Analisis Preferensi Masyarakat Kota Bogor terhadap Calon Walikota 2009 - 2014

(1)

2014 Dibawah bimbingan Ir. Aam Alamudi, M.Si dan Herry Nugraha, S.Si, MM.

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, atau seringkali disebut Pilkada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah: Gubernur dan Wakil Gubernur untuk provinsi, Bupati dan Wakil Bupati untuk kabupaten, Walikota dan Wakil Walikota untuk kota.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota 2009 – 2014 dengan menggunakan analisis korespondensi sederhana. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan menggunakan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 25 Oktober mendatang yang berasosiasi dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikankan oleh calon walikota Bogor adalah jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan.

Dalam memilih calon walikota Bogor, ada sebesar 30,2% responden memilih belum tahu. Hal ini dikarenakan responden belum mengetahui calon walikotanya sehingga belum menentukan pilihan. Selain itu, dalam menentukan pilihanya masyarakat kota Bogor juga melihat apakah calon walikota tersebut diusung oleh partai pilihannya atau tidak. Hal ini menunjukan tingkat loyalitas masyarakat kota Bogor masih cukup tinggi terhadap partai politik.

Masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor adalah masalah ekonomi dengan persentase terbesar sebesar 72%. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan ekonomi masyarakat kota Bogor sangat tinggi dikarenakan kondisi ekonomi saat ini yang semakin sulit.


(2)

HERMAWAN

G14103006

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008


(3)

2014 Dibawah bimbingan Ir. Aam Alamudi, M.Si dan Herry Nugraha, S.Si, MM.

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, atau seringkali disebut Pilkada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah: Gubernur dan Wakil Gubernur untuk provinsi, Bupati dan Wakil Bupati untuk kabupaten, Walikota dan Wakil Walikota untuk kota.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota 2009 – 2014 dengan menggunakan analisis korespondensi sederhana. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan menggunakan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 25 Oktober mendatang yang berasosiasi dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikankan oleh calon walikota Bogor adalah jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan.

Dalam memilih calon walikota Bogor, ada sebesar 30,2% responden memilih belum tahu. Hal ini dikarenakan responden belum mengetahui calon walikotanya sehingga belum menentukan pilihan. Selain itu, dalam menentukan pilihanya masyarakat kota Bogor juga melihat apakah calon walikota tersebut diusung oleh partai pilihannya atau tidak. Hal ini menunjukan tingkat loyalitas masyarakat kota Bogor masih cukup tinggi terhadap partai politik.

Masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor adalah masalah ekonomi dengan persentase terbesar sebesar 72%. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan ekonomi masyarakat kota Bogor sangat tinggi dikarenakan kondisi ekonomi saat ini yang semakin sulit.


(4)

HERMAWAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

Nama : Hermawan

NRP : G14103006

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Aam Alamudi, M.Si

NIP. 131 950 980

Herry Nugraha, S.Si,MM

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. drh. Hasim, DEA

NIP. 131 578 806


(6)

Penulis dilahirkan di Serang, Banten pada tanggal 10 Oktober 1984 sebagai anak terakhir dari empat bersaudara pasangan dari Seniman (Alm) dan Maisyaroh.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri II Sumuranja, Serang tahun 1997 kemudian lulus dari MTs. N 1 Bojonegara, Serang dan SMU Negeri 1 Cipocok Jaya, Serang pada tahun 2000 dan 2003. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dibeberapa organisasi yang ada di IPB, diantaranya di BEM TPB IPB, DPM KM IPB, KAMMI IPB, KAMMUS, dan sekarang di KAMMI Daerah Bogor sebagai Ketua Umum. Penulis melakukan praktik lapang pada tanggal 5 Februari sampai 5 April tahun 2007 di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BPPTP) Bogor.


(7)

ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir jaman.

Sebagai upaya untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat kota Bogor dalam menatap perubahan di kota Bogor, maka penulis mengambil topik penelitian tentang pemilihan umum Walikota Bogor yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober mendatang.

Penelitian yang berjudul Analisis Preferensi Masyarakat Kota Bogor Tehadap Calon Walikota

2009 - 2014 ini dibimbing oleh Bapak Ir. Aam Alamudi, M. Si yang merupakan salah satu dosen

yang ada di departemen statistika IPB dan Bapak Herry Nugraha, S.Si, MM yang merupakan lulusan statistika IPB tahun 2001 dan bekerja sebagai Brand Manager PT. Heizns ABC Indonesia, serta aktif di partai politik sebagai ketua Riset dan Pengembangan DPD PKS Kota Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Aam Alamudi, M.Si dan Bapak Herry Nugraha, S.Si,MM yang telah membimbing,

mengarahkan, dan memberi masukan selama penyusunan skripsi ini. 2. Seluruh dosen dan staff TU dan perpustakaan Departemen Statistika IPB. 3. Kak Haidir yang telah memberikan arahan dan masukannya.

4. Ibu dan kakak-kakakku atas doa, dukungan, dan kasih sayangnya selama ini. 5. Sahabat seperjuangan di KAMMI Daerah Bogor atas dukungan moril dan do’anya. 6. Keluarga besar Statistika angkatan 40 dan 41.

7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak tertulis namanya disini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat menghargai kritik dan saran untuk perbaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Bogor, Agustus 2008


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 1

Pemilihan Kepala Daerah ... 1

Perilaku Pemilih... 1

Uji Kebebasan Khi Kuadrat ... 1

Analisis Korespondensi Sederhana ... 2

BAHAN DAN METODE ... 3

Bahan ... 3

Metode ... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 3

Karakteristik Responden... 3

Hubungan Antara Peubah Karakteristik Responden dengan Alasan Memilih Calon Walikota Bogor ... 4

Hubungan Antara Peubah Karakteristik Responden dengan Masalah Utama yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor ... 5

KESIMPULAN DAN SARAN ... 7

Kesimpulan... 7

Saran ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 7


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah responden tiap kecamatan ... 3

2. Karakteristik Responden ... 4

3. Uji Khi Kuadrat Peubah Karakteristik Responden dengan Alasan Memilih Calon Walikota Bogor ... 4

4. Uji Khi Kuadrat Peubah Karakteristik Responden dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor ... 6

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Alasan memilih calon walikota Bogor ...4

2. Plot korespondensi pekerjaan dengan alasan memilih calon walikota Bogor ...5

3. Plot korespondensi pendidikan dengan alasan memilih calon walikota Bogor... 5

4. Masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor ... 6

5. Plot korespondensi pekerjaan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon Walikota Bogor ... 6

6. Plot korespondensi pendidikan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon Walikota Bogor ... 7


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Kuisioner preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon Walikota 2009 - 2014 ... 9 2. Showcard tingkat kepentingan pemilihan Walikota Bogor dan tingkat kepentingan hal – hal

yang harus dimiliki calon Walikota Bogor ...10 3. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan memberikan hak pilihnya pada

Pilkada 2008...11 4. Preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon Walikota Bogor yang akan di pilih dalam

Pilkada 2008 ... ... 11 5. Tabel Kontingensi Jenis Kelamin dengan Alasan Memilih Calon Walikota Bogor ...12 6. Tabel Kontingensi Jenis Kelamin dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan


(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam suatu negara yang demokratis, yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat perlu suatu mekanisme pergantian kepemimpinan yang dilakukan secara periodik (berkala). Oleh karena itu diperlukan suatu sarana dimana rakyat dapat turut serta menentukan nasib dan masa depannya sendiri dengan cara memilih wakil – wakil mereka yang akan duduk di pemerintahan (legislatif maupun eksekutif), yang akan memperjuangkan keinginan, aspirasi dan kepentingan mereka.

Pemilihan umum adalah merupakan sarana di mana rakyat dapat menentukan pilihan politiknya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.

Pemilihan umum kepala daerah di kota Bogor akan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2008 mendatang. Mengingat semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan walikota Bogor, maka sangat menarik untuk melakukan suatu analisa ilmiah untuk mengetahui preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang diinginkan.

Analisis yang digunakan adalah analisis korespondensi sederhana. Analisis ini digunakan karena lebih mudah untuk melihat secara visual preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota 2009 – 2014 menggunakan analisis korespondensi sederhana.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemilihan Kepala Daerah

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung yang selanjutnya disebut Pilkada adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah (Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2005, pasal 1, ayat 1).

Pilkada perlu diadakan sebagai mekanisme pergantian kepemimpinan di lembaga eksekutif daerah di tingkat provinsi (gubernur dan wakil gubernur), maupun di tingkat kabupaten/kota (bupati dan wakil bupati/walikota dan wakil walikota), yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam pelaksanaannya.

Pilkada diselenggarakan secara langsung untuk lebih menjamin terlaksananya demokrasi, yaitu tersalurkannya secara lansung kehendak masyarakat dalam menentukan pemimpin di daerahnya

Selain itu, Pilkada merupakan kesempatan (momentum) bagi masyarakat untuk menentukan sendiri figur pemimpin didaerahnya, yang dianggap memiliki perhatian terhadap kepentingan – kepentingan rakyat banyak serta memiliki kemampuan untuk memimpin dan membimbing masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

Perilaku Pemilih

Dalam melihat perilaku pemilih dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan diantaranya adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis menjelaskan, karakteristik dan pengelompokan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih dan pemberian suara pada hakikatnya adalah pengalaman kelompok (Nimmo 1993, diacu dalam Nursal 2004).

Model ini dikenal sebagai model perilaku Mazhab Columbia (Asfar 1993, diacu dalam Nursal 2004). Cikal bakalnya berasal dari Eropa, model ini kemudian dikembangkan oleh sosiolog Amerika Serikat yang mempunyai latar belakang Eropa, khususnya di Universitas Columbia. Menurut Mazhab Columbia, pendekatan sosiologis pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial ; usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, latar belakang keluarga, kagiatan – kegiatan dalam kelompok formal dan informal, dan lainnya memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap pembentukan perilaku pemilih.

Uji Kebebasan Khi Kuadrat

Uji Khi-Kuadrat dapat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua peubah, apakah kedua peubah tersebut saling bebas atau tidak. Data biasanya disajikan dalam bentuk tabel


(12)

kontingensi r x c, isi sel dalam tabel

kontingensi itu disebut frekuensi sel teramati (Daniel, 1989)

Hipotesis-hipotesis yang diuji dalam uji Khi-Kuadrat adalah sebagai berikut :

H0 : kedua kriteria klasifikasi saling bebas

H1 : kedua kriteria klasifikasi tidak saling bebas

dimana statistik ujinya adalah :

 

c j ij ij ij r i

E

E

O

1 2 1 2

Keterangan :

Oij : Frekuensi amatan pada baris ke-i dan

kolom ke-j

Eij : Frekuensi harapan pada baris ke-i dan

kolom ke-j.

r : Banyaknya baris pada tabel kontingensi.

c : Banyaknya kolom pada tabel kontingensi.

Rumus umum untuk memperoleh nilai dari frekuensi harapan adalah sebagai berikut :

n n n

Eiji. .j

Keterangan :

Eij: Frekuensi harapan pada baris ke-i dan kolom ke-j.

ni. : total baris ke-i

n.j : total kolom ke-j

n : total amatan

Kita menolak hipotesis nol apabila pada taraf nyata α, nilai statistik uji χ2

hasil perhitungan lebih besar daripada nilai χ2

1-α pada tabel dengan derajat bebas (r-1)(c-1).

Analisis Korespondensi Sederhana Greenancre (1984) menyatakan bahwa penyajian data secara grafis mempunyai beberapa kelebihan di antaranya dapat meringkas data, mudah diinterpretasikan, karena dapat menyederhanakan aspek data dengan menyajikan data secara visual.

Analisis korespondensi adalah salah satu teknik penyajian simultan terbaik, secara visual kedalam ruang berdimensi dua, dari dua gugus data yang terbentuk lurus dan lajur matriks sebagai titik – titik yang mewakili kategori – kategori data pengamatan berdimensi dua (Greenacre, 1984).

Analisis korespondensi sederhana diterapkan pada data kategorik untuk dua

peubah. Basis datanya merupakan frekuensi tabulasi silang (tabel kontingensi dua arah) dari kedua peubah (Johnson, 2002)

Misal N merupakan matriks data (tabel kontingensi dua arah) tidak negatif :

N(ixj)=[nij], nij>=0

Dan P didefinisikan sebagai matriks korespondensi :

P = (1/n..)N, n..=1 T

N1 Matriks jumlah baris dan kolom:

r = P1; dimana ri > 0, (i=1,2,...,I) c = PT1; dimana cj >0, (j=1,2,...,J) Matriks diagonal baris dan kolom :

Dr=diag (r) dan Dc=diag (c)

Kemudian didefinisikan R sebagai matriks profil baris dan C sebagai matriks profil kolom:

R=Dr-1P

C=Dc-1PT

Koordinat profil baris dan profil kolom dapat diperoleh melalui penguraian nilai singular umum atau Generalized Singular Value

Decomposition (GSVD) dari matriks

korespondensi yang telah dipusatkan. GSDV suatu matriks adalah penguraian matriks sebagai perkalian tiga matriks.

Apabila koodinat dicari melalui penguraian nilai singular umum matriks korespondensi yang telah dipusatkan (P-rcT) maka :

( P-rcT) = LDΦMT dengan konstrain LTDr

-1

L = MTDc -1

M = 1 dimana = matriks diagonal akar kuadrat

nilai-nilai singular. Φ1 > Φ2 > ... > Φk > 0 Tahapan penguraian nilai singular umum (GSVD) adalah sebagai berikut :

Definisikan matriks B=Dr -1/2

(P-rcT)Dc -1/2

, kemudian dilakukan penguraian nilai singular biasa (SVD) terhadap matriks B, sehingga B=UDμVT, dimana :

U = matriks vektor ciri dari BBT V = matriks vektor ciri dari BTB

= matriks diagonal akar kuadrat akar ciri matriks BTB; μ1>...>μk>0

UTU = VTV = I Kemudian diperoleh L=Dr

-1/2

U, M = Dc -1/2

V, dimana DΦ = Dμ..

Koordinat profil baris dan koordinat profil kolomnya adalah :

F = LDμdan G = CFDμ-1

(Greenacre, 1984)

Pada analisa korespondensi, plot baris yang berdekatan menunjukkan kategori baris yang


(13)

memiliki profil yang serupa. Plot kolom

yang berdekatan menunjukkan kategori kolom yang memiliki profil yang serupa (Johnson & Wichern, 2002).

BAHAN DAN METODE

Bahan

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil survey terhadap masyarakat kota Bogor selama tiga minggu pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan alat kuisioner.

Survey dilakukan terhadap 6 kecamatan di kota Bogor dengan total jumlah responden sebanyak 600 responden dengan jumlah yang bervariasi pada masing – masing kecamatan. Jumlah responden pada tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah responden tiap kecamatan

Adapun peubah – peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan memberikan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 2008(Lampiran 3)

2. Preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang meliputi alasan utama memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor (Lampiran 4)

Metode

Metode yang dilakukan untuk melakukan penarikan contoh dalam penelitian ini adalah metode Multi Stage Random Sampling

(Metode Penarikan Contoh Acak Beberapa Tahap). Tahap pertama dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa sub populasi yang lebih homogen (Stratified Random Sampling), dalam hal ini populasi di bagi menjadi 6 kecamatan (sub populasi) . Tahap kedua mengambil gerombol secara

acak dari masing – masing 6 kecamatan tersebut

(Cluster Random Sampling), dalam hal ini diambil beberapa kelurahan secara acak dari tiap kecamatan. Tahap ketiga menentukan banyaknya contoh yang diambil pada group yang berbeda (Quota Sampling), dalam hal ini dibagi menjadi 3 group berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden.

Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Uji Kebebasan Khi – Khuadrat

Uji Khi-Kuadrat dilakukan untuk melihat hubungan antara peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor pada Pilkada kota Bogor 2008.

2. Analisis Korespondensi.

Analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan antara kategori-kategori pada peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan kategori-kategori pada peubah alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah responden laki – laki sebanyak 56% dan responden perempuan sebanyak 44%.

Untuk kategori usia, dibagi menjadi tiga. Responden yang usianya 15 – 30 tahun sebanyak 39,6%, usia 31 – 45 tahun sebanyak 37,7% dan yang usianya > 45 tahun sebanyak 22,7%.

Jika dilihat dari pekerjaannya, terdapat sebanyak 26,8% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 19,8% responden bekerja sebagai karyawan swasta, 26% responden bekerja sebagai wiraswasta, 5,4% responden merupakan pelajar dan mahasiswa, 12,3% responden tidak bekerja, dan lainnya sebanyak 9,7% responden.

Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 4% responden tidak sekolah, 25,2% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), 22,8% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 38,5% responden mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 9,5% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi.

No Kecamatan Frekuensi Persentase 1 Bogor Barat 138 23% 2 Bogor Selatan 111 18.50% 3 Bogor Tengah 78 13% 4 Bogor Timur 61 10.10% 5 Bogor Utara 100 16.70% 6 Tanah Sareal 112 18.70% Total 600 100%


(14)

Tabel 2. Karakteristik Responden

Peubah Frekuensi Persen Jenis Kelamin

Laki - Laki 336 56

Perempuan 264 44

Usia (tahun)

15 – 30 238 39,6

31 – 45 226 37,7

> 45 136 22,7

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 161 26,8

Karyawan Swasta 119 19,8

Wiraswasta 156 26

Pelajar dan

Mahasiswa 32 5,4

Tidak Bekerja 74 12,3

Lainnya 58 9,7

Pendidkan

Tidak Sekolah 24 4

SD 151 25,2

SMP 137 22,8

SMA 231 38,5

PT 57 9,5

Hubungan Antara Peubah Karakteristik Responden dengan Alasan Memilih Calon

Walikota Bogor

Alasan memilih calon walikota Bogor dapat dijelaskan dalam Gambar 1. Pada Gambar tersebut dapat dilihat bahwa ada sebesar 30,2% responden memilih belum tahu. Hal ini dikarenakan responden belum mengetahui calon walikotanya sehingga belum menentukan pilihan. Selain itu, alasan responden memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 21,2 %, sudah dikenal baik sebesar 18,5%, berpengalaman sebesar 13,5 %, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 6 %, dari kalangan generasi muda sebesar 3,8 %, ganteng, cakep, kasep sebesar 2,9 %, orang sunda asli sebesar 1,3 %, tidak terlibat korupsi sebesar 1,3 %, dan program yang ditawarkan sebesar 1,3%.

Alasan responden memilih calon walikota Bogor dikarenakan diusung oleh partai pilihannya, menempati persentase terbesar kedua. Hal ini menunjukan bahwa disamping dilihat dari sosok figur calon walikotanya, faktor yang sangat penting dalam menentukan pilihan masyarakat adalah partai pengusungnya.

