Latar Belakang Masalah PERAN SATUAN RESERSE KRIMINAL PADA OPERASI GABUNGAN LALU LINTAS SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI KRIMINALITAS (Studi Kasus diwilayah Hukum Polsek Gunung Terang, Tulang Bawang Barat)

pembinaan dalam wujud pemberian pengayoman, perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat merasa aman, tertib dan tentram tidak terganggu segala aktifitasnya. Langkah preventif adalah usaha mencegah bertemunya niat dan kesempatan berbuat jahat, sehingga tidak terjadi kejahatan atau kriminalitas. 3 Semakin berkembangnya dunia kejahatan dan kriminalitas, membuat Kepolisian harus membuat suatau kemajuan khususnya dibidang Satreskrim dimana bidang itulah yang selalu menjadi pagar atau tembok utama dalam menaggulangi kejahatan. Dengan demikian maka sering kita jumpai didalam operasi gabungan lalu lintas aparat Satreskrim turut serta atau bergabung bersama-sama Satlantas demi terciptanya keamanan dan kenyamanan di suatu daerah tertentu. Bergabungnya Satreskrim pada operasi gabungan lalu lintas dikarenakan kejahatan yang terjadi di suatu daerah contohnya diwilayah hukum Polsek Gunung Terang dari tahun ke tahun semakin meningkat khususnya di sarana transportasi seperti kejahatan pembegalan dan penjambretan. Berikut adalah data kejahatan yang terjadi di sarana lalu lintas di wilayah hukum Polsek Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat dari tahun 2013 sampai 2016 : NO TAHUN PEMBEGALAN CURANMOR PENJAMBRETAN 1 2013-2014 33 39 9 2 2014-2015 43 51 13 3 2015-2016 29 43 6 4 2016-2017 13 19 3 3 Sadjijono, 2006, Hukum Kepolisian, Yogyakarta: Laksbang Pressindo, hlm. 118. Data tersebut di dapat dari buku catatan Kriminalitas dari wilayah hukum Polsek Gunung Terang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung. Pasal 5 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa Kepolisian ialah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. 4 Antara fungsi dan tugas merupakan satu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena fungsi dijabarkan dalam tugas-tugas dan tugas-tugas itu lebih dijabarkan lagi kedalam barbagai peran maupun wewenang, dan dalam pelaksanaannya harus ditopang dengan sifat profesionalisme dari setiap anggota Pori yang direfleksikan dalam sikapperilaku yang terpuji dan trampil dalam melaksanakan tugasnya. Etika Kepolisian adalah norma tentang perilaku Polisi untuk dijadikan pedoman dalam mewujudkan pelakasanaan tugas yang baik bagi penegakan hukum kertertiban umum dan keamanan masyarakat. 5 Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu aparatur negara memiliki tugas pokok yang pertama memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; yang kedua menegakkan hukum; dan yang ketiga memberi 4 Ibid., hlm 119. 5 Kunarto, 1997, Etika Kepolisian, Jakarta: Cipta Manunggal, , hlm. 97. perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 6 Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia tersebut, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas: 7 a. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum f. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap Kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya h. Menyelenggarakan identifikasi Kepolisian, kedokteran Kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi Kepolisian untuk kepentingan tugas Kepolisian i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban danatau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi danatau pihak yang berwenang k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas Kepolisian; sertal.melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan Susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian resort dan Kepolisian sektor sesuai dengan Pasal 10 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 8 adalah SPKT; Satintelkam; Satreskrim; Satresnarkoba; Satbinmas; Satsabhara; Satlantas; Satpamobvit; Satpolair; dan Sattahti. Satrekrim Satuan Reserse Kriminal bertugas melaksanakan 6 Yoyok Ucuk Suyono, 2013, Hukum Kepolisian, Yogyakarta: Laksbang Grafika, hal. 69. 7 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 8 Peraturan KaPolri Nomor 23 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort Dan Kepolisian Sektor penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik lapangan serta pembinaan, koordinasi dan pengawasan PPNS. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Satreskrim menyelenggarakan fungsi: a. Pembinaan teknis terhadap administrasi penyelidikan dan penyidikan, serta identifikasi dan laboratorium forensik lapangan b. Pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan wanita baik sebagai pelaku maupun korban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan c. Pengidentifikasian untuk kepentingan penyidikan dan pelayanan umum d. Penganalisisan kasus beserta penanganannya, serta mengkaji efektivitas pelaksanaan tugas Satreskrim e. Pelaksanaan pengawasan penyidikan tindak pidana yang dilakukan oleh penyidik pada unit reskrim Polsek dan Satreskrim Polres f. Pembinaan, koordinasi dan pengawasan PPNS baik di bidang operasional maupun administrasi penyidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan g. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana umum dan khusus, antara lain tindak pidana ekonomi, korupsi, dan tindak pidana tertentu di daerah hukum Polres Berbicara mengenai fungsi, tugas, dan peran Polri dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, telah mengalami pasang surut sesuai dengan pergerakan perkembangan tatanan kenegaraan, sehingga eksistensi Polri sering berubah-ubah sesuai dengan perkembangan kehidupan yang terjadi dan sebagai usaha untuk mengembangkan dan menyempurnakan institusional Polri dalam hal memberantas kejahatan yang mulai modern dan semakin maju. Satrekrim Satuan Reserse Kriminal Sesuai dengan tata kerja dan fungsinya terkadang juga mengikuti atau bergabung dengan Satlantas Satuan Lalu Lintas untuk mengadakan operasi gabungan lalu lintas dijalan raya baik tingkat Polres dan Polresta hingga tingkat Polsek demi terciptanya keamana dan kenyamanan untuk masyarakat. Polisi dalam tugas lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas menyelenggarakan tugas Kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi atau kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas 9 , guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Pelayanan kepada masyarakat di bidang lalu lintas dilaksanakan juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena dalam masyarakat yang modern lalu lintas merupakan faktor utama pendukung produktivitasnya. Dan dalam lalu lintas banyak masalah atau gangguan yang dapat menghambat dan mematikan proses produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan maupun tindak pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk itu Polisi juga mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan bahasan Polri di masa depan. 10 Petugas Kepolisian pada tingkat pelaksana menindaklanjuti kebijakan kebijakan pimpinan terutama yang berkaitan dengan pelayanan di bidang SIM, STNK, BPKB dan penyidikan kecelakaan lalu lintas. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang digagas oleh Departemen Perhubungan, dibuat agar penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai harapan masyarakat, sejalan dengan kondisi dan kebutuhan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan saat ini, serta harmoni dengan Undang-undang lainnya. Yang lebih penting dari hal tersebut adalah bagaimana kita dapat menjawab dan menjalankan amanah yang tertuang didalamnya. Sesuai dengan Pasal 7 ayat 2e dinyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi Polri dalam hal penyelenggaraan lalu 9 Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, danatau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. 10 Yoyok Ucuk Suyono, Op.Cit., hlm 72. lintas sebagai suatu urusan pemerintah di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakkan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas. Selanjutnya, tugas dan fungsi Polri tersebut, diperinci pada Pasal 12 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi 9 hal yakni: 1. Pengujian dan penerbitan SIM kendaraan bermotor 2. Pelaksanaan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor 3. Pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data lalu lintas dan angkutan jalan 4. Pengelolaan pusat pengendalian sistem informasi dan komunikasi lalu lintas dan angkutan jalan. 5. Pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas 6. Penegakan hukum meliputi penindakan pelanggaran dan penanganan kecelakaan lalu lintas. 7. Pendidikan berlalu lintas 8. Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas 9. Pelaksanaan manajemen operasional lalu lintas 11 Adanya UU No. 22 Tahun 2009 ini, bukan berarti bahwa Polri akan berorientasi pada kewenangan authority. Akan tetapi, harus disadari bahwa tugas dan fungsi Polri di bidang lalu lintas, berikut kewenangan-kewenangan yang melekat, berkolerasi erat dengan fungsi Kepolisian lainnya baik menyangkut aspek penegakan hukum maupun pemeliharaan Kamtibmas dan pencegahan kejahatan secara terpadu. Bergabungnya Satrekrim Satuan Reserse Kriminal dalam operasi gabungan lalu lintas tak terlepas dari tindakan Kepolisian atau profisionalisme dalam melaksanakan tugas dimana peranan Satrekrim Satuan Reserse Kriminal lebih diutamakan dalam pemberantasan tindak pidana secara umum atau lazim dikenal dengan kejahatan yang belakangan ini semakin maju dan modern yang salah satu contohnya yaitu maraknya pencurian kendaraan bermotor, pembegalan kendaraan bermotor, serta penjambretan yang terjadi di jalanan lalu lintas. 11 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Berdasarkan pembahasan di atas penulis berusaha untuk mengungkap fenomena Satreskrim Satuan Reserse Kriminal yang belakangan ini sering turut serta kedalam operasi gabungan lalu lintas yang diadakan oleh Satlantas Satuan Laulu Lintas baik tingkat Polres dan Polresta hingga tingkat Polsek. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui dan sebagai edukasi terhadap keikutsertaan Satreskrim Satuan Reserse Kriminal pada operasi gabungan lalulintas secara lebih mendalam mengenai kenyataan permasalahan yang sesuai dengan konteks dalam kehidupan masyarakat dan menuangkannya kedalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Satuan Reserse Kriminal Pada Operasi Gabungan Lalu Lintas Sebagai Upaya Meminimalisasi Kriminalitas ”.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Permasalahan

Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang akan dikemukakan penulis antara lain: a. Bagaimanakah peran Satuan Reserse Kriminal pada operasi gabungan lalu lintas sebagai upaya meminimalisasi kriminalitas ? b. Apakah dasar hukum operasi gabungan lalu lintas yang melibatkan Satuan Reserse Kriminal dengan Satuan Lalu Lintas sebagai upaya meminimalisasi kriminalitas ? c. Apakah faktor penghambat peran Satuan Reserse Kriminal pada operasi gabungan lalu lintas sebagai upaya meminimalisasi kriminalitas ?

