Apakah penggunaan aktiva tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia telah efektif dengan adanya pengendalian intern?

C.Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian pada umunya dilaksanakan untuk menghasilkan atau memenuhi beberapa tujuan yang hendak dicapai. Agar penelitian itu menggambarkan yang sebenarnya maka perlu dibatasi pembahasannya agar lebih terarah, sehingga tujuan penelitian dapat sejalan dan konsisten dengan judul permasalahan penelitian.

a. Untuk mengetahui keefektivitasan penggunaan aktiva tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia.

b. Mengaplikasikan sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap guna membantu mengoptimalkan tugas bagian-bagian tertentu.

c. Sebagai syarat kelengkapan untuk kelulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan, kemampuan berpikir peneliti tentang efektivitas pengendalian intern terhadap aktiva tetap.

b. Bagi peneliti, sebagai bahan perbandingan bagi peneliti dalam memahami praktek yang dilakukan perusahaan.


(13)

c. Untuk mengetahui sejauh mana pengendalian intern terhadap aktiva tetap perusahaan itu dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja pada PT. Securindo Packatama Indonesia.

D.Rencana Penulisan

Dalam penyusun tugas akhir ini, peneliti mempunyai sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.

1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dilakukan saat peneliti melakukan riset di PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan yang dilakukan sekitar tanggal 1 Maret s/d 1 April 2011. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir serta penyempurnaan tugas akhir.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan Maret

I II III IV

1 Menerima surat persetujuan judul tugas akhir dari dosen pembimbing

2 Menerima data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu


(14)

mengenai akuntansi aktiva tetap yang dibuat oleh PT.

Securindo Packatama Indonesia Medan dan sampai

sejauh mana aktiva tetap tersebut dapat berfungsi sebagai sarana pada PT.

Securindo Packatama Indonesia.

3 Melengkapi data-data yang telah diperoleh sebelumnya dengan meminta penjelasan atas hal-hal yang belum dimengerti.

4 Jadwal konsultasi dan penyusunan laporan tugas akhir serta penyempurnaan tugas akhir.

Keterangan tabel:

• Minggu pertama : menerima surat persetujuan judul tugas akhir dari dosen pembimbing

• Minggu kedua : menerima data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

• Minggu ketiga : melengkapi data-data yang telah diperoleh

• Minggu keempat : penyempurnaan tugas akhir

2. Rencana Isi

Penelitian suatu perincian sederhana tentang isi dari masing-masing bab dalam Tugas Akhir ini yang disusun secara sistematis sehingga uraian dapat lebih terarah. Untuk itu penelitian membagi pokok pembahasan dalam 4 (empat) bab yaitu sebagai berikut.


(15)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan merupakan bab pemulaan yang berisi tentang latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan penelitian serta rencana penulisan akan dijelaskan mengenai jadwal survei/observasi dan rencana isi.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Bab II berisi tentang gambaran umum dari perusahaan meliputi sejarah ringkas, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan usaha / kegiatan, kinerja usaha terkini serta rencana kegiatan.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab pembahasan akan berisi tentang topik penelitian mengenai penerapan sistem pengendalian intern perusahaan, dalam bab ini penelitian akan menjelaskan sistem pengendalian intern dalam perusahaan, guna mengukur keefektivitasan penggunaan aktiva tetap perusahaan demi kelancaran operasional perusahaan.

BAB IV : PENUTUPAN

Bab penutup merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan juga beberapa saran bagi kemajuan perusahaan.


(16)

BAB II

PROFIL INSTANSI

A.Sejarah Ringkas PT. Securindo Packatama Indonesia

Secure Parking didirikan sejak tahun 1979 di Sydney Australia oleh 2 (dua) bersaudara Garth Mathews & Brett Mathews. Secure Parking kini telah berkembang dan menjadi perusahaan penyedia jasa pelayanan pengelolaan perparkiran terbesar di Australia dan Indonesia . Secure Parking menjadi seperti saat ini karena keinginan untuk selalu menjaga dan memperkuat hubungan kemitraan melalui setiap aspek pelayanan operasionalnya.

Di Indonesia, Secure Parking telah melayani negeri ini sejak tahun 1992 dan telah memiliki lokasi parkir dalam operasional sebanyak 400 lokasi yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Manado dan Jambi dengan total pengelolaan lebih dari 800.000 petak parkir dan didukung oleh lebih dari 12.000 putra putri Indonesia terpilih & terlatih.

Salah satu kunci sukses Secure Parking hari ini adalah bahwa Secure Parking menggabungkan teknologi-teknologi terbaru terhadap semua aspek manajemen perparkiran untuk menjadikan setiap pemilik properti dan para pengguna jasa parkir menjadi satu tanpa adanya batasan yang digabungkan dalam suatu program


(17)

dan fasilitas pelayanan. Dan Secure Parking merupakan satu-satunya perusahaan pengelola jasa perparkiran yang meraih sertifikat ISO 9001:2000 (Systems and Services Certification) untuk Car Park Management Systems.

Secure Parking memupuk dan membina kerjasama yang kokoh dan dinamik dengan setiap pengelola/pemilik properti yang telah menjadi bagian dari jaringan Secure Parking untuk secara aktif dan konsisten memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan di lokasi secara berkesinambungan, serta secara agresif membentuk program-program pertambahan nilai pelayanan bersinergi dengan tim pemasaran/promosi dari setiap properti guna memenuhi harapan dan meningkatkan kepuasan para pengguna jasa parkir.

Sejak 15 tahun berkiprahnya Secure Parking di Indonesia, SPI telah memupuk jaringan kerjasama yang kuat dan dinamis dengan mengoperasikan beraneka ragam sarana parkir seperti pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel, komplek campuran, ruko, rumah sakit, mulai dari lokasi yang kecil hingga lokasi besar serta didukung oleh para staf training yang handal dan efisien dengan mengadopsi program-program pelatihan dalam dan luar negeri.

