2.7 Metode Pembuatan Pulp
2.7.1 Secara Mekanis
Pulp dapat dibuat dari kayu dengan pengolahan secara mekanis tanpa perlakuan kimia. Proses ini memiliki keunggulaan antara lain memberikan hasil yang tinggi tetapi itu
membutuhkan energi yang lebih besar. Pulp-pulp mekanik lebih banyak diproduksi dari kayu-kayu lunak . pada proses ini kandungan lignin dan zat-zat lain masih tinggi.
2.7.2 Secara Semi Kimia
Pembuatan pulp secara semi kimia merupakan proses dua tahap yaitu, tahap pertama serpihan kayu diolah dengan bahan kimia yang tidak terlalu banyak untuk memutus
ikatan intraseluler dengan menghilangkan sebagian hemiselulosa dan lignin, selanjutnya mengalami perlakuan mekanis untuk memisahkan serat-seratnya. Cara
pembuatan pulp secara semi kimia dilakukan untuk mendapatkan hasil pulp yang lebih baik, disamping untuk mempertahankan keunggulan sifat pulp yang diperoleh
dengan cara kimia maupun dengan cara mekanis.
Hasil dan kualitas pulp yang diperoleh dengan cara semi kimia terletak diantara hasil sifat pulp yang diperoleh dengan cara kimia maupun mekanis. Cara
semi kimia ini lebih sesuai untuk bahan baku jenis kayu keras. Hasil pulp yang diperoleh sekitar 60-70 dari berat kering bahan kayu.
Universitas Sumatera Utara
2.7.3 Secara Kimia
Pembuatan pulp secara kimia adalah proses pembuatan pulp dengan menggunakan bahan kimia sebagai bahan utama untuk melarutkan bagian-bagian kayu yang tidak
diinginkan, sehingga pulp berkadar selulosa tinggi. Pulp yang dihasilkan mudah diputihkan dan pada umumnya dilakukan untuk menghasilkan jenis kertas tertentu
seperti tissue, kertas cetak, dan lain-lain.
Ada tiga macam pembuatan pulp secara kimia, yaitu :
1. Proses sulfit
Pembuatan pulp secara proses sulfit menggunakan larutan garam seperti kalsium sulfit, magnesium sulfit, natrium sulfit dan amonium sulfit sebagai larutan pemasak.
Tahap-tahap yang dilakukan pada proses ini adalah tahap pemasakan, dimana terjadi pemutusan rantai lignin dan selulosa. Tahap pencucian, dimana terjadi proses
pencucian larutan pemasak yang dibawa dari proses pemasakan.
Tahap Bleaching, dimana terjadi proses pemutihan bubur, untuk meningkatkan kemurnian dari bubur pulp dan tahap penyaringan adalah untuk membentuk bubur
pulp menjadi lembaran. Dengan proses sulfit bahan baku dapat diputihkan dengan lebih mudah sehingga dihasilkan kertas berwarna lebih putih dibandingkan dengan
proses kraft.
Universitas Sumatera Utara
2. Proses Soda
Proses soda mengunakan NaOH sebagai bahan kimia aktif, dimana larutan NaOH berfungsi untuk melarutkan lignin, karbohidrat, asam-asam organik, renin, dan lain-
lain , sehingga selulosa terlepas dari ikatannya. Proses ini cocok untuk bahan baku yang berserat pendek seperti merang, jerami dan lain-lain. Selama proses ini tidak
menggunakan proses sulfur, polusinya tidak akan terlalu besar dan perlu pembuatan kembali bahan kimia dari buangannya. Pulp yang dihasilkan dari proses ini kurang
kuat, ukurannya pendek dan berwarna coklat tetapi mudah diputihkan. Lama pemasaknnya sama dengan proses sulfit.
3. Proses Sulfat
Proses sulfat juga dikenal dengan proses kraft. Dalam pemasakan kayu pada proses sulfat kraft, digunakan larutan pemasak alkali yaitu, NaOH, Na
2
S, dan Na
2
CO
3
. Selama proses pemasakan, berat larutan akan hilang dan digantikan oleh larutan
Na
2
SO
4
. Kombinasi penggunaan bahan kimia pemasak ini menghasilkan sifat pulp yang berbeda dari proses sulfit dan proses soda. Setelah terjadi pemasakan akan
terjadi pelepasan serat-serat kayu. Serat-serat kayu serta kotoran-kotoran serta komponen lainnya akan dipisahkan dengan pencucian dan penyaringan. Cairan
pemasak bebas dari serat yang lazim disebut black liquor lindi hitam, dipekatkan dengan penguapan dan dibakar pada unit pengambilan bahan kimia yang diperoleh
kembali dan akan digunakan lagi sebagai cairan pemasak Sjostrom, E. 1995.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Kimia Dasar Proses Pemutihan