Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi
MODEL PENENTUAN KRITERIA KESESUAIAN LAHAN
UBI JALAR CILEMBU VARIETAS RANCING
BERBASIS KARAKTERISTIK SPESIFIK LOKASI
MUHAMMAD AMIR SOLIHIN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Model Penentuan
Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis
Karakteristik Spesifik Lokasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2017
Muhammad Amir Solihin
NRP. A161120031
RINGKASAN
MUHAMMAD AMIR SOLIHIN. Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan
Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi.
Dibimbing oleh SANTUN R. P. SITORUS, ATANG SUTANDI dan
WIDIATMAKA
Salah satu ubi jalar yang terkenal di dalam dan luar negeri yaitu ubi jalar
Cilembu. Saat ini, ubi jalar Cilembu yang banyak dibudidayakan petani dan
diminati pasar, yaitu varietas Rancing. Kekhasan ubi jalar Cilembu ada pada rasa
manis yang berasal dari cairan seperti gula. Permintaan pasar ubi jalar Cilembu
yang tinggi belum dipenuhi oleh pasokan produksi yang ada sehingga diperlukan
perluasan areal tanam yang dapat menghasilkan produksi dan kualitas kemanisan
ubi jalar seperti di lokasi asalnya. Perluasan areal budidaya memerlukan penilaian
lahan yang saat ini belum ada kriteria kesesuaian lahannya. Namun untuk
menentukan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu berbeda dengan untuk ubi
jalar umum karena harus mempertimbangkan produksi dan tingkat kemanisannya.
Untuk itu perlu gambaran bagaimana menentukan kriteria kesesuaian lahan untuk
komoditas spesifik seperti ubi jalar Cilembu.
Penelitian ini bertujuan membangun model penentuan kriteria kesesuaian
lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing. Model yang dimaksud merupakan
gambaran proses penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu melalui
tahapan-tahapan berikut: menentukan keragaan produksi dan tingkat kemanisan
ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal dan non tipikal; mengidentifikasi karakteristik
lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu di lokasi studi
berdasarkan persepsi petani dan data survei lapangan; mengetahui pengaruh asal
lokasi budidaya dan lama penyimpanan umbi terhadap tingkat kemanisan ubi jalar
Cilembu; menentukan karakteristik lahan pembeda kelas produksi dan kemanisan
ubi jalar Cilembu; serta membangun kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu
berbasis karakteristik spesifik lokasi.
Penelitian ini menggunakan metode survei, perancangan percobaan dan
percobaan plot di lokasi studi. Analisis yang dilakukan meliputi: analisis untuk
menentukan kelas produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu, analisis
hirarki proses yang disederhanakan, pembobotan sifat lahan berbasis persepsi
petani dan analisis data lahan di lokasi tipikal dan non tipikal, analisis
perbandingan rerata produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi
tipikal dan non tipikal, percobaan penyimpanan umbi dari beberapa lokasi plot
penanaman terhadap kadar gula total dengan rancangan petak terbagi, analisis
diskriminan berganda untuk menentukan karakteristik lahan pembeda kelas
produksi, total kadar gula dan bobot gula total ubi jalar Cilembu, serta analisis
garis batas untuk menentukan rentang kriteria kesesuaian lahan.
Hasil penelitian di 15 lokasi sentra produksi ubi jalar Cilembu, baik di
lokasi asal maupun di luar lokasi tersebut menunjukkan produksi ubi jalar Cilembu
yang ditanam di lokasi tipikal berbeda nyata dan lebih tinggi dibandingkan produksi
yang diperoleh dari lokasi non tipikal. Di lokasi tipikal dan non tipikal, produksi ubi
jalar yang ditanam di lahan sawah tidak berbeda nyata dengan yang ditanam di lahan
tegalan, tetapi di lahan sawah lebih tinggi dibanding di lahan tegalan. Tingkat
kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal tidak berbeda nyata dengan lokasi
non tipikal, tetapi lokasi non tipikal cenderung lebih tinggi dibandingkan di lokasi
tipikal. Tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lahan tegalan cenderung lebih
tinggi dari pada yang ditanam di lahan sawah.
Biofisik lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu
berdasarkan persepsi petani yaitu: faktor tanah (tekstur dan hara tanah) dan iklim
(temperatur dan curah hujan), sedangkan berdasarkan data lapangan, yaitu:
karakteristik kimia tanah (pH H2O, K total, kejenuhan basa, dan kation-kation basa),
karakteristik fisik tanah (fraksi debu dan kedalaman tanah efektif), elevasi, dan
karakteristik iklim (temperatur dan curah hujan).
Percobaan pengaruh lokasi budidaya di lima lokasi penanaman dan lama waktu
simpan setelah panen terhadap kadar gula menunjukkan aspek lokasi budidaya tidak
berpengaruh nyata terhadap kadar gula total, tetapi di lokasi tipikal cenderung lebih
tinggi dari pada di lokasi non tipikal. Lama waktu simpan berpengaruh nyata terhadap
kadar gula total dan peningkatannya secara signifikan terjadi hingga minggu kedua
setelah panen. Tidak terdapat interaksi antara lokasi budidaya dan lama waktu simpan
umbi, tetapi kadar gula total maksimum lebih tinggi dan waktu pencapaiannya lebih
lama di lokasi tipikal dibandingkan dengan di lokasi non tipikal. Perbedaan hasil
penelitian kadar kemanisan dengan penelitian keragaan kemanisan ubi jalar Cilembu
karena adanya perbedaan jumlah sampel yang mewakili lokasi tipikal dan non tipikal.
Terdapat karakteristik lahan yang berperan dalam membedakan kelas
produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu. Karakteristik lahan tersebut
digunakan sebagai diagnostic criterion dalam kriteria kesesuaian lahan ubi jalar
Cilembu. Karakteristik lahan pembeda kelas dan rentang kriteria kesesuaian lahan
ubi jalar Cilembu yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kriteria kesesuaian
lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing terutama yang bersifat spesifik lokasi di
lokasi studi.
