9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Karakter
Karakter  adalah  cara  berpikir  dan  berperilaku  yang  menjadi  ciri  khas  tiap individu  untuk  hidup  dan  bekerjasama,  baik  dalam  lingkup  keluarga,  masyarakat,
bangsa  dan  negara.  Individu  yang  berkarakter  baik  adalah  individu  yang  biasa membuat  keputusan  dan  siap  mempertanggung  jawabkan  tiap  akibat  dari  keputusan
yang ia buat. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional.Pasal
I  UU  Sisdiknas  tahun  2003  menyatakan  bahwa  diantara  tujuan  pendidikan  nasional adalah  mengembangkan  potensi  peserta  didik  untuk  memiliki  kecerdasan,
kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdik nastahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk  insan  Indonesia  yang  cerdas,  namun  juga  berkepribadian  atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang
dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Pendidikan  yang  bertujuan  melahirkan  insan  cerdas  dan  berkarakter  kuat  itu
juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character that is  the  goal  of  true  education  kecerdasan  yang  berkarakter  adalah  tujuan  akhir
pendidikan yang sebenarnya.
Karakter  yang  melekat  dalam  diri  sesorang  tidak  statis  artinya  bisa  saja seorang  semula  adalah  baik,  tetapi  dalam  perkembangannya  berubah  menjadi  buruk
atau  kurang  baik  begitupun  sebaliknya.  Dalam  rangka  membangun  atau mengembangkan  karakter  ini  kemudian  dikenal  istilah  pendidikan  karakter,  yang
sebetulnya  perlu  didekati  dengan  cara  pembiasaan-pembiasaan  dalam  kehidupan sehari-hari  apakah  itu  di  rumah  atau  lembaga  pendidikan  dan  juga  tempat  kerja.  Di
sekolah  menjadi  kepentingan  negara  untuk  mempersiapkan  warganya  yang  masih muda  atau  mereka  yang  belum  dewasa  untuk  mendapat  persiapan  yang  baik
memasuki  kehidupan  sosial  dan  politik  dengan  wajar  dan  normal  tanpa  kesulitan. Kemdiknas, 2010 dalam Mutohir dkk, 2011:41.
Pendidikan  karakter  adalah  pendidikan  budi  pekerti  plus,  yaitu  yang melibatkan aspek pengetahuan cognitive, perasaan feeling, dan tindakan action.
Menurut  Thomas  Lickona,  tanpa  ketiga  aspek  ini,  maka  pendidikan  karakter  tidak akan efektif.
Dengan  pendidikan  karakter  yang  diterapkan  secara  sistematis  dan berkelanjutan,  seorang  anak  akan  menjadi  cerdas  emosinya.  Kecerdasan  emosi  ini
adalah  bekal  penting  dalam  mempersiapkan  anak  menyongsong  masadepan,  karena seseorang  akan  lebih  mudah  dan  berhasil  menghadapi  segala  macam  tantangan
kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Dalam  Kamus  Besar  Bahasa  indonesia  menyatakan  bahwa  karakter
mengandung  pengertian  sifat-sifat  kejiawaan,  akhlak  atau  budi  pekerti  yang
membedakan seseorang dari yang lain Balai Pustaka 1995 dalam Mutohir dkk, 2011:
39 Pendidikan  karakter  melalui  pendidikan  jasmani  dan  olahraga,  bahwa  ada
beberapa strategi dalam mengembangkan pendidikan karakter, salah satunya dengan integrasi ke dalam kegitan olahraga Mutohir, 2010.
2.2  Karakteristik Siswa SMA