2.4 Asma
Menurut Prasetyo 2010 Asma, bengek atau mengi adalah beberapa nama yang biasa kita pakai kepada pasien yang menderita penyakit asma. Asma bukan penyakit
menular, tetapi faktor keturunan genetic sangat punya peranan besar di sini.
Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak
nafas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas. Atau dengan kata lain asma merupakan peradangan atau pembengkakan saluran nafas yang
reversibel sehingga menyebabkan diproduksinya cairan kental yang berlebih. Prasetyo, 2010.
Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan respon yang sangat berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan. Saluran pernafasan
tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang masuk. Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan salah satu atau gabungan dari
berbagai gejala mulai dari batuk, sesak, nafas pendek, tersengal-sengal, hingga nafas yang berbunyi ”ngik-ngik” Hadibroto et al, 2006.
Beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan besar, seperti yang dianut banyak dokter ahli pulmonologi penyakit paru-paru dari Inggris, yakni:
1. Asma Ekstrinsik 2. Asma Intrinsik
2.4.1 Asma Ekstrinsik
Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan karena reaksi alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu alergen, yang tidak membawa pengaruh
apa-apa terhadap mereka yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
Pada orang-orang tertentu, seperti pada penderita asma, sistem imunitas bekerja lepas kendali dan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini disebabkan oleh
alergen. Alergen bisa tampil dalam bentuk: mulai dari serbuk bungatanamanpohon, debu luardalam rumah, jamur, hingga zatbahan makanan. Ketika alergen memasuki
tubuh pengidap alergi, sistem imunitasnya memproduksi antibodi khusus yang disebut IgE. Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada sel-sel batang. Peristiwa ini
terjadi dalam jumlah besar di paru-paru dan saluran pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah
satu unsur mediator ini adalah histamin.
Akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah reaksi peneganganpengerutan saluran pernafasan dan meningkatnya produksi lendir yang
dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran tersebut.
2.4.2 Asma Intrinsik
Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti cuaca, kelembaban
dan suhu udara, polusi udara, dan juga oleh aktivitas olahraga yang berlebihan.
Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan paru-paru yang kurang
baik, misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru pneumonia. Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena asma intrinsik.
Tujuan dari pemisahan golongan asma seperti yang disebut di atas adalah untuk mempermudah usaha penyusunan dan pelaksanaan program pengendalian asma
yang akan dilakukan oleh dokter maupun penderita itu sendiri. Namun dalam prakteknya, asma adalah penyakit yang kompleks, sehingga tidak selalu
dimungkinkan untuk menentukan secara tegas, golongan asma yang diderita seseorang. Sering indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik bersama-sama dideteksi ada
pada satu orang.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Pencetus Asma
Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi pencetus asma, yaitu:
1. Pemicu trigger yang mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernafasan bronkokonstriksi.
Pemicu tidak menyebabkan peradangan. Banyak kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah gangguan pernafasan
akut, yang belum berarti asma, tapi bisa menjurus menjadi asma jenis intrinsik. Gejala-gejala bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu
cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran pernafasan akan
bereaksi lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi peradangan. Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi
termasuk stimulus sehari-hari seperti: perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran pernafasan, gangguan emosi, dan
olahraga yang berlebihan.
2. Penyebab inducer yang mengakibatkan peradangan inflammation pada saluran pernafasan.
Penyebab asma inducer bisa menyebabkan peradangan inflammation dan sekaligus hiperresponsivitas respon yang berlebihan dari saluran
pernafasan. Oleh kebanyakan kalangan kedokteran, inducer dianggap sebagai penyebab asma sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab
asma inducer dengan demikian mengakibatkan gejala-gejala yang umumnya berlangsung lebih lama kronis, dan lebih sulit diatasi, dibanding
gangguan pernafasan yang diakibatkan oleh pemicu trigger. Umumnya penyebab asma inducer adalah alergen, yang tampil dalam bentuk:
ingestan, inhalan, dan kontak dengan kulit. Ingestan yang utama ialah makanan dan obat-obatan. Sedangkan alergen inhalan yang utama adalah
tepung sari serbuk bunga, tungau, serpih dan kotoran binatang, serta jamur.
Universitas Sumatera Utara
Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit derajat asma yaitu: 1.
Intermiten Intermitten ialah derajat asma yang paling ringan. Pada tingkatan derajat asma
ini, serangannya biasanya berlangsung secara singkat. Dan gejala ini juga bisa muncul di malam hari dengan intensitas sangat rendah yaitu
≤ 2x sebulan . 2.
Persisten Ringan Persisten ringan ialah derajat asma yang tergolong ringan. Pada tingkatan
derajat asma ini, gejala pada sehari-hari berlangsung lebih dari 1 kali seminggu, tetapi kurang dari atau sama dengan 1 kali sehari dan serangannya
biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam hari. 3.
Persisten Sedang Persisten sedang ialah derajat asma yang tergolong lumayan berat. Pada
tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya di atas 1 x seminggu dan hampir setiap hari. Serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur
di malam hari. 4.
Persisten Berat
Persisten berat ialah derajat asma yang paling tinggi tingkat keparahannya. Pada tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya hampir setiap
hari, terus menerus, dan sering kambuh. Membutuhkan bronkodilator setiap hari dan serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam
hari.
2.5 PHP dan MySQL