KAJIAN FUNGSI DAN EKSISTENSI MUSIK IRINGAN TOR-TOR SOMBAH SIMALUNGUN DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN.

KAJIAN FUNGSI DAN EKSISTENSI MUSIK IRINGAN TORTOR SOMBAH SIMALUNGUN DI DESA SARIBUDOLOK
KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN
SIMALUNGUN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DEVI NOVITASARI HUTAPEA
NIM. 2103340013

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
Devi Novitasari Hutapea NIM 2103340013. Kajian Fungsi dan Eksistensi
Musik Iringan Tor-tor Sombah Simalungun Di Desa Saribudolok Kecamatan
Silimakuta kabupaten Simalungun . Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas

Negeri Medan 2015
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif dengan tujuan
untuk mengetahui, mempelajari, dan menguraikan Eksistensi musik iringan Tortor Sombah Simalungun di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun
Teori yang digunakan dalam penelitian ini dari hasil studi kepustakaan
yang mencakup teori eksistensi atau keberadaan, teori fungsi, teori musik, teori
tor-tor, teori instrument musik.
Sampel dalam penelitian ini adalah Masyarakat pendukung, tokoh adat,
serta informan yang berjumlah empat orang. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi yang dilakukan
langsung terhadap objek yang akan diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian Eksistensi musik iringan Tor-tor Sombah
pada masyarakat Simalungun Perkembangan musik Simalungun di desa
Saribudolok tidak banyak mengalami perubahan. Hanya saja pada zaman
sekarang alat musik yang digunakan pada pesta Rondang Bittang ( pesta Rakyat)
sudah dibubuhi berbagai alat musik modern. Musik iringan Tor-tor Sombah
memiliki ikatan yang erat, Karena tarian Tor-tor Sombah harus mengikuti setiap
ketukan dan jatuhnya ketukan musik tersebut. Oleh karena itu eksistensi Musik
iringan Tor-tor Sombah terus turun- menurun di turunkan kegenerasi- generasi
muda masyarakat Simalungun. Musik iringan Tor-tor Sombah berfungsi untuk

menyambut tamu-tamu kehormatan atau tamu baik dari kalangan pembesar negeri
yang berkunjung pada acara-acara di daerah Simalungun. Bagi masyarakat Batak
Simalungun, penghormatan yang tertinggi adalah melakukan Tor-tor Sombah.
Alat musik pengiring yang digunakan dalam Tor-tor Sombah adalah Gondrang
sidua-dua, ditambah dengan Ogung, Mong-mongan dan Sarunai Bolon. dan
musik (gual) pada Tor-tor Sombah adalah Rambing-rambing yang bertempo
lambat. Musik iringan Tor-tor Sombah memakai Gual (Musik) Rambing-rambing,
Rambing-rambing ramos yaitu buah yang ramos janah marambing- ambing gabe
malas ni uhur ( doa sambil menari agar mudah rezeki dan tercipta hari esok yang
cerah/ kebahagian).
Kata kunci : Eksistensi, Musik Iringan Tor-tor Sombah

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Kajian Fungsi dan Eksistensi

Musik Iringan Tor-tor Sombah Simalungun Di Desa Saribudolok Kecamatan
Silimakuta Kabupaten Simalungun”.
Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan
kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga
kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan,
3. Uyuni Widyastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas
Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik
FBS Universitas Negeri Medan.
5. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Musik dan selaku
Pembimbing Skripsi II
6. Dra. Tuti Rahayu, M.Si Selaku Pembimbing Skripsi I
7.

Esra P.T Siburian, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing Akademik,


8. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,
9. Bapak Herman Purba, selaku Lurah Saribudolok
10. Teristimewa kepada kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda H. Hutapea
dan Ibunda L. Br Pinem yang selalu mendidik, memberikan kasih
sayang yang tak terhingga mendukung baik secara moril maupun
materil, memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada
hentinya demi kesuksesan ananda.

ii

11. Adik-adikku yang tersayang Iwan Saputra Hutapea, Rahel Hutapea
dan Gabriel Hutapea yang selalu memberikan semangat kepada
penulis.
12. Teman-teman terbaikku Mediana Hutapea, Kidu Meliani Girsang,
Delima Girsang, Putri H Br. Ginting, Risna Margaretta Damanik,
Lerin Riwanti Sitohang, Octa Maria Sihombing, Elda Sari Sihombing,
Yose Yuliana Sinambela, Deasy Nainggolan yang telah memberikan
doa, motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan Maya Ninggsih Lubis, Desiana Manullang
Eiren, Hardiansyah dan teman-teman lainnya di Prodi Pendidikan

