LKMS BMT Baiturrahman, berdiri pada tahun 1998 di lingkungan pabrik pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur, dengan modal awal
Rp. 28.900.000,- yang terkumpul dari 30 orang anggota pendirinya. Tahun 2005, asetnya mencapai Rp. 6.000.000.000,- dengan melayani
lebih dari 3.700 anggotanasabah PINBUK, 2005. Masih banyak lagi contoh-contoh LKMS BMT yang lain. Hal ini membuktikan bahwa
eksistensi LKMS BMT tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Sampai saat ini, belum ada regulasi yang mengatur tentang badan
hukum LKMS BMT, akan tetapi dapat diatasi dengan payung hukum koperasi. LKMS BMT dianjurkan untuk mengurus kendala legalitas ini.
Untuk itu diharapkan, dengan memiliki badan hukum, maka LKMS BMT bisa lebih berkembang, karena mampu mengakses sumber
dana. Dengan begitu dapat membantu pengembangan Usaha Mikro di Indonesia, karena Usaha Mikro di Indonesia identik dengan akar
kemiskinan Rudjito, 2004. Angka BPS untuk tahun 2003 menunjukkan ada 36,1 juta penduduk miskin yang berada di bawah
garis kemiskinan BPS, 2004 Dalam praktiknya, pola operasional LKMS BMT tidak sepenuhnya
mengadaptasi pola koperasi, melainkan mengadaptasi dan mengadopsi pola-pola pengembangan lembaga keuangan dan
pengembangan masyarakat berbasis kelompok Depsos, 2005. Kajian ini menjadi penting adanya, apabila memang terbukti
bahwa LKMS BMT memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan perekonomian bangsa pada umumnya dan
pekembangan Usaha Mikro pada khususnya, maka sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap
perkembangan LKMS BMT dan Usaha Mikro yang merupakan bagian dari ekonomi rakyat yang merupakan kelompok pelaku ekonomi
terbesar dalam perekonomian Indonesia.
B. Metode Analisis
1. Metode Untuk menunjang keperluan analisis dalam membahas peran
LKMS dalam pengembangan usaha mikro ini, telah dilakukan pengumpulan dan pencarian data, serta studi kepustakaan yang
menyangkut teori-teori tentang LKMS dan perkembangan kondisi usaha mikro. Data yang telah dikumpulkan terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang digunakan dalam kajian ini
berupa data hasil kuesioner Lampiran 1 yang disebarkan kepada para nasabah LKMS BMT KUBE Sejahtera unit 20 di Kecamatan
Mlati, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Nasabah dari LKMS BMT KUBE Sejahtera unit 20 sekarang ini sudah
mencapai kurang lebih 300 nasabah, dan yang dijadikan responden sebanyak 100 nasabah.
Data sekunder digunakan sebagai data tambahan dalam menunjang analisis. Data sekunder mencakup data kuantitatif, yaitu
data portofolio pembiayaan LKMS BMT KUBE Sejahtera unit 20 berdasarkan jenis pembiayaan yang sudah disalurkan, data mengenai
perkembangan LKMS BMT dan proyeksi perkembangan ke depan. Data lain secara kualitatif dapat diperoleh dari literatur – literatur yang
berkaitan dengan ekonomi syariah atau lembaga keuangan syariah, serta ulasan-ulasan para pakar yang dipublikasikan dalam buletin,
jurnal, internet, dan media-media lain. Data yang terkumpul telah dianalisa dengan menggunakan
metode analisa sebagai berikut : a. Deskriptif
kualitatif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2002. Metode analisis deskriptif
kualitatif ini dimaksudkan untuk memaparkan atau deskripsi statistik peubah-peubah ukuran analisis yang meliputi
karakteristik, perilaku, dan sistem pembiayaan. Dalam hal ini digunakan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats SWOT. b. Tabulasi
silang Metode analisis lainnya yang digunakan adalah metode analisis
tabulasi silang yang merupakan analisis hubungan antara
[ ]
∑
=
− =
k i
h h
f f
f
1 2
2
χ
karakteristik, dan perilaku dengan jumlah penyaluran pembiayaan syariah.
c. Analisis Khi
Kuadrat Analisis khi kuadrat adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, dimana data berbentuk nominal dan contohnya
besar Sugiyono, 2002. Analisis khi kuadrat dapat digunakan untuk menguji perbedaan nyata antara banyak yang diamati dari
obyek atau jawab yang masuk dalam masing-masing kategori dengan banyak yang diharapkan menurut pengujian hipotesis nol.
Analisis khi kuadrat ini dipilih karena yang diuji berkaitan dengan suatu perbandingan mengenai frekuensi yang diamati dengan
frekuensi yang diharapkan Siegel, 1997. Rumus khi kuadrat adalah :
Data kajian ini mengikuti distribusi khi kuadrat dengan derajat bebas db=k-1, yaitu pada distribusi khi kuadrat dengan db=14.
Frekuensi yang diharapkan fh untuk masing-masing kelas ditetapkan berbeda berdasarkan kategori ”banyak yang diharapkan”.
Pengambilan kesimpulan didapatkan jika nilai khi kuadrat hitung khi kuadrat tabel dengan db=14 dan taraf nyata 0,05.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode a. Kelebihan
metode Kelebihan metode pengumpulan data adalah:
1 Mudah dan cepat, karena data teknis yang berkaitan dengan masalah pembiayaan tersedia di kantor LKMS BMT KUBE
Sejahtera unit 20. 2 Hemat biaya, karena sasaran yang dijadikan responden
adalah nasabah dari LKMS BMT KUBE Sejahtera unit 20, dengan wilayah sebaran yang berbasis wilayah desa sehingga
hasil kuesioner secara lengkap dan cepat dapat diterima kembali dan telah terisi.
3 Dengan analisis deskriptif kualitatif tidak ada uji nyata, tidak ada taraf kesalahan, karena tidak dimaksudkan untuk
generalisasi. b. Kekurangan
metode Kekurangan metode pengumpulan data :
Mengingat yang melakukan pengisian adalah masyarakat desa, maka dapat dipertanyakan tingkat pemahaman responden
terhadap suatu pertanyaan, sehingga hal ini berdampak pada tingkat akurasi jawabannya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum