Populasi Sampel Populasi dan Sampel

Giva Mahesa Yanuar, 2015 PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono 2013:80 “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pernyataan tersebut populasi adalah sekumpulan orang-orang yang terdapat dalam suatu wilayah tertentu, yang mempunyai kualitas dan karakteristik individual masing-masing yang kemudian diteliti untuk mengetahui hasilnya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini memiliki populasi yaitu siswa SMAN 27 bandung kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler softball.

2. Sampel

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti memerlukan subyek yang akan diteliti, subyek tersebut berupa populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan subyek dalam penelitian sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada atau metode pengambilan sampel menggunakan Purposive sample. Mengenai hal ini, Arikunto 2002:117, menjelaskan bahwa: “Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Alasan pengambilan teknik purposive sampling dalam penelitian ini adalah karena keterbatasan, tenaga dan biaya serta subyek yang ingin diteliti siswa putra Sedangkan mengenai aturan yang pasti harus berapa jumlah sampel yang diambil, sesuai dengan yang dikatakan Arikunto 2006:134 bahwa: Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subyek Giva Mahesa Yanuar, 2015 PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subyek dalam populasi. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik karena hal tersebut tergantung dari sifat-sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada subyek penelitian dalam populasi. Adapun pengambilan sampel yang penulis lakukan adalah dengan mengambil sebanyak 40 orang siswa, sampel yang diteliti dalam penelitian adalah siswa SMAN 27 Bandung kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler softball, yang mempunya karakteristik: 1 Siswa SMAN 27 Bandung kelas X dan XI. 2 Siswa terdaftar mengikuti ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung. 3 Siswa tidak mengikuti klub softball diluar lingkungan sekolah. Untuk menetapkan jumlah sampel dapat menggunakan rumus dengan metode Purposive Sample menurut Zainuddin 2002:58 adalah : Keterangan : N : Besar Sampel. : Nilai Z pada derajat kepercayaan 1 – a2 1,96. P : Proporsi hal yang diteliti 0,55. D : Tingkat kepercayaan atau ketepatanyang di inginkan 0,1. N : Jumlah populasi 65. Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan sampel adalah : Giva Mahesa Yanuar, 2015 PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dibulatkan menjadi 40 agar jumlah sampel tiap kelompok sama banyak.

C. Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kecemasan dan Depresi Siswa Anggota Rohis dengan yang bukan di SMAN 1 Surakarta

0 6 45

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI PADA REMAJA YANG OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT Perbedaan Pengetahuan Gizi Dan Kebugaran Jasmani Pada Remaja Yang Overweight Dan Non-Overweight Di SMK Batik 2 Surakarta.

0 3 13

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI PADA REMAJA YANG OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT Perbedaan Pengetahuan Gizi Dan Kebugaran Jasmani Pada Remaja Yang Overweight Dan Non-Overweight Di SMK Batik 2 Surakarta.

0 3 17

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG.

0 5 20

PERBEDAAN PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN DAN KONVESIONAL TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA.

0 3 29

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING)TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Studi Eksperimen terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding di SMAN 1 Cikar

1 5 47

PROFIL KEBUGARAN JASMANI DILIHAT DARI INDEKS MASSA TUBUH DI SMAN 9 BANDUNG.

7 27 32

PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN FUTSAL DI SMPN 1 PASEH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013.

4 10 30

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI SMK 2 MUHAMMADIYAH MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN.

6 57 112

PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN WUSHU DI SMP NEGERI 1 JOGONALAN.

2 14 100