6. Teknologi Sortasi
Proses sortasi merupakan salah satu bagian dalam penanganan pasca panen yang selalu diperlukan baik untuk produk tomat segar maupun
produk tomat olahan. Teknologi sortasi telah berkembang cukup pesat sejak dimulainya pengembangan pertanian skala industri.
a. Sortasi dengan tenaga manusia
Proses sortasi dengan tenaga manusia merupakan tahap awal dalam perkembangan teknologi sortasi. Untuk skala usaha kecil, proses
sortasi masih dapat dilakukan oleh manusia secara penuh. Di Indonesia, proses sortasi semacam ini masih banyak dilakukan
mengingat skala usaha yang relatif kecil dan ketersediaan tenaga kerja. b.
Sortasi manual dengan mesin conveyor Pada skala usaha yang lebih besar, bantuan mesin mulai diterapkan
dalam proses sortasi dalam bentuk conveyor namun proses seleksi masih dilakukan oleh manusia. Teknologi semacam ini dapat dijumpai
baik untuk tomat segar di packing house maupun untuk tomat olahan di pabrik. Ilustrasi teknologi ini pada Gambar 4.
Gambar 4. Sortasi manual dengan conveyor di usaha skala kecil.
4
c. Sortasi dengan mesin skala kecil dan sedang
Meningkatnya jumlah produksi dan berkurangnya tenaga kerja melatarbelakangi penerapan sortasi otomatik dengan menggunakan
mesin berukuran kecil atau sedang. Contoh penerapan teknologi ini adalah di negara Malaysia untuk sortasi buah tomat segar. Mesin yang
digunakan adalah mesin sortasi berdasar berat dan warna buatan Belanda. Ilustrasi mengenai teknologi ini dapat dilihat pada Gambar 5.
4
Sumber gambar: American Farmer [http:www.americanfarmer.useditorials.shtml?id=55action=view_report]
Gambar 5. Sortasi untuk pengemasan dengan mesin skala menengah.
5
d. Sortasi dengan mesin skala besar
Pada usaha dengan skala yang sangat besar, keberadaan mesin dalam proses sortasi sangat penting dan diperlukan. Kemampuan mesin juga
ditingkatkan untuk mengimbangi jumlah bahan yang akan disortasi dan batasan waktu yang singkat. Contoh penerapan komputerisasi
proses sortasi adalah perusahaan pembuat produk tomat olahan Morning Star di California, Amerika Serikat. Ilustrasi proses sortasi
dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Sortasi untuk tomat olahan dengan mesin skala besar.
6
5
Sumber gambar: TPU, Universiti Putra Malaysia [http:www.tpu.upm.edu.mycameron.htm]
6
Sumber gambar: Morning Star Company [http:www.morningstarco.com]
Kegiatan penghitungan dan sortasi merupakan kegiatan yang paling dominan dalam proses agroindustri. Instrumen yang digunakan perlu
memiliki akurasi yang baik, obyektif, baku, dan cepat Seminar, 2000. Secara garis besar, teknologi sortasi terutama dengan penerapan mesin
sortasi paling tidak memerlukan tiga bagian utama yaitu bagian instrumen pengindra, bagian prosesor, dan bagian aktuator. Instrumen pengindera
diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur parameter yang berhubungan dengan objek bio dan lingkungannya pada waktu dan lokasi yang spesifik.
Keluaran dari bagian instrumen pengindra menjadi masukan bagi bagian prosesor. Bagian prosesor melakukan pengolahan dan manipulasi data
secara cepat, akurat, dan obyektif; menghasilkan keputusan atau rekomendasi bagi objek bio yang disortasi. Sedangkan aktuator adalah
perangkat keras yang digunakan untuk mengaktualisasikan rekomendasi atau keputusan yang dihasilkan oleh bagian prosesor. Gambar 7
menunjukkan ilustrasi sistem sortasi dan bagian-bagiannya. Pengembangan teknologi sortasi dapat dilakukan dengan
mengembangkan bagian-bagian yang menyusunnya. Bagian instrumen pengindra berkembang dengan penggunaan dan pemilihan teknologi
sensor yang dapat mengidentifikasi parameter objek dengan tepat dan cepat. Bagian prosesor berkembang dengan penerapan berbagai teknik
atau metode termasuk metode numerik yang dapat melakukan klasifikasi secara cepat, akurat, dan obyektif. Sedangkan bagian aktuator
dikembangkan dengan merancang mekanisme perangkat keras sehingga mampu memindahkan objek dengan cepat tanpa merusak objek tersebut.
Gambar 7. Sistem sortasi dan bagian-bagiannya.
sistem sortasi
objek
Instrumen pengindra
parameter alami
Prosesor parameter
numerik
Aktuator aksi terhadap
objek keputusan
rekomendasi
B. Jaringan Saraf Tiruan