Gambar 1. Alasan Memilih Calon Walikota Bogor

Untuk melihat hubungan karakteristik responden dengan alasan responden memilih calon walikota Bogor dapat menggunakan Analisa Khi-Kuadrat (Chi-Square Analysis).

Uji Khi-Kuadrat untuk peubah karakteristik responden dengan alasan memilih calon walikota Bogor dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Uji Khi Kuadrat Peubah Karakteristik Responden dengan Peubah Alasan Memilih Calon Walikota Bogor.

Alasan memilih calon walikota Peubah

Responden

2

Nilai-P

Jenis Kelamin 31,873 0,000

Usia 22,179 0,224

Pekerjaan 64,102 0,032

Pendidikan 72,752 0,000

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai-p untuk peubah karakteristik responden (jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan) lebih kecil dari taraf α = 5% yang berarti tolak H0 atau dengan kata lain peubah alasan memilih calon walikota berasosiasi dengan jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan responden. Sedangkan dengan usia tidak berasosiasi karena nilai-p nya lebih besar dari taraf α = 5% yang berarti terima H0.

Alasan memilih calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin dengan nilai-p 0,000. Pada lampiran 5 terlihat bahwa persentase terbesar responden laki – laki maupun perempuan menjawab belum tahu dengan persentase masing – masing sebesar 30,40% dan 29,90%.

Setelah itu, alasan responden laki - laki memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 21,40%,

Alasan Memilih Calon Walikota Bogor

18.5 1.3 13.5 21.2 3.8 6 2.9 1.3 1.3 30.2

0 5 10 15 20 25 30 35 Persentase

belum tahu

program yang ditawarkan

tidak terlibat korupsi

ganteng, cakep, kasep

(orang baru) menjanjikan perubahan dari kalangan generasi muda

didukung partai pilihan saya

berpengalaman

orang sunda asli


(15)

sudah dikenal baik (populer) sebesar

17,30%, berpengalaman sebesar 13,40%, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 8,00%, dari kalangan generasi muda sebesar 4,50%, program yang ditawarkan sebesar 2,10%, orang sunda asli 1,50%, tidak terlibat korupsi sebesar 1,50%.

Alasan responden perempuan memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 20,80%, sudah dikenal baik (populer) sebesar 20,10%, berpengalaman sebesar 13,60%, ganteng, cakep, kasep sebesar 6,40%, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 3,40%, dari kalangan generasi muda sebesar 3,00%, orang sunda asli sebesar 1,10%, tidak terlibat korupsi sebesar 1,10%, dan program yang ditawarkan sebesar 0,40%.

Pada Gambar 2 menunjukkan hubungan antara peubah pekerjaan dengan alasan memilih calon walikota Bogor. Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh kedua sumbu utama adalah sebesar 57,18%.

Bidang pekerjaan wiraswasta, karyawan swasta, tidak bekerja, dan ibu rumah tangga berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai alasan memilih calon walikota Bogor. Sedangkan Pelajar dan Mahasiswa berada pada plot yang berjauhan dengan bidang pekerjaan lainnya dan tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang berbeda mengenai alasan memilih calon walikota Bogor.

Gambar 2.Plot Korespondensi Pekerjaan dengan Alasan Memilih Calon Walikota Bogor

Peubah pendidikan memiliki hubungan dengan alasan memilih calon walikota Bogor dengan nilai-p 0,000. Gambar 3 menunjukkan plot korespondensi antara peubah pendidikan dengan alasan memilih calon walikota Bogor. Total keragaman yang dapat diterangkan kedua sumbu utama adalah sebesar 82,02%.

Plot yang berdekatan antara pendidikan PT dan SMA menunjukkan bahwa responden pada kedua kelompok tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang sama tentang alasan memilih calon walikota Bogor.

Pendidikan SMP, SD, dan Tidak sekolah berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang sama tentang alasan memilih calon walikota Bogor.

Gambar 3. Plot Korespondensi Pendidikan dengan Alasan Memilih Calon

Walikota Bogor

Hubungan Antara Peubah Karakteristik Responden dengan Masalah Utama Yang

Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor dapat dijelaskan dalam Gambar 4. Pada Gambar tersebut dapat dilihat bahwa persentase terbesar masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah ekonomi dengan persentase sebesar 72%.

Setelah itu, masalah pembangunan dengan persentase sebesar 10%, pendidikan sebesar 7%, politik sebesar 5%, sosial sebesar 4%, dan lainnya sebesar 2%.

Dimensi1(31,16%) D im e n s i 2 (2 6 ,0 2 % ) 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 BelumTahu Program TidakTerlibatKorupsi Ganteng,Cakep,Kasep MenjanjikanPerubahan GenerasiMuda DidukungPartaiPilihanSaya Berpengalaman SundaAsli KenalBaik Lainnya TidakBekerja PelajardanMahasiswa Wiraswasta KaryawanSwasta IbuRumahTangga SymmetricPlot Dimensi1(61,42%) D im e n s i 2 (2 0 ,6 1 % ) 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 BelumTahu Program TidakTerlibatKorupsi Ganteng,Cakep,Kasep MenjanjikanPerubahan GenerasiMuda DidukungPartaiPilihanSaya Berpengalaman SundaAsli KenalBaik PT SMA SMP SD TidakSekolah SymmetricPlot


(16)

Gambar 4. Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai-p untuk peubah karakteristik responden (jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan) lebih kecil dari taraf α = 5% yang berarti tolak H0 atau dengan kata lain peubah masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan responden. Sedangkan dengan usia tidak berasosiasi karena nilai-p nya lebih besar dari taraf α = 5% yang berarti terima H0.

Tabel 4. Uji Khi Kuadrat Peubah Karakteristik Responden dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin dengan nilai-p 0,014. Pada lampiran 6 menunjukkan bahwa persentase terbesar masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor ádalah masalah ekonomi, yaitu dengan persentase laki – laki sebesar 69,60% dan perempuan sebesar 76,50%.

Selain itu, terlihat pula bahwa responden laki – laki memilih masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah pembangunan sebesar 12,80%, politik sebesar 6,50 %, pendidikan 6,50%, sosial sebesar 2,70%, dan lainnya sebesar 1,80%.

Sedangkan responden perempuan memilih masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah pembangunan sebesar 7,60%, pendidikan 6,80%, sosial sebesar 5,70%, politik sebesar 2,30%, dan lainnya sebesar 1,10%.

Pada Gambar 5 menunjukkan hubungan antara peubah pekerjaan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh kedua sumbu utama adalah sebesar 85,91%.

Bidang pekerjaan wiraswasta dan karyawan swasta berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor. Bidang pekerjaan ibu rumah tangga dan tidak bekerja juga berada pada plot yang berdekatan sehingga bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Sedangkan Pelajar dan Mahasiswa berada pada plot yang berjauhan dari dari semua bidang pekerjaan yang lain sehingga memiliki profil yang berbeda tentang masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor.

Gambar 5. Plot Korespondensi Pekerjaan

dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Peubah pendidikan memiliki hubungan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor dengan nilai-p 0,001. Gambar 6 menunjukkan plot korespondensi antara peubah pendidikan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Total keragaman yang dapat diterangkan kedua sumbu utama adalah sebesar 89,22%. Masalah Utama

Peubah

Responden

2 Nilai-P

Jenis Kelamin 14.355 0,014

Usia 9.719 0,466

Pekerjaan 60.966 0,000

Pendidikan 45.272 0,001

ekonomi, 436, 72% politik, 28, 5%

sosial, 24, 4% pendidikan,

40, 7% pembangunan

, 63, 10% lainnya, 9, 2%

Dimensi1(60,46%) D im e n s i 2 (2 5 ,4 5 % ) 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 -0.75 -1.00 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 -0.75 -1.00 Lainnya Pembangunan Pendidikan Sosial Politik Ekonomi Wiraswasta Tidak Bekerja Pelajar danMahasiswa Lainnya KaryawanSwasta IbuRumahTangga SymmetricPlot


(17)

Pendidikan PT dengan SMA berada

pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Pendidikan SMP dan SD juga berada pada plot yang berdekatan, sehingga tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Sedangkan antara PT dan Tidak Sekolah berada pada plot yang berjauhan sehingga memiliki profil yang berbeda tentang masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.

Gambar 6. Plot Korespondensi Pendidikan dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Analisis korespondensi sederhana dan tabel kontingensi dapat menjelaskan secara visual hubungan antara peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.

Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan menggunakan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 25 Oktober mendatang yang berasosiasi dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikankan oleh calon walikota Bogor adalah jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan.

Dalam memilih calon walikota Bogor, ada sebesar 30,2% responden memilih belum tahu. Hal ini dikarenakan responden

belum mengetahui calon walikotanya sehingga belum menentukan pilihan.

Selain itu, dalam menentukan pilihanya masyarakat kota Bogor juga melihat apakah calon walikota tersebut diusung oleh partai pilihannya atau tidak. Hal ini menunjukan tingkat loyalitas masyarakat kota Bogor masih cukup tinggi terhadap partai politik.

Masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor adalah masalah ekonomi dengan persentase terbesar sebesar 72%. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan ekonomi masyarakat kota Bogor sangat tinggi dikarenakan kondisi ekonomi saat ini yang semakin sulit.

Saran

Dalam melakukan wawancara ke responden pada survey dilapangan ada beberapa responden yang tidak menjawab pertanyaan dengan lengkap sehingga tidak bisa memberikan informasi yang lengkap. Oleh karena itu, jika kedepan akan melakukan wawancara ke responden pada survey suatu penelitian harus diusahakan agar pertanyaan dalam kuisioner di jawab dengan lengkap oleh responden, agar dapat memberikan informasi secara utuh.

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, WW. 1989. Statistika Non Parametrik

Terapan. Alex Tri Kantjono, penerjemah.

Jakarta : PT. Gramedia. Terjemahan dari :

Applications of non parametric statistica.

[Depdagri] Departemen Dalam Negeri. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Greenacre, MJ. 1984. Theory and Applications

Correspondence Analysis. London :

Academic Press.

Johnson, Richard A. & Dean W. Wichern. 2002. Applied Multivariate Statistical Analysis. Fourth Edition. USA : Prentice-Hall International.

Nursal, A. 2004. Political Marketing.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Dimensi1(73,85%) D im e n s i 2 (1 5 ,3 7 % ) 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 Lainnya Pembangunan Pendidikan Sosial Politik Ekonomi PT SMA SMP SD Tidak Sekolah SymmetricPlot


(18)


(19)

DATA PEWAWANCARA No.Que: ... RESPONDEN (HARUS LENGKAP)

Nama : Kota Nama: Alamat:

Tanggal : Gender: LK / PR

Waktu : Kecamatan Usia : tahun

Dicheck oleh Ko. Survey Job:

Kelurahan Pendidikan: RW:

NO/SD/SMP/SMA/PT RT:

PETUNJUK PROSES WAWANCARA

1. Responden adalah harus orang yang belum dikenal sebelumnya

2. Responden dipilih secara acak berdasarkan Juknis Survey (baca dalam lembaran terpisah)

3. Awali wawancara dengan salam dan penuh senyuman, ramah, tidak mencurigakan dan tidak menyita waktu lama CONTOH “Ass Wr Wb. Pak bisa minta waktu sebentar saja, saya sedang penelitian. Mau tanya beberapa hal, bisa ya?” 4. Kode pada pertanyaan. S=Single artinya hanya boleh diisi SATU jawaban tunggal. M=Multiple, boleh diisi dengan

jawaban LEBIH dari 1 (satu)

5. SEMUA pertanyaan HARUS dijawab dengan LENGKAP sesuai petunjuk pada pertanyaan 6. IDENTITAS responden ditanyakan di bagian AKHIR wawancara

7. Akhiri wawancara dengan terima kasih dan salam

FILTER

SAMPAIKAN PENGANTAR:

Bpk/Ibu, pada 25 Oktober 2008 akan dilaksanakan Pemilihan Walikota Bogor. Kami sedang melakukan penelitian untuk mengetahui preferensi masyarakat

terhadap walikota mendatang.

F1. Apakah Bpk/Ibu akan memilih di PilWalkot tersebut? (S)

YA, akan nyoblos 1

BELUM TAHU 2

TIDAK, saya golput 3 STOP wawancara

F2. Menurut Bpk/Ibu sejauh mana tingkat kepentingan Pemilihan Walikota Bogor pada Oktober 2008 nanti? (S) SHOWCARD #1: Lingkari jawaban.

1 2 3 4 5

PARPOL

L3. Di PEMILU 2004 partai apa yang Bpk/Ibu pilih? (S) L3A. Apa alasan bapak/ibu memilih partai tersebut? (O)

... L4. Jika hari ini dilaksanakan PEMILU, partai apa yang akan

Bpk/Ibu pilih? (S) [paksa untuk jawab]

L4A. Apa alasan bapak/ibu memilih partai tersebut? (O) ...

Untuk Jawaban L3-L4 L3 L4

PPP 1 1

PAN 2 2

PDIP 3 3

P Demokrat 4 4

PKS 5 5

Golkar 6 6

PKB 7 7

Partai Lainnya: ……… 8 8

Golput/Belum memilih (L3) 9 9

Belum punya pilihan (L4) 10 10

P1.Apakah Bpk/Ibu YAKIN jika Walikota DIGANTI akan membawa Kota Bogor menjadi lebih baik? (S)

Yakin, saya optimis 1

Tidak Yakin, saya pesimis 2

Tidak tahu 3

P2. Menurut Bpk/Ibu, sejauh mana tingkat kepentingan hal-hal berikut HARUS DIMILIKI oleh Calon Walikota Bogor ? SHOWCARD #2: SKALA 1-3

ATRIBUT CALON TDK BIASA SGT

1. Berpengalaman 1 2 3

2. Terkenal/populer 1 2 3

3. Visi, Misi, Program 1 2 3

4. Berwibawa 1 2 3

5. Agamis, Religius 1 2 3

6. Orang sunda asli 1 2 3

7. Bebas kasus korupsi 1 2 3

8. Jujur dan amanah 1 2 3

P3. Apa alasan bapak/ibu memilih Calon Walikota Bogor? (S) [Jawaban spontan tanpa dibantu]

ALASAN (S)

Sudah dikenal baik (populer) 1

Orang sunda asli 2

Berpengalaman 3

Didukung partai pilihan saya 4

Dari kalangan generasi muda 5

Sosok

(Orang baru) mejanjikan perubahan 6

Ganteng, cakep, kasep 7

Tidak terlibat korupsi 8

Program yang ditawarkan 9

Lainnya: ……… 10

P4. Menurut bpk/ibu, masalah utama apa yang yang harus diperhatikan calon Walikota Bogor [sebutkan……]?

[Jawaban spontan tanpa dibantu]

Isu Kota Bogor (S)

1. EKONOMI: Pengangguran, Kemiskinan 1

2. POLITIK: Pemerintah Bebas KKN,

Reformasi Birokrasi 2

3. SOSIAL: Kesehatan, Penyakit Masy, AIDS 3

4. PENDIDIKAN: Biaya sekolah,

Kesejahteraan guru 4

5. PEMBANGUNAN: Sarana dan infrastruktur

fasilitas publik, jalan,puskesmas,dll 5


(20)

(21)

TUNJUKKAN KARTU INI KE RESPONDEN

SHOWCARD #1

TINGKAT KEPENTINGAN

SHOWCARD #2

TINGKAT KEPENTINGAN

1

2

3

4

5

Sangat

Tidak

Penting

Tidak

Penting

Biasa

Saja

Penting

Sangat

Penting

1

2

3

Tidak

Penting

Biasa

Saja

Sangat

Penting


(22)

Lampiran 3. Peubah Karakteristik Masyarakat Kota Bogor yang akan Memberikan Hak Pilihnya pada Pilkada 2008

No Peubah Kategori

Laki-Laki 1 Jenis Kelamin

Perempuan 15-30 Tahun 31-45 Tahun

2 Usia

> 45 Tahun Tidak Sekolah SD

SMP SMA 3 Pendidikan Terakhir

PT

Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta Wiraswasta

Pelajar dan Mahasiswa Tidak Bekerja 4 Pekerjaan

Lainnya

Lampiran 4. Preferensi Masyarakat Kota Bogor terhadap Calon Walikota Bogor yang akan Dipilih dalam Pilkada 2008

NO Peubah Kategori

Sudah dikenal baik (Populer) Orang sunda asli

Berpengalaman

Didukung partai pilihan saya Dari kalangan generasi muda (Orang baru) menjanjikan perubahan Ganteng, cakep, kasep

Tidak terlibat korupsi Program yang ditawarkan 1 Alasan Memilih

Belum tahu Ekonomi Politik Sosial Pendidikan Pembangunan 2 Masalan Utama


(23)

Lampiran 5. Tabel Kontingensi Jenis Kelamin dengan Alasan Memilih Calon Walikota Bogor

Keterangan :

1. Sudah dikenal baik (Populer) 2. Orang sunda Asli

3. Berpengalaman

4. Didukung partai pilihan saya 5. Dari kalangan generasi muda 6. (Orang baru) menjanjikan perubahan 7. Ganteng, cakep, kasep

8. Tidak terlibat korupsi 9. Program yang ditawarkan 10. Bekum tahu

Lampiran 6. Tabel Kontingensi Jenis Kelamin dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor Jenis Kelamin

Ekonomi Politik Sosial Pendidikan Pembangunan Lainnya Total

234 22 9 22 43 6 336

69.60% 6.50% 2.70% 6.50% 12.80% 1.80% 100.00%

Laki - Laki

53.70% 78.60% 37.50% 55.00% 68.30% 66.70% 56.00%

202 6 15 18 20 3 264

76.50% 2.30% 5.70% 6.80% 7.60% 1.10% 100.00%

Perempuan

46.30% 21.40% 62.50% 45.00% 31.70% 33.30% 44.00%

436 28 24 40 63 9 600

72.70% 4.70% 4.00% 6.70% 10.50% 1.50% 100.00%

Total

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Alasan Memilih Calon Walikota Bogor Jenis

Kelamin

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total

58 5 45 72 15 27 0 5 7 102 336

17.30% 1.50% 13.40% 21.40% 4.50% 8.00% 0.00% 1.50% 2.10% 30.40% 100.00%

Laki - Laki

52.30% 62.50% 55.60% 56.70% 65.20% 75.00% 0.00% 62.50% 87.50% 56.40% 56.00%

53 3 36 55 8 9 17 3 1 79 264

20.10% 1.10% 13.60% 20.80% 3.00% 3.40% 6.40% 1.10% 0.40% 29.90% 100.00%

Perempuan

47.70% 37.50% 44.40% 43.30% 34.80% 25.00% 100.00% 37.50% 12.50% 43.60% 44.00%

111 8 81 127 23 36 17 8 8 181 600

18.50% 1.30% 13.50% 21.20% 3.80% 6.00% 2.80% 1.30% 1.30% 30.20% 100.00% Total


(24)

HERMAWAN

G14103006

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008


(25)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam suatu negara yang demokratis, yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat perlu suatu mekanisme pergantian kepemimpinan yang dilakukan secara periodik (berkala). Oleh karena itu diperlukan suatu sarana dimana rakyat dapat turut serta menentukan nasib dan masa depannya sendiri dengan cara memilih wakil – wakil mereka yang akan duduk di pemerintahan (legislatif maupun eksekutif), yang akan memperjuangkan keinginan, aspirasi dan kepentingan mereka.