Musik angkatan 2010 terimakasih atas kerjasamanya selama
perkuliahan.
14. Janroy Sianturi yang telah memberikan doa serta motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang
diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.
Medan,

Januari 2015

Penulis,

Devi Novitasari Hutapea
NIM. 2103340013


iii

DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR FOTO………………………………………………………….... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan masalah....................................................................... 7
D. Rumusan masalah .......................................................................... 8
E. Tujuan penelitian ............................................................................ 9
F. Manfaat penelitian.......................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan teoritis ............................................................................ 11
1. Teori Fungsi ............................................................................. 11
2. Eksistensi ................................................................................. 13

3. Teori Musik iringan.................................................................. 14
4. Pengertian tor-tor ..................................................................... 17
B. Kerangka konseptual ...................................................................... 18

iv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian................................................................................. 20
B. Lokasi dan waktu penelitian................................................................. 21
C. Populasi dan sampel ............................................................................. 21
1. Populasi .............................................................................. 21
2. Sampel. ............................................................................... 22
D. Teknik pengumpulan data. ................................................................... 22
1. Studi kepustakaan............................................................... 23
2. Observasi ............................................................................ 25
3. Wawancara ......................................................................... 26
4. Dokumentasi ...................................................................... 27
E. Teknik Analisis Data. ........................................................................... 27
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Kecamatan Silimakuta .............................................. 29

B. Fungsi Musik Iringan pada Tor-tor Sombah ........................................ 32
C. Eksistensi Musik iringan pada Tor-tor Sombah ................................... 34
D. Peran Musik Iringan Pada Tor-tor Sombah ........................................ 39
1. Gondrang Sidua-dua....................................................................... 42
2. Ogung. ............................................................................................ 44
3. Mong- mongan ............................................................................... 44
4. Sarunai Bolon ................................................................................. 45
5. Tor- tor Sombah………………………………………………..46

v

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 52
B. Saran ..................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54
LAMPIRAN

vi


DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar4. 2FotoKantor Lurah ........................................................................ 30
Gambar4.3FotoPetaKecamatanSilimakuta ..................................................... 31
Gambar4.4FotoTamukehormatan ................................................................... 35
Gambar4.5FotoMusikIringanRondangBittang ............................................... 36
Gambar 4.6FotoPartiturGualRambing-rambing ............................................. 40
Gambar 4.7FotoGondrangSidua-dua .............................................................. 43
Gambar 4.8FotoOgung ................................................................................... 44
Gambar 4.9FotoMongmongan........................................................................ 45
Gambar 4.10FotoSarunaiBolon ...................................................................... 46
Gambar.FotoRagammarsiap-siap ................................................................... 48
Gambar.FotoMangalo-ngalo........................................................................... 49
Gambar.FotoRagamLao Mulak ...................................................................... 51

vii

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik
manusia sebagai individu, manusia sebagai kelompok masyarakat. Kondisi
ekonomi, sosial dan adat istiadat, yang sangat mempengaruhi dan menentukan
bagi kehidupan seni.
Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dapat kita temukan pada
setiap suku bangsa, sejak dahulu mereka sudah menempatkan kesenian sebagai
bahagian dari pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang mereka adakan sesuai dengan
fungsi dan tujuan yang mereka inginkan. Kesenian dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa bagian yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan sebagainya.
Seni musik merupakan bagian dari seni budaya yang tidak luput dari
kehidupan manusia, dan musik adalah satu hasil karya manusia yang telah
berkembang dari waktu ke waktu hingga sekarang, dan perkembangan musik
tersebut secara umum karena ada usaha yang konkrit dari masyarakat
pendukungnya, terutama yang menyukai musik, baik yang bersifat modern
ataupun tradisional. Seiring perkembagan kehidupan manusia, musik tidak hanya
sebagai sarana upacara ritual akan tetapi berfungsi sebagai media pendidikan,
komunikasi dan hiburan.
Suku Simalungun adalah merupakan salah satu suku yang terdapat di