Karakteristik lahan pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan
kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu, adalah: pH H 2O, C Organik, KTK,
temperatur maksimum, curah hujan bulan ke-3 dan ke-5 pada periode tanam sebagai
strong discriminator, dan curah hujan bulan ke-4, selisih temperatur maksimum dan
minimum (ΔT), dan temperatur rerata sebagai weak discriminator. Diagnostic
criterion dan rentang kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu berbeda dengan
kriteria kesesuaian lahan ubi jalar yang umum digunakan di Indonesia.
Model penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing
berbasis karakteristik spesifik lokasi berupa tahapan proses berikut: 1)
menginventarisasi lokasi budidaya ubi jalar Cilembu yang menunjukkan perbedaan
tingkat produksi dan kemanisan ubi jalar Cilembu, 2) mengidentifikasi karakteristik
lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan persepsi
petani dan data survei, 3) menganalisis pengaruh asal lokasi budidaya dan lama
penyimpanan umbi terhadap tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu, 4) menentukan
karakteristik lahan pembeda tingkat produksi dan kemanisan ubi jalar Cilembu di
lokasi studi, dan 5) membangun kriteria evaluasi kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu.
Model ini dapat menghasilkan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas
Rancing yang menggambarkan 90% produksi aktual di lapangan. Model penentuan
kriteria kesesuaian lahan ini dapat digunakan pada area yang lebih luas untuk
memperbaiki kriteria kesesuaian lahan dengan variasi lingkungan yang lebih
beragam, tetapi kriteria kesesuaian lahannya sendiri hanya berlaku di lokasi studi
dimana sumber data yang digunakan untuk menyusun kriteria diperoleh.
Kata kunci: analisis diskriminan, Cilembu, produksi, kadar gula, kriteria
kesesuaian lahan, ubi jalar
SUMMARY
MUHAMMAD AMIR SOLIHIN. Model of Land Suitability Criteria
Determination for Cilembu Sweet Potato Variety of Rancing Based on Site
Specific Characteristics. Supervised by: SANTUN R. P. SITORUS, ATANG
SUTANDI and WIDIATMAKA.
One of the famous sweet potatoes in Indonesia and overseas is Cilembu
sweet potato. Currently, the most widely cultivated by farmers and that has high
market demand is variety of Rancing. The uniqe taste of sweet potato comes from
sugar liquids. High in demand of Cilembu sweet potatoes requires an increase in
production by the extension of cultivation areas. It is necessary to expand the
planting areas those have similar or higher yield and sweetness degree of Cilembu
sweet potatoes as in their typical locations. Expansion planting areas requires land
evaluation, but a land suitability criteria of Cilembu sweet potato is not available.
Determination of land suitability criteria of Cilembu sweet potato differ from
common sweet potato. A land suitability criteria for Cilembu sweet potato
requires production and sweetness degree. So, how to define simple representation
process of land suitability criteria determination.
This study was aimed to define a model of determination of land suitability
criteria of Cilembu sweet potato, varieties of Rancing. The model intended is the
simple representation of land suitability criteria determination of Cilembu sweet
potatoes through the following steps: determine the performance of yield and
sweetness degree of Cilembu sweet potato in the study area; determine the land
characteristics associated with the Cilembu sweet potato production in the study
area based on the farmers perceptions and field data surveys; study the influence
of cultivation location and storage periods of tubers on the sweetness level of
Cilembu sweet potato; determine discriminate land characteristics of yield and
sweetness degree classes; and determine land suitability criteria of Cilembu sweet
potato based on site-specific characteristics.
This study was used survey method, experimental design and field
experimental in the study area. Analysis were performed classification analysis to
determined the performance of yield and sweetness classes of Cilembu sweet
potato; simple AHP and weighting of score of the land properties in terms of land
use of Cilembu sweet potato based on the farmers perception; comparison analysis
to determine the land characteristics differences on typical and non typical areas
of Cilembu sweet potato; split plot design to measure influence of cultivation
location and storage periods on sugar content; the multiple discriminant analysis
to determine discriminating land characteristics of yield and sweetness classes of
Cilembu sweet potatoes; and boundary line analysis to determine the range of land
suitability criteria.
The results showed that there were variations in yield and sweetness degree
of Cilembu sweet potatoes in 15 cultivation location. Yield of Cilembu sweet
potato from typical areas were significance different and higher than that of in
non-typical areas. In the typical and non typical areas, yield of Cilembu sweet
potato which grown in paddy fields and rainfed fields were not significance
different, but the yield in the rainfed field was higher than that of in paddy field.
The sweetness degree of Cilembu sweet potatoes in typical areas were not
significant different and lower than that of in non-typical areas. The sweetness
degree of Cilembu sweet potatoes in paddy field was higher than that of in the
rainfed field. The differences of sweetness degee in this study compared
sweetness performance study, because of different samples quantity of study
location.
Biophysical factors related to production of Cilembu sweet potato based on
farmers perception were factor of soil (texture and soil nutrients) and climate
(temperature and precipitation), while based on the field data were the chemical
characteristics of the soil (pH H2O, K, bases saturation, and base cations),
physical characteristics of the soil (fraction of silt, effective soil depth, and
elevation), and the characteristics of climate (temperature and precipitation).
Experiments of influence of cultivation areas in five locations and storage
periods after harvest to total sugar content showed that cultivation areas did not
significantly affect the total sugar content, but in a typical location was higher
than that of in non typical location. Storage periods were significance affect to
total sugar content and the increasing rate of total sugar content was rising up until
the second week after harvest. The cultivation areas and the storage periods had
not interactions each other, but the maximum total sugar content and their storage
periods was higher and longer in typical areas than that of in non typical areas.
Discriminating land characteristics of total sugar content weight class of
Cilembu sweet potato, consist of strong discriminator (pH H2O, soil organic
carbon, CEC, maximum temperature, monthly rainfall at 3rd and 5th month during
planting period) and weak discriminator (monthly rainfall at 4th month during
planting periods, temperature difference of maximum and minimum (ΔT), and the
average temperature). The discriminating land characteristics used as diagnostic
criterion in land suitability criteria and the range of land suitability criteria for
Cilembu sweet potato were different compare to common sweet potato land
suitability criteria.
Model of determination of Cilembu land suitability criteria based on
specific characteristics location represented in steps as follows: 1) Identification
of Cilembu sweet potato cultivation location that show different yield and
sweetness degree, 2) Identifying land characteristics which are significantly
related to Cilembu sweet potato production, 3) Analyzing the influence of origin
cultivation location and tubers storage periods to the sweetness degree of Cilembu
sweet potato, 4) Determining discriminating land characteristics of yield and
sweetness classes of Cilembu sweet potato, and 5) Determining Cilembu sweet
potato land suitability criteria. The model of determination of land suitability
criteria of Cilembu sweet potato was produced the land suitability criteria which
represented 90% actual production in the filed. The models of determination of
land suitability criteria may be implemented on wider environmental zone to
improve land suitability criteria, but the land suitability criteria which produced
only applicable in the study location where the input data was retrived.
Keywords: Cilembu, discriminant analysis, land suitability criteria, total sugar
content, sweet potato, yield
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
MODEL PENENTUAN KRITERIA KESESUAIAN LAHAN
UBI JALAR CILEMBU VARIETAS RANCING
BERBASIS KARAKTERISTIK SPESIFIK LOKASI
MUHAMMAD AMIR SOLIHIN
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Ilmu Tanah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
Penguji Luar Komisi
Pada Ujian Tertutup:
1. Dr Ir Darmawan, M.Sc.
2. Prof. Dr Ir Mahfud Arifin, M.S.
Pada Sidang Promosi Terbuka:
1. Dr Ir Darmawan, M.Sc.
2. Prof. Dr Ir Mahfud Arifin, M.S.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga Disertasi ini berhasil diselesaikan. Judul Disertasi ini
adalah Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas
Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr Ir Santun R. P. Sitorus
selaku Ketua Komisi Pembimbing. Bapak Dr Ir Atang Sutandi, M.Si. dan Bapak
Dr Ir Widiatmaka, DAA. selaku Anggota Komisi Pembimbing, serta Prof. Dr Ir
Mahfud Arifin, M.S. dan Dr Ir Darmawan, M.Sc. selaku penguji luar komisi yang
telah banyak memberi komentar dan saran dalam penyempurnaan Disertasi ini. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Padjadjaran, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kepala
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran yang telah mengizinkan pendidikan dan penelitian penulis. Ungkapan
terima kasih tak terhingga juga disampaikan khusus kepada bapak, ibu, istri dan
anak-anakku, bapak dan ibu mertua, kakak-kakak, adik dan seluruh keluarga, serta
rekan-rekan kerja dan kuliah, atas segala doa, perhatian dan kasih sayangnya.
Semoga Disertasi ini dapat menjadi karya ilmiah yang bermanfaat.
Bogor, Februari 2017
Muhammad Amir Solihin
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
Keluaran
Ruang Lingkup Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Kebaruan (Novelty) Penelitian
1
1
3
6
6
6
10
12
12
13
2 LATAR BELAKANG TEORITIS (THEORETICAL BACKGROUND)
14
3 TINJAUAN PUSTAKA
Ubi Jalar Cilembu
Biofisik Lahan dan Lingkungan Tumbuh Tanaman Ubi jalar
Pascapanen Ubi Jalar Cilembu
Pengembangan Evaluasi Kesesuaian Lahan
Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu
17
17
21
23
24
26
4 KERAGAAN PRODUKSI DAN TINGKAT KEMANISAN UBI
JALAR (Ipomoea batatas L.) CILEMBU VARIETAS RANCING DI
JAWA BARAT
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
31
31
32
35
42
5 BIOFISIK LAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKSI
UBI JALAR CILEMBU: STUDI BERBASIS PENGETAHUAN
LOKAL DAN DATA LAHAN
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
44
44
46
49
56
xii
6 PENGARUH LOKASI BUDIDAYA DAN LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP KADAR GULA UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
CILEMBU VARIETAS RANCING
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
57
57
58
61
66
7 KARAKTERISTIK LAHAN PEMBEDA KELAS PRODUKSI DAN
KADAR GULA UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) CILEMBU
VARIETAS RANCING
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
67
67
68
71
79
8 KRITERIA EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UBI JALAR
CILEMBU VARIETAS RANCING BERBASIS KARAKTERISTIK
SPESIFIK LOKASI
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
80
80
82
86
108
9 PEMBAHASAN UMUM
109
10 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
115
115
117
DAFTAR PUSTAKA
119
LAMPIRAN
127
RIWAYAT HIDUP
141
xiii
DAFTAR TABEL
3.1
Perbandingan kandungan gizi bahan pangan
17
3.2
Kandungan gizi ubi jalar Cilembu varietas Nirkum (dalam 100 gr)
18
3.3
Hara yang terangkut selama pertumbuhan ubi jalar
20
4.1
Kelas produksi ubi jalar Cilembu varietas Rancing
35
4.2
Perbandingan produksi ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal dan non
tipikal
36
Perbandingan rerata produksi ubi jalar Cilembu pada lahan sawah
dan tegalan di lokasi tipikal dan non tipikal
36
4.4
Kelas tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu
38
4.5
Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu saat panen (0
MSP) dan satu minggu setelah panen (1 MSP)
39
Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal
dan non tipikal
40
Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu pada lahan
sawah dan tegalan di lokasi tipikal dan non tipikal
41
Hubungan antara produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu
varietas Rancing di lokasi studi
41
Pembobotan karakteristik lahan yang berhubungan dengan
produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan persepsi petani
48
Perbandingan karakteristik kimia tanah di lokasi tipikal dan non
tipikal ubi jalar Cilembu
53
Perbandingan karakteristik fisik tanah di lokasi tipikal dan non
tipikal ubi jalar Cilembu
53
Perbandingan karakteristik iklim di lokasi tipikal dan non tipikal
ubi jalar Cilembu
54
Hubungan tipe lokasi dengan produksi dan kadar gula total ubi jalar
Cilembu
56
6.1
Data rerata sifat tanah di lokasi budidaya ubi jalar Cilembu
59
6.2
Kadar gula total ubi jalar Cilembu pada beberapa lokasi tipikal dan
non tipikal, serta lama penyimpanan umbi setelah panen
61
Batas puncak kadar gula total dan lama penyimpanan ubi jalar
Cilembu
62
Analisis sidik ragam pengaruh lokasi asal budidaya dan lama
penyimpanan ubi pada kadar gula total ubi jalar Cilembu
63
Uji beda nyata lama penyimpanan ubi jalar Cilembu setelah panen
