PERBEDAAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL DI SMAN 27 BANDUNG KELAS X DAN XI YANG MENGGUNAKAN TREADMILL DAN FARTLEK.

(1)

PERBEDAAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL DI SMAN 27 BANDUNG KELAS X

DAN XI YANG MENGGUNAKAN TREADMILL DAN FARTLEK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

GIVA MAHESA YANUAR 1002948

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Oleh :

Giva Mahesa Yanuar 1002948

Karya Ilmiah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendididkan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Rekreasi

© Giva MahesaYanuar 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak cipta dilindingi oleh undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dicetak ulang, difotocopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

GIVA MAHESA YANUAR

PERBEDAAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL DI SMAN 27 BANDUNG KELAS X

DAN XI YANG MENGGUNAKAN TREADMILL DAN FARTLEK

Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing : Pembimbing I

Drs. Mudjihartono, M.Pd 196508171990011001

Pembimbing II

Dr. Kurnia Eka Wijayanti, M.Km 198203222008012006

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekrasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd 196508171990011001


(4)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PERBEDAAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL DI SMAN 27 BANDUNG KELAS X

DAN XI YANG MENGGUNAKAN TREADMILL DAN FARTLEK

0leh :

Giva Mahesa Yanuar

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan fakta yang dapat menunjukan alat bantu mana yang lebih berpengaruh terhadap kebugaran jasmani siswa, karena kedua penggunaan alat atau media bantu tersebut memiliki jenis dan media yang berbeda. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui eksperimen dengan populasi siswa SMAN 27 bandung kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler softball. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada atau metode pengambilan sampel menggunakan Purposive sample yang berjumlah 40 orang siswa laki-laki kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler softball. Dari hasil penghitungan didapat dari kelompok penggunaan treadmill dan fartlek adalah 5,84, sedangkan dengan peluang 0,05 dan dk = 19 didapat 2,09. Hal ini menunjukkan nilai dari kelompok penggunaan treadmill dan fartlek pada ekstrakurikuler

softball lebih besar dari atau berada di luar daerah penerimaan Ho, dan ini berarti adanya perbedaan pengaruh penggunaan alat dari kedua kelompok tersebut yang berarti dapat disimpulkan bahwa aktivitas fartlek memberikan pengaruh lebih tinggi dan signifikan dibandingkan aktivitas treadmill terhadap kebugaran jasmani siswa dalam esktrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI.


(5)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Difference of Body Vitality of Student who Follow Softball Extracurricular in SMA 27 Bandung in X Grade and XI Grade with

Treadmill and Fartlek as Media Oleh :

Giva Mahesa Yanuar

This study aims to investigate the best device that has significant effect in the body vitality of student who follow softball extracurricular, because both of devices had differences of kind and media. The method of this study was an experimental method. Populations of this study were students of SMAN 27 Bandung in X grade and XI grade who follow softball extracurricular. Technique of sampling that used in this study was all of population with purposive sampling technique. The samples were 40 male students of X grade and XI grade who follow softball extracurricular. From the testing data, it is obtained that, t count from the use treadmill and fartlek group was 5.84, meanwhile t table with the significance level α = 0.05 with dk = 19 was 2.09. This result obatained was t

count of the use of treadmill and fartlek group is greater than t table. The testing

criteria was that Ho is apparently in the region of rejection, so Ho is rejected. In conclusion, there was a significant difference in the use of fartlek as media than treadmill media effect toward student body vitality who follow softball extracurricular in SMAN 27 Bandung


(6)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8

A. KAJIAN PUSTAKA ... 8

1. Kebugaran Jasmani ... 8

a. Pengertian Kebugaran Jasmani ... 8

b. Komponen-komponen Kebugaran Jasmani ... 11

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 13

d. Tujuan Kebugaran Jasmani ... 15

e. Kebugaran Jamsnai Siswa Sekolah Menengah Atas ... 18

f. Pentingnya Kebugaran Jasmani Bagi Siswa ... 19

2. Ekstrakurikuler ... 25

a. Pengertian Ekstrakurikuler ... 25


(7)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Jenis Kegiata Ekstrakurikuler ... 27

3. Permaina Softball ... 28

a. Karakteristik Permainan Softball ... 28

b. Teknik Dasar Permaianan Softball ... 29

4. Treadmill ... 30

a. Pengertian Treadmill ... 30

b. Manfaat Treadmill ... 30

c. Cara Melakukan Aktivitas Treadmill ... 32

5. Fartlek ... 33

a. Pengertian Fartlek ... 33

6. Analisis Hubungan Penggunaan Treadmill Dengan Kebugaran Jasmani Dalam Ekstrakurikuler Softball Di SMAN 27 Bandung ... 35

7. Analisis Hubungan Penggunaan Fartlek Dengan Kebugaran Jasmani Dalam Ekstrakurikuler Softball Di SMAN 27 Bandung ... 35

B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 36

C. HIPOTESIS ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Tempat, Waktu dan Sasaran Penelitian ... 40

1. Tempat Penelitian ... 40

2. Waktu Penelitian ... 40

3. Sasaran Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 42

C. Desain Penelitian ... 44

D. Metode Penelitian ... 47


(8)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Kriteria Pengukur Tingkat Kebugaran Jasmani ... 49

G. Teknis Analisis Data ... 52

1. Menghitung Rata-rata (Mean) ... 52

2. Standar Deviation (Simpangan Baku) ... 52

3. Uji Normalitas ... 53

4. Uji Homogenitas ... 54

5. Uji Hipotesis ... 54

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 57

A. Hasil Pengolahan dan Analisis data ... 57

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 57

1. Uji Normalitas data ... 57

2. Uji Homogenitas ... 58

3. Uji Hipotesis ... 59

C. Diskusi Penemuan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN


(9)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Aktivitas jasmani adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk membina dan mempertahankan status kebugaran jasmaninya, sehingga mampu melakukan aktivitas di dalam kehidupan sehari- hari dengan baik dan berkualitas. Aktivitas jasmani ini disebut olahraga. Kegiatan utamanya adalah mengolah keadaan raga agar pertumbuhan dan perkembangan jasmaninya berlangsung dengan baik dan dinamis. Adapun definisi kebugaran jasmani (Physical Fitness) menurut Tarigan (2009:28:29) yakni:

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari- hari dengan semangat penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hypokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan yang baik dan bersahaja.

Parameter menjadi hal penting dalam menentukan tingkat bugar dan sehat anak didik. Ada tiga parameter yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat bugar dan sehat, yaitu:

1. Parameter kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan sebagai berikut: daya tahan kardiorespiratori, kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh.

2. Parameter kebugaran jasmani yang berhubungan dengan motorik adalah keseimbangan, daya ledak (power), kecepatan, kelincahan, koordinasi, kecepatan reaksi, dan ketepatan.

3. Parameter kebugaran jasmani yang berhubungan dengan sehat paripurna (Wellness).

Jenis kegiatan olahraga masih bersifat universal, tidak terbatas dan tergantung pada kreativitas manusia dalam mengolah kegiatannya dan dapat dikatakan tergantung pada semua kegiatan yang dilak ukan selama hidup. Pada


(10)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umumnya jenis kegiatan olahraga bagi kesehatan bersifat sederhana, mudah dilakukan, dan tanpa banyak biaya (murah). Gerakan utama dalam kegiatan berolahraga tersebut ditujukan pada latihan fungsi organ tubuh bagian dalam dan bagian luar agar tubuh memiliki kebugaran jasmani. Olahraga merupakan elemen yang sangat penting bagi tubuh manusia, tanpa digerakannya sistem anggota tubuh manusia maka akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.

Dalam hal ini kaitannya sangat erat dengan tingkat kebugaran jasmani disekolah khususnya di Sekolah Menengah Atas. Sebagaimana pendapat dari Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum 2007 :

Dalam berbagai kajian-kajian yang dilakukan oleh badan pengamatan mengenai kebugaran jasmani di Indonesia khususnya para pelajar hasil yang didapat masih dalam kategori “rendah”. Dalam penelusuran sederahan lewat Test Sport Search (instrumen pemanduan bakat olahraga) dalam aspek yang berkaitan dengan kebugaran jasmani peserta didik SMU, peserta didik Indonesia rata-rata mencapai kategori “rendah” (Ditjora, 2002) dalam (Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007).

Berdasarkan pernyataan diatas dikatakan bahwa tingkat kebugaran jasmani ditingkat SMA masih kurang atau rendah, karena mata pelajaran pendidikan jasmani disekolah hanya satu kali dalam seminggu dan dianggap tidak cukup untuk meningkatkan kebugaran jasmani seorang siswa. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh siswa untuk memperoleh kebugaran jasmani, salah satunya adalah dengan cara mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah, yang diselanggarakan 3 kali dalam seminggu.

Di SMAN 27 Bandung terdapat ekstrakurikuler yang dapat mendukung terhadap pemeliharaan dan peningkatan kebugaran jasmani, diantaranya:

- Softball

- Bola Basket - Futsal - Bola Tangan


(11)

3

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu - Karate

- Taekwondo, dan lain-lain.

Permainan softball menjadi salah satu unit kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan menjadi salah satu materi wajib pada mata pelajaran penjas di tingkat SMA yang berada dikota-kota besar seperti Bandung. Salah satu tujuan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai pendukung kegiatan intrakurikuler baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Permainan softball ini sangat menarik, karena dalam permainannya menggunakan pakaian seragam yang menarik dan menggunakan teriakan-teriakan dengan istilah asing. Di Indonesia softball mirip dengan permainan Bola Kasti. Kebanyakan siswa sekarang lebih memilih sesuatu hal yang menarik dan gaya, oleh karena itu permainan softball cocok untuk siswa SMA yang ingin sesuatu yang menarik dan gaya. Ini menjadi salah satu alasan penulis mengambil ekstrakurikuler softball.

Softball merupakan permainan gerak cepat yang menyenangkan, o lahraga

ini mengutamakan kecepatan dan ketangkasan. Karena selain menggunakan kemampuan fisik, “permainan softball juga mengandalkan kemampuan berfikir

seorang pemain dalam mengambil keputusan dengan cepat sebelum mengamb il suatu tindakan” Bethel (1993:7). Kemampuan individu seorang pemain begitu

diandalkan untuk menjadikan suatu tim menjadi kompak demi menunjang koordinasi antar pemain yang terdiri dari 9 pemain yang berbeda posisi, dengan keahlian yang berbeda pula. Dalam permainan softball terdapat banyak gerakan yang melibatkan otot-otot besar, diantaranya adalah lari pendek, lempar tangkap bola, dan memukul bola. Sudah sangat jelas semangkin siswa banyak bergerak semangkin sehat dan bugar jasmani siswa.

Setelah penulis melihat dan mengamati kegiatan ekstrakurikuler softball, banyak faktor- faktor yang mempengaruhi kurang optimalnya hasil dari adanya kegiatan ekstrakurikuler ini, diantaranya: Siswa merasa jenuh hanya melakukan kegiatan dilapangan sekolah, pola pembinaan ekstrakurikuler yang kurang menitik beratkan kegiatan dalam meningkatkan daya tahan siswa, aktivitas dan


(12)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebiasaan buruk siswa seperti tidur larut malam, dan lain- lain. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan program aktivitas kebugaran jasmani yang dilakukan dilapangan sekolah saja tidak cukup, sehingga berpengaruh pada peningkatan kebugaran jasmani siswa dalam aspek daya tahan. Salah satu cara agar siswa tidak merasa jenuh melakukan kegiatan ekstrakulikuler di lapangan sekolah, pembina dapat menggunakan alternatif lain yang menjadi hal baru bagi siswa agar siswa lebih antusias dalam melakukan aktivitas ekstrakulikuler, yaitu dengan aktivitas lari menggunakan Treadmill dan

Fartlek.

Treadmill adalah salah satu olahraga kardiovaskuler yang bisa membakar lemak dan kalori jika dilakukan dengan porsi yang tepat. Selain itu juga

treadmill adalah alat olahraga yang moderen dizaman sekarang, karena k ita

dapat melakukannya kapan saja dan bisa dilakukan diruangan maupun diluar ruangan. Dengan treadmill kita dapat mengatur aktivitas sesuai selera, seperti jalan santai, jalan cepat, jogging ringan, sampai lari cepat atau lari menanjak. teradmill cocok dijadikan sebagai alat bagi anda yang merasakan kekurangan ruang dan waktu untuk berolahraga. Sedangkat fartlek adalah olahraga lari jarak jauh seperti cross country, lari dialam bebas, lari dipegunungan dan berguna untuk meningkatkan daya tahan atau stamina. Fartlek merupakan olahraga bebas yang dapat meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan daya ledak otot. Olahraga ini merupakan aktivitas yang menyenagkan bagi siswa karena siswa dapat berlari atau berjalan di alam bebas. Dalam hal ini penulis ingin meneliti penggunaan treadmill dan fartlek yang menjadi aktivitas olahraga yang baru dan menyenangkan bagi siswa, aktivitas lari ini kemudian diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa apabila dilakukan secara rutin.

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk meneliti pengaruh aktivitas lari menggunakan treadmill dan fartlek terhadap kebugaran jamani. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mendapatkan fakta ya ng dapat menunjukan alat bantu mana yang lebih berpengaruh terhadap kebugaran jasmani siswa, karena kedua


(13)

5

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggunaan alat atau media bantu tersebut memiliki jenis dan media yang berbeda.

Berdasarkan uraian-uraian permasalahan di atas, penulis tertarik ingin mengadakan penelitian mengenai “Perbedaan Kebugaran Jasmani Sis wa Anggota Ekstrakurikule r Softball di SMAN 27 Bandung Kelas X dan XI yang Menggunakan Treadmill dan Fartlek”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penelitian adanya indentifikasi masalah sangatlah penting untuk memperjelas permasalahan yang timbul dalam penelitian. Masalah dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, diantaranya yaitu aktivitas kebugaran jasmani dalam aspek daya tahan, siswa meresa jenuh untuk melakukan aktivitas lari/jalan dilapang sekolah, oleh karena itu penulis akan mencoba menggugah minat siswa dalam melakukan aktivitas lari/jalan dengan menggunakan Treadmill dan mencoba melakukan aktivitas lari/jalan kealam bebas dengan rintangan yang berbeda-beda. Maka dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah yang muncul dalam penelitian, yaitu:

1. Siswa merasa jenuh latihan dilapangan sekolah

2. Kurangnya peningkatan kebugaran jasmani dengan menggunakan program aktivitas dilapangan sekolah

3. Kurang tepatnya program aktivitas kebugaran jasmani yang dilakukan dilapangan sekolah

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurang tepatnya penerapan program aktivitas kebugaran jasmani yang dilakukan dilapangan sekolah sehingga berpengaruh pada peningkatan kebugaran jasmani dalam aspek daya tahan.


(14)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan aktivitas treadmill terhadap kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan aktivitas fartlek terhadap kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI?

3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penggunaa aktivitas treadmill dan fartlek terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI?

D. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian harus memiliki tujuan-tujuan yang akan dicapai, sehingga dapat menghasilkan informasi dan hasil- hasil penelitian yang benar. Berdasarkan masalah dalam penelitian, maka tujuan yang penulis rumuskan adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan aktivitas treadmill terhadap kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan aktivitas fartlek terhadap kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI.

3. Untuk mengetahui aktivitas mana yang meberikan pengaruh paling signifikan antara penggunaan aktivitas treadmill dan fartlek terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI.


