61
d. VAIC
TM
merupakan total efisiensi atau intellectual ability perusahaan. Indikator VAIC
TM
yang tinggi merefleksikan kemampuan perusahaan untuk mengelola potensi modal intelektual yang dimilikinya dalam rangka mendatangkan nilai
tambah. VAIC
TM
adalah penjumlahan Capital Employed Efficiency dengan Human Capital Efficiency dan Structural Capital Efficiency.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
1.
Kinerja Keuangan Return On Asset ROA merupakan bentuk yang paling mudah dari analisis
profitabilitas dalam menghubungkan laba bersih EBIT yang dilaporkan terhadap total aktiva. Pengertian Return On Asset menurut Bambang Riyanto adalah:
“Rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor pemegang obligasi dan saham.” 2001:329. Adapun pengertian Return On Asset ROA menurut Mamduh,
M Hanafi dan Abdul Halim 2004:60 adalah: “Rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset kekayaan yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset
tersebut.” Return On asset ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis
laporan keuangan atau pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Return On Asset
VAIC
TM
= CEE + HCE + SCE
62
ROA bisa diinterprestasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan strategi dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan environmental factors. ROA
merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan aset yang
dimilikinya untuk mendapatkan laba. ROA merupakan alat yang sering digunakan dalam mengukur kinerja keuangan organisasi. Rasio ini mencerminkan kemampuan
manajemen dalam mengelola seluruh sumber daya total aktiva untuk menghasilkan laba. Return On Asset merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik
dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan diukur
dari nilai aktivanya. Analisis Return On Assets atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi mengukur perkembangan perusahaan
menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-
masa mendatang. Return On Assets ROA menjadi salah satu pertimbangan investor di dalam melakukan investasi terhadap saham di bursa saham.
Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai atau informasi mengenai efektifitas operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini akan
menarik pendatang baru untuk masuk dalam perusahaan. Jika rasio ini mengalami penurunan maka akan mempengaruhi perusahaan dalam mencari laba. Karena rasio
ini menurun di pengaruhi oleh dua indikator yaitu utang dan beban yang ditanggung oleh perusahaan lebih besar dari pada pendapatan yang di peroleh oleh perusahaan.
63
Jadi penurunan rasio ini sangat berpengaruh pada laba yang di peroleh perusahaan. Dalam penelitian ini yang dipakai hanya yang terkait dengan investasi yaitu Return
On Asset ROA. Return On Asset merupakan rasio antara saldo laba bersih setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan.
2. Nilai Pasar Perusahaan
Pada penelitian ini Nilai Perusahaan akan diukur dengan menggunakan rasio Price to Book Value PBV yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus
tumbuh. Selain itu, PBV juga dapat menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.
Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin
besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh pemodal investor relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan Utama dan Santosa,
1998. Price to book value dipilih sebagai ukuran kinerja karena menggambarkan besarnya premi yang diberikan pasar atas modal intelektual yang dimiliki perusahaan.
Selain itu, rasio PBV merupakan alat yang lebih baik dibandingkan dengan rasio PE
64
dalam mengevaluasi nilai relatif saham karena laba lebih banyak dipengaruhi oleh prosedur akuntansi dibandingkan dengan nilai buku Aggarwal et al., 1996.
3.4 Metode Pengumpulan Data