terhadap kadar gula total
65
4.3
4.6
4.7
4.8
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
6.3
6.4
6.5
xiv
7.1
Keragaan karakteristik lahan lokasi studi
72
7.2
Kelas produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu
73
7.3
Perbandingan kesamaan rerata produksi dan kadar gula total di
lokasi penanaman ubi jalar Cilembu
74
Hasil uji kesamaan rerata kelas produksi pada variabel karakteristik
lahan secara tunggal
75
Korelasi antar variabel pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu
dengan koefisien fungsi diskriminan
76
Variabel pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu yang signifikan
berdasarkan koefisien fungsi diskriminan terstandarisasi
76
Hasil uji kesamaan rerata kelas kadar gula total dan discriminant
loading
78
8.1
Kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu di lokasi studi
86
8.2
Uji t berpasangan untuk kesamaan rerata bobot gula total di lokasi
penanaman ubi jalar Cilembu
87
Hasil uji kesamaan rerata kelas bobot gula total pada variabel
karakteristik lahan secara tunggal
87
Korelasi antar variabel pembeda kelas bobot gula total ubi jalar
Cilembu dengan koefisien fungsi diskriminan
88
Variabel pembeda kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu yang
signifikan berdasarkan koefisien fungsi diskriminan terstandarsasi
88
7.4
7.5
7.6
7.7
8.3
8.4
8.5
8.6
Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing
106
8. 7 Rentang kriteria kesesuaian lahan dari karakteristik lahan lainnya
yang bukan pembeda kelas bobot gula total ubi jalar Cilembi
107
DAFTAR GAMBAR
1.1
Kerangka pikir penelitian
11
4.1
Peta lokasi pengambilan sampel ubi jalar Cilembu di beberapa
lokasi sentra ubi jalar Cilembu di Jawa Barat
33
Batas kritis produksi dan kadar gula total ubi jalar Cilembu di
lokasi yang disurvei
42
Diagram analisis hierarki untuk strukturisasi faktor biofisik lahan
yang berhubungan dengan produksi dan kadar gula ubi jalar
Cilembu
48
Faktor biofisik lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar
Cilembu berdasarkan persepsi petani
51
Grafik kadar gula total ubi jalar Cilembu
62
4.2
5.1
5.2
6.1
xv
7.1
Lokasi sampel tanah dan ubi jalar Cilembu di Jawa Barat
69
7.2
Batas kritis tipikal ubi jalar Cilembu berdasarkan produksi dan
kadar gula total di lokasi plot percobaan
74
Diagram sebar hubungan antara pH tanah dengan bobot gula total
ubi jalar Cilembu
89
Diagram sebar hubungan antara C organik tanah dengan bobot gula
total ubi jalar Cilembu
90
Diagram sebar hubungan antara KTK tanah dengan bobot gula total
ubi jalar Cilembu
91
Diagram sebar hubungan antara temperatur udara maksimum (T
Max) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
92
Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulan ke-3 periode
tanam (CH3) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
93
Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulan ke-5 periode
tanam (CH5) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
94
Diagram sebar hubungan antara curah hujan bukan ke-4 periode
tanam (CH4) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
94
Diagram sebar hubungan antara selisih temperatur maksimum dan
miminum (Δ T) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
95
Diagram sebar hubungan antara temperatur rerata dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
96
8.10 Diagram sebar hubungan antara Nitrogen dalam tanah dengan
bobot gula total ubi jalar Cilembu
97
8.11 Diagram sebar hubungan antara P total dengan bobot gula total ubi
jalar Cilembu
97
8.12 Diagram sebar hubungan antara K2O dengan bobot gula total ubi
jalar Cilembu
98
8.13 Diagram sebar hubungan antara kejenuhan basa (KB) dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
99
8.14 Diagram sebar hubungan antara kalsium (Ca) dengan bobot gula
total ubi jalar Cilembu
99
8.15 Diagram sebar hubungan antara magnesium (Mg) dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
100
8.16 Diagram sebar hubungan antara fraksi klei dengan bobot gula total
ubi jalar Cilembu
100
8.17 Diagram sebar hubungan antara fraksi pasir dengan bobot gula total
ubi jalar Cilembu
101
8.18 Diagram sebar hubungan antara kedalaman tanah efektif dengan
bobot gula total ubi jalar Cilembu
101
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
xvi
8.19 Diagram sebar hubungan antara elevasi dengan bobot gula total ubi
jalar Cilembu
102
8.20 Diagram sebar hubungan antara batuan di permukaan dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
103
8.21 Diagram sebar hubungan antara singkapan batuan dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
103
8.22 Diagram sebar hubungan antara temperatur udara minimum dengan
bobot gula total ubi jalar Cilembu
104
8.23 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulanan ke-1 periode
tanam dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
104
8.24 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulanan ke-2 periode
tanam dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
105
10.1 Model penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu
varietas Rancing berbasis karakteristik spesifik lokasi
116
DAFTAR LAMPIRAN
1
Biofisik lahan yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan di
Indonesia
128
2
Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Djaenudin et al. 1993)
129
3
Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Ritung et al. 2011)
130
4
Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Hardjowigeno dan Widiatmaka
2007)
131
Peta geologi mencakup wilayah studi lokasi budidaya ubi jalar
Cilembu (Silitonga 2003)
132
6
Analisis usaha tani ubi jalar Cilembu varietas Rancing
133
7
Kadar gula total ubi jalar Rancing pada beberapa lokasi sentra dan
lama penyimpanan ubi
134
8
Data sifat lahan hasil penelitian survei
135
9
Hasil uji validasi kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu
varietas Rancing di lokasi studi
137
Dokumentasi kegiatan penelitian
138
5
10
UBI JALAR CILEMBU VARIETAS RANCING
BERBASIS KARAKTERISTIK SPESIFIK LOKASI
MUHAMMAD AMIR SOLIHIN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Model Penentuan
Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis
Karakteristik Spesifik Lokasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2017
Muhammad Amir Solihin
NRP. A161120031
RINGKASAN
MUHAMMAD AMIR SOLIHIN. Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan
Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi.