(15)

7

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi siswa dan bagi lembaga pendidikan berupa manfaat teoritis sekaligus manfaat praktis antara lain:

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat meberikan kontribusi bagi pembelajaran di sekolah, meningkatkan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan dalam aspek pembelajaran terutama pada pembelajaran penjas.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Memeberikan pengalaman gerak yang baru pada siswa dengan menggunakan aktivitas treadmill dan farlek agar siswa termotivasi.

b. Memberikan informasi kepada pembina ekstrakurikuler dalam mengajarkan

test kebugaran jasmani bisa menggunakan aktivtas treadmill dan fartlek.

c. Memberikan masukan kepada lembaga- lembaga persatuan softball dalam memberikan test kebugaran jasmani agar lebih berkualitas.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini meliputi: BAB 1 Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB 2 Kajian Pustaka

Terdiri dari landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB 3 : Metode Penelitian

Terdiri diri metode dan desain penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan


(16)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Terdiri hasil Hasil Penelitian dan Pembahasan dan hasil analisis data. BAB 5 : Kesimpulan dan Saran


(17)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Waktu, dan Sasaran Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI di jalan Ustaman Bin Affan No.1, Kota Bandung, Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian

Waktu untuk perlakuan penelitian ini adalah bulan Oktober dan November yaitu dimulai dari tanggal 7 Oktober - 1 November. Dilaksanakan dalam satu semester dengan 12 kali pertemuan, yang dilakukan 3 kali dalam satu minggu. Sesuai dengan pendapat Juliantine, dkk (2007:35) mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 hari/minggu. Sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu”. Adapun waktu perlakuan penelitian aktivitas penggunaan treadmill dan aktivitas penggunaan fartlek, dapat dilihat 3.1 dan 3.2 di bawah ini :

Tabel 3.1

Pelaksanaan Penelitian Aktivitas Penggunaan Treadmill

Perlakuan Tanggal Hari Waktu

1 7 Oktober 2014 Selasa 15.00- 17.30WIB

2 9 Oktober 2014 Kamis 15.00- 17.30WIB

3 11 Oktober 2014 Sabtu 15.00- 17.30WIB

4 14 Oktober 2014 Selasa 15.00- 17.30WIB

5 16 Oktober 2014 Kamis 15.00- 17.30WIB

6 18 Oktober 2014 Sabtu 15.00- 17.30WIB

7 21 Oktober 2014 Selasa 15.00- 17.30WIB


(18)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 25 Oktober 2014 Sabtu 15.00- 17.30WIB

10 28 Oktober 2014 Selasa 15.00- 17.30WIB

11 30 Oktober 2014 Kamis 15.00- 17.30WIB

12 1 November 2014 Sabtu 15.00- 17.30WIB

Tabel 3.2

Pelaksanaan Penelitian Aktivitas Penggunaan Treadmill

Perlakuan Tanggal Hari Waktu

1 7 Oktober 2014 Selasa 15.00- 17.30WIB

2 9 Oktober 2014 Kamis 15.00- 17.30WIB

3 11 Oktober 2014 Sabtu 15.00- 17.30WIB

4 14 Oktober 2014 Selasa 15.00- 17.30WIB

5 16 Oktober 2014 Kamis 15.00- 17.30WIB

6 18 Oktober 2014 Sabtu 15.00- 17.30WIB

7 21 Oktober 2014 Selasa 15.00- 17.30WIB

8 23 Oktober 2014 Kamis 15.00- 17.30WIB

9 25 Oktober 2014 Sabtu 15.00- 17.30WIB

10 28 Oktober 2014 Selasa 15.00- 17.30WIB

11 30 Oktober 2014 Kamis 15.00- 17.30WIB

12 1 November 2014 Sabtu 15.00- 17.30WIB

3. Sasaran Penelitian

Perlakuan aktivitas ini diberikan pada siswa SMA 27 Bandung kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler softball dengan melakukan aktivitas penggunaan treadmil dan fartlek.


(19)

42

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pernyataan tersebut populasi adalah sekumpulan orang-orang yang terdapat dalam suatu wilayah tertentu, yang mempunyai kualitas dan karakteristik individual masing-masing yang kemudian diteliti untuk mengetahui hasilnya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini memiliki populasi yaitu siswa SMAN 27 bandung kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler softball.

2. Sampel

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti memerlukan subyek yang akan diteliti, subyek tersebut berupa populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan subyek dalam penelitian sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada atau metode pengambilan sampel menggunakan Purposive sample. Mengenai hal ini, Arikunto (2002:117), menjelaskan bahwa: “Purposive sample dilakukan dengan

cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Alasan pengambilan teknik purposive sampling dalam penelitian ini adalah karena keterbatasan, tenaga dan biaya serta subyek yang ingin diteliti siswa putra

Sedangkan mengenai aturan yang pasti harus berapa jumlah sampel yang diambil, sesuai dengan yang dikatakan Arikunto (2006:134) bahwa:

Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subyek


(20)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subyek dalam populasi.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik karena hal tersebut tergantung dari sifat-sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada subyek penelitian dalam populasi.

Adapun pengambilan sampel yang penulis lakukan adalah dengan mengambil sebanyak 40 orang siswa, sampel yang diteliti dalam penelitian adalah siswa SMAN 27 Bandung kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler

softball, yang mempunya karakteristik:

1) Siswa SMAN 27 Bandung kelas X dan XI.

2) Siswa terdaftar mengikuti ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung. 3) Siswa tidak mengikuti klub softball diluar lingkungan sekolah.

Untuk menetapkan jumlah sampel dapat menggunakan rumus dengan metode Purposive Sample menurut Zainuddin (2002:58) adalah :

Keterangan :

N : Besar Sampel.

: Nilai Z pada derajat kepercayaan 1 – a/2 (1,96). P : Proporsi hal yang diteliti (0,55).