Provinsi Sumatera Utara yaitu letaknya di Kabupaten Simalungun. Suku ini

1

2

memiliki garis. keturunan patrilineal, suku Simalungun memiliki musik
tradisional yang secara turun-temurun digunakan dan berfungsi dalam kehidupan
sehari-harinya. Musik tradisional Simalungun diwariskan secara turun temurun
pula dan secara lisan disampaikan kepada suatu generasi ke generasi berikutnya.
suku ini juga memiliki beberapa kesenian yaitu seni tari (Tortor), seni lukis, seni
teater, dan seni musik. Kesenian tersebut sering hadir dalam upacara adat maupun
ritual yang mana pelaksanaannya diikat oleh system kekerabatan.
Dalam pelaksanaan acara adat tersebut Tor-tor menjadi media utama bagi
masyarakat Simalungun. Oleh karena itu dalam pelaksanaan upacara adat ada
yang manortor. Tor-tor Sombah biasanya dilakukan untuk menghormati Tuhan
Yang Maha Kuasa, Raja-raja adat serta undangat hormat. Hal ini dilakukan adalah
untuk berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Baik dalam acara perkawinan,
kematian, memasuki rumah baru, dan acara besar. Tor-tor Sombah ini selalu
ditampilkan pada acara pertama dimana tamu-tamu kehormatan akan memasuki
ruangan.
Tor-tor biasanya dilakukan dengan mengerakkan seluruh anggota tubuh
dengan diiringi irama gondang. Pusat gerakan tersebut terlihat pada pergelangan
tangan dan jari-jari tangan dan henjutan kaki serta torso. Musik gondang dan Tortor adalah sebuah kesatuan yang tidak ddapat dipisahkan yang memiliki arti yang
sama.
Tor-tor Sombah dalam acara adat besar dalam perkawinan dimulai
dengan masuknya pengantin kedalam gedung tempat dilaksanakannya adat yang
sepenuhnya. Pengantin berdiri dipintu bersamaa pihak laki-laki. Kemudian di

3

panggillah terlebih pihak Hula-hula (pihak perempuan) di ikuti dengan para
undangan lainnya. Seluruh undangan dan hula-hula memasuki gedung dengan
iringan Tor-tor Sombah, dimana keluarga laki-laki (parboru) menyembah Hulahula meminta pasu-pasu dengan gerakan tangan dihimpit seperti memohon, dan
Hula-hula membalas dengan gerakan tangan yang terbuka kebawah seperti
member pasu-pasu ( Berkat).
Dalam upacara adat perkawinan Simalungun akan terlihat dua kelompok
orang Manortor dengan membentuk barisan dengan Hula-hula sebelah kanan dan
parboru sebelah kiri. Di dalam upacara atau pesta, Tor-tor yang wajib dilakukan
adalah Tor-tor Mula-mula, Tor-tor Sombah, Tor-tor mangaliat, dan yang terakhir
Tor-tor Hasahatan/ Sitio-tio.
Dalam acara adat kematian dan acara pertunjukan Simalungun (Rondang
Bittang) juga hampir sama karena semua para undangan yang menghadiri acara
mulai dari pintu para undangan sudah di iringi dengan musik dan Tor-tor Sombah
sampai ke tempat duduk mereka. Musik iringan yang digunakan untuk mengiringi
Tor-tor Sombah adalah Rambing-rambing yang bertempo lambat. Alat musik
yang digunakan dalam acara adat simalungun yaitu menggunakan Ogung, Mongmongan, Sarunai, dalam ansambel Gondrang sidua-dua dan Gondrang sipitupitu.
Musik instrument yang digunakan untuk mengiringi Tor-tor Sombah
seperti : 1. Ogung, yaitu alat musik yang terbuat dari bahan metal (kuningan atau
besi). Terdiri dari dua buah: Ogung sibaggalan dan ogung sietekan yang
digunakan dalam seperangkat Gondrang sidua-dua dan Gondrang sipitu-