Dibimbing oleh SANTUN R. P. SITORUS, ATANG SUTANDI dan
WIDIATMAKA
Salah satu ubi jalar yang terkenal di dalam dan luar negeri yaitu ubi jalar
Cilembu. Saat ini, ubi jalar Cilembu yang banyak dibudidayakan petani dan
diminati pasar, yaitu varietas Rancing. Kekhasan ubi jalar Cilembu ada pada rasa
manis yang berasal dari cairan seperti gula. Permintaan pasar ubi jalar Cilembu
yang tinggi belum dipenuhi oleh pasokan produksi yang ada sehingga diperlukan
perluasan areal tanam yang dapat menghasilkan produksi dan kualitas kemanisan
ubi jalar seperti di lokasi asalnya. Perluasan areal budidaya memerlukan penilaian
lahan yang saat ini belum ada kriteria kesesuaian lahannya. Namun untuk
menentukan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu berbeda dengan untuk ubi
jalar umum karena harus mempertimbangkan produksi dan tingkat kemanisannya.
Untuk itu perlu gambaran bagaimana menentukan kriteria kesesuaian lahan untuk
komoditas spesifik seperti ubi jalar Cilembu.
Penelitian ini bertujuan membangun model penentuan kriteria kesesuaian
lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing. Model yang dimaksud merupakan
gambaran proses penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu melalui
tahapan-tahapan berikut: menentukan keragaan produksi dan tingkat kemanisan
ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal dan non tipikal; mengidentifikasi karakteristik
lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu di lokasi studi
berdasarkan persepsi petani dan data survei lapangan; mengetahui pengaruh asal
lokasi budidaya dan lama penyimpanan umbi terhadap tingkat kemanisan ubi jalar
Cilembu; menentukan karakteristik lahan pembeda kelas produksi dan kemanisan
ubi jalar Cilembu; serta membangun kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu
berbasis karakteristik spesifik lokasi.
Penelitian ini menggunakan metode survei, perancangan percobaan dan
percobaan plot di lokasi studi. Analisis yang dilakukan meliputi: analisis untuk
menentukan kelas produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu, analisis
hirarki proses yang disederhanakan, pembobotan sifat lahan berbasis persepsi
petani dan analisis data lahan di lokasi tipikal dan non tipikal, analisis
perbandingan rerata produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi
tipikal dan non tipikal, percobaan penyimpanan umbi dari beberapa lokasi plot
penanaman terhadap kadar gula total dengan rancangan petak terbagi, analisis
diskriminan berganda untuk menentukan karakteristik lahan pembeda kelas
produksi, total kadar gula dan bobot gula total ubi jalar Cilembu, serta analisis
garis batas untuk menentukan rentang kriteria kesesuaian lahan.
Hasil penelitian di 15 lokasi sentra produksi ubi jalar Cilembu, baik di
lokasi asal maupun di luar lokasi tersebut menunjukkan produksi ubi jalar Cilembu
yang ditanam di lokasi tipikal berbeda nyata dan lebih tinggi dibandingkan produksi
yang diperoleh dari lokasi non tipikal. Di lokasi tipikal dan non tipikal, produksi ubi
jalar yang ditanam di lahan sawah tidak berbeda nyata dengan yang ditanam di lahan
tegalan, tetapi di lahan sawah lebih tinggi dibanding di lahan tegalan. Tingkat
kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal tidak berbeda nyata dengan lokasi
non tipikal, tetapi lokasi non tipikal cenderung lebih tinggi dibandingkan di lokasi
tipikal. Tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lahan tegalan cenderung lebih
tinggi dari pada yang ditanam di lahan sawah.
Biofisik lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu
berdasarkan persepsi petani yaitu: faktor tanah (tekstur dan hara tanah) dan iklim
(temperatur dan curah hujan), sedangkan berdasarkan data lapangan, yaitu:
karakteristik kimia tanah (pH H2O, K total, kejenuhan basa, dan kation-kation basa),
karakteristik fisik tanah (fraksi debu dan kedalaman tanah efektif), elevasi, dan
karakteristik iklim (temperatur dan curah hujan).
Percobaan pengaruh lokasi budidaya di lima lokasi penanaman dan lama waktu
simpan setelah panen terhadap kadar gula menunjukkan aspek lokasi budidaya tidak
berpengaruh nyata terhadap kadar gula total, tetapi di lokasi tipikal cenderung lebih
tinggi dari pada di lokasi non tipikal. Lama waktu simpan berpengaruh nyata terhadap
kadar gula total dan peningkatannya secara signifikan terjadi hingga minggu kedua
setelah panen. Tidak terdapat interaksi antara lokasi budidaya dan lama waktu simpan
umbi, tetapi kadar gula total maksimum lebih tinggi dan waktu pencapaiannya lebih
lama di lokasi tipikal dibandingkan dengan di lokasi non tipikal. Perbedaan hasil
penelitian kadar kemanisan dengan penelitian keragaan kemanisan ubi jalar Cilembu
karena adanya perbedaan jumlah sampel yang mewakili lokasi tipikal dan non tipikal.
Terdapat karakteristik lahan yang berperan dalam membedakan kelas
produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu. Karakteristik lahan tersebut
digunakan sebagai diagnostic criterion dalam kriteria kesesuaian lahan ubi jalar
Cilembu. Karakteristik lahan pembeda kelas dan rentang kriteria kesesuaian lahan
ubi jalar Cilembu yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kriteria kesesuaian
lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing terutama yang bersifat spesifik lokasi di
lokasi studi.