D : Tingkat kepercayaan atau ketepatanyang di inginkan (0,1). N : Jumlah populasi (65).

Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan sampel adalah :


(21)

44

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dibulatkan menjadi 40 agar jumlah sampel tiap kelompok sama banyak.

C. Desain Penelitian

Menurut Nasution (2009:23) Desain penelitian merupakan “rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Dengan adanya desain penelitian, maka penelitian lebih mudah dan tersusun secara sistematis ketika melakukan penelitian.

Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest

control group design dalam sugiyono (2013:76). Dalam desain ini terdapat dua

kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam variabel ini ada tiga variabel, variabel bebasnya yaitu aktivitas penggunaan treadmill dan aktivitas penggunaan fartlek, sedangkan variabel terikatnya yaitu kebugaran jasmani. Dengan adanya tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini, maka hasil dari perlakuan/treatment dapat diketahui lebih akurat. Berikut gambaran mekanisme penelitian dari kedua kelompok tersebut:


(22)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

pretest-posttest control group design

(Sugiyono, 2013:76)

Keterangan :

R1 = Kelompok aktivitas penggunaan treadmill. R2 = Kelompok aktivitas penggunaan fartlek. O1 = Pre test.

O2 = Post test. O3 = Pre test. 04 = Post tes.t

X = Perlakuan Treatment. X = Perlakuan Treatment.

R1 O1 X O2


(23)

46

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mempermudah proses penelitian yang dilakukan peneliti, adapun alur penelitian secara lebih jelas digambarkan oleh gambar 3.2 ini:

Populasi

Pengolahan Data

Posttest

Perlakuan aktivitas penggunan

fartlek

Kesimpulan Analisis Data Pengolahan Data

Posttest Perlakuan Aktivitas

penggunaan treadmill

Kel. A Kel. B Sampel


(24)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Metode Penelitian

Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu, berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan. Sugiyono (2010:2) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Nasution (2009:24) “Penelitian eksperimental mengadakan percobaan atau eksperimen, untuk mentes hipotesis”. Berdasarkan hal tersebut bahwa metode eksperimen bertujuan untuk mencari sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun Menurut Sugiyono (2013:8) menyatakan bahwa:

Metode Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pernyataaan tersebut, bahwa penelitian eksperimen mempunyai kegunaaan penelitian pada populasi atau sampel dengan cara pengolahan datanya menggunakan analisis statistik. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas penggunaan treadmill dan aktivitas penggunaan

Gambar 3.2 Langkah-Langkah


(25)

48

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fartlek dan variabel terikatnya yaitu kebugaran jasmani siswa SMAN 27 Bandung

kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler softball.

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data, yang pada hakikatnya adalah alat ukur untuk variabel penelitian. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen penelitian.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kebugaran jasmani adalah tes lari 12 menit dari Cooper yang merupakan tes kebugaran jasmani untuk daya tahan umum. Tes tersebut sudah menjadi tes baku sebagai parameter untuk mengukur daya tahan umum bagi seseorang.

Adapun bentuk tes dan prosedur pelaksanaan tes ini, akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Lari 12 menit (Tujuan pelaksanaan tes ini untuk memperoleh data yang objektif serta dapat dipertanggung jawabkan).

2) Alat dan perlengkapan:

a) Lapangan (lintasan lari yang datar).

b) Stop watch.

c) Peluit. d) Alat tulis.

3) Petugas pelaksana (Testeer): a) Satu orang sebagai pengatur. b) Satu orang sebagai starter. c) Dua orang sebagai pencatat.


(26)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d) Dua orang sebagai timer.

e) Dua orang sebagai pembantu umum. 4) Pelaksanaan tes:

a) Start dilakukan dengan start berdiri.

b) Naracoba (testeer) bersiap-siap dan berdiri dibelakang garis start.

c) Pada saat aba-aba “siap” diberikan dan pada aba-aba “ya”, naracoba segera berlari selama 12 menit.

d) Setelah 12 menit, dibunyikan peluit tanda waktu habis dan naracoba berhenti berlari serta berdiri tetap di tempat dia berhenti.

e) Hasil yang dicatat adalah jarak yang ditempuh oleh naracoba selama 12 menit.

F. Kriteria Mengukur Tingkat Kebugaran Jasmani

Daya tahan jantung paru paling baik di nilai dengan mengukur V maksimal, yaitu pengambilan oksigen maksimal selama latihan fisik dengan bernafas udara biasa pada ketinggian permukaan laut. Di samping ketinggian, faktor lain yang mempengaruhi adalah genetik, jenis kelamin, umur, ukuran dan komposisi tubuh, keadaan latihan, curah jantung maksimum. Faktor genetik diperkirakan mempunyai pengaruh sekitar 20-30%, faktor latihan sekitar 10-20%, sedangkan perbedaan antara pria dan wanita berkisar antara 20-30%. Berdasarkan usia, puncak nilai V maks adalah pada usia 18-20 tahun.