4

pitu/Gondrang bolon. 2. Sarunei bolon, alat musik yang mempunyai dua lidah
(dable reed) sebagai lobang hembusan yang dipergunakan sebagai pembawa
melodi dalam seperangkat Gondrang sidua-dua dan Gondrang sipitupitu/Gondrang bolon. Sarunei bolon mempunyai enam lobang sebelah atas dan
satu lobang sebelah bawah. 3. Gondrang sidua-dua adalah gendang yang
dipergunakan dalam seperangkat Gondrang sidua-dua. Badanya terbuat dari kayu
ampirawas dan kulitnya terbuat dari kulit kancil atau kambing. Gondrang ini
terdiri dari dua gendang, oleh karena itu dinamakan Gondrang sidua-dua. 4.
Gondrang sipitu-pitu adalah gendang yang terdiri dari satu kulit sebelah atas dan
sebelah bawah ditutup dengan kayu. Gendang terdiri dari tujuh buah yang
badannya terbuat dari kayu dan kulitnya terbuat dari kulit lembu, kerbau atau
kambing.
Gondrang Sipitu-pitu terdiri dari beberapa alat musik yaitu satu set
Gondrang yaitu terdiri dari gendang satu sisi yang terdiri dari tujuh buah anak
yang diletakkan dalam satu rak yang dipukul dengan stick. Gendang ini sebagai
pembawa ritem dan ritem variatif. Dan disamping itu sebagai pembawa melodi
yang merupakan Sarune dan dua buah Gong yaitu Gong jantan dan Gong betina,
serta dua buah gong kecil yang disebut dengan Mong-mongan. Gondrang Siduadua, ensambel ini lebih kecil dari Gondrang Sipitu-pitu, sebagai pembawa ritem
dalam ensambel ini dalah dua gendang yang terdiri dari dua sisi yang dipukul
dengan stick untuk sisi sebelah kanan, dan pukulan dengan tangan untuk sebelah
kiri, sedang untuk pembawa melodi dan Gong adalah prinsipnya sama saja.

5

Dengan melihat perkembangan musik elektronik sekarang ini, ensambel
Simalungun sudah jarang ditemukan didalam acara- acara adat. Ada anggapan
bahwa musik tradisional ini sudah kuno bila didengarkan penikmat karena akan
merasa bosan tidak larut dengan melodi yang dihasilkan, tapi jika disbanding
dengan musik modern seperti keyboard pendengar akan tertarik dan merasa larut
dalam suasana yang dialaminya sehingga dengan hal ini dapat dikatakan musik
iringan Simalungun kurang berkembang di era sekarang ini, dimana tidak
regenerasi yang dapat mempertahankan ensambel ini khususnya pada musik
iringan Tor-tor Sombah tidak lagi dilestarikan.
Secara umum pewarisan pengetahuan mengenai sesuatu yang telah ada
sejak jaman nenek moyang merupakan tradisi ataupun kebudayaan. Zaman dulu
musik iringan dan Tor-tor Sombah digunakan untuk menyambut tamu- tamu
kehormatan dalam acara besar. Oleh karena itu setiap tamu kehormatan memasuki
ruangan acara, akan diiringi dengan musik dan Tor-tor Sombah. Yang dimana
setiap gerakan Tor-tor harus mengikuti setiap ketukan-ketukan musik. Oleh
karena itu Musik iringan Tor-tor Sombah memiliki latihan khusus, dimana setiap
panortor harus bisa mengikuti ketukan dan jatuhnya ketukan musik tersebut.
Dalam arti musik dan Tor-tor memiliki insting (perasaan) yang kuat.
Karena tidak semua orang bisa memainkan alat Musik Iringan dan Tor-tor
Sombah tersebut. Namun perkembangan pada saat ini Musik Iringan Tor-tor
Sombah sudah jarang dilaksanakan dalam pernikahan dan kematian dikenakan
pemain musik dan panortor sudah tidak banyak dijumpain di desa Saribudolok.
Walaupun ada bayaran untuk pemain musik dan panortor tor-tor Sombah ini

6

sangat mahal, tidak banyak masyarakat yang bisa membayar, hanya masyarakat
tertentu (orang kaya) bisa menyewa untuk melaksanakan adat dengan
menggunakan musik iringan Tor-tor Sombah. Sekarang dimainkan rutin untuk
acara pertunjukan budaya Simalungun Yaitu pesta Rondang Bittang.
Menjadi daerah dari kabupaten Simalungun dengan penduduk yang
mayoritas etnis Simalungun dan juga menjadi daerah yang menjunjung tinggi
kebudayaan Simalungun sudah tidak memperhatikan lagi makna adat. Terlihat
jelas dimana musik iringan Tor-tor diadakan tidak lagi menjadi media komunikasi
dengan memperhatikan setiap gerakan-gerakan yang ada pada Tor-tor. Namun
musik iringan Tor-tor Sombah diadakan hanya menjadi sebuah seni yang dapat
menghibur dan mencari uang semata dengan tujuan dapat mencari keuntangan
bagi pihak penyelenggara pesta.
Berdasarkan uraian di atas saya sebagai penulis merasa tertarik untuk
mengambil judul penelitian “ Kajian Fungsi dan Eksistensi Musik To-tor
Sombah Simalungun di Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun”.

B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan dapat mengenal
lebih dekat permasalahan yang akan ditemukan pada saat melakukan penelitian
dilapangan.

