31 2.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh bahan bakar fosil semakin mengkhawatirkan seiring terjadinya perubahan iklim dan pemasanan global
akibat efek rumah kaca. 3.
Cadangan minyak mentah Indonesia semakin terbatas dan kinerja industri perminyakan Indonesia semakin menurun sementara penemuan cadangan
baru belum sesuai harapan. 4.
Tingkat kemiskinan dan pengangguran yang cukup tinggi baik di perkotaan maupun di perdesaan serta masih banyaknya lahan-lahan kritis yang
sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif. Indonesia seharusnya mampu menjadi produsen utama bahan bakar nabati
karena memiliki potensi besar dalam hal sumber bahan baku, curah hujan memadai, hamparan lahan luas, dan jumlah tenaga kerja yang lebih dari cukup.
Indonesia memiliki lebih dari 50 jenis tanaman penghasil minyak lemak yang dapat diubah menjadi bahan bakar biodiesel untuk substitusi solar dan lebih dari
12 jenis tanaman yang dapat dikonversi menjadi bioetanol sebagai substitusi premium Prihandana dan Hendroko, 2007. Secara global lahan yang tersedia
untuk pengembangan bahan bakar nabati sekitar 3.8 milyar ha. Untuk memenuhi sampai dengan 10 persen substitusi bahan bakar petroleum dengan bahan bakar
nabati generasi pertama secara global hanya memerlukan lahan pertanian sekitar 118 – 508 juta ha FAO, 2008.
2.6 Biodiesel dari Kelapa Sawit
Biodiesel metil ester dapat dihasilkan melalui proses esterifikasitransesterifikasi trigliserida. Transesterifikasi adalah penggantian
gugus alkohol dari suatu ester dengan alkohol lain dalam suatu proses yang
32 menyerupai hidrolisis menggunakan alkohol. Metanol lebih umum digunakan
karena harganya lebih murah, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan jenis alkohol lainnya seperti etanol.
Sumber : SBRC, 2009
Transesterifikasi merupakan suatu reaksi kesetimbangan. Untuk mendorong reaksi agar bergerak ke kanan agar dihasilkan biodiesel metil ester maka perlu
digunakan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang dihasilkan harus dipisahkan. Pada Gambar 2 disajikan reaksi transesterifikasi trigliserida
dengan metanol untuk menghasilkan biodiesel metil ester. Proses pembuatan biodiesel dari minyak kelapa sawit termasuk proses yang sederhana dengan
komposisi minyak kelapa sawit 87 persen, katalis satu persen dan alkohol 12 persen. Komposisi di atas akan menghasilkan biodiesel dari minyak kelapa sawit
86 persen, alkohol empat persen, gliserin sembilan persen dan endapan bahan anorganik satu persen SBRC, 2009.
Proses produksi biodiesel menggunakan minyak kelapa sawit crude palm oil
sebagai bahan baku memerlukan pretreatment untuk memisahkan trigliserida dengan gumwax dengan membubuhkan asam sitrat atau asam fosfat. Hal ini
dilakukan untuk menjaga reaksi transesterifikasi yang sempurna serta
Gambar 2 Reaksi Transesterifikasi Untuk Biodiesel
R
1
C O
OCH
2
R
2
C O
OCH R
3
C O
OCH
2
+ 3 CH
3
OH HOCH
2
HOCH HOCH
2
3 R C O
OCH
3
+
trigliserida metanol
gliserin metil ester
katalis
33 memudahkan proses pemisahan biodiesel dari gliserol. Proses selanjutnya dapat
diterapkan salah satu dari proses esterifikasi atau pemisahan asam lemak. Sedangkan inti dari proses produksi biodiesel adalah proses transesterifikasi
trigliserida dengan metanol menggunakan katalis basa. Biodiesel yang diproduksi merupakan senyawa ester.
Seiring dengan makin berkembangnya biodiesel maka semakin banyak negara-negara yang tertarik dan telah memulai upaya-upaya untuk
mengembangkan biodiesel. Johnston dan Holloway 2006 telah melakukan analisis data dari 226 negara yang potensial untuk mengkaji potensi
pengembangan biodiesel berdasarkan volume produksi, biaya produksi dan daya saing ekspor. Malaysia dan Indonesia merupakan negara yang paling potensial
sebagai produsen biodiesel seperti terlihat pada Tabel 8. Tabel 8.
Negara-Negara Potensial Sebagai Produsen Biodiesel
No. Negara
Potensi Produksi liter Biaya Produksi
USliter
1. Malaysia
14 540 000 000 0.53
2. Indonesia
7 595 000 000 0.49
3. Argentina
5 255 000 000 0.62
4. Amerika Serikat
3 212 000 000 0.70
5. Brazil
2 567 000 000 0.62
6. Belanda
2 496 000 000 0.75
7. Jerman
2 024 000 000 0.79
8. Filipina
1 234 000 000 0.53
9. Belgia
1 213 000 000 0.78
10. Spanyol
1 073 000 000 1.71
Sumber : Johnston dan Holloway, 2006
2.7 Tinjauan Studi