Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Kenaikan

168

7.3 Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Kenaikan

Pajak Ekspor 10 Persen Pada skenario kedua dilakukan simulasi kombinasi peningkatan produksi olein dan stearin sebesar 20 persen sebagai indikator pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan kenaikan pajak ekspor sebesar 10 persen. Hasil simulasi seperti terlihat pada Tabel 50 menunjukkan bahwa pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit yang dikombinasikan dengan kenaikan pajak ekspor berdampak pada penurunan kemiskinan di perkotaan sebesar 2.86 persen dan penurunan kemiskinan di perdesaan sebesar 0.94 persen sehingga secara total kemiskinan berkurang sebesar 1.58 persen. Tabel 50. Hasil Simulasi Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Kenaikan Pajak Ekspor 10 Persen No. Variabel Endogen Simulasi Dasar QOL Naik 20, QST Naik 20 dan XTAX Naik 10 Perubahan 1. Minyak Kelapa Sawit a. Produksi Minyak Kelapa Sawit 8.65 8.83 2.06 b. Konsumsi Minyak Kelapa Sawit 2.89 3.01 4.25 c. Harga Domestik Minyak Kelapa Sawit 682.40 692.20 1.44 d. Harga Ekspor Minyak Kelapa Sawit 762483.00 782250.00 2.59 e. Ekspor Minyak Kelapa Sawit 5.33 5.24 -1.69 2. Minyak Goreng Sawit a. Produksi Minyak Goreng Sawit 4.87 4.96 1.88 b. Permintaan Minyak Goreng Sawit 2.05 2.04 -0.13 c. Harga Minyak Goreng Sawit 927.90 935.60 0.83 3. Perkebunan Kelapa Sawit a. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit 3.88 3.93 1.35 b. Produksi TBS 41.65 42.14 1.19 c. Harga TBS 212.50 215.10 1.22 4. Upah a. Upah Rata-Rata Sektor Pertanian 436178.00 436322.00 0.03 b. Upah Rata-Rata Sektor Industri 679431.00 683688.00 0.63 5. Produksi a. Produksi Sektor Pertanian 52.85 53.00 0.28 b. Produksi Sektor Industri 98.55 103.70 5.22 6. Pertumbuhan Ekonomi 7.56 7.73 2.18 7. Permintaan Tenaga Kerja 90.69 90.88 0.20 8. Pengangguran 3.31 3.10 -6.27 9. Kemiskinan a. Kemiskinan di Perkotaan 10.63 10.32 -2.86 b. Kemiskinan di Perdesaan 20.95 20.75 -0.94 c. Kemiskinan Total 31.58 31.08 -1.58 169 Kemiskinan di perkotaan berkurang sebesar 2.86 persen karena kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 2.18 persen dan peningkatan produksi sektor industri sebesar 5.22 persen yang meningkatkan upah rata-rata sektor industri sebesar 0.63 persen walaupun harga minyak goreng kelapa sawit naik sebesar 0.83 persen karena pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan kenaikan pajak ekspor. Kemiskinan di perdesaan berkurang sebesar 0.94 persen juga karena kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 2.18 persen, kenaikan produksi sektor pertanian sebesar 0.28 persen dan kenaikan produksi tandan buah segar kelapa sawit sebesar 1.19 persen serta kenaikan harga tandan buah segar kelapa sawit sebesar 1.22 persen yang meningkatkan upah rata-rata sektor pertanian sebesar 0.03 persen. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 2.18 persen karena pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan kenaikan pajak ekspor terjadi karena peningkatan produksi sektor pertanian sebesar 0.28 persen dan produksi sektor industri sebesar 5.22 persen. Peningkatkan produksi dan pertumbuhan ekonomi ini berdampak kepada kenaikan permintaan tenaga kerja sebesar 0.20 persen sehingga dapat menurunkan pengangguran sebesar 6.27 persen. Pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan kenaikan pajak ekspor sendiri berdampak cukup signifikan pada industri minyak kelapa sawit nasional dimana konsumsi atau permintaan domestik minyak kelapa sawit meningkat sebesar 4.25 persen sehingga produksi minyak kelapa sawit meningkat sebesar 2.06 persen. Kenaikan konsumsi atau permintaan domestik minyak kelapa sawit sendiri dipengaruhi oleh kenaikan pajak ekspor yang menyebabkan harga 170 ekspor minyak kelapa sawit meningkat sebesar 2.59 persen dan selanjutnya mempengaruhi harga domestik minyak kelapa sawit yang meningkat sebesar 1.44 persen. Kenaikan harga ekspor minyak kelapa sawit menyebabkan ekspor minyak kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 1.69 persen yang sebagian besar diolah di dalam negeri menjadi biodiesel dan produk hilir lainnya sehingga berdampak pada peningkatan konsumsi atau permintaan domestik minyak kelapa sawit . Kenaikan produksi minyak kelapa sawit sendiri menyebabkan produksi tandan buah segar kelapa sawit meningkat sebesar 1.19 persen dan harga tandan buah segar kelapa sawit meningkat sebesar 1.22 persen. Kenaikan produksi dan harga tandan buah segar kelapa sawit memberikan insentif kepada petani dan perkebunan besar untuk memperluas perkebunan kelapa sawit sehingga luas perkebunan kelapa sawit meningkat sebesar 1.35 persen. Kenaikan pajak ekspor minyak kelapa sawit akan mendorong pengembangan industri hilir minyak kelapa sawit di Indonesia karena murahnya bahan baku minyak kelapa sawit. Pengembangan industri hilir minyak kelapa sawit menghasilkan banyak nilai tambah yang akan diterima di dalam negeri.

7.4 Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Penguatan