1. Visi PT. Securindo Packatama Indonesia

Menjadi perusahaan parkir termaju dan terkemuka dan mempunyai reputasi baik di Asia melalui sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.


(18)

Menjalankan bisnis parkir berdasarkan inovasi dan menyelenggarakan prinsip-prinsip operasional yang terbaik, sumber daya manusia yang kompeten, memiliki hubungan keluar yang baik dengan semua pihak yang terkait. Konsep-konsep manajemen yang sesuai dengan acuan internasional.

3. Kebijakan Mutu

Kami bertekad untuk tetap menjadi perusahaan yang terkemuka dibidang jasa perparkiran yang senantiasa mengedepankan kualitas dan nilai pelayanan melalui kejujuran, sikap proaktif, keramahan dan pengembangan diri serta terus menerus mengupayakan tindakan perbaikan di segala bidang.

4. Tujuan PT. Securindo Packatama Indonesia

Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai. Setiap perusahaan memiliki sasaran yang akan dicapai, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba, menguasai pasar, menaikkan nilai perusahaan, dan demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan, begitu pula dengan PT. Securindo Packatama Indonesia. Selain itu PT. Securindo Pcakatama Indonesia bertujuan untuk menjadi perusahaan jasa perparkiran termaju dan terkemuka dan mempunyai reputasi baik di Asia melalui sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi. Dan mampu menampung para pekerja guna mengurangi pengangguran di Indonesia.


(19)

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diterapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik, sehingga tujuan instansi dapat dicapai. Inilah hal menunjukkan bahwa begitu pentingnya rentang manajemen dalam suatu organisasi.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Keunggulan dari struktur organisasi, antara lain adanya pembagian tugas yang jelas, koordinasi dapat dilakukan dengan baik, dan keahlian khusus yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tertentu.

Untuk melihat struktur organisasi pada PT. Securindo Packatama Indonesia dapat dilihat pada bagian lampiran.


(20)

Gambar 2.1

Posisi Jabatan Dalam Struktur Organisasi

Car Park Manager (CPM)

Assistent Car Park Manager (ACPM)

Pengawas Pelayanan Parkir (PPP)

Administrasi Pelayanan Parkir (APP)

Staff Pelayanan Pos (SPP)

Staff Pelayanan Lapangan (SPL)


(21)

Gambar 2.1 : Struktur organisasi PT. SPI lokasi Uniland Plaza Medan

C.Job Description

Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada site office lokasi Uniland Plaza Medan:

1. Car Park Manager Tugas Utama

a. Membina seluruh staff untuk dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. :

1) Memastikan seluruh staff bekerja sesuai dengan standard pelayanan perusahaan.

2) Memberikan briefing secara rutin kepada seluruh staff awal / akhir shift dan melakukan meeting mingguan atau bulanan untuk mengevaluasi kegiatan operasional.

3) Memberikan training dan memotivasi seluruh staff agar tetap berkualitas dalam memberikan pelayanan.

4) Selalu memotivasi seluruh staff untuk berorientasi terhadap pelayanan sesuai dengan visi perusahaan.

5) Mereview performance bawahan secara periodik dgn seobyektif mungkin.


(22)

7) Memastikan Jadwal Pelayanan Operasional bulanan.

8) Memberikan persetujuan overtime / lembur bila diperlukan (Buat Surat Perintah Lembur / SPL dan melaporkan ke HRD).

9) Memberikan tindakan terhadap staff yang melakukan pelanggaran baik pelanggaran berat maupun ringan.

b. Menjaga dan memelihara penampilan lokasi yang dipimpinnya.

1) Memastikan lokasi dalam keadaan bersih dan rambu-rambu dalam keadaan rapih dan bersih.

2) Memastikan seluruh staff selalu ramah tamah / sopan santun dalam memberikan pelayanan.

3) Memastikan uang di pos maupun di brankas dalam keadaan tersusun rapih dan aman.

4) Melakukan kontrol pemeliharaan asset perusahaan. 5) Membuat budget kebutuhan lokasi per bulan.

6) Apabila lokasi memerlukan perbaikan maka segera ajukan Permintaan Pemeliharaan Site (PPS).

7) Menganalisa masalah-masalah insiden yang terjadi di lapangan dan senantiasa dibuatkan Pos.

8) Mengontrol kemungkinan terjadinya kebocoran income dan berusaha untuk selalu meningkatkan income.

9) Melakukan kontrol terhadap semua bentuk operasional dengan aktivitas 90 persen di lapangan dan 10 persen melakukan kegiatan administrasi di kantor.


(23)

10)Memonitor keluhan-keluhan yang sering diterima dengan melakukan tindakan preventif.

11)Melakukan tindakan antisipasi pengamanan lokasi, asset dan staf apabila situasi dalam keadaan membahayakan.

12)Menangani keluhan secara profesional sesuai dengan prosedur perusahaan.

Tugas Tambahan :

a. Aktif berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan pihak management pengelola gedung.

b. Selalu berusaha meningkatkan performance lokasi dalam semua aspek. c. Aktif melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait masalah

operasional.

d. Mengkoordinir seluruh staf untuk aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh pengelola gedung misalnya (team evakuasi, dll).

