Instrumen Penelitian PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI RELIGI UNTUK MENGEMBANGKAN SOLIDARITAS SOSIAL PESERTA DIDIK : Studi Etnografi di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya.

Viddy noer shaleh, 2015 PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI RELIGI UNTUK MENYEIMBANGKAN SOLIDARITAS SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menyusun Laporan Sesuai dengan Rancangan

Etnografi realis ditulis sebagai sebuah laporan informasi yang objektif tentang kelompok berbudaya sama. Pandangan pribadi dan bias anda akan tetap berada di latar belakang, pembicaraan pada akhir laporan akan menandakan bagaimana penelitian itu memberikan kontribusi terhadap pengetahuan berkenaan dengan tema kultural yang didasarkan pada pemahaman terhadap pola-pola yang sama dalam bertingkah laku, berpikir dan bebahasa dari kelompok berbudaya sama itu.

C. Instrumen Penelitian

Kualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh dua hal yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data.Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan data dan membuat kesimpulan. Fungsi peneliti dalam penelitian kualitatif menurut Nasution 2003 : 223 dinyatakan bahwa: “Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain selain menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama, alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu di kembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu- satunya yang dapat mencapainya”. Dijadikannya peneliti sebagai human instrument tentu memiliki keunggulan tersendiri. Lincoln dan Guba 1985:199 menyatakan bahwa “...the human-as-instrument is inclined toward methods that are extensions of normal human activities: looking, listening, speaking, reading, and the like ”. Dari pernyataan ini semakin jelas bahwa keunggulan manusia sebagai instrumen dalam penelitian naturalistik karena alat ini dapat melihat, mendengar, membaca, merasa, dan sebagainya yang biasa dilakukan manusia umumnya. Selanjutnya Moleong 2008 : 169 menjelaskan, beberapa alasan mengapa manusia dijadikan sebagai instrumen yaitu : Viddy noer shaleh, 2015 PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI RELIGI UNTUK MENYEIMBANGKAN SOLIDARITAS SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manusia sebagai instrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan. 2. Manusia sebagai instrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data. 3. Manusia sebagai instrumen memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan memandang dunia sebagai suatu keutuhan, jadi sebagai konteks yang berkesinambungan di mana mereka memandang dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai sesuatu yang riil, benar, dan mempunyai arti. 4. Manusia sebagai instrumen mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan. 5. Manusia sebagai instrumen ialah memproses data secepatnya setelah diperolehnya, menyusunnya, mengubah arah inkuiri atas dasar penemuannya. 6. Manusia sebagai instrumen memiliki kemampuan lainnya, yaitu kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami responden. Peneliti sebagai human instrument berarti peneliti berfungsi juga sebagai alat penelitian. Sebagai alat penelitian, peneliti tentunya mempunyai ciri khas tersendiri. Menurut Nasution 2003 : 55-56 ciri tersebut adalah : 1. Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2. Peneliti sebagai alat, dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan angka ragam data sekaligus. 3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. 4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, dipahami dengan merasakan dan menyelaminya berdasarkan penghayatan. 5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan. Viddy noer shaleh, 2015 PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI RELIGI UNTUK MENYEIMBANGKAN SOLIDARITAS SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang lain dari pada yang lain dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diselidiki Selanjutnya LincolndanGuba1985: 193 mengemukakansejumlahalasan mengapa manusia sebagai alat pengumpuldata, yaitu: 1. Responsivenes ; Manusia dapat merasakan dan memberikan tanggapan terhadap petunjuk-petunjuk baik perorangan maupun lingkungan. 2. Holistic emphasi ; Holistik dalam lingkungan sekeliling, akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu menangkap gejala lingkungan alamiah yang menyeluruh. 3. Adaptability ; Daya guna manusia untuk menyesuaikan diri sangat tinggi sehingga dapat mengumpulkan informasi mengenai banyak aspek pada berbagai tingkatan secara simultan. 4. Knowledge base expansion ; Berkemampuan menjalankan fungsi secara simultan dalam pengetahuan proposisional dan dalam pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan pengalaman. 5. Processual immediacy ; Kemampuan manusia sebagai instrumen untukmemproses datasegerasetelahterkumpul,dandapat segeramengembangkannya 6. Opportunities to explore typical or idiosyncratic response ; Mempunyai kemampuan untuk menyelidiki jawaban-jawaban sumber data dan informasi sampai pada tingkat pemahaman yang lebih tinggi. 7. Opportunities for clarification and summarization ; Mempunyai kemampuan yang unik dalam menyimpulkan data serta meminta perbaikan dan penjelasaan secara langsung dari sumber informasi. Berdasarkan beberapa pemahaman diatas, terdapat beberapa pertimbangan yang melandasi pemilihan pendekatan kualitatif dan metode etnografi yaitu : 1. Data yang terkumpul berupa kata-kata atau uraian deskriptif meskipun tidak menutup kemungkinan berupa angka-angka sertaperolehan data dilakukan melalui teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara; Viddy noer shaleh, 2015 PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI RELIGI UNTUK MENYEIMBANGKAN SOLIDARITAS SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Dalam penelitian ini peneliti memiliki kedudukan yang sama dengan subjek penelitian, baik di saat melakukan wawancara, maupun di saat mengamati sejumlah fenomena sesuai dengan fokus penelitian yang terjadi secara holistik; 3. Proses kerja penelitian dilakukan dengan mengutamakan pandangan dan pendirianinformanpartisipan terhadap situasi yang dihadapi; 4. Data penelitian dianalisis secara induktif untuk mendapatkan makna dari kondisi alami yang ada; 5. Pemaknaan dalam penelitian dilakukan oleh peneliti serta atas interpretasi bersama antara peneliti dengan sumber data dan fokus masalah tentang pembelajaran sejarah berbasis nilai religi untuk mengembangkan solidaritas sosial peserta didik. 6. Tingkat keterpercayaan data yang diperoleh dilakukan melalui verifikasi data dengan metode dan subjek yang berbeda-beda, kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian. Pelaksanaan penelitian dilapangan tentunya akan menemui beberapa kesulitan terutama dalam usaha mengumpulkan data. Solusi dari hal tersebut tentunya diperlukan alat bantu untuk mengumpulkan data penelitian. Beberapa alat bantu yang dapat digunakan yaitu : 1. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data atau informan. Buku catatan ini digunakan selama peneliti mewawancarai informan di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya terutama peserta didik, guru sejarah, dan kepala sekolah. 2. Tape Recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan selama peneliti mewawancarai informan atau sumber data. 3. Handy Cam digunakan untuk merekam dan digunakan sebagai kamera untuk mengumpulkan data pada saat kegiatan pembelajaran sejarah di kelas juga pada kehidupan keseharian peserta didik SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya. Pengambilan gambar dilakukan ketika kegiatan wawancara dan observasi berlangsung dan Viddy noer shaleh, 2015 PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI RELIGI UNTUK MENYEIMBANGKAN SOLIDARITAS SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan adanya bantuan alat penelitian ini maka keabsahan penelitian lebih terjamin karena disertai bukti-bukti dalam melakukan pengumpulan data.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI NASIONALISME SISWA ETNIK TIONGHOA : Penelitian Studi Kasus di SMA Santa Angela Kota Bandung.