Karakteristik lahan pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan
kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu, adalah: pH H 2O, C Organik, KTK,
temperatur maksimum, curah hujan bulan ke-3 dan ke-5 pada periode tanam sebagai
strong discriminator, dan curah hujan bulan ke-4, selisih temperatur maksimum dan
minimum (ΔT), dan temperatur rerata sebagai weak discriminator. Diagnostic
criterion dan rentang kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu berbeda dengan
kriteria kesesuaian lahan ubi jalar yang umum digunakan di Indonesia.
Model penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing
berbasis karakteristik spesifik lokasi berupa tahapan proses berikut: 1)
menginventarisasi lokasi budidaya ubi jalar Cilembu yang menunjukkan perbedaan
tingkat produksi dan kemanisan ubi jalar Cilembu, 2) mengidentifikasi karakteristik
lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan persepsi
petani dan data survei, 3) menganalisis pengaruh asal lokasi budidaya dan lama
penyimpanan umbi terhadap tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu, 4) menentukan
karakteristik lahan pembeda tingkat produksi dan kemanisan ubi jalar Cilembu di
lokasi studi, dan 5) membangun kriteria evaluasi kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu.
Model ini dapat menghasilkan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas
Rancing yang menggambarkan 90% produksi aktual di lapangan. Model penentuan
kriteria kesesuaian lahan ini dapat digunakan pada area yang lebih luas untuk
memperbaiki kriteria kesesuaian lahan dengan variasi lingkungan yang lebih
beragam, tetapi kriteria kesesuaian lahannya sendiri hanya berlaku di lokasi studi
dimana sumber data yang digunakan untuk menyusun kriteria diperoleh.
Kata kunci: analisis diskriminan, Cilembu, produksi, kadar gula, kriteria
kesesuaian lahan, ubi jalar
SUMMARY
MUHAMMAD AMIR SOLIHIN. Model of Land Suitability Criteria
Determination for Cilembu Sweet Potato Variety of Rancing Based on Site
Specific Characteristics. Supervised by: SANTUN R. P. SITORUS, ATANG
SUTANDI and WIDIATMAKA.
One of the famous sweet potatoes in Indonesia and overseas is Cilembu
sweet potato. Currently, the most widely cultivated by farmers and that has high
market demand is variety of Rancing. The uniqe taste of sweet potato comes from
sugar liquids. High in demand of Cilembu sweet potatoes requires an increase in
production by the extension of cultivation areas. It is necessary to expand the
planting areas those have similar or higher yield and sweetness degree of Cilembu
sweet potatoes as in their typical locations. Expansion planting areas requires land
evaluation, but a land suitability criteria of Cilembu sweet potato is not available.
Determination of land suitability criteria of Cilembu sweet potato differ from
common sweet potato. A land suitability criteria for Cilembu sweet potato
requires production and sweetness degree. So, how to define simple representation
process of land suitability criteria determination.
This study was aimed to define a model of determination of land suitability
criteria of Cilembu sweet potato, varieties of Rancing. The model intended is the
simple representation of land suitability criteria determination of Cilembu sweet
potatoes through the following steps: determine the performance of yield and
sweetness degree of Cilembu sweet potato in the study area; determine the land
characteristics associated with the Cilembu sweet potato production in the study
area based on the farmers perceptions and field data surveys; study the influence
of cultivation location and storage periods of tubers on the sweetness level of
Cilembu sweet potato; determine discriminate land characteristics of yield and
sweetness degree classes; and determine land suitability criteria of Cilembu sweet
potato based on site-specific characteristics.
This study was used survey method, experimental design and field
experimental in the study area. Analysis were performed classification analysis to
determined the performance of yield and sweetness classes of Cilembu sweet
potato; simple AHP and weighting of score of the land properties in terms of land
use of Cilembu sweet potato based on the farmers perception; comparison analysis
to determine the land characteristics differences on typical and non typical areas
of Cilembu sweet potato; split plot design to measure influence of cultivation
location and storage periods on sugar content; the multiple discriminant analysis
to determine discriminating land characteristics of yield and sweetness classes of
Cilembu sweet potatoes; and boundary line analysis to determine the range of land
suitability criteria.
The results showed that there were variations in yield and sweetness degree
of Cilembu sweet potatoes in 15 cultivation location. Yield of Cilembu sweet
potato from typical areas were significance different and higher than that of in
non-typical areas. In the typical and non typical areas, yield of Cilembu sweet
potato which grown in paddy fields and rainfed fields were not significance
different, but the yield in the rainfed field was higher than that of in paddy field.
The sweetness degree of Cilembu sweet potatoes in typical areas were not
significant different and lower than that of in non-typical areas. The sweetness
degree of Cilembu sweet potatoes in paddy field was higher than that of in the
rainfed field. The differences of sweetness degee in this study compared
sweetness performance study, because of different samples quantity of study
location.
Biophysical factors related to production of Cilembu sweet potato based on
farmers perception were factor of soil (texture and soil nutrients) and climate
(temperature and precipitation), while based on the field data were the chemical
characteristics of the soil (pH H2O, K, bases saturation, and base cations),
physical characteristics of the soil (fraction of silt, effective soil depth, and
elevation), and the characteristics of climate (temperature and precipitation).
Experiments of influence of cultivation areas in five locations and storage
periods after harvest to total sugar content showed that cultivation areas did not
significantly affect the total sugar content, but in a typical location was higher
than that of in non typical location. Storage periods were significance affect to
total sugar content and the increasing rate of total sugar content was rising up until
the second week after harvest. The cultivation areas and the storage periods had
not interactions each other, but the maximum total sugar content and their storage
periods was higher and longer in typical areas than that of in non typical areas.
Discriminating land characteristics of total sugar content weight class of
Cilembu sweet potato, consist of strong discriminator (pH H2O, soil organic
carbon, CEC, maximum temperature, monthly rainfall at 3rd and 5th month during
planting period) and weak discriminator (monthly rainfall at 4th month during
planting periods, temperature difference of maximum and minimum (ΔT), and the
average temperature). The discriminating land characteristics used as diagnostic
criterion in land suitability criteria and the range of land suitability criteria for
Cilembu sweet potato were different compare to common sweet potato land
suitability criteria.
