gerak pindah kendaraan, orang, danatau barang yang berupa jalan dengan fasilitas pendukungnya.
Menurut Muhammad Ali, lalu lintas adalah berjalan, bolak balik, perjalanan di jalan. Ramdlon Naning juga menguraikan pengertian tentang lalu lintas yaitu
gerak pindah manusia dengan atau tanpa alat penggerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan menurut W.J.S. Poerwodarminto, bahwa lalu lintas
adalah : a.
Perjalanan bolak-balik b.
Perihal perjalanan di jalan dan sebagainya c.
Perhubungan antara sebuah tempat
40
Subekti juga memberikan definisi tentang lalu lintas, ia mengemukakan bahwa lalu
lintas adalah
segala penggunaan
jalan umum
dengan suatu
pengangkutannya.
41
Pengertian dan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lalu lintas dalam arti luas adalah setiap hal yang berhubungan dengan
sarana jalan umum sebagai sarana utama untuk tujuan yang ingin dicapai. Selain dapat ditarik kesimpulan juga pengertian lalu lintas dalam arti sempit yaitu
hubungan antar manusia dengan atau tanpa disertai alat penggerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai ruang geraknya.
Operasi Gabungan Lalu Lintas adalah kegiatan yang dilakukan oleh beberapa instansi penegak hukum yang terdiri dari Satlantas, Satreskrim, satintelkam, dinas
perhubungan serta aparan TNI yang dilakukan bersama-sama untuk menerapan
40
W.J.S. Poerwodarminto, 1986, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 46.
41
Subekti, 1983, Kamus Hukum, Jakarta: Paramita, hlm. 74.
ketertiban peraturan berlalu lintas yang baik dan benar sesuai dengan kaidah- kaidah atau peratutan yang tertera sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
42
F. Pengertian Kriminalitas
Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku
dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Dapat diartikan bahwa, tindak kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan yang melanggar
hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Secara kriminologi yang berbasis sosiologis, tindak kriminalitas merupakan suatu
pola tingkah laku yang merugikan masyarakat dengan kata lain terdapat korban dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat.
Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi non- formal.
43
Pengertian kejahatan sebagai unsur dalam pengertian kriminalitas, secara sosiologis mempunyai dua unsur-unsur yaitu:
1. Kejahatan itu ialah perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan
merugikan secara psikologis 2.
Melukai perasaan susila dari suatu segerombolan manusia, di mana orang- orang itu berhak melahirkan celaan
42
Warpani, P. Loc.Cit. hlm 32.
43
Kartini Kartono, Op.Cit. Hlm 126
Pengertian kriminalitas menurut Beberapa para ahli : 1. Menurut R. Susilo
Secara sosiologis mengartikan kriminalitas adalah sebagai perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan penderita atau korban juga sangat merugikan
masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban. 2. Menurut M.v.T
kriminalitas yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan dalam undang- undang, sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagi onrecht sebagai
perbuatan yang bertentangan dengan tata hukum. 3. Menurut M. A. Elliat
kriminalitas adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa
hukuman penjasra, hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain. 4. Menurut Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro
kriminalitas adalah setiap perbuatan yang dilarang oleh hukum publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara. Perbuatan
tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu adannya tingkah laku yang patut dari seorang warga negaranya. Dari pendapat
para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriminalitas adalah perbuatan atau tingkah laku yang melanggar hukum, selain merugikan penderita atau korban
juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.
44
44
Ibid., hlm 127.
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Penedekatan masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian secara yuridis normatif dan yuridis empriris guna mendapatkan suatu hasil
penelitian yang benar dan objektif.
1. Pendekatan Yuridis Normatif
Pendekatan yang bersifat yuridis normatif adalah penelitian dengan data sekunder yang dilakukan dalam mencari data atau sumber yang bersifat teori yang berguna
untuk memecahkan masalah melalui studi kepustakaan. Penedekatan yuridis normatif dimaksudkan untuk mempelajari kaidah hukum, yaitu dengan
mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, asas-asas, teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan skripsi ini.
2. Pendekatan Yuridis Empiris
Pendekatan yuridis empiris adalah dengan meneliti dan mengumpulkan data primer yang diperoleh secara langsung dengan berdasarkan pada fakta objektif
yang didapatkan dalam penelitian lapangan baik berupa hasil wawancara dengan