Kompleksitas Waktu Shannon-Fano Studi Perbandingan Kinerja Algoritma Kompresi Shannon-Fano Dan Huffman Pada Citra Digital .

independen, dan menggabung solusi masing-masing persoalan. Algoritma yang diselesaikan dengan teknik bagi dan gabung mempunyai kompleksitas asimptotik jenis ini. Gambar 3.3 Heap Graph On log n

3.2 Kompleksitas Waktu Shannon-Fano

Keterangan Analisa Kompleksitas Algoritma Shannon-Fano: 6. Hitung frekuensi kemunculan masing-masing simbol pada citra. 7. Urutkan frekuensi kemunculan simbol dari simbol yang terbesar ke yang terkecil, masing-masing simbol dapat direpresentasikan sebagai sebuah node. 8. Bagi menjadi dua buah node dengan jumlah frekuensi kemunculan simbol yang sama atau hampir sama. Beri label pada setiap sisi pohon biner, sisi kiri dilabeli dengan 0 dan sisi kanan dilabeli dengan 1. 9. Lakukan langkah 3 sampai node tidak dapat dibagi lagi. 10. Telusuri pohon biner dari akar ke daun. Barisan label-label pada sisi pohon dari akar ke daun menyatakan kode Shannon-Fano untuk simbol yang bersesuaian. Langkah-langkah pembentukan pohon Shannon-Fano: 7. Hitung frekuensi kemunculan masing-masing simbol pada citra. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Tabel distribusi frekuensi Shannon-Fano Simbol frekuensi Total bit 255 14 14 x 1 byte = 14 25 7 7 x 1 byte = 7 180 6 6 x 1 byte = 6 50 6 6 x 1 byte = 6 120 3 3x 1 byte = 3 Total 36 byte 8. Urutkan frekuensi kemunculan simbol dari simbol yang terbesar ke yang terkecil. 9. Jumlahkan seluruh frekuensi kemunculan simbol dan masukkan dalam sebuah node. 10. Bagi menjadi dua buah node dengan jumlah frekuensi kemunculan simbol yang sama besar atau hampir sama. Beri label pada setiap sisi pohon biner, sisi kiri dilabeli dengan 0 dan sisi kanan dilabeli dengan 1. 11. Lakukan langkah 3 sampai node tidak dapat dibagi lagi. 36 14 7 6 6 3 21 15 36 1 Universitas Sumatera Utara 12. Telusuri pohon biner dari akar ke daun. Barisan label-label pada sisi pohon dari akar ke daun menyatakan kode Shannon-Fano untuk simbol yang bersesuaian Dari pohon Shannon-Fano di atas diperoleh kode Shannon-Fano sebagai berikut: Tabel 3.4 Codebook Shannon-Fano Simbol frekuensi kode 255 14 00 25 7 01 180 6 10 50 6 110 120 3 111 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa simbol yang sering muncul dikodekan dengan kode yang lebih pendek, demikian juga sebaliknya. Setelah itu dilakukan substitusi dari simbol-simbol potongan citra digital pada Gambar 3.1 dengan kode Shannon-Fano yang terdapat pada Tabel 3.4, sehingga diperoleh data biner sebagai berikut: 0010110000101011101101010110110111000001 111111110000001000010010000000010010000 Gambar 3.4 Data biner hasil substitusi kode Shannon-Fano Data biner hasil substitusi kode Shannon-Fano memiliki ukuran 79 bit setara 9,875 byte, sedangkan tanpa kompresi dibutuhkan 36 bytes, sehingga Algoritma 14 21 7 15 6 36 9 6 3 1 1 1 1 Universitas Sumatera Utara Shannon-Fano dapat mereduksi penggunaan memori sebanyak 26 bytes. Sehingga rasio kompresinya adalah 100 – 9,87536 x 100 = 72,569 . Kompleksitas Waktu Shannon-Fano: Kompleksitas waktu Shannon-Fano adalah sebagai berikut: 1. Heap Sort : On log n 2. Repeat n times a. Form new sub-tree : O1 b. Devide and conquer : Olog n Total : O1 + On log n = Omax1, log n : O log n. 3. Total keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan Algoritma kompresi Shannon-Fano ini adalah = On log n + Olog n =Omaxn log n, log n = On log n. make_codesS if |S| = 1 then S[0] else sort S by probabilities split S into S1 and S2 such that WS1 approx. WS2 return nodemake_codeS1, make_codeS2 where WSrepresents the sum of the probabilities in the set S. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Heap Graph On log n Universitas Sumatera Utara BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM Sistem kompresi citra yang disimulasikan dalam Tugas Akhir ini adalah kompresi citra yang bersifat lossless compression dimana tidak ada informasi yang hilang saat citra direkonstruksikan didekompresikan kembali. Algoritma yang digunakan pada kompresi citra jenis lossless ini yaitu algoritma kompresi Huffman dan algoritma Shannon-Fano.

4.1 Flowchart Proses Kompresi Citra