Model of determination of Cilembu land suitability criteria based on
specific characteristics location represented in steps as follows: 1) Identification
of Cilembu sweet potato cultivation location that show different yield and
sweetness degree, 2) Identifying land characteristics which are significantly
related to Cilembu sweet potato production, 3) Analyzing the influence of origin
cultivation location and tubers storage periods to the sweetness degree of Cilembu
sweet potato, 4) Determining discriminating land characteristics of yield and
sweetness classes of Cilembu sweet potato, and 5) Determining Cilembu sweet
potato land suitability criteria. The model of determination of land suitability
criteria of Cilembu sweet potato was produced the land suitability criteria which
represented 90% actual production in the filed. The models of determination of
land suitability criteria may be implemented on wider environmental zone to
improve land suitability criteria, but the land suitability criteria which produced
only applicable in the study location where the input data was retrived.
Keywords: Cilembu, discriminant analysis, land suitability criteria, total sugar
content, sweet potato, yield
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
MODEL PENENTUAN KRITERIA KESESUAIAN LAHAN
UBI JALAR CILEMBU VARIETAS RANCING
BERBASIS KARAKTERISTIK SPESIFIK LOKASI
MUHAMMAD AMIR SOLIHIN
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Ilmu Tanah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
Penguji Luar Komisi
Pada Ujian Tertutup:
1. Dr Ir Darmawan, M.Sc.
2. Prof. Dr Ir Mahfud Arifin, M.S.
Pada Sidang Promosi Terbuka:
1. Dr Ir Darmawan, M.Sc.
2. Prof. Dr Ir Mahfud Arifin, M.S.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga Disertasi ini berhasil diselesaikan. Judul Disertasi ini
adalah Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas
Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr Ir Santun R. P. Sitorus
selaku Ketua Komisi Pembimbing. Bapak Dr Ir Atang Sutandi, M.Si. dan Bapak
Dr Ir Widiatmaka, DAA. selaku Anggota Komisi Pembimbing, serta Prof. Dr Ir
Mahfud Arifin, M.S. dan Dr Ir Darmawan, M.Sc. selaku penguji luar komisi yang
telah banyak memberi komentar dan saran dalam penyempurnaan Disertasi ini. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Padjadjaran, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kepala
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran yang telah mengizinkan pendidikan dan penelitian penulis. Ungkapan
terima kasih tak terhingga juga disampaikan khusus kepada bapak, ibu, istri dan
anak-anakku, bapak dan ibu mertua, kakak-kakak, adik dan seluruh keluarga, serta
rekan-rekan kerja dan kuliah, atas segala doa, perhatian dan kasih sayangnya.
Semoga Disertasi ini dapat menjadi karya ilmiah yang bermanfaat.
Bogor, Februari 2017
Muhammad Amir Solihin
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
Keluaran
Ruang Lingkup Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Kebaruan (Novelty) Penelitian
1
1
3
6
6
6
10
12
12
13
2 LATAR BELAKANG TEORITIS (THEORETICAL BACKGROUND)
14
3 TINJAUAN PUSTAKA
Ubi Jalar Cilembu
Biofisik Lahan dan Lingkungan Tumbuh Tanaman Ubi jalar
Pascapanen Ubi Jalar Cilembu
Pengembangan Evaluasi Kesesuaian Lahan
Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu
17
17
21
23
24
26
4 KERAGAAN PRODUKSI DAN TINGKAT KEMANISAN UBI
JALAR (Ipomoea batatas L.) CILEMBU VARIETAS RANCING DI
JAWA BARAT
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
31
31
32
35
42
5 BIOFISIK LAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKSI
UBI JALAR CILEMBU: STUDI BERBASIS PENGETAHUAN
LOKAL DAN DATA LAHAN
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
44
44
46
49
56
xii
6 PENGARUH LOKASI BUDIDAYA DAN LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP KADAR GULA UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
CILEMBU VARIETAS RANCING
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
57
57
58
61
66
7 KARAKTERISTIK LAHAN PEMBEDA KELAS PRODUKSI DAN
KADAR GULA UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) CILEMBU
VARIETAS RANCING
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
67
67
68
71
79
8 KRITERIA EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UBI JALAR
CILEMBU VARIETAS RANCING BERBASIS KARAKTERISTIK
SPESIFIK LOKASI
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Simpulan
80
80
82
86
108
9 PEMBAHASAN UMUM
109
10 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
115
115
117
DAFTAR PUSTAKA
119
LAMPIRAN
127
RIWAYAT HIDUP
141
xiii
DAFTAR TABEL
3.1
Perbandingan kandungan gizi bahan pangan
17
3.2
Kandungan gizi ubi jalar Cilembu varietas Nirkum (dalam 100 gr)
18
3.3
Hara yang terangkut selama pertumbuhan ubi jalar
20
4.1
Kelas produksi ubi jalar Cilembu varietas Rancing
35
4.2
Perbandingan produksi ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal dan non
tipikal
36
Perbandingan rerata produksi ubi jalar Cilembu pada lahan sawah
dan tegalan di lokasi tipikal dan non tipikal
36
4.4
Kelas tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu
38
4.5
Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu saat panen (0
MSP) dan satu minggu setelah panen (1 MSP)
39
Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal
dan non tipikal
40
Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu pada lahan
sawah dan tegalan di lokasi tipikal dan non tipikal
41
Hubungan antara produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu
varietas Rancing di lokasi studi
41
Pembobotan karakteristik lahan yang berhubungan dengan
produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan persepsi petani
48
Perbandingan karakteristik kimia tanah di lokasi tipikal dan non
tipikal ubi jalar Cilembu
53
Perbandingan karakteristik fisik tanah di lokasi tipikal dan non
tipikal ubi jalar Cilembu
53
Perbandingan karakteristik iklim di lokasi tipikal dan non tipikal
ubi jalar Cilembu
54
Hubungan tipe lokasi dengan produksi dan kadar gula total ubi jalar
Cilembu
56
6.1
Data rerata sifat tanah di lokasi budidaya ubi jalar Cilembu
59
6.2
Kadar gula total ubi jalar Cilembu pada beberapa lokasi tipikal dan
non tipikal, serta lama penyimpanan umbi setelah panen