2. Pengawas Pelayanan Parkir

a. Bertanggung Jawab Kepada Car Park Manager/Assistent

b. Supervisor bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol dan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia

c. Mengecek sistem kerja di pos didalam wilayah tanggung jawabnya guna memaksimalkan effisiensi


(24)

e. Memberikan briffing kepada SPP/SPL setiap hari pada awal shift

f. Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi langsung terhadap kepala regu yang dibawahinya (serta mampu mensupervisi secara tidak langsung semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya) g. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kualitas

h. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standard kebersihan lingkungan kerja (keteraturan/kerapihan lingkungan kerja)

i. Jika terjadi masalah di lokasi pengawas segera mengecek dan menyelesaikan masalah

j. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja sama team yang solid

k. Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara berkala kepada atasannya atas hasil kerjanya beserta analisa permasalahannya, tindakan–tindakan perbaikan atas permasalahan tersebut serta batas waktu estimasi penyelesaian masalah–masalah tersebut secara singkat , padat dan kongkrit

l. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan kententuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.

m. Pada shift II pengawas menginput jumlah pendapatan setiap pos dan menyususn laporan harian shift

n. Pengawas harus selalu berada di lokasi untuk antisipasi terjadinya masalah


(25)

3. Administrsi Pelayanan Parkir a. Fungsional

1) Melakukan kegiatan surat menyurat

a) Membuat surat-surat / memo yang berkaitan dengan seluruh kegiatan di divisi support baik yang ditujukan pada pihak eksternal maupun internal perusahaan

2) Melakukan Input Data, Rekap Data dan Dokumentasi a) Menginput data karyawan baru

b) Menginput dan merekap data absensi (sakit, ijin, alpa),termasuk data karyawan yang ijin pulang cepat atau datang terlambat.

c) Menginput data-data lembur

d) Menginput data-data hasil penilaian atau hasil evaluasi terhadap karyawan

e) Mengiput data-data hasil kegiatan divisi support yang sifatnya umum f) Mendokumentasikan data-data divisi support yang sifatnya umum 3) Melakukan kegiatan-kegiatan administratif.

a) Filling data-data yang ada di divisi support b) Up date data per periode tertentu

c) Mengorganisir dan follow up pengumpulan laporan-laporan (log book, lembur karyawan,hasil penilaian kompetensi/kinerja dll) untuk diproses di divisi HRD

d) Membuat notulen untuk rapat-rapat khusus divisi support atau yang melibatkan divisi support


(26)

e) Membuatkan Nomor Induk Pegawai, Name Tag karyawan f) Pembuatan rekening untuk karyawan baru

g) Melakukan administrasi tunjangan/asuransi kesehatan karyawan (proses klaim)

4) Membantu mengkoordinir kegiatan-kegiatan internal 5) Mengecek data kendaraan yang ON (Over Night)

6) Melakukan pembatalan tiket masuk jika ada hal yang memungkinkan untuk dibatalkan

7) Membuat laporan harian pendapatan tiap-tiap pos

8) Menegur tiap karyawan yang melakukan kesalahan dalam membuat laporan

9) Memberikan briffing kepada SPP/SPL

10)Melaporkan pendapatan kepada pemilik properti

4. Staff Pelayanan Pos (SPP)

a. Mengisi daftar hadir pada awal shift

b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM c. Menuju ke plotingan masing-masing

d. Menginput nomor plat kendaraan yang masuk

e. Mengisi daftar ceklist pos untuk mengetahui keadaan asset masing-masing pos

f. Di pos masuk SPP membuat tes awal di awal shift dan tes akhir di akhir shift


(27)

g. Mengisi daftar ceklist motor di pos masuk sepeda motor

h. Di pos keluar SPP menginput nomor plat kendaraan yang keluar dan menyebut tarif parkir yang harus dibayar

i. Mengisi laporan shift di pos masuk dan laporan shift di site office j. Membuka PP dan menutup PP di plotingan masing-masing

k. Memberikan informasi kepada pengguna jasa parkir mengenai hal-hal yang dipertanyakan konsumen

l. Menyetorkan hasil pendapatan parkir di pos keluar kepada APP dan PPP m. Menjaga pos di plotingan masing-masing

n. Menyampaikan salam sapa kepada setiap konsumen dengan ramah tamah o. Mengisi daftar hadir karyawan di akhir shift

5. Staff Pelayanan Lapangan (SPL)

a. Mengisi daftar hadir pada awal shift

b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM c. Menuju ke plotingan masing-masing

d. Di pos masuk kendaraan mengisi test awal dan test akhir e. Mengatur posisi parkir setiap kendaraan yang masuk f. Menjaga kendaraan yang parkir di lokasi

g. Merapikan kendaraan yang parkir agar terlihat rapi h. Menjaga tempat penyimpanan helm ( jika ada )

i. Menginformasikan kepada pengguna parkir di mana lokasi parkir/tempat parkir kendaraan


(28)

j. Mengisi daftar hadir di akhir shift

k. SPL juga bisa menggantikan tugas SPP, sehingga job description SPL juga sama dengan SPP

6. Part Timer

a. Mengisi daftar hadir pada awal shift khusus untuk part timer b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM

c. Menuju ke plotingan masing-masing

d. Mengatur posisi parkir setiap kendaraan yang masuk e. Menjaga kendaraan yang parkir di lokasi

f. Merapikan kendaraan yang parkir agar terlihat rapi

g. Menginformasikan kepada pengguna parkir di mana lokasi parkir/tempatparkir kendaraan

h. Menggantikan SPP/SPL pada jam istirahat i. Mengisi dafar hadir di akhir shift

j. Part timer bukanlah karyawan tetap, part timer digunakan jika lokasi parkir ramai jika tidak maka tidak ada part timer. Part timer juga digaji secara harian.

D.Jaringan Usaha/Kegiatan

Pengertian atau definisi Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena ‘ kebutuhan ‘ manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan harus melewati sebuah ‘


(29)

proses ‘ di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah ‘ tempat melakukan proses ‘ sampai bisa langsung digunakan oleh manusia.

Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau jasa inilah yang akan dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan barang atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dan sebalik jika hasil jumlah hasil penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka perusaahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian dalam menghasilkan barang perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu keuntungan. Begitu pula dengan PT. Securindo Packatama Indonesia.

PT. Securindo Packatama Indonesia bergerak dibidang jasa, yaitu jasa perparkiran. Jaringan usaha PT. Securindo Packatama Indonesia adalah para pemilik properti yang membutuhkan perusahaan outsourcing untuk mengurus lahan perparkiran. Kerja sama yang baik antara pemilik properti dengan perusahaan perparkiran akan menciptakan suasana yang kondusif, para pemilik kendaraan juga merasa aman untuk memarkirkan kendaraan mereka. Dengan integritas dan eksistensi perusahaan yang baik maka para pemilik properti tidak akan ragu lagi untuk bekerja sama. Begitu pula dengan pemilik kendaraan pengguna jasa parkir yang merasa aman dan nyaman memarkirkan kendaraannya.

