Kondisi lokasi yang tercemar merkuri melewati ambang batas terlihat dari hasil pengujian Hg total sampel tanah antara 568.79 sampai dengan 3804.48 ppm.
Apabila bakteri pereduksi merkuri dapat beradaptasi pada lingkungan dengan tingkat kontaminasi logam berat merkuri yang tinggi, maka diasumsikan bahwa
penggunaan bpm tersebut sangat efektif dalam mereduksi merkuri. Isolat bakteri mampu tumbuh pada media LB dengan berbagai konsentrasi HgCl
2
karena bakteri tersebut menggunakan merkuri sebagai substrat. Kadar Hg total sampel tanah yang
tinggi memungkinkan kesepuluh bakteri pereduksi merkuri mampu tumbuh sampai 500 ppm HgCl
2
. Walaupun demikian kelompok bakteri tersebut memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan kemampuan tumbuh dan mereduksi
merkuri pada media mengandung HgCl
2
.
4.2. Seleksi Bakteri Pereduksi Merkuri
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 isolat bpm yang mampu tumbuh sampai dengan 500 ppm HgCl
2
karena berasal dari tanah yang mengandung Hg tinggi; sedangkan 21 isolat tidak mampu tumbuh. Hal ini membuktikan bahwa
HgCl
2
pada konsentrasi yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan bakteri bahkan bersifat toksik bagi sebagian bakteri. Kesepuluh isolat yang mampu
bertahan hidup diduga memiliki kemampuan adaptasi genetis maupun fisiologis. Ke-10 isolat yang mampu tumbuh sampai 500 ppm HgCl
2
dianggap isolat unggul Tabel 2.
Tabel 2. Kemampuan tumbuh isolat dari PESK Talawaan-Tatelu Isolat
Kadar HgCl
2
pada media LB ppm K
25 50
100 250
400 500
ICBB 9116 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9118 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9123 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9124 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9115 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9119 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9120 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9117 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9121 +
+ +
+ +
+ +
ICBB 9122 +
+ +
+ +
+ +
K : kontrol tanpa HgCl
2
;
+
: tumbuh,
-
: tidak tumbuh
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 isolat bpm yang dapat tumbuh mulai 25 ppm sampai dengan 500 ppm HgCl
2
, tergantung pada jenis-jenis bakteri dan lingkungan tempat bakteri tumbuh. Data ini mendukung penelitian lain seperti
Handayani 2001 menemukan tujuh isolat yang mampu tumbuh pada konsentrasi 320 ppm HgCl
2
; Sulastri 2002 menemukan bakteri pereduksi merkuri yaitu Escherichia coli, Aeromonas cavidae, Hafnia alvei, Citrobacter frundii,
Pseudomonas psedomallei, dan Enterobacter agglomerans dari Ekosistem Air Hitam Kalimantan Tengah yang mampu tumbuh pada konsentrasi 320 ppm HgCl
2
; Zulkifli 2002 menemukan isolat mampu tumbuh 1000 ppm HgCl
2
; Suheryanto et al. 2008 menemukan enam isolat yang mampu tumbuh pada konsentrasi antara 1
ppm sampai dengan 2,5 ppm MeHg; Jaysankar 2008 menemukan beberapa bakteri resistan merkuri dari laut yang mampu tumbuh sampai 25 ppm mgl
yaitu: Alcaligenes faecalis tujuh isolat, Bacillus pumilus tiga isolat, Bacillus sp. satu isolat, Pseudomonas aeruginosa satu isolat, and Brevibacterium iodinium
satu isolat; Shovitri et al. 2010 menemukan 17 isolat bakteri tahan merkuri dari Kali Mas Surabaya. Berdasarkan karakter biokimianya ke-17 isolat tersebut masuk
ke dalam tujuh genus yang berbeda, yaitu ada kecenderungan masuk ke genus Providencia, Neisseria, Shigella, Lampropedia, Serratia, Enterobacter dan
Bacillus. Ketujuh belas isolat tersebut secara individu mampu hidup pada 10 ppm HgCl
2
.
4.3. Identifikasi Bakteri Pereduksi Merkuri
Hasil uji morfologis dan fisiologis dari ke-10 isolat bakteri pereduksi merkuri diidentifikasi berdasarkan pada buku
Bergey’s Mannual of Determinative Bacteriology Holt et al., 1994 yaitu: Pseudomonas sp. ICBB 9115, Bacillus sp.
ICBB 9116, Eschericia coli ICBB 9117, Bacillus sp. ICBB 9118, Morganella morganii ICBB 9119, Micrococcos luteus ICBB 9120, Bacillus sp. ICBB 9121,
Bacillus sp. ICBB 9122, Brevibacillus sp. ICBB 9123, dan Brevibacillus sp. ICBB 9124 Tabel 3. Bentuk koloni dan sel bakteri dapat dilihat pada gambar 7 dan 8.