3 12 72

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SEJARAH YANG BERBASIS RELIGI DAN BUDAYA DI KAWASAN BANTEN LAMA : Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA.

1 6 90

PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI RELIGI UNTUK MENGEMBANGKAN SOLIDARITAS SOSIAL PESERTA DIDIK : Studi Etnografi di SMA Terpadu Riyadlul U’lum Condong Kota Tasikmalaya - repository UPI T SEJ 1302619 Title

0 0 4

PEMBELAJARAN SEJARAH GERAKAN NASIONAL KEMUHAMMADIYAHAN UNTUK MENGGALI NILAI-NILAI NASIONALISME PESERTA DIDIK :Studi Naturalistik Inkuiri di SMA Muhammadiyah Kota Tasikmalaya - repository UPI T SEJ 1402805 Title

0 0 4

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA MADYA BERBASIS NILAI-NILAI SERAT MUDHATANYA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI BOJONEGORO

0 0 20

MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI-NILAI SULUK WUJIL UNTUK MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL DI SMA WAHID HASYIM MODEL KARANGGENENG LAMONGAN - UNS Institutional Repository

0 0 20

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KASEPUHAN CIPTAGELAR MELALUI PjBL DAN VCT UNTUK MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL SISWA SMA NEGERI DI KOTA SUKABUMI - UNS Institutional Repository

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai Naskah Gelumpai untuk Meningkatkan Solidaritas Sosial Siswa SMA Bukit Asam - UNS Institutional Repository

0 0 12

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI-NILAI BUDAYA SAMIN MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN SOLIDARITAS PESERTA DIDIK SMK MIGAS CEPU - UNS Institutional Repository

0 0 17

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI HUMANISME SUNAN DRAJAT UNTUK MENINGKATKAN AKTUALISASI DIRI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI LAMONGAN

0 0 19