Dalam rangka meningkatkan kinerja, PT. Securindo Packatama Indonesia berupaya menemukan penemuan-penemuan terbaru dalam dunia perparkiran. Hal ini dapat dilihat dari teknologi yang digunakan PT. Securindo Packatama


(30)

Indonesia yang semakin canggih tujuannya untuk mempermudah para pengguna jasa parkir. Selain itu, dengan semakin baiknya sistem yang digunakan maka akan memacu sistem keamanan yang semakin baik pula. Ini lah yang menjadi kegiatan PT. Securindo Packatama Indonesia, yang terus berinovasi menciptakan sistem tercanggih dalam dunia perparkiran demi kenyamanan dan keamanan para pengguna jasa parkir.

E.Kinerja Usaha Terkini dan Rencana Kegiatan

Setiap instansi mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi. Dibutuhkan waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada PT. Securindo Packatama Indonesia yang terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan dapat terwujud.

Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi, kinerja usaha terkini yang dijalankan instansi adalah menyelengarakan program membuat program kerja terbaru dengan menggunakan teknologi terkini dengan tujuan untuk mempermudah para pengguna parkir, memberikan pelayanan terbaik bagi para pengguna parkir, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya.

Secure Parking menggabungkan teknologi-teknologi terbaru terhadap semua aspek manajemen perparkiran untuk menjadikan setiap pemilik properti dan para pengguna jasa parkir menjadi satu tanpa adanya batasan yang digabungkan dalam


(31)

suatu program dan fasilitas pelayanan. Dan Secure Parking merupakan satu-satunya perusahaan pengelola jasa perparkiran yang meraih sertifikat ISO 9001:2000 (Systems and Services Certification) untuk Car Park Management Systems.

Secure Parking memupuk dan membina kerjasama yang kokoh dan dinamik dengan setiap pengelola/pemilik properti yang telah menjadi bagian dari jaringan Secure Parking untuk secara aktif dan konsisten memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan di lokasi secara berkesinambungan, serta secara agresif membentuk program-program pertambahan nilai pelayanan bersinergi dengan tim pemasaran/promosi dari setiap properti guna memenuhi harapan dan meningkatkan kepuasan para pengguna jasa parkir.

Semua hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kualitas perusahaan agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.


(32)

BAB III PEMBAHASAN A.Sistem

1. Pengertian Sistem

Kata Sistem awalnya berasal dari bahasa Yunani (sustēma) dan bahasa Latin (systēma). Berikut ini ada beberapa pengertian sistem yang diambil dari berbagai

sumber.

a. Pengertian dan definisi sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait, atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks.

b. Kesatuan gagasan yang terorganisir dan saling terikat satu sama lain. c. Kumpulan dari objek atau fenomena yang disatukan bersama untuk tujuan

klasifikasi atau analisis.

d. Adanya suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur.

Dalam definisi yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan objek/benda yang memiliki hubungan diantara mereka. Sekumpulan elemen yang saling berkaitan & saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2. Sistem Pengendalian Intern

Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan


(33)

tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern : a. Menjaga kekayaan organisasi.

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. c. Mendorong efisiensi.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan

Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).

Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.

Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Elemen Pengendalian Internal a. Lingkungan Pengendalian b. Sistem Akuntansi


(34)

Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

B.Pengertian Efektivitas

Efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilhan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

Menurut Sondang P. Siagian (2001 : 24), Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Sementara itu, menurut Abdurahmat (2003 : 92), Efektivitas adalah pemanpaatan sumber daya, sarana dan prasaranadalam jumlah tertentu yang


(35)

secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan.

C.Hubungan Sistem Pengendalian Intern dengan Efektivitas

Dengan adanya sistem pengendalian intern perusahaan yang baik dari perusahaan maka semakin baik pula keefektivitasan penggunaan aktiva tetap. Jika aktiva tetap telah digunakan dengan efektif maka kegiatan operasional perusahaan akan lancar, hal ini akan mendukung kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

D.Aktiva Tetap

1. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat besar dan untuk beberapa instansi tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada beberapa defenisi aktiva tetap yang


(36)

diungkapkan oleh para ahli, seperti defenisi aktiva tetap menurut Mulyadi (2001 :

591), menyebutkan bahwa aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang

memiliki wujud, memiliki manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No. 17 : 1494, Revisi 2007), menyebutkan bahwa aktiva tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Pengertian aktiva tetap dalam akuntansi, yaitu semua aktiva berwujud yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 16.2), dikemukakan defenisi

aktiva tetap adalah sebagai berikut. “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

Kieso, Weygandt dan Warfield (2001 : 500) mengemukakan:

“Property, plant, and equipment are properties of durable nature used in the regular operation of the business”.

Sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) diatas tentang aktiva tetap, maka definisi aktiva tetap menurut PT.


(37)

Securindo Packatama Indonesia telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan. Dari definisi aktiva tetap di atas dinyatakan bahwa aktiva tetap tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas, kecuali tanah dan aktiva tetap bersifat non-moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.

2. Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat digolongkan dalam berbagai sudut, antara lain: a. Sudut Substansi

Aktiva tetap menurut sudut substansi dapat dibagi:

1) Aktiva tetap berwujud (tangible assets), seperti: lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lain-lain.

2) Aktva tetap tidak berwujud (intagible assets), seperti: HGU, HGB, Goodwill, Paten, Copyright, Hak cipta, Franchise, dan lain-lain.

b. Sudut Disusutkan atau Tidak Disusutkan

Aktiva tetap menurut sudut disusutkan atau tidak disusutkan dapat dibagi:

1) Aktiva tetap yang dapat disusutkan (depreciated plant assets), yaitu aktiva tetap yang disusutkan, seperti: gedung, mesin, peralatan, dan lain-lain.


