Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran
8
Teknik evaluasi m enackup t es dan t eknik- t eknik evaluasi lainnya yang cocok unt uk m enilai berbagai j enis per ilaku yang
t erkandung dalam t uj uan. Kurang m enyet uj ui diadakannya evaluasi perbandingan ant ara dua
at au lebih program .
c. I llu m in a t ion
Evaluasi pada dasarnya m erupakan st udi m engenai : pelaksanaan program , pengaruh fakt or lingkungan, kebaikan- kebaikan dan
kelem ahan progr am sert a pengaruh program t erhadap perkem bangan hasil belaj ar. Evaluasi lebih didasarkan pada
j udgm ent pert im bangan
yang hasilnya
diperlukan unt uk
penyem purnaan program . Obyek evaluasi m encakup lat ar belakang dan perkem bangan program , proses pelaksanaan, hasil belaj ar dan
kesulit an- kesulit an yang dialam i. Jenis dat a yang dikum pulkan pada um um nya dat a subyekt if j udgm ent dat a Dalam kegiat an evaluasi,
cenderung dit em puh pendekat an cara- cara berikut : 1. Menggunakan prosedur yang disebut Progressive focussing
dengan langkah- langkah pokok: orient asi, pengam at an yang lebih t erarah, analisis sebab- akibat .
2. Ber sifat kualit at if- t er buka, dan flesksibel- eklekt if. 3. Teknik evaluasi m encakup observasi, w aw ancara, angket ,
analisis dokum en dan bila perlu m encakup pula t es.
d. Edu ca t ion a l Syst e m Eva lu a t ion
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan ant ara perform ance set iap dim ensi program dan krit eria, yang akan berakhir
dengan suat u deskripsi dan j udgm ent . Hasil evaluasi diperlukan unt uk penyem pur naan program dan penyim pulan hasil
program secara keseluruhan. Obyek evaluasi m encakup input bahan, rencana, peralat an , proses dan hasil yang dicapai dalam art i yang
lebih luas. Jenis dat a yang dikum pulkan m eliput i baik dat a obyekt if
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran
9
m aupun dat a suby ekt if j udgm ent dat a Dalam kegiat an evaluasi, cenderung dit em puh pendekat an cara- cara berikut :
Mem bandingkan perfor m ance set iap dim ensi program dengan
krit eria int ernal.
Mem bandingkan perfor m ance program dengan m enggunakan krit eria
• ekst ernal yait u perfor m ance program yang lain.
Teknik evaluasi m encakup t es, observasi, w aw ancara, angket dan
analisis •
dokum en. 2.3 Tinj auan Masing- Masing Konsep Model
Set elah Anda m encerm at i keem pat m odel evaluasi t ersebut , Anda t ent unya perlu pula m encerm at i secara r inci t inj auan
dari m asing- m asing konsep m odel t ersebut supaya w aw asan anda lebih
luas dan dapat m em aham i secara lebih m endalam m akna dar i m asing- m asing konsep m odel t ersebut . Tinj auan m asing- m asing
konsep m odel akan dikaj i secara rinci.
a . M e a su r e m e n t
Konsep m easurem ent ini t elah m em berikan sum bangan yang sangat berart i dalam
hal penekanannya t erhadap pent ingnya obyekt ivit as dalam proses evaluasi. Aspek obyekt ivit as yang dit ekankan oleh konsep ini
perlu dij adikan landasan yang t erus m enerus di dalam rangka m engem bangkan konsep dan sist em evaluasi kurikulum . sam ping it u,
pendekat an yang digunakan oleh konsep ini m asih sangat besar pengaruhnya dan dirasakan faedahnya dalam berbagai kegiat an
pendidikan, sepert i seleksi dan klasifikasi sisw a, pem berian nilai di sekolah, dan kegiat an penelit ian pendidikan. Kelem ahan dari konsep
ini t erlet ak pada penekanannya yang berlebih- lebihan pada spek pengukuran dalam kegiat an evaluasi pendidikan. Aspek pengukuran it u
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran
10
sendiri m em ang diperlukan dalam proses evaluasi, t api t idak dim aksudkan unt uk m enggant ikan proses evaluasi it u sendiri :
“ Measurem ent is not evaluat ion, but it can provide useful dat a for evaluat ion.” Dalam evaluasi hasil belaj ar, m isalnya, kit a t idak dapat
m engelakkan penggunaan alat pengukuran hasil belaj ar unt uk m enghasilkan dat a yang diperlukan dalam pem berian j udgm ent
selanj ut nya m engenai hasil belaj ar yang t elah dicapai. Sebagai konsekuensi dari penekanan yang berlebih- lebihan pada aspek
pengukuran, evaluasi cenderung dibat asi pada dim ensi t ert ent u dari program pendidikan yang ‘dapat diukur’, t erut am a hasil belaj ar yang
bersifat kognit if. Yang m enj adi persoalan disini adalah bahw a hasil belaj ar yang bersifat kognit if t ersebut bukan lah m erupakan sat u-
sat unya indikat or bagi keberhasilan suat u kurikulum . Sebagai suat u w ahana unt uk m encapai t uj uan- t uj uan pendidikan, kurikulum
diharapkan dapat m engem bangkan berbagai pot ensi yang ada pada diri sisw a, t idak t erbat as hanya pada pot ensi dibidang kognit if.
Disam ping it u, peranan evaluasi yang diharapkan akan dapat m em berikan input bagi penyem purnaan program dalam set iap t ahap,
m enj adi kurang dapat t erpenuhi dengan dibat asinya evaluasi pada pengukuran hasil belaj ar saj a, apalagi hanya dit ekankan pada bidang
kognit if.
b. Con gr u e n ce