Pemilihan umum adalah merupakan sarana di mana rakyat dapat menentukan pilihan politiknya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.

Pemilihan umum kepala daerah di kota Bogor akan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2008 mendatang. Mengingat semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan walikota Bogor, maka sangat menarik untuk melakukan suatu analisa ilmiah untuk mengetahui preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang diinginkan.

Analisis yang digunakan adalah analisis korespondensi sederhana. Analisis ini digunakan karena lebih mudah untuk melihat secara visual preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota 2009 – 2014 menggunakan analisis korespondensi sederhana.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemilihan Kepala Daerah

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung yang selanjutnya disebut Pilkada adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah (Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2005, pasal 1, ayat 1).

Pilkada perlu diadakan sebagai mekanisme pergantian kepemimpinan di lembaga eksekutif daerah di tingkat provinsi (gubernur dan wakil gubernur), maupun di tingkat kabupaten/kota (bupati dan wakil bupati/walikota dan wakil walikota), yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam pelaksanaannya.

Pilkada diselenggarakan secara langsung untuk lebih menjamin terlaksananya demokrasi, yaitu tersalurkannya secara lansung kehendak masyarakat dalam menentukan pemimpin di daerahnya

Selain itu, Pilkada merupakan kesempatan (momentum) bagi masyarakat untuk menentukan sendiri figur pemimpin didaerahnya, yang dianggap memiliki perhatian terhadap kepentingan – kepentingan rakyat banyak serta memiliki kemampuan untuk memimpin dan membimbing masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

Perilaku Pemilih

Dalam melihat perilaku pemilih dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan diantaranya adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis menjelaskan, karakteristik dan pengelompokan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih dan pemberian suara pada hakikatnya adalah pengalaman kelompok (Nimmo 1993, diacu dalam Nursal 2004).

Model ini dikenal sebagai model perilaku Mazhab Columbia (Asfar 1993, diacu dalam Nursal 2004). Cikal bakalnya berasal dari Eropa, model ini kemudian dikembangkan oleh sosiolog Amerika Serikat yang mempunyai latar belakang Eropa, khususnya di Universitas Columbia. Menurut Mazhab Columbia, pendekatan sosiologis pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial ; usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, latar belakang keluarga, kagiatan – kegiatan dalam kelompok formal dan informal, dan lainnya memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap pembentukan perilaku pemilih.

Uji Kebebasan Khi Kuadrat

Uji Khi-Kuadrat dapat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua peubah, apakah kedua peubah tersebut saling bebas atau tidak. Data biasanya disajikan dalam bentuk tabel


(26)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam suatu negara yang demokratis, yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat perlu suatu mekanisme pergantian kepemimpinan yang dilakukan secara periodik (berkala). Oleh karena itu diperlukan suatu sarana dimana rakyat dapat turut serta menentukan nasib dan masa depannya sendiri dengan cara memilih wakil – wakil mereka yang akan duduk di pemerintahan (legislatif maupun eksekutif), yang akan memperjuangkan keinginan, aspirasi dan kepentingan mereka.

Pemilihan umum adalah merupakan sarana di mana rakyat dapat menentukan pilihan politiknya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.

Pemilihan umum kepala daerah di kota Bogor akan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2008 mendatang. Mengingat semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan walikota Bogor, maka sangat menarik untuk melakukan suatu analisa ilmiah untuk mengetahui preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang diinginkan.

Analisis yang digunakan adalah analisis korespondensi sederhana. Analisis ini digunakan karena lebih mudah untuk melihat secara visual preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota 2009 – 2014 menggunakan analisis korespondensi sederhana.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemilihan Kepala Daerah

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung yang selanjutnya disebut Pilkada adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah (Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2005, pasal 1, ayat 1).

Pilkada perlu diadakan sebagai mekanisme pergantian kepemimpinan di lembaga eksekutif daerah di tingkat provinsi (gubernur dan wakil gubernur), maupun di tingkat kabupaten/kota (bupati dan wakil bupati/walikota dan wakil walikota), yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam pelaksanaannya.

Pilkada diselenggarakan secara langsung untuk lebih menjamin terlaksananya demokrasi, yaitu tersalurkannya secara lansung kehendak masyarakat dalam menentukan pemimpin di daerahnya

Selain itu, Pilkada merupakan kesempatan (momentum) bagi masyarakat untuk menentukan sendiri figur pemimpin didaerahnya, yang dianggap memiliki perhatian terhadap kepentingan – kepentingan rakyat banyak serta memiliki kemampuan untuk memimpin dan membimbing masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

Perilaku Pemilih

Dalam melihat perilaku pemilih dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan diantaranya adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis menjelaskan, karakteristik dan pengelompokan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih dan pemberian suara pada hakikatnya adalah pengalaman kelompok (Nimmo 1993, diacu dalam Nursal 2004).

Model ini dikenal sebagai model perilaku Mazhab Columbia (Asfar 1993, diacu dalam Nursal 2004). Cikal bakalnya berasal dari Eropa, model ini kemudian dikembangkan oleh sosiolog Amerika Serikat yang mempunyai latar belakang Eropa, khususnya di Universitas Columbia. Menurut Mazhab Columbia, pendekatan sosiologis pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial ; usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, latar belakang keluarga, kagiatan – kegiatan dalam kelompok formal dan informal, dan lainnya memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap pembentukan perilaku pemilih.

Uji Kebebasan Khi Kuadrat

Uji Khi-Kuadrat dapat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua peubah, apakah kedua peubah tersebut saling bebas atau tidak. Data biasanya disajikan dalam bentuk tabel


(27)

kontingensi r x c, isi sel dalam tabel

kontingensi itu disebut frekuensi sel teramati (Daniel, 1989)

Hipotesis-hipotesis yang diuji dalam uji Khi-Kuadrat adalah sebagai berikut :

H0 : kedua kriteria klasifikasi saling bebas

H1 : kedua kriteria klasifikasi tidak saling bebas

dimana statistik ujinya adalah :

 

c j ij ij ij r i

E

E

O

1 2 1 2

Keterangan :

Oij : Frekuensi amatan pada baris ke-i dan

kolom ke-j

Eij : Frekuensi harapan pada baris ke-i dan

kolom ke-j.

r : Banyaknya baris pada tabel kontingensi.

c : Banyaknya kolom pada tabel kontingensi.

Rumus umum untuk memperoleh nilai dari frekuensi harapan adalah sebagai berikut :

n n n

Eiji. .j

Keterangan :

Eij: Frekuensi harapan pada baris ke-i dan kolom ke-j.

ni. : total baris ke-i

n.j : total kolom ke-j

n : total amatan

Kita menolak hipotesis nol apabila pada taraf nyata α, nilai statistik uji χ2

hasil perhitungan lebih besar daripada nilai χ2

1-α pada tabel dengan derajat bebas (r-1)(c-1).

Analisis Korespondensi Sederhana Greenancre (1984) menyatakan bahwa penyajian data secara grafis mempunyai beberapa kelebihan di antaranya dapat meringkas data, mudah diinterpretasikan, karena dapat menyederhanakan aspek data dengan menyajikan data secara visual.

Analisis korespondensi adalah salah satu teknik penyajian simultan terbaik, secara visual kedalam ruang berdimensi dua, dari dua gugus data yang terbentuk lurus dan lajur matriks sebagai titik – titik yang mewakili kategori – kategori data pengamatan berdimensi dua (Greenacre, 1984).

Analisis korespondensi sederhana diterapkan pada data kategorik untuk dua

peubah. Basis datanya merupakan frekuensi tabulasi silang (tabel kontingensi dua arah) dari kedua peubah (Johnson, 2002)

Misal N merupakan matriks data (tabel kontingensi dua arah) tidak negatif :

N(ixj)=[nij], nij>=0

Dan P didefinisikan sebagai matriks korespondensi :

P = (1/n..)N, n..=1 T

N1 Matriks jumlah baris dan kolom:

r = P1; dimana ri > 0, (i=1,2,...,I) c = PT1; dimana cj >0, (j=1,2,...,J) Matriks diagonal baris dan kolom :

Dr=diag (r) dan Dc=diag (c)

Kemudian didefinisikan R sebagai matriks profil baris dan C sebagai matriks profil kolom:

R=Dr-1P

C=Dc-1PT

Koordinat profil baris dan profil kolom dapat diperoleh melalui penguraian nilai singular umum atau Generalized Singular Value

Decomposition (GSVD) dari matriks

korespondensi yang telah dipusatkan. GSDV suatu matriks adalah penguraian matriks sebagai perkalian tiga matriks.

