7. Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan;
8. Panti pijat, refleksi, mandi uapspa, dan pusat kebugaran fitness center; dan
9. Pertandingan olahraga.
b. Bukan Objek Pajak Hiburan
Pada Pajak Hiburan, tidak semua penyelenggaraan hiburan dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek pajak, yaitu
penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut bayaran, seperti hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan, upacara adat dan keagamaan.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, penulis memfokuskan pada mekanisme pemungutan pajak hiburan dan masalah-masalah
atau kendala - kendala yang berkaitan dengan pajak hiburan, serta realisasi penerimaan pajak hiburan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah
dibuat sesuai dengan ketentuan Program Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul praktik, mencari bahan untuk pembuatan proposal hingga konsultasi
dengan pihak dosen.
2. Studi Literatur
Studi literatur yang akan dilakukan penulis adalah membaca beberapa literatur yang berkaitan dengan topik praktik dalam mencari dan mempersiapkan
sesuatu yang berhubungan dan dapat dijadikan sumber oleh penulis dalam menjalankan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.
3. Observasi Lapangan
Penulis dalam melakukan observasi lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi ini penulis mencari data dan informasi pada
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, serta mempelajari data-data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas yang nantinya akan
dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.
4. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan data sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan berbagai data yang
berhubungan dengan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. a.
Data Primer Data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang
dianggap mampu memberikan masukan dan informasi serta observasi
penulis di lapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM.
b. Data Sekunder
Datainformasi yang diperoleh melalui studi literature seperti sumber - sumber pustaka, Undang - Undang, dokumentasi maupun literature lain
yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
5. Analisis dan Evaluasi Data
Data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis, terlebih dahulu dianalisis untuk mengetahui kebenaran akan data tersebut, dan sesuai atau tidaknya dengan
materi. Pengamatan data ini akan dilakukan dengan evaluasi akan sumber data dan banyaknya data yang akan diperoleh.
F. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akan dilakukan penulis masih berdasarkan prosedur yang ditetapkan, yaitu dengan cara memaparkan hal-hal yang akan
dibawakan. Untuk mendapatkan data informasi yang dibutuhkan dalam praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis menggunakan 3 tiga teknik pengumpulan
data yaitu :
1. Wawancara
Yaitu dengan mengadakan wawancara langsung berupa pertanyaan- pertanyaan pada pihak - pihak yang berkepentingan terhadap masalah yang
diteliti.
2. Observasi
Yaitu dengan cara pengamatan dan pencatatan langsung terhadap fenomena yang terjadi di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
3. Dokumentasi
Yaitu data yng berisikan dokumentasi yang didapat oleh penulis selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di tempat yang ditentukan.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan
latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan, Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Ruang Lingkup Praktik Kerja
Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.
BAB II GAMBARAN
UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organisasi, uraian tugas
pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan. BAB III
GAMBARAN TENTANG PAJAK HIBURAN DAN DATA PENERIMAAN PAJAK HIBURAN KOTA MEDAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai segala hal yang berkaitan dengan pajak hiburan. Mekanisme pemungutan dan data target
realisasi pajak hiburan.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang dihadapi dalam mekanisme pemungutan serta menganalisis data
mengevaluasi data penerimaan pajak hiburan pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan kesimpulan dari semua yang telah diuraikan pada bab - bab sebelumnya, dan akan diberikan saran dan
pendapat bagi pihak - pihak bersangkutan.
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH
KOTA MEDAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu Sub-Bagian Peneriman pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya
mengelola bidang penerimaan Pendapatan Daerah. Mengingat pada saat itu potensi Pajak maupun Retribusi Daerah di Kota Medan belum begitu banyak,
maka dalam Sub–Bagian Penerimaan tidak terdapat Seksi atau Urusan. Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk serta potensi Pajak Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui Peraturan Daerah Kota Medan, Sub–Bagian tersebut diatas ditingkatkan menjadi
Bagian dengan nama Bagian IX yang tugas pokoknya mengelola Penerimaan dan Pendapatan Daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa seksi dengan pola
pendekatan secara sektoral pungutan Daerah. Pada tahun 1978 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :
KUPD-7, tahun 1978, tentang Penyeragaman Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Propinsi dan Kabupaten Kotamadya di seluruh Indonesia,
maka Pemerintah Kota Medan menetapakan Peraturan Daerah Kota Nomor 12 Tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya
Medan sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Mendagri dimaksud. Struktur Organisai Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang terdiri dari 1 satu. Bagian Tata Usaha, dengan 3 tiga Urusan dan 4 empat Seksi dengan masing - masing seksi terdiri dari 3 tiga subseksi.
Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan Wajib Pajak Retribusi Daerah, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini
dibentuk dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut perlu dirubah secara fungsional.
Dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 973-442, tahun 1988, tanggal 26 Mei 1988 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan Retribusi Daerah
dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99 Kabupaten Kota dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 0611861PUOD, tanggal
02 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kabupaten Kotamadya, maka Pemerintah Kota Medan merubah
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan menjadi Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor : 16 Tahun 1990 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Kotamadya Daerah TK. II Medan.
Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor : 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kota, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas.
Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 4 Tahun 2001, sehingga
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah TK. II Medan Nomor : 16 Tahun 1990
dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK Walikota Medan Nomor : 25 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang Pungutan Pajak, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerlah lainnya Dinas Pendapatan
Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah, yang terdiri dari 1 satu Bagian
Tata Usaha dengan 4 empat Sub Bagian dan 5 lima Sub Dinas dengan masing- masing 4 empat Seksi serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun yang memimpin Dinas Pendapatan sejak dari Bagian IX Pendapatan sampai dengan saat ini adalah:
1. Aminuddin Yusuf
2. Achmad Purba
3. Drs. Mahludin Lubis
4. Drs. H. Bahauddin Nasution
5. Drs. H. Amansyah Nasution
6. Drs. H. A. Daim Siregar
7. Drs. H. Azwar S.Msi
8. Drs. H. Basyrul Kamali, MM
9. Drs. H. Ramli, MM
10. Drs. H. Dzulmi Eldin S.Msi.
11. Lahum SH. MM
12. Drs. H. Randiman Tarigan, MAP
13. Drs. H. Syahrul Harahap. MAP
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapataan Daerah Kota Medan