7

Begitu juga dengan pendapat Sugiyono (2008:52) “ setiap penelitian yang
akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa
masalah penelitian

sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses

penelitian.” Dengan adanya identifikasi masalah dalam skripsi ini memudahkan
penulis dalam proses selanjutnya dan memudahkan pembaca memahami hasil
penelitian, permasalahan yang muncul dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tanpa
standa tanya. Maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai
berikut:
1. Bagaimana Fungsi Musik Iringan Tor-tor Sombah pada masyarakat
Simalungun

di

Saribudolok

Kecamatan

Silimakuta

Kabupaten

Simalungun?
2. Musik apa yang digunakan untuk mengiringi Tor- tor Sombah Simalungun
di Saribudolok Kecamatan Silimakuta kabupaten simalungun?
3. Bagaimana eksistensi musik iringan pada Tor- tor sombah simalungun di
Saribudolok Kecamatan silimakuta kabupaten simalungun?
4. Bagaimana perkembangan musik pada Tor- tor Sombah Simalungun di
Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun?
5. Bagaimana peran Musik Iringan Tor- tor Sombah Simalungun di
Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah dan untuk mempersingkat
cakupan, keterbatasan

waktu, dana, kemapuan penelitian, maka peneliti

8

mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah dalam memmecahkan
masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Menurut hariwijaya (2008:47) yang
menyatakan bahwa : “ Sempitkanlah ruang lingkup penelitian anda, agar anda bisa
berbicara banyak dari suatu bahasan yang sempit.” Maka, masalah dalam
penelitian ini dibuat dengan jelas untuk mempermudah penulisan dalam
menyelesaikan masalah.
Untuk membatasi luasnya permasalahan yang di ambil, perlu dilakukan
pembatan masalah untuk mempermudah masalah yng dihadapi dalam penelitian
ini. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Fungsi Musik Iringan pada Tor- tor Sombah simalungun di
saribudolok kecamatan silimakuta kabupaten simalungun?.
2. Bagaimana Eksistensi Musik Iringan pada Tor- tor Sombah Simalungun
di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simlungun?
3. Bagaimana Peran

Musik iringan pada Tor- tor Sombah Simalungun

Kecamatan Silimakuta kabupaten Simalungun?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan salah satu titik fokus dari sebuah penelitian
yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertayaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertayaan.

Menurut

pendapat sumadi ( 2011: 17) yang mengatakan bahwa: “ setelah masalah di

9

identifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena
hasilnya akan mencapai penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.”
Dengan demikian untuk mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan
pembatasan masalah maka penulis membuat rumusan masalah yang menjadi
kajian penelitian ini adalah Bagaimana Fungsi Musik Iringan pada Tor- tor
Sombah Simalungun Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu keberhasilan
penelitian yaitu tujuan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas
pertanyaan dalam penelitian. Hariwijaya dan Triton (2008:50) mengatakan bahwa
:“tujuan peneletian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian dan mengacu kepada permasalahan”. Tanpa adanya tujuan
yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak tahu apa yang ingin
dicapai. Maka tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis adalah:
1. Mengetahui Fungsi Musik Iringan Tor- tor Sombah Simalungun di
Saribudolok Kecamatan Silimakuta kabupaten Simalungun.
2. Mengetahui Eksistensi Musik Iringan Tor- tor Sombah Simalungun di
Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.
3. Mengetahui peran Musik Iringan pada Tor- tor Sombah Simalungun di
Saribudolok Kecamatan Silimakuta kabupaten Simalungun.

10

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan dapat mengisi kebutuhan segala komponen
masyarakat baik dari instansi yang berkaitan dan lembaga-lembaga kesenian
maupun praktisi kesenian. penelitian tersebut tidak hanya teori semata tapi dapat
dipakai oleh pihak – pihak yang membutuhkan. Menurut Hariwijya (2008:50)
yang mengatakan bahwa: “ Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari
hasil penelitian tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam
pengembangan ilmu dan manfaat di bidang praktik.” Maka temuan penelitian ini
diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan menambah wawasan peneliti
dalam rangka menuangkan gagasan karya tulis kedalam bentuk tulisan
karya ilmiah.
2. Sebagai bahan refrensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan
dengan topik penelitian ini.
3. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Pendidikan Musik Universitas
Negeri Medan..
4. Untuk memberikan motivasi kepada masyarakat khususnya generasi muda
sebagai satu-satunya pewaris budaya untuk terus melestarikan kesenian
daerah.
5. Sebagai bahan pelajaran untuk masyarakat simalungun khususnya mudamudi Simalungun