61
Batas puncak kadar gula total dan lama penyimpanan ubi jalar
Cilembu
62
Analisis sidik ragam pengaruh lokasi asal budidaya dan lama
penyimpanan ubi pada kadar gula total ubi jalar Cilembu
63
Uji beda nyata lama penyimpanan ubi jalar Cilembu setelah panen
terhadap kadar gula total
65
4.3
4.6
4.7
4.8
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
6.3
6.4
6.5
xiv
7.1
Keragaan karakteristik lahan lokasi studi
72
7.2
Kelas produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu
73
7.3
Perbandingan kesamaan rerata produksi dan kadar gula total di
lokasi penanaman ubi jalar Cilembu
74
Hasil uji kesamaan rerata kelas produksi pada variabel karakteristik
lahan secara tunggal
75
Korelasi antar variabel pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu
dengan koefisien fungsi diskriminan
76
Variabel pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu yang signifikan
berdasarkan koefisien fungsi diskriminan terstandarisasi
76
Hasil uji kesamaan rerata kelas kadar gula total dan discriminant
loading
78
8.1
Kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu di lokasi studi
86
8.2
Uji t berpasangan untuk kesamaan rerata bobot gula total di lokasi
penanaman ubi jalar Cilembu
87
Hasil uji kesamaan rerata kelas bobot gula total pada variabel
karakteristik lahan secara tunggal
87
Korelasi antar variabel pembeda kelas bobot gula total ubi jalar
Cilembu dengan koefisien fungsi diskriminan
88
Variabel pembeda kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu yang
signifikan berdasarkan koefisien fungsi diskriminan terstandarsasi
88
7.4
7.5
7.6
7.7
8.3
8.4
8.5
8.6
Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing
106
8. 7 Rentang kriteria kesesuaian lahan dari karakteristik lahan lainnya
yang bukan pembeda kelas bobot gula total ubi jalar Cilembi
107
DAFTAR GAMBAR
1.1
Kerangka pikir penelitian
11
4.1
Peta lokasi pengambilan sampel ubi jalar Cilembu di beberapa
lokasi sentra ubi jalar Cilembu di Jawa Barat
33
Batas kritis produksi dan kadar gula total ubi jalar Cilembu di
lokasi yang disurvei
42
Diagram analisis hierarki untuk strukturisasi faktor biofisik lahan
yang berhubungan dengan produksi dan kadar gula ubi jalar
Cilembu
48
Faktor biofisik lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar
Cilembu berdasarkan persepsi petani
51
Grafik kadar gula total ubi jalar Cilembu
62
4.2
5.1
5.2
6.1
xv
7.1
Lokasi sampel tanah dan ubi jalar Cilembu di Jawa Barat
69
7.2
Batas kritis tipikal ubi jalar Cilembu berdasarkan produksi dan
kadar gula total di lokasi plot percobaan
74
Diagram sebar hubungan antara pH tanah dengan bobot gula total
ubi jalar Cilembu
89
Diagram sebar hubungan antara C organik tanah dengan bobot gula
total ubi jalar Cilembu
90
Diagram sebar hubungan antara KTK tanah dengan bobot gula total
ubi jalar Cilembu
91
Diagram sebar hubungan antara temperatur udara maksimum (T
Max) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
92
Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulan ke-3 periode
tanam (CH3) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
93
Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulan ke-5 periode
tanam (CH5) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
94
Diagram sebar hubungan antara curah hujan bukan ke-4 periode
tanam (CH4) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
94
Diagram sebar hubungan antara selisih temperatur maksimum dan
miminum (Δ T) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
95
Diagram sebar hubungan antara temperatur rerata dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
96
8.10 Diagram sebar hubungan antara Nitrogen dalam tanah dengan
bobot gula total ubi jalar Cilembu
97
8.11 Diagram sebar hubungan antara P total dengan bobot gula total ubi
jalar Cilembu
97
8.12 Diagram sebar hubungan antara K2O dengan bobot gula total ubi
jalar Cilembu
98
8.13 Diagram sebar hubungan antara kejenuhan basa (KB) dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
99
8.14 Diagram sebar hubungan antara kalsium (Ca) dengan bobot gula
total ubi jalar Cilembu
99
8.15 Diagram sebar hubungan antara magnesium (Mg) dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
100
8.16 Diagram sebar hubungan antara fraksi klei dengan bobot gula total
ubi jalar Cilembu
100
8.17 Diagram sebar hubungan antara fraksi pasir dengan bobot gula total
ubi jalar Cilembu
101
8.18 Diagram sebar hubungan antara kedalaman tanah efektif dengan
bobot gula total ubi jalar Cilembu
101
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
xvi
8.19 Diagram sebar hubungan antara elevasi dengan bobot gula total ubi
jalar Cilembu
102
8.20 Diagram sebar hubungan antara batuan di permukaan dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
103
8.21 Diagram sebar hubungan antara singkapan batuan dengan bobot
gula total ubi jalar Cilembu
103
8.22 Diagram sebar hubungan antara temperatur udara minimum dengan
bobot gula total ubi jalar Cilembu
104
8.23 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulanan ke-1 periode
tanam dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
104
8.24 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulanan ke-2 periode
tanam dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu
105
10.1 Model penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu
varietas Rancing berbasis karakteristik spesifik lokasi
116
DAFTAR LAMPIRAN
1
Biofisik lahan yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan di
Indonesia
128
2
Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Djaenudin et al. 1993)
129
3
Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Ritung et al. 2011)
130
4
Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Hardjowigeno dan Widiatmaka
2007)
131
Peta geologi mencakup wilayah studi lokasi budidaya ubi jalar
Cilembu (Silitonga 2003)
132
6
Analisis usaha tani ubi jalar Cilembu varietas Rancing
133
7
Kadar gula total ubi jalar Rancing pada beberapa lokasi sentra dan
lama penyimpanan ubi
134
8
Data sifat lahan hasil penelitian survei
135
9
Hasil uji validasi kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu
varietas Rancing di lokasi studi
137
Dokumentasi kegiatan penelitian
138
5
10