Apabila koodinat dicari melalui penguraian nilai singular umum matriks korespondensi yang telah dipusatkan (P-rcT) maka :

( P-rcT) = LDΦMT dengan konstrain LTDr

-1

L = MTDc -1

M = 1 dimana = matriks diagonal akar kuadrat

nilai-nilai singular. Φ1 > Φ2 > ... > Φk > 0 Tahapan penguraian nilai singular umum (GSVD) adalah sebagai berikut :

Definisikan matriks B=Dr -1/2

(P-rcT)Dc -1/2

, kemudian dilakukan penguraian nilai singular biasa (SVD) terhadap matriks B, sehingga B=UDμVT, dimana :

U = matriks vektor ciri dari BBT V = matriks vektor ciri dari BTB

= matriks diagonal akar kuadrat akar ciri matriks BTB; μ1>...>μk>0

UTU = VTV = I Kemudian diperoleh L=Dr

-1/2

U, M = Dc -1/2

V, dimana DΦ = Dμ..

Koordinat profil baris dan koordinat profil kolomnya adalah :

F = LDμdan G = CFDμ-1

(Greenacre, 1984)

Pada analisa korespondensi, plot baris yang berdekatan menunjukkan kategori baris yang


(28)

memiliki profil yang serupa. Plot kolom

yang berdekatan menunjukkan kategori kolom yang memiliki profil yang serupa (Johnson & Wichern, 2002).

BAHAN DAN METODE

Bahan

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil survey terhadap masyarakat kota Bogor selama tiga minggu pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan alat kuisioner.

Survey dilakukan terhadap 6 kecamatan di kota Bogor dengan total jumlah responden sebanyak 600 responden dengan jumlah yang bervariasi pada masing – masing kecamatan. Jumlah responden pada tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah responden tiap kecamatan

Adapun peubah – peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan memberikan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 2008(Lampiran 3)

2. Preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang meliputi alasan utama memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor (Lampiran 4)

Metode

Metode yang dilakukan untuk melakukan penarikan contoh dalam penelitian ini adalah metode Multi Stage Random Sampling

(Metode Penarikan Contoh Acak Beberapa Tahap). Tahap pertama dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa sub populasi yang lebih homogen (Stratified Random Sampling), dalam hal ini populasi di bagi menjadi 6 kecamatan (sub populasi) . Tahap kedua mengambil gerombol secara

acak dari masing – masing 6 kecamatan tersebut

(Cluster Random Sampling), dalam hal ini diambil beberapa kelurahan secara acak dari tiap kecamatan. Tahap ketiga menentukan banyaknya contoh yang diambil pada group yang berbeda (Quota Sampling), dalam hal ini dibagi menjadi 3 group berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden.

Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Uji Kebebasan Khi – Khuadrat

Uji Khi-Kuadrat dilakukan untuk melihat hubungan antara peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor pada Pilkada kota Bogor 2008.

2. Analisis Korespondensi.

Analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan antara kategori-kategori pada peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan kategori-kategori pada peubah alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah responden laki – laki sebanyak 56% dan responden perempuan sebanyak 44%.

Untuk kategori usia, dibagi menjadi tiga. Responden yang usianya 15 – 30 tahun sebanyak 39,6%, usia 31 – 45 tahun sebanyak 37,7% dan yang usianya > 45 tahun sebanyak 22,7%.

Jika dilihat dari pekerjaannya, terdapat sebanyak 26,8% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 19,8% responden bekerja sebagai karyawan swasta, 26% responden bekerja sebagai wiraswasta, 5,4% responden merupakan pelajar dan mahasiswa, 12,3% responden tidak bekerja, dan lainnya sebanyak 9,7% responden.

Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 4% responden tidak sekolah, 25,2% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), 22,8% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 38,5% responden mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 9,5% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi.

No Kecamatan Frekuensi Persentase 1 Bogor Barat 138 23% 2 Bogor Selatan 111 18.50% 3 Bogor Tengah 78 13% 4 Bogor Timur 61 10.10% 5 Bogor Utara 100 16.70% 6 Tanah Sareal 112 18.70% Total 600 100%


(29)

memiliki profil yang serupa. Plot kolom

yang berdekatan menunjukkan kategori kolom yang memiliki profil yang serupa (Johnson & Wichern, 2002).

BAHAN DAN METODE

Bahan

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil survey terhadap masyarakat kota Bogor selama tiga minggu pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan alat kuisioner.

Survey dilakukan terhadap 6 kecamatan di kota Bogor dengan total jumlah responden sebanyak 600 responden dengan jumlah yang bervariasi pada masing – masing kecamatan. Jumlah responden pada tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah responden tiap kecamatan

Adapun peubah – peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan memberikan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 2008(Lampiran 3)

2. Preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang meliputi alasan utama memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor (Lampiran 4)

Metode

Metode yang dilakukan untuk melakukan penarikan contoh dalam penelitian ini adalah metode Multi Stage Random Sampling

(Metode Penarikan Contoh Acak Beberapa Tahap). Tahap pertama dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa sub populasi yang lebih homogen (Stratified Random Sampling), dalam hal ini populasi di bagi menjadi 6 kecamatan (sub populasi) . Tahap kedua mengambil gerombol secara

acak dari masing – masing 6 kecamatan tersebut

(Cluster Random Sampling), dalam hal ini diambil beberapa kelurahan secara acak dari tiap kecamatan. Tahap ketiga menentukan banyaknya contoh yang diambil pada group yang berbeda (Quota Sampling), dalam hal ini dibagi menjadi 3 group berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden.

Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Uji Kebebasan Khi – Khuadrat

Uji Khi-Kuadrat dilakukan untuk melihat hubungan antara peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor pada Pilkada kota Bogor 2008.

2. Analisis Korespondensi.

Analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan antara kategori-kategori pada peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan kategori-kategori pada peubah alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah responden laki – laki sebanyak 56% dan responden perempuan sebanyak 44%.

Untuk kategori usia, dibagi menjadi tiga. Responden yang usianya 15 – 30 tahun sebanyak 39,6%, usia 31 – 45 tahun sebanyak 37,7% dan yang usianya > 45 tahun sebanyak 22,7%.

Jika dilihat dari pekerjaannya, terdapat sebanyak 26,8% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 19,8% responden bekerja sebagai karyawan swasta, 26% responden bekerja sebagai wiraswasta, 5,4% responden merupakan pelajar dan mahasiswa, 12,3% responden tidak bekerja, dan lainnya sebanyak 9,7% responden.

Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 4% responden tidak sekolah, 25,2% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), 22,8% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 38,5% responden mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 9,5% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi.

No Kecamatan Frekuensi Persentase 1 Bogor Barat 138 23% 2 Bogor Selatan 111 18.50% 3 Bogor Tengah 78 13% 4 Bogor Timur 61 10.10% 5 Bogor Utara 100 16.70% 6 Tanah Sareal 112 18.70% Total 600 100%


(30)

memiliki profil yang serupa. Plot kolom

yang berdekatan menunjukkan kategori kolom yang memiliki profil yang serupa (Johnson & Wichern, 2002).

BAHAN DAN METODE

Bahan

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil survey terhadap masyarakat kota Bogor selama tiga minggu pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan alat kuisioner.

Survey dilakukan terhadap 6 kecamatan di kota Bogor dengan total jumlah responden sebanyak 600 responden dengan jumlah yang bervariasi pada masing – masing kecamatan. Jumlah responden pada tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah responden tiap kecamatan

Adapun peubah – peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan memberikan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 2008(Lampiran 3)

2. Preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang meliputi alasan utama memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor (Lampiran 4)

Metode

Metode yang dilakukan untuk melakukan penarikan contoh dalam penelitian ini adalah metode Multi Stage Random Sampling

(Metode Penarikan Contoh Acak Beberapa Tahap). Tahap pertama dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa sub populasi yang lebih homogen (Stratified Random Sampling), dalam hal ini populasi di bagi menjadi 6 kecamatan (sub populasi) . Tahap kedua mengambil gerombol secara

acak dari masing – masing 6 kecamatan tersebut

(Cluster Random Sampling), dalam hal ini diambil beberapa kelurahan secara acak dari tiap kecamatan. Tahap ketiga menentukan banyaknya contoh yang diambil pada group yang berbeda (Quota Sampling), dalam hal ini dibagi menjadi 3 group berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden.

Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Uji Kebebasan Khi – Khuadrat

Uji Khi-Kuadrat dilakukan untuk melihat hubungan antara peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor pada Pilkada kota Bogor 2008.

2. Analisis Korespondensi.

Analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan antara kategori-kategori pada peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan kategori-kategori pada peubah alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah responden laki – laki sebanyak 56% dan responden perempuan sebanyak 44%.

Untuk kategori usia, dibagi menjadi tiga. Responden yang usianya 15 – 30 tahun sebanyak 39,6%, usia 31 – 45 tahun sebanyak 37,7% dan yang usianya > 45 tahun sebanyak 22,7%.

Jika dilihat dari pekerjaannya, terdapat sebanyak 26,8% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 19,8% responden bekerja sebagai karyawan swasta, 26% responden bekerja sebagai wiraswasta, 5,4% responden merupakan pelajar dan mahasiswa, 12,3% responden tidak bekerja, dan lainnya sebanyak 9,7% responden.

Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 4% responden tidak sekolah, 25,2% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), 22,8% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 38,5% responden mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 9,5% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi.