(38)

2) Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan (undepreciated plant assets), yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti tanah (land).

Menurut Mulyadi (2001), penggolongan aktiva tetap terbagi kedalam beberapa bagian, yaitu:

a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong.

b. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri diatas bumi, baik diatas lahan maupun air.

c. Mesin, termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.

d. Kendaraan, terdiri dari semua jenis kendaraan, seperti: alat pengangkutan, truk, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.

e. Perabot, terdiri dari perabot kantor, perabot laboratorium yang merupakan isi dari suatu bangunan.

f. Inventaris (peralatan), peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan, seperti: inventaris kantor, inventaris laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain.

g. Prasarana, perusahaan di Indonesia pada umumnya mengklasifikasikan sarana, seperti: jalan, jembatan, pagar, dan lain-lain.

Pada PT. Securindo Packatama Indonesia Aktiva tetap dikelompokkan secara khusus, yaitu data asset pos dan office yang dikelompokkan lagi menjadi data asset site office dan data pos. Semua aktiva tetap dicatat dan dipergunakan sebagaimana mestinya karena Secure Parking merupakan perusahaan outsourcing


(39)

dimana lahan yang dipakai merupakan sewa pemilik gedung lokasi parkir. Semua aktiva tetap yang dimiliki Secure Parking lokasi Uniland Plaza Medan merupakan harta kekayaan milik PT. Securindo Packatama Indonesia.

3. Prosedur Perolehan Aktiva Tetap

Untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat ditempuh beberapa cara, antara lain:

a. Perolehan dengan pembelian tunai (acquisition by purchase for cash)

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan sewa biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan pembelian atau persiapan penggunaannya. Perolehan beberapa aktiva dibeli secara bersamaan dengan suatu jumlah total pembayaran, tanpa dibuat penilaian harga masing-masing, maka perlu ditentukan besar nilai masing-masing aktiva yang didasarkan pada harga pasar.

b. Perolehan dengan pembelian angsuran (acquisition by purchase on long term

contract)

Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian secara angsuran maka nilai aktiva dicatat sebesar harga pembeliannya tidak termasuk unsur bunga yang dicatat sebagai beban bunga selama masa angsuran.


(40)

Untuk aktiva yang diperoleh melalui pertukaran menurut Ikatan Akuntan

Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 16.6) adalah:

‘Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih handal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.’

Perolehan aktiva tetap melalui pertukaran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Pertukaran aktiva tetap yang sejenis (similar assets/special case), yaitu pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin lama dengan mesin baru. Dalam hubungannya dengan aktiva sejenis, laba yang timbul ditangguhkan (mengurangi harga perolehan aktiva baru). Namun, dalam pertukaran mengalami kerugian, maka kerugian tersebut dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran.

2) Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis (dissimilar assets/general case), yaitu pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama, seperti: pertukaran mesin dengan gedung.

Dalam pertukaran barang yang sifatnya general case, nilai barang baru yang diperoleh (asset aquired) dicatat berdasarkan nilai pasar barang yang dikorbankan (asset given up) ditambah pembayaran boot atau dikurangi penerimaan boot. Bila harga pasar dari asset given up tidak diketahui, maka value dari asset yang lama dari

fair value dari asset given up atau asset equired merupakan gain atau loss.


(41)

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan surat-surat berharga, misalnya: saham dan obligasi, maka dasar dari penilaian aktiva tetap dicatat sebesar harga saham atau obligasi dan digunakan sebagai dasar pertukaran. Apabila harga saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga aktiva tersebut. Namun, kadang-kadang aktiva tetap tertentu tidak diketahui harga pasarannya, maka pencatatan aktiva tetap tersebut didasarkan atas harga taksiran yang ditentukan oleh manajemen perusahaan atau perusahaan penilai.

e. Perolehan dengan membangun sendiri (acquisition by self contruction)

Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang langsung/biaya variabel, yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan harus dikapitalisasi. Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 16.5) menyatakan bahwa:

‘Jika suatu perusahaan membuat aktiva serupa untuk dijual dalam keadaan normal, biaya perolehan aktiva biasanya sama dengan biaya memproduksi aktiva untuk dijual. Karenanya, setiap laba internal dieliminasi dalam menetapkan biaya tersebut. Demikian pula biaya dari jumlah abnormal dari bahan baku yang tidak terpakai, tenaga kerja atau sumber lain yang terjadi dalam memproduksi suatu aktiva tetap yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan aktiva.’

f. Perolehan aktiva dari hadiah/donasi/sumbangan (acquisition by donation)

Jika suatu aktiva tetap diperoleh dari sumbangan, maka tidak ada pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan. Walaupun ada, jumlahnya relatif lebih kecil dari nilai aktiva yang diterima. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 16.7), menyatakan bahwa, “aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat


(42)

sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”.

g. Perolehan dengan cara sewa guna usaha (acquisition by leasing)

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 30.1), menyatakan bahwa: ‘Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.’

Pencatatan perolehan aktiva tetap dengan leasing tergantung dari jenis leasing yang digunakan oleh perusahaan. Ada 2 (dua) cara leasing, yaitu:

1) Capital lease

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ini, dicatat sebagai aktiva tetap dalam kelompok tersendiri dan juga harus disusutkan. Kewajiban leasingnya pun disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.

2) Operating lease

Bila perusahaan memilih cara ini, maka pencatatan angsuran tidak menjadi bagian aktiva melainkan dicatat sebagai beban sewa aktiva tetap dan aktiva yang bersangkutan tidak disusutkan.

Adapun cara yang digunakan PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan dalam memperoleh aktiva tetap, yaitu dengan cara membeli secara tunai maupun kredit. Perolehan aktiva tetap dengan cara pembelian tunai akan dicatat ke dalam buku besar harian terlebih dahulu sebagai harga perolehannya.