Dengan bertambahnya usia akan semakin rendah nilai V maks-nya. Dengan demikian dalam menentukan tingkat kebugaran seseorang, faktor-faktor di atas perlu mendapat perhatian. Salah satu metode yang digunakan adalah tes “Astrand” dengan ergometer sepeda. Berdasarkan kondisi itu dengan memperhatikan jenis kelamin dan usia, maka kriteria kebugaran jasmani berdasarkan V maks sebagai berikut:

Tabel 3.3


(27)

50

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria

Usia (Tahun)

20-29 30-39 40-49 >50

Laki-laki Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

57 - 62 52 - 56 44 - 51 39 - 43 < 38

52 - 57 48 - 51 40 - 47 35 - 39 < 34

48 - 53 44 - 47 36 - 43 31 - 35 < 30

44 - 48 40 - 43 32 - 39 26 - 31 < 21 Perempuan

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

49 - 53 44 - 48 35 - 43 29 - 34 < 28

48 - 52 42 - 47 34 - 41 28 - 33 < 27

46 - 50 41 - 45 32 - 40 26 - 31 < 25

42 - 51 37 - 41 29 - 36 22 - 28 < 21 Sumber: Astrand, ACTA Physiol Scand 49 (Suppl), 1960.

Dalam menyusun dan melakukan program latihan, kita perlu memperhatikan prinsip penambahan beban (overload principle), seperti yang diutarakan oleh Fox. Artinya, program latihan membuat otot dan organ-organ lain seperti jantung dan paru-paru dapat beradaptasi dan mencapai kemampuan pembentukan energi yang lebih besar. Prinsip ini diterapkan pada frekuensi, intensitas, tempo dan tipe latihan. Berdasarkan seringnya latihan, maka perlu dimulai 3 kali seminggu atau secara lebih mudah adalah selang-seling dilakukan dengan interval 1 hari istirahat.

Dengan berjalannya waktu, frekuensi latihan bisa ditingkatkan sampai mencapai 5-6 kali perminggu. Intensitas latihan menandakan beratnya program latihan. Dalam latihan aerobic yang ditawarkan, intensitas latihan sebaiknya mencapai 50-85% dari latihan maksimum. Latihan maksimum adalah latihan yang


(28)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menimbulkan peningkatan denyut jantung mencapai (200/220) dikurangi umur. Artinya, pada saat mengawali program latihan maka hanya dilakukan pada intensitas minimal (50-60), kemudian secara ditingkatkan.

Dalam penelitian ini penulis mengambil tes yang mengukur daya tahan umum (cardiovascular test). Adapun alasan yang mendukung mengapa penulis hanya mengukur daya tahan umum, karena penulis berpegang kepada pendapat dari Nurhasan (2000:88) yang menjelaskan bahwa kegunaan tes cardiovascular atau daya tahan adalah “… menentukan klasifikasi kesegaran jasmani seseorang, menilai status kesegaran jasmani dan memberikan motivasi kepada seseorang agar giat berlatih”.

Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tes lari 12 menit dari Cooper yang merupakan tes kebugaran jasmani untuk daya tahan umum, alasan penulis menggunakan tes ini yaitu:

a. Tes ini memiliki norma-norma penilaian yang sudah dibakukan. b. Tes ini mudah dilakukan.

c. Tes ini mudah dalam administrasinya.

Itulah sebagian faktor yang menjadi bahan pertimbangan mengapa penulis mengambil tes tersebut.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Tes Lari 12 Menit (Putra)

Kategori

Kelompok Umur dalam Tahun

13-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60 +

Sangat Kurang

Kurang dari 2,09 Km

Kurang dari 1,96 Km

Kurang dari 1,89 Km

Kurang dari 1,83 Km

Kurang dari 1,65 Km

Kurang dari 1,65 Km Kurang

2,09-2,20 1,98-2,10 1,89-2,09 1,84-1,99 1,65-1,86 1,40-1,64 Sedang 2,21-2,51 2,11-2,39 2,10-2,33 2,00-2,23 1,87-2,09 1,65-1,93


(29)

52

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Baik

2,52-2,76 2,40-2,63 2,34-2,51 2,24-2,46 2,10-2,31 1,94-2,12 Baik

Sekali

2,77-2,99 2,64-2,84 2,52-2,71 2,47-2,65 2,32-2,54 2,13-2,49

Istimewa 3,00 ke atas

2,85 ke atas

2,72 ke atas

2,66 ke atas

2,55 ke atas

2,50 ke atas Sumber: Kenneth Cooper The Aerobics Way Ney York: Bantam Book (1980:88). Telah diterjemahkan oleh Dr. Jonathan Kuntaraf dan dr. Katheleen Kuntaraf dalam buku Olahraga Sumber Kesehatan, 1992.

G. Teknik Analisis Data

Adapun kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Berikut ini adalah prosedur analisis data yaitu :

1. Menghitung Rata-rata (Mean)

Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus sebagai berikut:

̅ Sudjana (2005:67)

Keterangan:

̅ = skor rata-rata yang dicari. = jumlah nilai data.


(30)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = jumlah sampel.

2. Standar Deviation (Simpangan Baku)

Standar deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menujukan

tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan reratanya, simbol simpangan baku populasi (σ atau σn ) sedangkan untuk sampel (s, sd atau σn-1).

Rumus untuk kelompok kecil :

S

=

̅

Sudjana (2005:93) Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari. n = jumlah sampel.

n ̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata.

3. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas yaitu untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan metode liliefors yang lebih mudah dan praktis. Dengan mengacu pada tabel khusus liliefors, agar dapat mengetahui batas kritis penerimaan dan penolakkan hipotesis yakni (Lt).

Terdapat beberapa langkah untuk menyelesaikan analisis uji distribusi normal menurut Abduljabar dan Darajat (2010:256). Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.