No Kecamatan Frekuensi Persentase 1 Bogor Barat 138 23% 2 Bogor Selatan 111 18.50% 3 Bogor Tengah 78 13% 4 Bogor Timur 61 10.10% 5 Bogor Utara 100 16.70% 6 Tanah Sareal 112 18.70% Total 600 100%


(31)

Tabel 2. Karakteristik Responden

Peubah Frekuensi Persen Jenis Kelamin

Laki - Laki 336 56

Perempuan 264 44

Usia (tahun)

15 – 30 238 39,6

31 – 45 226 37,7

> 45 136 22,7

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 161 26,8

Karyawan Swasta 119 19,8

Wiraswasta 156 26

Pelajar dan

Mahasiswa 32 5,4

Tidak Bekerja 74 12,3

Lainnya 58 9,7

Pendidkan

Tidak Sekolah 24 4

SD 151 25,2

SMP 137 22,8

SMA 231 38,5

PT 57 9,5

Hubungan Antara Peubah Karakteristik Responden dengan Alasan Memilih Calon

Walikota Bogor

Alasan memilih calon walikota Bogor dapat dijelaskan dalam Gambar 1. Pada Gambar tersebut dapat dilihat bahwa ada sebesar 30,2% responden memilih belum tahu. Hal ini dikarenakan responden belum mengetahui calon walikotanya sehingga belum menentukan pilihan. Selain itu, alasan responden memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 21,2 %, sudah dikenal baik sebesar 18,5%, berpengalaman sebesar 13,5 %, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 6 %, dari kalangan generasi muda sebesar 3,8 %, ganteng, cakep, kasep sebesar 2,9 %, orang sunda asli sebesar 1,3 %, tidak terlibat korupsi sebesar 1,3 %, dan program yang ditawarkan sebesar 1,3%.

Alasan responden memilih calon walikota Bogor dikarenakan diusung oleh partai pilihannya, menempati persentase terbesar kedua. Hal ini menunjukan bahwa disamping dilihat dari sosok figur calon walikotanya, faktor yang sangat penting dalam menentukan pilihan masyarakat adalah partai pengusungnya.

Gambar 1. Alasan Memilih Calon Walikota Bogor

Untuk melihat hubungan karakteristik responden dengan alasan responden memilih calon walikota Bogor dapat menggunakan Analisa Khi-Kuadrat (Chi-Square Analysis).

Uji Khi-Kuadrat untuk peubah karakteristik responden dengan alasan memilih calon walikota Bogor dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Uji Khi Kuadrat Peubah Karakteristik Responden dengan Peubah Alasan Memilih Calon Walikota Bogor.

Alasan memilih calon walikota Peubah

Responden

2

Nilai-P

Jenis Kelamin 31,873 0,000

Usia 22,179 0,224

Pekerjaan 64,102 0,032

Pendidikan 72,752 0,000

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai-p untuk peubah karakteristik responden (jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan) lebih kecil dari taraf α = 5% yang berarti tolak H0 atau dengan kata lain peubah alasan memilih calon walikota berasosiasi dengan jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan responden. Sedangkan dengan usia tidak berasosiasi karena nilai-p nya lebih besar dari taraf α = 5% yang berarti terima H0.

Alasan memilih calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin dengan nilai-p 0,000. Pada lampiran 5 terlihat bahwa persentase terbesar responden laki – laki maupun perempuan menjawab belum tahu dengan persentase masing – masing sebesar 30,40% dan 29,90%.

Setelah itu, alasan responden laki - laki memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 21,40%,

Alasan Memilih Calon Walikota Bogor

18.5 1.3 13.5 21.2 3.8 6 2.9 1.3 1.3 30.2

0 5 10 15 20 25 30 35 Persentase

belum tahu

program yang ditawarkan

tidak terlibat korupsi

ganteng, cakep, kasep

(orang baru) menjanjikan perubahan dari kalangan generasi muda

didukung partai pilihan saya

berpengalaman

orang sunda asli


(32)

sudah dikenal baik (populer) sebesar

17,30%, berpengalaman sebesar 13,40%, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 8,00%, dari kalangan generasi muda sebesar 4,50%, program yang ditawarkan sebesar 2,10%, orang sunda asli 1,50%, tidak terlibat korupsi sebesar 1,50%.

Alasan responden perempuan memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 20,80%, sudah dikenal baik (populer) sebesar 20,10%, berpengalaman sebesar 13,60%, ganteng, cakep, kasep sebesar 6,40%, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 3,40%, dari kalangan generasi muda sebesar 3,00%, orang sunda asli sebesar 1,10%, tidak terlibat korupsi sebesar 1,10%, dan program yang ditawarkan sebesar 0,40%.

Pada Gambar 2 menunjukkan hubungan antara peubah pekerjaan dengan alasan memilih calon walikota Bogor. Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh kedua sumbu utama adalah sebesar 57,18%.

Bidang pekerjaan wiraswasta, karyawan swasta, tidak bekerja, dan ibu rumah tangga berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai alasan memilih calon walikota Bogor. Sedangkan Pelajar dan Mahasiswa berada pada plot yang berjauhan dengan bidang pekerjaan lainnya dan tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang berbeda mengenai alasan memilih calon walikota Bogor.

Gambar 2.Plot Korespondensi Pekerjaan dengan Alasan Memilih Calon Walikota Bogor

Peubah pendidikan memiliki hubungan dengan alasan memilih calon walikota Bogor dengan nilai-p 0,000. Gambar 3 menunjukkan plot korespondensi antara peubah pendidikan dengan alasan memilih calon walikota Bogor. Total keragaman yang dapat diterangkan kedua sumbu utama adalah sebesar 82,02%.

Plot yang berdekatan antara pendidikan PT dan SMA menunjukkan bahwa responden pada kedua kelompok tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang sama tentang alasan memilih calon walikota Bogor.

Pendidikan SMP, SD, dan Tidak sekolah berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang sama tentang alasan memilih calon walikota Bogor.

Gambar 3. Plot Korespondensi Pendidikan dengan Alasan Memilih Calon

Walikota Bogor

Hubungan Antara Peubah Karakteristik Responden dengan Masalah Utama Yang

Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor dapat dijelaskan dalam Gambar 4. Pada Gambar tersebut dapat dilihat bahwa persentase terbesar masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah ekonomi dengan persentase sebesar 72%.

Setelah itu, masalah pembangunan dengan persentase sebesar 10%, pendidikan sebesar 7%, politik sebesar 5%, sosial sebesar 4%, dan lainnya sebesar 2%.

Dimensi1(31,16%) D im e n s i 2 (2 6 ,0 2 % ) 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 BelumTahu Program TidakTerlibatKorupsi Ganteng,Cakep,Kasep MenjanjikanPerubahan GenerasiMuda DidukungPartaiPilihanSaya Berpengalaman SundaAsli KenalBaik Lainnya TidakBekerja PelajardanMahasiswa Wiraswasta KaryawanSwasta IbuRumahTangga SymmetricPlot Dimensi1(61,42%) D im e n s i 2 (2 0 ,6 1 % ) 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 BelumTahu Program TidakTerlibatKorupsi Ganteng,Cakep,Kasep MenjanjikanPerubahan GenerasiMuda DidukungPartaiPilihanSaya Berpengalaman SundaAsli KenalBaik PT SMA SMP SD TidakSekolah SymmetricPlot


(33)

Gambar 4. Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai-p untuk peubah karakteristik responden (jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan) lebih kecil dari taraf α = 5% yang berarti tolak H0 atau dengan kata lain peubah masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan responden. Sedangkan dengan usia tidak berasosiasi karena nilai-p nya lebih besar dari taraf α = 5% yang berarti terima H0.

Tabel 4. Uji Khi Kuadrat Peubah Karakteristik Responden dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin dengan nilai-p 0,014. Pada lampiran 6 menunjukkan bahwa persentase terbesar masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor ádalah masalah ekonomi, yaitu dengan persentase laki – laki sebesar 69,60% dan perempuan sebesar 76,50%.

Selain itu, terlihat pula bahwa responden laki – laki memilih masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah pembangunan sebesar 12,80%, politik sebesar 6,50 %, pendidikan 6,50%, sosial sebesar 2,70%, dan lainnya sebesar 1,80%.

Sedangkan responden perempuan memilih masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah pembangunan sebesar 7,60%, pendidikan 6,80%, sosial sebesar 5,70%, politik sebesar 2,30%, dan lainnya sebesar 1,10%.

Pada Gambar 5 menunjukkan hubungan antara peubah pekerjaan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh kedua sumbu utama adalah sebesar 85,91%.

Bidang pekerjaan wiraswasta dan karyawan swasta berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor. Bidang pekerjaan ibu rumah tangga dan tidak bekerja juga berada pada plot yang berdekatan sehingga bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Sedangkan Pelajar dan Mahasiswa berada pada plot yang berjauhan dari dari semua bidang pekerjaan yang lain sehingga memiliki profil yang berbeda tentang masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor.

