n Analisis Preferensi Masyarakat Kota Bogor terhadap Calon Walikota 2009 - 2014

kontingensi r x c, isi sel dalam tabel kontingensi itu disebut frekuensi sel teramati Daniel, 1989 Hipotesis-hipotesis yang diuji dalam uji Khi-Kuadrat adalah sebagai berikut : H : kedua kriteria klasifikasi saling bebas H 1 : kedua kriteria klasifikasi tidak saling bebas dimana statistik ujinya adalah :                 c j ij ij ij r i E E O 1 2 1 2  Keterangan : O ij : Frekuensi amatan pada baris ke-i dan kolom ke-j E ij : Frekuensi harapan pada baris ke-i dan kolom ke-j. r : Banyaknya baris pada tabel kontingensi. c : Banyaknya kolom pada tabel kontingensi. Rumus umum untuk memperoleh nilai dari frekuensi harapan adalah sebagai berikut : n n n E .j i. ij  Keterangan : E ij : Frekuensi harapan pada baris ke-i dan kolom ke-j. n i. : total baris ke-i n .j : total kolom ke-j n : total amatan Kita menolak hipotesis nol apabila pada taraf nyata α, nilai statistik uji χ 2 hasil perhitungan lebih besar daripada nilai χ 2 1- α pada tabel dengan derajat bebas r-1c-1. Analisis Korespondensi Sederhana Greenancre 1984 menyatakan bahwa penyajian data secara grafis mempunyai beberapa kelebihan di antaranya dapat meringkas data, mudah diinterpretasikan, karena dapat menyederhanakan aspek data dengan menyajikan data secara visual. Analisis korespondensi adalah salah satu teknik penyajian simultan terbaik, secara visual kedalam ruang berdimensi dua, dari dua gugus data yang terbentuk lurus dan lajur matriks sebagai titik – titik yang mewakili kategori – kategori data pengamatan berdimensi dua Greenacre, 1984. Analisis korespondensi sederhana diterapkan pada data kategorik untuk dua peubah. Basis datanya merupakan frekuensi tabulasi silang tabel kontingensi dua arah dari kedua peubah Johnson, 2002 Misal N merupakan matriks data tabel kontingensi dua arah tidak negatif : N ixj =[n ij ], n ij =0 Dan P didefinisikan sebagai matriks korespondensi : P = 1n ..

N, n

.. =1 T N1 Matriks jumlah baris dan kolom: r = P1; dimana r i 0, i=1,2,...,I c = P T 1; dimana c j 0, j=1,2,...,J Matriks diagonal baris dan kolom : D r =diag r dan D c =diag c Kemudian didefinisikan R sebagai matriks profil baris dan C sebagai matriks profil kolom: R=D r -1 P C=D c -1 P T Koordinat profil baris dan profil kolom dapat diperoleh melalui penguraian nilai singular umum atau Generalized Singular Value Decomposition GSVD dari matriks korespondensi yang telah dipusatkan. GSDV suatu matriks adalah penguraian matriks sebagai perkalian tiga matriks. Apabila koodinat dicari melalui penguraian nilai singular umum matriks korespondensi yang telah dipusatkan P-rc T maka : P-rc T = LD Φ M T dengan konstrain L T D r -1 L = M T D c -1 M = 1 dimana D