Metode penfsiran dan Konstruksi Hukum Sebagai Bentuk penemuan hukum oleh hakim

2. Hak untuk diberitahu dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan seta yang didakwakan. Pasal 51 3. Hak memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan.Pasal 52 4. Hak untuk mendapatkan bantuan juru bahasa atau penterjemah bagi terdakwa atau saksi yang bisu atau tuli. Pasal 177 dan Pasal 178 5. Hak dapat bantuan hukum dari seorang atau lebih Penasihat Hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan. Pasal 54 6. Hak memilih sendiri penasihat hukumnya. Pasal 55 7. Hak mendapatkan bantuan hukum secara cuma-cuma bagi yang tidak mampu, yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih.

D. Metode penfsiran dan Konstruksi Hukum Sebagai Bentuk penemuan hukum oleh hakim

Semakin dinamisnya kehidupan masyarakat yang menyebabkan kaidah hukum selalu tertinggal, sehingga hakim dituntut untuk menghidupkannya seiring dengan perubahan dan rasa keadilan masyarkat. Penemuan hukum merupakan salah satu wadah yang dapat digunakan oleh hakim untuk mengisi kekosongan hukum sebagi implikasi dinamika hukum yang berkembang dalam masyarakat. Gambaran secara sempit yang dimaksut penemuan hukum menurut Sudikno Mertokusumo adalah suatu penemuan hukum terutama dilakukan oleh hakim dalam memeriksa dan memutuskan suatu perkara. Sedangakan menurut Paul Scholten penemuan hukum dalam artian luas demaknai sebagai sesuatu yang lain daripada hanya penerapan peraturan-peraturan peristiwa. Kadang-kadang, dan bahkan sangat sering peraturan harus ditemukan, baik dengan jalan interpretasi maupun dengan jalan analogi ataupun rechtsevervijning 9 . Dasar hakim dalam menemukan hukum telah diatur dalam pasal 10 ayat 1 Undang- Undang Nomor 48 tahun 2009, yang redaksi lengkapnya berbunyi : Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya. Asas Coria Novita yang menganggap hakim telah mengetahui hukum juga merupakan asas yang 9 Dr. Marwan Mas, S.H.,M.H., Pengantar Ilmu Hukum Hal. 159 perlu diperhatikan oleh hakim sebagai dasar penguat bahwa hakim berkewajiban untuk menafsirkan peraturan. Cara hakim dalam menemukan hukum dapat dilakukan dengan metode penafsiran dan metode konstruksi hukum. Metode penafsiran hukum adalah penafsiran perkataan dalam undang-undang, tetapi tetap berpegangan pada kata-katabunyi peraturannya. Sedangkan konstruksi hukum adalah penalaran logis untuk mengembangkan suatu ketentuan dalam undang- undang yang tidak lagi berpegangan pada kata-katanya, tetapi harus memperhatikan hukum sebagai suatu sistem. Adapaun jenis-jenis metode penemuan hukum melalui interpretasi hukum adalah sebagai beriku 10 . a. Interpretasi subsumptif yaitu hakim menerapkan teks atau kata-kata suatu ketentuan undang-undang terhadap kasus tanpa menggunakan penalaran sama sekali dan hanya sekedar menerapkan silogisme dari ketentuan tersebut. b. Interpretasi Gramatikal yaitu menafsiran kata-kata yang berada dalam undag-undang sesuai dengan kaidah tata bahasa. c. Interpretasi ekstentif yaitu penafsiran yang lebih luas dari pada penafsiran gramatikal, karena memperluas makna dari ketentuan khusus menjadi ketentuan umum sesuai dengan kaidah tata bahasanya. d. Interpretasi sistematis yaitu menafsirkan undang-undang sebagai bagian dari keseluruhan sistem peraturan perundang-undangan. e. Interpretasi sosiologi atau teologi yaitu menafsirkan makna atau subtansi undang-undang untuk diselaraskan dengan kebutuhan atau kepentingan warga masyarakat. f. Interpretasi historis yaitu penafsiran berdasarkan sejarah undang-undang dan penafsiran menurut sejarah hukum. g. Interpretasi komparatif yaitu membandingkan antara berbagai sistem hukum yang ada di dunia, sehingga hakim dapat menggambil putusan yang sesuai dengan perkara yang ditanganinya. h. Interpretasi restriktif yaitu penafsiran yang sifatnya membatasi sesuatu ketentuan uandag-undang terhadap peristiwa konkrit. i. Interpretasi futuristis yaitu menjelaskan suatu undang-undang yang berlaku sekarang dengan berpedomn dengan kepada uondang-undang ;yang akan diberlakukan. 10 Prof.Dr.Sudikno Mertokusumo, mengenal hukum, penerbit Liberty Yogyakarta. Hal 168 Selanjutnya jenis-jenis metode penemuan hukum oleh hakim dengan cara konstruksi hukum adalah sebagai berikut 11 . a. Analogi atau argumentum peranalogian yaitu penemuan hukum yang mencari esensi dari peristiwa yang khusus menjadi peristiwa yang umum. b. Argumen a’contrario yaitu penalaran terhadap suatu ketentuan undang-undang pada peristiwa hukum tertentu, sehingga secara a’contrario ketentuan tersebut tidak boleh diberlakukan pada hal-hal lain atau kebalikannya. c. Fiksi hukum yaitu penemuan hukum dengan menggambarkan suatu peristiwa kemudian mengagapnya ada, sehingga peristiwa tersebut menjadi suatu fakta baru.

E. Penetapan tersangka sebagai bentuk penafsiran hukum dalam kewenagan lemabaga pra peradilan