(43)

4. Akuntansi Aktiva Tetap

Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan. Jika aktiva tetap diperoleh dari pertukaran, hibah, atau donasi dan aktiva tetap sitaan, maka harga pasar atau nilai transfer aktiva pada saat diserahkan dipakai sebagai ukuran harga perolehan aktiva yang diterima. Adakalanya suatu aktiva tetap yang diperoleh dalam mata uang asing, maka harga perolehan aktiva ditetapkan berdasarkan nilai tukar, yaitu:

a. Nilai tukar masukan (exchange input value), b. Nilai tukar keluaran (exchange output value).

Kedua nilai tukar dapat berupa nilai tukar masa lalu (past), sekarang (present), maupun yang akan datang (future).

Tujuan penilaian aktiva tetap adalah untuk menetapkan jumlah yang akan datang dibebankan sebagai biaya. Bila aktiva tetap didasarkan pada nilai tukar keluaran akan menyesatkan para pemakai laporan keuangan. Penilaian aktiva tetap hanya dapat didasarkan pada nilai tukar masukan saja, yang terdiri dari:

a. Historical Cost

Nilai tukar yang digunakan adalah nilai pasar pada saat perolehan. Historical cost terdiri dari:

1) Historical cost to the firm adalah seluruh pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh dan menggunakan aktiva dalam keadaan yang diinginkan.


(44)

2) Prudent cost adalah pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen yang kompeten untuk memperoleh aktiva.

3) Original cost adalah cost yang pertama kali dikeluarkan oleh perusahaan yang mula-mula menggunakan aktiva. Sedangkan nilai dari aktiva yang second hand adalah nilai menurut cost yang digunakan oleh perusahaan yang pertama kali membeli.

b. Current Input Value

Nilai tukar yang didasarkan pada nilai pasar apabila aktiva tetap tersebut diperoleh sekarang. Current input value terdiri dari:

1) Current replacement cost adalah jumlah untuk memperoleh aktiva baru yang sama melalui pembelian di pasar yang berlaku,

2) Appraisal value adalah suatu metode yang memperkirakan current cost atau

current value dengan cara yang sistematis. Penelitian dengan appraisal value ini

dinilai dengan cukup objektif karena yang mengadakan adalah perusahaan lain yang independen,

3) Fair value, disini cost adalah jumlah yang diperlukan untuk memperoleh laba yang layak untuk investasi.

Adapun penyusutan aktiva tetap menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 17.3), menyatakan bahwa:

“Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.”


(45)

Aktiva tetap berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode. Oleh karena itu, pemilihan metode penyusutan yang akan dipakai terhadap suatu aktiva berwujud harus dipertimbangkan dengan baik. Metode penyusutan yang dipilih dan dianggap tepat untuk jenis aktiva tertentu, belum dapat dipastikan akan tepat untuk diterapkan pada jenis aktiva lain karena perbedaan sifat dan pola penggunaan aktiva tersebut. Beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan beban penyusutan periodik, antara lain:

a. Metode berdasarkan faktor waktu

1) Penyusutan garis lurus (straight line method),

2) Penyusutan pembebanan menurun/dipercepat (reducing charge method). a) Metode jumlah angka tahun (sum of years digit method),

b) Metode saldo menurun (decilining balance method),

c) Metode saldo menurun ganda (double decilining balance method). b. Metode berdasarkan faktor penggunaan/ berdasarkan kegiatan/ pembebanan variabel

1) Metode jam pemakaian/unit jam jasa (service hours method),

2) Metode output produksi/ jumlah unit produk (productive output method). c. Metode depresiasi khusus

1) Metode berdasarkan tarif kelompok atau tarif komposit penyusutan kelompok (group and composite method),

2) Metode anuitas (annuity method),

3) Metode penggantian dan penempatan (replacement and location method), 4) Sistem persediaan (inventory system).


(46)

Agar pembebanan penyusutan dialokasikan secara efesien akan diperlukan suatu cara atau metode untuk menghitungnya, agar metode yang dipilih sesuai dengan manfaat keekonomian dari aktiva tetap tersebut.

Sedangkan sistem penggantian aktiva tetap dibagi menjadi 3, yaitu: a. Dibuang

Dalam hal ini lebih dimaksudkan dengan dinon-aktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.

b. Dijual

Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.

c. Ditukar dengan aktiva lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Pada PT. Securindo Packatama Indonesia, aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat lagi akan digudangkan dan digantikan dengan aktiva lain.

5. Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pengawasan terhadap aktiva harus dilakukan secara tepat dan terorganisir. Alasan ini disebabkan keberadaaan


(47)

aktiva tetap merupakan sesuatu yang penting dalam pelaksanaan operasional perusahaan.

Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tiak terjadi penggelapan, kecurangan ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagia kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Pimpinan bertanggungjawab penuh dalam usaha pengawasan intern terhadap aktiva tetap. Manajemen perlu memerhatikan dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar pelaksanaan prosedur-prosedur pengawasan dapat dilaksanakan sebaik mungkin. Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi.

Beberapa unsur pengawasan internal, yaitu: a. Struktur organisasi

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pembukuan c. Praktik yang sehat

Unsur di atas harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen dalam menentukan pengawasan internal yang dilakukan oleh perusahaan agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Serta untuk mencapai tujuan utama dari pengawasan intern aktiva tetap itu sendiri, yaitu:


(48)

a. Membatasi pengeluaran modal dalam batas yang disetujui sesuai dengan kebutuhan perusahaan

b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan

c. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dalam pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap

d. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan

e. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap

f. Melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi yang dapat merugikan perusahaan.

PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan melakukan pengawasan intern aktiva tetapnya sebagai berikut.

1) Pengawasan melalui persetujuan

Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Pengawas Pelayanan Parkir

2) Pengawasan terhadap gerak gerik fisik

Jika terdapat aktiva tetap yang sudah rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan melakukan prosedur-prosedur yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya. Misalnya terdapat aktiva tetap yang rusak maka akan dilaporkan ke Regional Office Medan untuk


(49)

perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun biasanya aktiva tetap yang dapat diperbaiki akan direparasi dahulu oleh teknisi.

