Prinsip PAUD Pendidikan Anak Usia Dini PAUD

memperbaiaki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak – anak yang sangat rawan dan kurang beruntung. Kegiatan PAUD yang dilakukan di kelompok bermain KB, taman kanak – kanak TK, taman penitipan anak TPA, atau satuan PAUD sejenis seharusnya dapat dijalani anak dengan rasa senang dan tanpa paksaan. Orangtua maupun pendidik hanya menjadi fasilitator yang memberikan pilihan kepada anak, bukan memaksakan kehendak. PAUD juga termasuk dalam layanan kesehatan dan gizi serta pengasuhan Aqib, 2010: 2. Hanya saja pendidikan anak usia dini pada kenyataannya saat ini belum banyak diketahui oleh masyarakat secara merata. Bentuk layanan untuk anak usia dini yang lain adalah Pos PAUD. Pos PAUD merupakan program layanan PAUD yang penyelenggaraannnya dapat diintegrasikan dengan layananBina Keluarga Balita BKB, dan Posyandu bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 4 empat tahun dan dapat melayani anak hinnga usia anak mencapai 6 enam tahun DirJen PAUD, 2013

2.2.4 Prinsip PAUD

Penerapan program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD didasarkan atas prinsip - prinsip sebagai berikut Aqib, 2010: 9 : a. Berorientasi pada kebutuhan anak.Program pendidikan anak usia dini diharapkan dapat mengoptimalisasi seluruh aspek perkembangan yang ada pada diri anak. Optimalisasi perkembangan hendaknya dibarengi dengan dukungan oleh pendidik, keluarga utamnya orangtua dan juga lingkungan dimana anak tinggal. Menurut Maslow Suyadi, 2012: 32, kebutuhan yang mendasar bagi anak adalah kebutuhan fisik diantaranya makan, minum, pakaian dan lain – lain. b. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain. Pada jenjang usia dini , anak meyerap segala sesuatu yang dianggapnya pengalaman baru yaitu dengan cara bermain yang menyenangkan. Pada dasarnya bermain yang menyenangkan akan membuat anak merasa bebas dari segala tekanan sehingga jika anak melakukan pembelajaran sembari bermain, anak akan merasa tidak seperti sedang belajar. c. Menstimulasi munculnya kreativitas dan inovasi.Anak akan lebih tertarik, focus, serius dan dapat berkonsentrasi melalui kegiatan yang menurututnya menarik dan tidak dipaksakan. Dengan hal tersebut anak akan memunculkan ide – ide yang lebih kompleks. d. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar anak. Lingkungan yang kondusif membuat anak nyaman dalam beraktivitas. Dukungan dari lingkungan tidak hanya berupa materil semata melainkan juga membutuhkan dukungan secara moril untuk membuat anak semakin nyaman untuk melakukan proses belajar. e. Mengembangkan keterampilan hidup anak. Sejatinya anak dibekali dengan keterampilan masing –masing dan bakat yang unik. Sehingga orangtua, pendidik, maupun lingkungan dapat membantu anak untuk mengembangkan keterampilan –keterampilan yang ada sesuai dengan kemampuan anak itu sendiri. Ini juga akan membantau anak menjadi mandiri, dissiplin, mampu bersosialisasi dan memiliki ketrampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya f. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar anak. Bermain menggunakan benda –benda yang ada disekitar lingkungan anak akan menggali pengetahuan anak lebih jauh mengenai benda –benda tersebut. Secaca tidak langsungpun hal ini kan membangun kreativitas anak. g. Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip perkembangan anak. Dalam melaksanakan kegiatan, stimulasi pendidikan mencakup semua aspek perkembangan anak yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Pendidikan anak usia dini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjadikan anak Indonesia yang berkualitas dan diharapakan tumbuh kembangan anak sesuai demgan tingkat perkembangannya sehingga anak memiliki kesiapan yang optimal sebelum memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Hasil yang diharapkan dari program layanan PAUD adalah anak mendapatkan rangsangan dan kesempatan serta peluang yang besar untuk mengembangkan potensi – potensi yang ada dalam diri anak. Setiap anak memiliki bakat dan potensi yang tidak terbatas untuk dikembangkan, dan ini merupakan tanggungjawab dari berbagai pihak. Ada baiknya pendidik di sekolah berkomunikasi dengan orangtua untuk mendiskusikan sejarah masa lalu si anak Putra Dwilestari, 2012. Hal ini dilakukan karena kondisi anak saat ini merupakan kelanjutan dari tumbuh kembang masa sebelumnya. Informasi yang diberikan oleh orangtua kepada pendidik memberikan pemahaman bagi pendidik itu sendiri untuk mengahrgai karakteristik tiap anak. Sikap tersebut perlu diperhatikan karena tiap individu bersifat unik. Ini merupakan wujud nyata dari pendekatan yang berpusat pada anak.Prinsip yang perlu diperhatikan yaitu pada perhatian secara penuh terhadap kebiasaan dan pengetahuan dasar yang dibutuhkan anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Montessori Suyadi, 2011 mengemukan bahwa anak – anak mampu belajar dan bermain sendiri yang unik dan khas serta bersifat refleks, spontan dan tanpa tekanan. Dalam pelaksanaannya diharapkan pula dalam suasana penuh kasih sayang,aman, nyaman, dan kebutuhan dasarnya terpenuhi.

2.3 Posyandu