14
nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain dalam industrinya. Namun lebih lanjut dikatakan hal yang paling penting adalah menjaga keberlanjutan
dari keunggulan kompetitif tersebut atau yang biasa disebut sebagai sustained competitive advantage Barney and Clark 2007. Keunggulan kompetitif dalam RBT
merupakan penciptaan abnormal profit Peteraf 1993 atau tingkat kembalian di atas rata-rata above average returns dengan memanfaatkan fitur-fitur khusus yang
dimiliki perusahaan Lin and Huang 2011. Perusahaan harus menyadari pentingnya pengelolaan intellectual capital yang
dimiliki. Apabila kinerja dari intellectual capital tersebut dapat dilakukan secara maksimal, maka perusahaan akan memiliki suatu value added yang dapat
memberikan suatu karakteristik tersendiri. Dari penjelasan tersebut, menurut resource-based view, intellectual capital memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber
daya yang unik untuk menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan dalam menghadapi era persaingan ekonomi yang semakin ketat.
2.1.2 Teori Stakeholders
Berdasarkan teori stakeholder, manajemen suatu organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting yaitu memberikan laporan kinerja
perusahaan kepada stakeholder sebagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap keberlangsungan perusahaan. Dalam melaporkan atas kegiatan operasional tersebut
menjadi hak para stakeholder meskipun stakeholder tidak meminta bentuk laporan, namun pihak perusahaan harus tetap menyediakan laporan kegiatannya.
15
Selain itu, teori ini juga menganggap bahwa akuntabilitas organisasional seharusnya tidak hanya melaporkan informasi mengenai keuangan saja tetapi juga
informasi mengenai non-keuangan. Di dalam laporan keuangan tahunan perusahaan terdapat dua jenis informasi yang disediakan, yaitu informasi yang bersifat wajib
mandatory dan informasi yang berdifat sukarela voluntary. Perbedaannya dapat terlihat dari informasi apa yang diungkapkan. Informasi yang bersifat wajib lebih
mengungkapkan informasi mengenai keuangan perusahaan, sedangkan informasi yang bersifat sukarela mengungkapkan informasi non-keuangan perusahaan. Salah
satu informasi yang bersifat sukarela voluntary adalah informasi mengenai modal intelektual intellectual capital. Informasi tersebut mengungkapkan adanya suatu
value added yang dimiliki oleh perusahaan akibat adanya pengelolaan dari intellectual capital itu sendiri.
Freeman 1984 dalam Deegan, 2004 mendiskusikan tentang pengaruh stakeholder dalam keputusan yang diambil perusahaan. Peran utama dari manajemen
perusahaan adalah untuk menilai pentingnya memenuhi permintaan stakeholder dalam rangka untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Ketika derajat kekuatan
stakeholder meningkat, maka pentingnya laporan informasi untuk memenuhi permintaan stakeholderjuga meningkat. Selanjutnya, harapan dan kekuatan berbagai
macam stakeholder dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga perusahaan harus menyesuaikan secara terus menerus strategi operasional dan pelaporannya.
16
Kelompok- kelompok „stake’ tersebut, menurut Riahi-Belkaoui, meliputi
pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Konsensus yang berkembang dalam konteks teori stakeholder adalah
bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham shareholder, sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang
diciptakan oleh stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada stakeholders yang sama.
Investor menginginkan return yang tercermin dalam laba akuntansi merupakan suatu alat ukur yang tepat dan akurat sehingga perlu adanya keakuratan
dalam penciptaan return. Meek dan Gray dalam Ulum dkk, 2008 menjelaskan bahwa value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh
stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada stakeholders yang sama. Sehingga dengan adanya pengungkapan mengenai informasi intellectual capital tersebut,
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders dan dapat mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian yang dihadapi oleh investor.
Dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, manajemen perusahaan harus dapat mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik karyawan
human capital, aset fisik physical capital maupun structural capital. Apabila seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik maka akan menciptakan value added bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham sebagai salah satu tolok ukur nilai perusahaan di pasar,
17
serta meningkatkan pula kinerja keuangan perusahaan sehingga menghasilkan laba yang lebih besar.
2.2 Kinerja Keuangan Perusahaan