Gambar 5. Plot Korespondensi Pekerjaan

dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Peubah pendidikan memiliki hubungan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor dengan nilai-p 0,001. Gambar 6 menunjukkan plot korespondensi antara peubah pendidikan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Total keragaman yang dapat diterangkan kedua sumbu utama adalah sebesar 89,22%. Masalah Utama

Peubah

Responden

2 Nilai-P

Jenis Kelamin 14.355 0,014

Usia 9.719 0,466

Pekerjaan 60.966 0,000

Pendidikan 45.272 0,001

ekonomi, 436, 72% politik, 28, 5%

sosial, 24, 4% pendidikan,

40, 7% pembangunan

, 63, 10% lainnya, 9, 2%

Dimensi1(60,46%) D im e n s i 2 (2 5 ,4 5 % ) 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 -0.75 -1.00 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 -0.75 -1.00 Lainnya Pembangunan Pendidikan Sosial Politik Ekonomi Wiraswasta Tidak Bekerja Pelajar danMahasiswa Lainnya KaryawanSwasta IbuRumahTangga SymmetricPlot


(1)

8


(2)

9

“GREAT” PROJECT

DATA PEWAWANCARA

No.Que:

...

RESPONDEN (HARUS LENGKAP)

Nama :

Kota

Nama: Alamat:

Tanggal : Gender: LK / PR

Waktu :

Kecamatan

Usia : tahun

Dicheck oleh Ko. Survey Job:

Kelurahan

Pendidikan: RW:

NO/SD/SMP/SMA/PT RT:

PETUNJUK PROSES WAWANCARA

1. Responden adalah harus orang yang belum dikenal sebelumnya

2. Responden dipilih secara acak berdasarkan Juknis Survey (baca dalam lembaran terpisah)

3. Awali wawancara dengan salam dan penuh senyuman, ramah, tidak mencurigakan dan tidak menyita waktu lama CONTOH “Ass Wr Wb. Pak bisa minta waktu sebentar saja, saya sedang penelitian. Mau tanya beberapa hal, bisa ya?” 4. Kode pada pertanyaan. S=Single artinya hanya boleh diisi SATU jawaban tunggal. M=Multiple, boleh diisi dengan

jawaban LEBIH dari 1 (satu)

5. SEMUA pertanyaan HARUS dijawab dengan LENGKAP sesuai petunjuk pada pertanyaan 6. IDENTITAS responden ditanyakan di bagian AKHIR wawancara

7. Akhiri wawancara dengan terima kasih dan salam

FILTER

SAMPAIKAN PENGANTAR:

Bpk/Ibu, pada 25 Oktober 2008 akan dilaksanakan Pemilihan Walikota Bogor. Kami sedang melakukan penelitian untuk mengetahui preferensi masyarakat

terhadap walikota mendatang.

F1. Apakah Bpk/Ibu akan memilih di PilWalkot tersebut? (S) YA, akan nyoblos 1

BELUM TAHU 2

TIDAK, saya golput 3 STOP wawancara

F2. Menurut Bpk/Ibu sejauh mana tingkat kepentingan Pemilihan Walikota Bogor pada Oktober 2008 nanti? (S) SHOWCARD #1: Lingkari jawaban.

1 2 3 4 5

PARPOL

L3. Di PEMILU 2004 partai apa yang Bpk/Ibu pilih? (S) L3A. Apa alasan bapak/ibu memilih partai tersebut? (O)

... L4. Jika hari ini dilaksanakan PEMILU, partai apa yang akan

Bpk/Ibu pilih? (S) [paksa untuk jawab]

L4A. Apa alasan bapak/ibu memilih partai tersebut? (O) ...

Untuk Jawaban L3-L4 L3 L4

PPP 1 1

PAN 2 2

PDIP 3 3

P Demokrat 4 4

PKS 5 5

Golkar 6 6

PKB 7 7

Partai Lainnya: ……… 8 8 Golput/Belum memilih (L3) 9 9 Belum punya pilihan (L4) 10 10

P1.Apakah Bpk/Ibu YAKIN jika Walikota DIGANTI akan membawa Kota Bogor menjadi lebih baik? (S)

Yakin, saya optimis 1 Tidak Yakin, saya pesimis 2 Tidak tahu 3

P2. Menurut Bpk/Ibu, sejauh mana tingkat kepentingan hal-hal berikut HARUS DIMILIKI oleh Calon Walikota Bogor ? SHOWCARD #2: SKALA 1-3

ATRIBUT CALON TDK BIASA SGT

1. Berpengalaman 1 2 3 2. Terkenal/populer 1 2 3 3. Visi, Misi, Program 1 2 3 4. Berwibawa 1 2 3 5. Agamis, Religius 1 2 3 6. Orang sunda asli 1 2 3 7. Bebas kasus korupsi 1 2 3 8. Jujur dan amanah 1 2 3 P3. Apa alasan bapak/ibu memilih Calon Walikota Bogor? (S) [Jawaban spontan tanpa dibantu]

ALASAN (S)

Sudah dikenal baik (populer) 1 Orang sunda asli 2 Berpengalaman 3 Didukung partai pilihan saya 4 Dari kalangan generasi muda 5 Sosok

(Orang baru) mejanjikan perubahan 6 Ganteng, cakep, kasep 7 Tidak terlibat korupsi 8 Program yang ditawarkan 9 Lainnya: ……… 10 P4. Menurut bpk/ibu, masalah utama apa yang yang harus diperhatikan calon Walikota Bogor [sebutkan……]?

[Jawaban spontan tanpa dibantu]

Isu Kota Bogor (S)

1. EKONOMI: Pengangguran, Kemiskinan 1 2. POLITIK: Pemerintah Bebas KKN,

Reformasi Birokrasi 2 3. SOSIAL: Kesehatan, Penyakit Masy, AIDS 3 4. PENDIDIKAN: Biaya sekolah,

Kesejahteraan guru 4 5. PEMBANGUNAN: Sarana dan infrastruktur

fasilitas publik, jalan,puskesmas,dll 5 6. LAINNYA: ... 6

DIISI OLEH PEWAWANCARA

Lampiran 1. Kuisioner


(3)


(4)

10

Lampiran 2. SHOWCARD

TUNJUKKAN KARTU INI KE RESPONDEN

SHOWCARD #1

TINGKAT KEPENTINGAN

SHOWCARD #2

TINGKAT KEPENTINGAN

1

2

3

4

5

Sangat

Tidak

Penting

Tidak

Penting

Biasa

Saja

Penting

Sangat

Penting

1

2

3

Tidak

Penting

Biasa

Saja

Sangat

Penting


(5)

11

Lampiran 3. Peubah Karakteristik Masyarakat Kota Bogor yang akan Memberikan Hak Pilihnya

pada Pilkada 2008

No

Peubah

Kategori

Laki-Laki

1

Jenis Kelamin

Perempuan

15-30 Tahun

31-45 Tahun

2

Usia

> 45 Tahun

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

3

Pendidikan Terakhir

PT

Ibu Rumah Tangga

Karyawan Swasta

Wiraswasta

Pelajar dan Mahasiswa

Tidak Bekerja

4

Pekerjaan

Lainnya

Lampiran 4. Preferensi Masyarakat Kota Bogor terhadap Calon Walikota Bogor yang akan

Dipilih dalam Pilkada 2008

NO

Peubah

Kategori

Sudah dikenal baik (Populer)

Orang sunda asli

Berpengalaman

Didukung partai pilihan saya

Dari kalangan generasi muda

(Orang baru) menjanjikan perubahan

Ganteng, cakep, kasep

Tidak terlibat korupsi

Program yang ditawarkan

1

Alasan Memilih

Belum tahu

Ekonomi

Politik

Sosial

Pendidikan

Pembangunan

2

Masalan Utama


(6)

12

Lampiran 5. Tabel Kontingensi Jenis Kelamin dengan Alasan Memilih Calon Walikota Bogor

Keterangan :

1.

Sudah dikenal baik (Populer)

2.

Orang sunda Asli

3.

Berpengalaman

4.

Didukung partai pilihan saya

5.

Dari kalangan generasi muda

6.

(Orang baru) menjanjikan perubahan

7.

Ganteng, cakep, kasep

8.

Tidak terlibat korupsi

9.

Program yang ditawarkan

10. Bekum tahu

Lampiran 6. Tabel Kontingensi Jenis Kelamin dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon

Walikota Bogor

Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor

Jenis Kelamin

Ekonomi

Politik

Sosial

Pendidikan

Pembangunan

Lainnya

Total

234

22

9

22

43

6

336

69.60%

6.50%

2.70%

6.50%

12.80%

1.80%

100.00%

Laki - Laki

53.70%

78.60%

37.50%

55.00%

68.30%

66.70%

56.00%

202

6

15

18

20

3

264

76.50%

2.30%

5.70%

6.80%

7.60%

1.10%

100.00%

Perempuan

46.30%

21.40%

62.50%

45.00%

31.70%

33.30%

44.00%

436

28

24

40

63

9

600

72.70%

4.70%

4.00%

6.70%

10.50%

1.50%

100.00%

Total

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

Alasan Memilih Calon Walikota Bogor Jenis

Kelamin

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total 58 5 45 72 15 27 0 5 7 102 336

17.30% 1.50% 13.40% 21.40% 4.50% 8.00% 0.00% 1.50% 2.10% 30.40% 100.00%

Laki - Laki

52.30% 62.50% 55.60% 56.70% 65.20% 75.00% 0.00% 62.50% 87.50% 56.40% 56.00% 53 3 36 55 8 9 17 3 1 79 264

20.10% 1.10% 13.60% 20.80% 3.00% 3.40% 6.40% 1.10% 0.40% 29.90% 100.00%

Perempuan

47.70% 37.50% 44.40% 43.30% 34.80% 25.00% 100.00% 37.50% 12.50% 43.60% 44.00% 111 8 81 127 23 36 17 8 8 181 600 18.50% 1.30% 13.50% 21.20% 3.80% 6.00% 2.80% 1.30% 1.30% 30.20% 100.00% Total