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup terkait substansi hukumnya dalam kajian ilmu hukum pidana, dengan objek penelitian terkait Peran Satuan Reserse Kriminal Pada Operasi Gabungan Lalu Lintas Sebagai Upaya Meminimalisasi Kriminalitas. Ruang lingkup Lokasi penelitian terbatas menurut wilayah hukum Polsek Gunung Terang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung dan dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan 23 Desember 2016.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini bertujuan: a. Untuk mengetahui peran Satuan Reserse Kriminal pada operasi gabungan lalu lintas sebagai upaya meminimalisasi kriminalitas b. Untuk mengetahui dasar hukum operasi gabungan lalu lintas yang melibatkan Satuan Reserse Kriminal dengan Satuan Lalu Lintas sebagai upaya meminimalisasi kriminalitas c. Untuk mengetahui faktor penghambat peran Satuan Reserse Kriminal pada operasi gabungan lalu lintas sebagai upaya meminimalisasi kriminalitas

2. Kegunaaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah mencakup kegunaan teoritiss dan kegunaan praktis, yaitu: a. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam ilmu hukum pidana khususnya terhadap Peran Satuan Reserse Kriminal pada Operasi Gabungan lalu lintas Sebagai Upaya Meminimalisasi Kriminalitas dan juga sebagai upaya pengembangan wawasan pemahaman ilmu hukum yang diteliti dan peningkatan keterampilan menulis karya ilmiah. b. Kegunaan Praktis. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai: a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun pembaca mengenai peran Kepolisian dalam memberantas kejahatan, khususnya mengenai Peran Satuan Reserse Kriminal pada Operasi Gabungan lalu lintas Sebagai Upaya Meminimalisasi Kriminalitas b. Merupakan syarat akademis bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan acuan dari hasil penelitian yang pada dasrnya bertujuan untuk mengidentifikasi terhadap dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti. 12 Teori yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan Peran Satuan Reserse Kriminal pada Operasi Gabungan lalu lintas Sebagai Upaya Meminimalisasi Kriminalitas. 12 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press: Jakarta, hlm. 125.

Dokumen yang terkait

Peranana Satuan Reserse Kriminal Dalam Mengungkap Tindak Pidana Mutilasi (Studi Lapangan Di Polresta Medan)

4 52 86

PERBEDAAN HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA ANGGOTA POLRI Antara Anggota Satuan RESERSE Dengan Anggota Satuan Lalu Lintas

0 6 2

Pemakai Busana Muslimah dan Akhlak Peserta Didik SMP 1 Gunung Terang Tulang Bawang Barat

0 0 129

Psikologi Kriminal Psikologi kriminal Psikologi kriminal

0 1 11

BAB II PERANAN SATUAN RESERSE KRIMINAL DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA MUTILASI A. Peranan dan Tugas Satuan Reserse Kriminal sebagai Polisi Republik Indonesia. - Peranana Satuan Reserse Kriminal Dalam Mengungkap Tindak Pidana Mutilasi (Studi Lapangan Di Po

0 0 19

Pemakai Busana Muslimah dan Akhlak Peserta Didik SMP 1 Gunung Terang Tulang Bawang Barat - Raden Intan Repository

0 0 15

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum SMP N 1 Gunung Terang, Tulang Bawang Barat 1. Profil gambaran SMP N 1 Gunung Terang, Tulang Bawang Barat - Pemakai Busana Muslimah dan Akhlak Peserta Didik SMP 1 Gunung Terang Tulang Bawang Barat -

0 0 17

PERAN SATUAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN RESORT BANYUMAS DALAM MENANGGULANGI JUDI TOTO GELAP DI KABUPATEN BANYUMAS

0 0 17

PERAN SATUAN LALU LINTAS (SATLANTAS) DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi di Polres Cilacap)

0 0 13

PERAN POLISI LALU LINTAS DALAM MENINGKATKAN KETERTIBAN DAN KELANCARAN LALU LINTAS ( Studi Kasus di Satuan Lalu Lintas Polisi Resor Kota Besar Semarang ) - Unissula Repository

0 0 12