3) Pemberian nomor urut

Aktiva tidak diberikan nomor urut, melaikan diberi simpol secure parking agar pengendalian intern baik dokumen maupun aktiva dapat berjalan lancar

4) Prosedur atas pengawasan intern

Car Park Manager dan Pengawas Pelayanan Parkir melakukan bimbingan atau lokakarya bagi seluruh SPP dan SPL serta part timer berupa prosedur-prosedur ataupun pelatihan-pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Perusahaan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan.

5) Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan

Perusahaan melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaan perusahaan dengan membandingkan aktiva yang dihitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai dasar untuk mengetahui kelengkapan dan ketepatan.

6) Perlakuan atas aktiva tetap yang tidak terpakai

Aktiva tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh PT. Securindo Packatama Indonesia disimpan di Regional Office Medan, hingga selanjutnya dapat digunakan di lokasi-lokasi parkir yang ditangani oleh PT. Securindo Packatama Indonesia.


(50)

E.Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yang digunakan sebagai skala atau alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebutkan sebagai variabel peneliti yang akan diuji dan setiap jawaban dari pertanyaan akan diberi skor atau nilai (Sugiono, 2006:86).

Untuk keperluan analisa kuantitatif penelitian ini, maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunaka skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Instrumen skala likert

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-Ragu (RR) 3

4 Kurang Setuju (KS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Keterangan:

Nilai Terendah : 14 Nilai Tertinggi : 70


(51)

Jumlah Kelas : 5 Interval kelas:

I = 70-14 = 56-5 = 51 51/5 = 10

Jadi interval kelasnya adalah 10

Data Skor:

14 s/d 24 : TE (Tidak Efektif) 25 s/d 35 : KE (Kurang Efektif) 36 s/d 46 : RR (Ragu-Ragu) 47 s/d 57 : E (Efektif)

58 s/d 70 : SE (Sangat Efektif)

Tabel 3.2

Variabel Unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia

Lokasi Uniland Plaza Medan

No Pernyataan STS KS RR S SS

1 Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap

2 Transaksi perolehan, penjualan dan √


(52)

harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen

3 Anggaran investasi diotorisasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham

4 Surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, surat penghentian pemakaian aktiva tetap dan surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi oleh manager yang bersangkutan

5 Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan

6 Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

7 Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan

8 Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi

9 Bukti memorial diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi

10 Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar atau bukti memorial atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

11 Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap

12 Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap

13 Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian

14 Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan


(53)

Skor keseluruhan dari tabel di atas adalah:

STS = 1x3 = 3 KS = 2x3 = 6 RR = 3x2 = 6 S = 4x3 = 12 SS = 5x3 = 15

Jumlah keseluruhan = 42 ( Ragu-Ragu )

Dari hasil tabel variabel unsur pengendalian intern (internal control) aktiva tetap di atas menunjukkan bahwa PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan belum bisa diputuskan sudah efektif atau tidak efektif, karena skor yang diperoleh adalah 42 sehingga masuk dalam ketegori RR (Ragu-Ragu).


(54)

BAB IV PENUTUP

Dalam bab penutup, penulis mencoba mengemukakan beberapa kesimpulan yang didasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya dan kemudian dengan pemberian saran yang mungkin dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk tujuan perbaikan dan kamajuan di masa yang akan datang khususnya pada pengelola aktiva tetap.

A. Kesimpulan

Setelah penulis membahas secara teoritis dan kemudian membandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut.

1. PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan dalam memperoleh aktiva tetap, yaitu dengan cara membeli secara tunai, kredit, investasi perusahaan dll. Disamping itu, PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan juga mendapatkan aktiva tetap dengan cara membangun sendiri.

2. Terdapat pemisahan fungsi antara fungsi pemakai dengan fungsi akuntansi aktiva tetap yang baik. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisah dari fungsi pemakai aktiva tetap.


(55)

3. Transaksi yang dilakukan perusahaan diawasi oleh adanya tim audit perusahaan yang bekerja secara independen namun masih termasuk dalam organisasi perusahaan.

4. Sistem otorisasi aktiva tetap yang dijalankan sangat baik walaupun dalam menentukan anggaran investasi tidak diotorisasi melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

5. Pada lokasi UPM, PT. SPI tidak memiliki kartu aktiva tetap sehingga tidak dapat diketahui secara terperinci jumlah nominal aktiva tetap dan jumlah unitnya.

6. Pengawasan intern atas aktiva tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan masih belum dapat dipastikan sudah efektif atau belum efektif karena menurut kuisioner variabel unsur pengendalian aktiva tetap hanya mendapatkan skor 42 sehingga masuk kategori ‘Ragu-Ragu’. 7. Informasi tentang ada atau tidak adanya asuransi pada semua jenis aktiva tetap

yang dimiliki oleh PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan tidak dapat dipastikan. Hal ini disebabkan kurangnya transfaransi perusahaan kepada setiap CPM di tiap-tiap lokasi.

8. Adanya kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan.

B. Saran

Penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan skripsi minor ini.


(56)

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan menyangkut PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan adalah:

1. Sebaiknya perusahaan menunjuk tim audit eksternal dalam rangka meningkatkan pengendalian intern, selain itu juga dapat dijadikan pembanding dengan apa yang telah dilakukan tim audit internal perusahaan.

2. Sebaiknya perusahaan dalam mengotorisasi anggaran investasi dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham, dalam hal ini perusahaan harus bekerja sama dengan pemilik properti. Tujuannya agar apabila terjadi kerusakan pada aktiva tetap maka hal ini akan memudahkan perusahaan dalam penggantian dan pemilik properti juga dapat dimintai pertanggungjawabannya. 3. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai

pengawasan intern yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap.