(31)

54

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mencari luas Zi pada tabel Z.

d. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5-luas daerah, sedangkan untuk luas daerah negatif maka 0,5 + luas daerah.

e. S(Zi), adalah urutan n dibagi jumlah n.

f. Hasil pengukuran F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S (Zi).

g. Mencari data / nilai yang tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+), sebagai nilai Lo.

h. Membuat kriteria penerimaan dan penolakkan hipotesis:

a. Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak berdistribusi

normal.

b. Jika L0≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal. i. Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt.

j. Membuat kesimpulan.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan program Microsofot excel 2010.

4. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsofot excel 2010.. Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians homogen ditolak dalam hal lainnya diterima.

Rumus uji statisik yang digunakan adalah :

Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians : a. Inventarisasi data.

b. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat. c. Membuat hipotesis statistik.


(32)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Mencari Fhitung.

e. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis. f. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.

g. Kesimpulan.

5. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:

a. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan penelitian. b. Gunakan statistik uji yang tepat.

c. Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul. d. Berikan kesimpulan.

e. Menentukan ρ (ρ-value).

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dari data pretest-posttest yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan:

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t Statistik uji yang digunakan adalah:

̅ ̅

Keterangan:


(33)

56

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ̅ : Rata-rata skor kelompok A ( penggunaan treadmill). ̅ : Rata-rata skor kelompok B (penggunaan fartlek). : Simpangan baku kelompok A.

: Simpangan baku kelompok B.

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H0 diterima jika dan H0 ditolak untuk nilai t lainnya.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:

1) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H1 diterima. 2) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H0 ditolak.

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaantreadmill dan penggunaan fartlek terhadap kebugaran jasmani siswa dalam ekstrakurikuler softball di SMAN 7 Bandung. H 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan treadmill dan

penggunaan fartlek terhadap kebugaran jasmani siswa dalam ekstrakurikuler softball di SMAN 7 Bandung.


(34)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai perbedaan kebugaran jasmani siswa anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung yang menggunakan treadmill dan fartlek, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan aktivitas treadmill terhadap kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan aktivitas fartlek terhadap kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung.

3. Aktivitas fartlek memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa dibandingkan dengan penggunaan aktivitas treadmill.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Dalam pengelolaan ekstrakurikuler tersebut untuk kedepannya harus memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik lagi, pengaturan atau aturan yang tegas terhadap para anggota ekstrakurikuler agar mampu disiplin serta bertanggung jawab di dalam ekstrakurikuler tersebut.

2. Pembina lebih banyak lagi memberikan arahan serta motivasi kepada para anggota ekstrakurikuler dan melihat perkembangan juga keadaannya, sehingga apa yang diharapkan semua pihak di dalamnya tercapai, begitu pun terkait dengan kondisi kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut.


(35)

64

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa diharapkan untuk mengikuti ekstrakurikuler karena banyak hal yang bermanfaat di dalamnya seperti dapat meningkatkan potensi siswa, menyalurkan kegemaran siswa dan lain sebagainya.

4. Aktivitas penggunaan treadmil dan fartlek bisa diaplikasikan kedalam kegiatan latihan ekstrakurikuler softbal di SMAN 27 Bandung.

5. Untuk penulis yang akan melakukan penelitian yang sama bisa menambahkan variabel dan waktu penelitian, sehingga penelitian yang dihasilkan dapat memberikan manfaat lebih bagi penulis dan pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini.


(36)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. dan Darajat K.N, J. (2010). Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bethel, Dell. (1993). Petunjuk Lengkap Softball baseball. Semarang: Dahara.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, (2002)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Olahraga Pendidikan. Jakarta: Palangan.

Ditjora. (2002). Departmen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan

Pengembangan Pusat Kurikulum. (2007)

Giriwijoyo, H.Y.S. Santoso. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Giriwijoyo, H.Y.S, Komaryah, L. dan Kartinah, N.T. (2007). Ilmu Kesehatan

Olahraga (Sports Medicine). Bandung. FPOK UPI Bandung.

Giriwijoyo, H.Y.S. Santoso. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tombak Kusuma.

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Juliantine, Tite. dkk. (2013). Teori latihan. Bandung : FPOK UPI.


(37)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kapitan, Elisabeth Henderina. (2010). Hubungan kebugaran yang diukur dengan

tes treadmill metode bruce dengan tes ergometer sepeda metode progresif.

Bandung: Universitas Maranatha.

Kurnia, Maya. (2013). pengaruh latihan fartlek dengan treadmill dan lari di

lapangan terhadap daya tahan kardiorespirasi. Yogyakarta : UNY

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK

UPI.

Purwanthi, Ni Luh Riza Sri. (2012). Pengaruh Latihan Fartlek dan Obstacle Run

Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi. Bali : Universitas Pendidikan

Ganesa

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparlan, A. dkk. (2008). Pembelajaran Softball. Bandung: FPOK UPI Bandung. Tarigan, Beltasar. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung.

Zulkomis, Rahmat. (2012). Pengaruh Ekstrakulikuller Softball Terhadap


(38)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu INTERNET :

http://www.google.co.id

http://www.healthyliving.azcentral.com/2014/01/ http://www.livestrong.com/2014/01/

http://olah-raga-indonesia.blogspot.com/2012/04/olahraga-softball.html http://dunialari.com/treadmill-threshold-training/


(1)

56

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅ : Rata-rata skor kelompok A ( penggunaan treadmill). ̅ : Rata-rata skor kelompok B (penggunaan fartlek). : Simpangan baku kelompok A.