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah melihat hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Musik Iringan Tor-tor Sombah merupakan sebuah bentuk kesenian
yaitu musik yang berkembang dalam masyarakat Simalungun. Musik
ini mempunyai makna simbol sebagai penghormatan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
2. Alat Musik pengiring dalam Tor-tor Sombah adalah Gondrang Siduadua, ditambah dengan Ogung, Mong-mongan dan Sarunai Bolon.
Musik (Gual) pada Tor-tor Sombah adalah Rambing – rambing atau
Surung Dayung yang bertempo lambat.
3. Musik iringan Tor-tor Sombah pada masyarakat Simalungun berfungsi
untuk menyambut tamu baik untuk kalangan pembesar negeri yng
berkunjung pada acara -acara di daerah Simalungun. Sedangkan untuk
tokoh- tokoh adat Tor-tor Sombah ini ditarikan khusus untuk tondong
karena dalam adat, tondonglah yang paling tinggi kedudukannya.
4. Musik Iringan ini dimainkan oleh 4 orang seniman. Satu d Sarunai
Bolon, satu di Ogung, satu di Mong-mongan, dan di Gondrang Siduadua. Dan penari dalam Tor-tor Sombah ini tergantung pada bentuk
acara atau pesta dimana Tor-tor ini dipertunjukan. Penghormatan tamu

52

53

mau sampai 30 orang bila Tor-tor ini dipertunjukan dalam upacara
kematian Sayur Matua dan Sayur Martuah, maka peserta terdiri dari
dua pihak dengan jumlah yang tidak terbatas.
5. Untuk menjaga dan melestarikan musik tradisional ini masyarakat
simalungun dan sekolah membuat sanggar musik di Desa Saribudolok
kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran yang peneliti
ajukan yaitu:
1. Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti berharap kepada
pemerintah daerah simalungun agar selalu memberikan perhatian
khususnya pada Musik Iringan ini dan tari tradisional lain agar musik
dan tarian yang dimiliki oleh masyarakat Simalungun dalam
penyajiannya dapat diangkat kepermukaan agar tetap menjadi seni
budaya yang tetap dijunjung tinggi.
2. Kepada para seniman Simalungun agar menjaga dan melestarikan
kebudayaan Simalungun serta menjaga alat-alat musik tradisional yang
hampir punah.
3. Kepada

generasi

muda

masyarakat

Simalungun

untuk

tetap

mempertahankan nilai-nilai budaya dan warisan leluhur yang patut kita
bina dan kita lestarikan.

54

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin.2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung:
Sarana Ilmu Pustaka
Banoe, Pono.2009. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Buchari.2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung:alfabeta
Febriana, 2009. Keberadaan dan Perkembangan Tor-tor Mannapei Suri-suri
Dalam Pesta Rondang bittang Masyarakat Simalungun, Medan: UNIMED
Hariwijaya dan Triton.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Maryeni. 2005. Metode penelitian kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara
Pasaribu, Benn M. 2004. Pluralitas Musik Etnik. Medan: Pusat dukumentasi dan
pengkajian kebudayaan batak Universitas HKBP Nomensen
Pandiangan, Tionar, 2009. Tor-tor Nasiaran pada Masyarakat Simalungun Kajian
Terhadap Makna, fungsi dan Bentuk Penyajian, Medan: UNIMED
Purba, Jamin, 2011, Upacara Adat Marhajubuan Pada Masyarakat Simalungun
Studi Analisis Terhadap Tor-tor, Medan: UNIMED
Purba, Mauly.2000. Gereja dan Adat: Kasus Gondang Sabagunan
dan Tor-tor. Medan: skripsi etnomusikologi universitas Sumatera Utara.
Rahayu,Tuti, (2000) pengetahuan Tari, Unimed, Medan
Sugiyono 2013. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta,CV.
Saragih,Yohanes eri,2013. Keberadaan alat musik gondrang sidua-dua
Masyarakat Simalungun di Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun, Medan:UNIMED
Suragin 2004. Kamus Musik.Jakarta: Gramedia Widya Sarana Indonesia.
Situmorang,Samuel,2009. Tinjauan Pembelajaran Revitalisasi Musik Etnik
Simalungun di Desa Simbolon tengkoh kecamatan panombeian Panei
Kabupaten Simalungun, Medan: UNIMED
Soedarsono (1997). Tari-tarian Indonesia. Jakarta: proyek
Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.