4. Penyajian catatan dan pembukuan atas aktiva tetap harus lebih jelas dan transparansi agar pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan dengan baik. 5. Sebaiknya perusahaan membuat catatan yang lengkap atas aktiva tetap dengan

membuat kartu aktiva tetap agar tercapainya suatu perusahaan yang efektif dan efisien.

6. Sebaiknya perusahaan memberikan informasi aktiva tetapnya secara terperinci, seperti berapa jumlah aktiva tetap yang rusak dan berapa jumlah aktiva tetap yang masih digunakan.

7. Sebaiknya perusahaan memberikan informasi yang jelas mengenai ada atau tidaknya asuransi terhadap semua jenis asset perusahaan ke tiap-tiap lokasi.


(57)

8. Untuk menghindari kerugian akibat kebakaran / bencana alam lainnya, pencurian dan lain-lain sebaiknya perusahaan mengasuransikan aktiva tetapnya.

9. Sebaiknya asset-asset site office tidak dengan mudah digunakan oleh SPP,SPL atau part timer untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti bermain game dll.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3, Cetakan ke-3. Salemba Empat: Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara: Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Salemba Empat: Jakarta.

tanggal 8 Maret 2011 pukul 21.00 WIB.

Ranti, tanggal 10 Maret 2011 pukul 23.00 WIB.

Word diakses oleh Fitri Wina Ranti, tanggal 10 Maret 2011 pukul 10.00 WIB.


(1)

Skor keseluruhan dari tabel di atas adalah:

STS = 1x3 = 3 KS = 2x3 = 6 RR = 3x2 = 6 S = 4x3 = 12 SS = 5x3 = 15

Jumlah keseluruhan = 42 ( Ragu-Ragu )

Dari hasil tabel variabel unsur pengendalian intern (internal control) aktiva tetap di atas menunjukkan bahwa PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan belum bisa diputuskan sudah efektif atau tidak efektif, karena skor yang diperoleh adalah 42 sehingga masuk dalam ketegori RR (Ragu-Ragu).


(2)

BAB IV PENUTUP

Dalam bab penutup, penulis mencoba mengemukakan beberapa kesimpulan yang didasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya dan kemudian dengan pemberian saran yang mungkin dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk tujuan perbaikan dan kamajuan di masa yang akan datang khususnya pada pengelola aktiva tetap.

A. Kesimpulan

Setelah penulis membahas secara teoritis dan kemudian membandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut.

1. PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan dalam memperoleh aktiva tetap, yaitu dengan cara membeli secara tunai, kredit, investasi perusahaan dll. Disamping itu, PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan juga mendapatkan aktiva tetap dengan cara membangun sendiri.

2. Terdapat pemisahan fungsi antara fungsi pemakai dengan fungsi akuntansi aktiva tetap yang baik. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisah dari fungsi pemakai aktiva tetap.


(3)

3. Transaksi yang dilakukan perusahaan diawasi oleh adanya tim audit perusahaan yang bekerja secara independen namun masih termasuk dalam organisasi perusahaan.

4. Sistem otorisasi aktiva tetap yang dijalankan sangat baik walaupun dalam menentukan anggaran investasi tidak diotorisasi melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

5. Pada lokasi UPM, PT. SPI tidak memiliki kartu aktiva tetap sehingga tidak dapat diketahui secara terperinci jumlah nominal aktiva tetap dan jumlah unitnya.

6. Pengawasan intern atas aktiva tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan masih belum dapat dipastikan sudah efektif atau belum efektif karena menurut kuisioner variabel unsur pengendalian aktiva tetap hanya mendapatkan skor 42 sehingga masuk kategori ‘Ragu-Ragu’. 7. Informasi tentang ada atau tidak adanya asuransi pada semua jenis aktiva tetap

yang dimiliki oleh PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan tidak dapat dipastikan. Hal ini disebabkan kurangnya transfaransi perusahaan kepada setiap CPM di tiap-tiap lokasi.

8. Adanya kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan.

B. Saran

Penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan skripsi minor ini.


(4)

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan menyangkut PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan adalah:

1. Sebaiknya perusahaan menunjuk tim audit eksternal dalam rangka meningkatkan pengendalian intern, selain itu juga dapat dijadikan pembanding dengan apa yang telah dilakukan tim audit internal perusahaan.

2. Sebaiknya perusahaan dalam mengotorisasi anggaran investasi dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham, dalam hal ini perusahaan harus bekerja sama dengan pemilik properti. Tujuannya agar apabila terjadi kerusakan pada aktiva tetap maka hal ini akan memudahkan perusahaan dalam penggantian dan pemilik properti juga dapat dimintai pertanggungjawabannya. 3. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai

pengawasan intern yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap.

4. Penyajian catatan dan pembukuan atas aktiva tetap harus lebih jelas dan transparansi agar pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan dengan baik. 5. Sebaiknya perusahaan membuat catatan yang lengkap atas aktiva tetap dengan

membuat kartu aktiva tetap agar tercapainya suatu perusahaan yang efektif dan efisien.

6. Sebaiknya perusahaan memberikan informasi aktiva tetapnya secara terperinci, seperti berapa jumlah aktiva tetap yang rusak dan berapa jumlah aktiva tetap yang masih digunakan.

7. Sebaiknya perusahaan memberikan informasi yang jelas mengenai ada atau tidaknya asuransi terhadap semua jenis asset perusahaan ke tiap-tiap lokasi.


(5)

8. Untuk menghindari kerugian akibat kebakaran / bencana alam lainnya, pencurian dan lain-lain sebaiknya perusahaan mengasuransikan aktiva tetapnya.

9. Sebaiknya asset-asset site office tidak dengan mudah digunakan oleh SPP,SPL atau part timer untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti bermain game dll.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3, Cetakan ke-3. Salemba Empat: Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara: Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Salemba Empat: Jakarta.

tanggal 8 Maret 2011 pukul 21.00 WIB.

Ranti, tanggal 10 Maret 2011 pukul 23.00 WIB.

Word diakses oleh Fitri Wina Ranti, tanggal 10 Maret 2011 pukul 10.00 WIB.