: Simpangan baku kelompok B.

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H0 diterima jika dan H0 ditolak untuk nilai t lainnya.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:

1) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H1 diterima. 2) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H0 ditolak.

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaantreadmill dan penggunaan fartlek terhadap kebugaran jasmani siswa dalam ekstrakurikuler softball di SMAN 7 Bandung. H 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan treadmill dan

penggunaan fartlek terhadap kebugaran jasmani siswa dalam ekstrakurikuler softball di SMAN 7 Bandung.


(2)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai perbedaan kebugaran jasmani siswa anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung yang menggunakan treadmill dan fartlek, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan aktivitas treadmill terhadap kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan aktivitas fartlek terhadap kebugaran jasmani siswa pada anggota ekstrakurikuler softball di SMAN 27 Bandung.

3. Aktivitas fartlek memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa dibandingkan dengan penggunaan aktivitas treadmill.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Dalam pengelolaan ekstrakurikuler tersebut untuk kedepannya harus memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik lagi, pengaturan atau aturan yang tegas terhadap para anggota ekstrakurikuler agar mampu disiplin serta bertanggung jawab di dalam ekstrakurikuler tersebut.

2. Pembina lebih banyak lagi memberikan arahan serta motivasi kepada para anggota ekstrakurikuler dan melihat perkembangan juga keadaannya, sehingga apa yang diharapkan semua pihak di dalamnya tercapai, begitu pun terkait dengan kondisi kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut.


(3)

64

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa diharapkan untuk mengikuti ekstrakurikuler karena banyak hal yang bermanfaat di dalamnya seperti dapat meningkatkan potensi siswa, menyalurkan kegemaran siswa dan lain sebagainya.

4. Aktivitas penggunaan treadmil dan fartlek bisa diaplikasikan kedalam kegiatan latihan ekstrakurikuler softbal di SMAN 27 Bandung.

5. Untuk penulis yang akan melakukan penelitian yang sama bisa menambahkan variabel dan waktu penelitian, sehingga penelitian yang dihasilkan dapat memberikan manfaat lebih bagi penulis dan pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini.


(4)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. dan Darajat K.N, J. (2010). Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bethel, Dell. (1993). Petunjuk Lengkap Softball baseball. Semarang: Dahara.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, (2002)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Olahraga Pendidikan. Jakarta: Palangan.

Ditjora. (2002). Departmen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan

Pengembangan Pusat Kurikulum. (2007)

Giriwijoyo, H.Y.S. Santoso. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Giriwijoyo, H.Y.S, Komaryah, L. dan Kartinah, N.T. (2007). Ilmu Kesehatan

Olahraga (Sports Medicine). Bandung. FPOK UPI Bandung.

Giriwijoyo, H.Y.S. Santoso. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tombak Kusuma.

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.


(5)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kapitan, Elisabeth Henderina. (2010). Hubungan kebugaran yang diukur dengan

tes treadmill metode bruce dengan tes ergometer sepeda metode progresif.

Bandung: Universitas Maranatha.

Kurnia, Maya. (2013). pengaruh latihan fartlek dengan treadmill dan lari di

lapangan terhadap daya tahan kardiorespirasi. Yogyakarta : UNY

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Purwanthi, Ni Luh Riza Sri. (2012). Pengaruh Latihan Fartlek dan Obstacle Run

Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi. Bali : Universitas Pendidikan

Ganesa

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparlan, A. dkk. (2008). Pembelajaran Softball. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Tarigan, Beltasar. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung.

Zulkomis, Rahmat. (2012). Pengaruh Ekstrakulikuller Softball Terhadap


(6)

Giva Mahesa Yanuar, 2015

PERBED AAN KEBUGARAN JASMANI SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL D I SMAN 27 BAND UNG KELAS X D AN XI YANG MENGGUNAKAN TREAD MILL D AN FARTLEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

INTERNET :

http://www.google.co.id

http://www.healthyliving.azcentral.com/2014/01/ http://www.livestrong.com/2014/01/

http://olah-raga-indonesia.blogspot.com/2012/04/olahraga-softball.html http://dunialari.com/treadmill-threshold-training/


Dokumen yang terkait

Perbedaan Kecemasan dan Depresi Siswa Anggota Rohis dengan yang bukan di SMAN 1 Surakarta

0 6 45

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI PADA REMAJA YANG OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT Perbedaan Pengetahuan Gizi Dan Kebugaran Jasmani Pada Remaja Yang Overweight Dan Non-Overweight Di SMK Batik 2 Surakarta.

0 3 13

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI PADA REMAJA YANG OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT Perbedaan Pengetahuan Gizi Dan Kebugaran Jasmani Pada Remaja Yang Overweight Dan Non-Overweight Di SMK Batik 2 Surakarta.

0 3 17

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG.

0 5 20

PERBEDAAN PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN DAN KONVESIONAL TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA.

0 3 29

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING)TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Studi Eksperimen terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding di SMAN 1 Cikar

1 5 47

PROFIL KEBUGARAN JASMANI DILIHAT DARI INDEKS MASSA TUBUH DI SMAN 9 BANDUNG.

7 27 32

PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN FUTSAL DI SMPN 1 PASEH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013.

4 10 30

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI SMK 2 MUHAMMADIYAH MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN.

6 57 112

PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN WUSHU DI SMP NEGERI 1 JOGONALAN.

2 14 100