Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

commit to user 31 2. Bahan Kain katun jenis Primisima, serbuk cangkang udang yang lolos ayakan 100 mesh, bakteri Staphylococcus aureus, Trypto Soya Broth TSB , NaOH Merck, SiO 2 Merck, asam asetat p.a Merck, AgNO 3 Merck, H 2 SO 4 Merck, HNO 3 Merck, etanol 70, minyak goreng, kertas saring whatman 41, spirtus, kapas, aquades produksi laboratorium FMIPA UNS

D. Prosedur Penelitian

1. Isolasi kitin dan sintesis kitosan dari cangkang udang Cangkang udang yang telah dibersihkan, dikeringkan dan diblender kemudian disaring menggunakan ayakan 100 mesh. Proses deproteinasi. Serbuk cangkang udang sebanyak 25 g dan 250 mL larutan NaOH 4 bv dimasukkan ke dalam labu alas bulat 500 mL dan dipanaskan sambil diaduk pada suhu 80 ºC selama 1 jam. Padatan yang diperoleh kemudian dicuci dengan akuades sampai netral dan dikeringkan pada suhu 60 ºC sampai kering Purnawan dkk., 2008. Proses demineralisasi. Serbuk cangkang udang sebanyak 10 g hasil deproteinasi dan 150 mL larutan HCl 1 M dimasukkan ke dalam gelas beaker 500 mL dan diaduk pada suhu kamar selama 3 jam. Serbuk yang diperoleh kemudian dicuci sampai netral dengan akuades dan dikeringkan pada suhu 60 ºC sampai kering Purnawan dkk., 2008. Proses Deasetilasi Kitin. Sebanyak 10 g kitin dimasukkan ke dalam labu leher dua 500 mL ditambah 150 mL larutan NaOH 60 bv, direfluks pada suhu 120 °C selama 3 jam. Hasil deasetilasi disaring dengan kertas saring biasa dan dicuci menggunakan akuades sampai netral. Residu hasil deasetilasi dikeringkan pada suhu 60 °C sampai kering ±8 jam Purnawan dkk., 2008. Kemudian kitin dan kitosan yang diproleh dikarakterisasi menggunakan spektrometer IR dan XRD. commit to user 32 2. Pembuatan komposit kitosanAg Sebanyak 100 mg adsorben kitosan hasil deasetilasi diinteraksikan dengan Ag pada konsentrasi 1000 mgL, diambil sebanyak 10 ml pada 7 gelas beker dan masing-masing dishaker dengan variasi waktu shaker 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 jam. Kemudian filtrat dan residu dipisahkan dengan disaring. Residu dikeringkan dengan dioven selama 3 jam. Filtrat diukur kadar Ag yang tersisa dalam larutan dengan spektrofotometer serapan atom untuk mengetahui kondisi optimum proses adsorpsi kitosan terhadap logam Ag sedangkan residu kitosan dikarakterisasi IR, DTATGA dan XRD. 3. Pelapisan kain dengan SiO 2 Kain katun dengan ukuran 12 x 3 cm 2 yang sudah ditimbang beratnya dicelupkan kedalam larutan SiO 2 0.2 gram SiO 2 yang dilarutkan dalam NaOH 5 bv dengan variasi waktu pencelupan 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 menit. Kain dikeringkan pada suhu 60 o C selama 30 menit. Kemudian kain ditimbang beratnya hingga konstan. Kekakuan kain diuji dengan uji kekakuan. 4. Pelapisan kain dengan kitosanAg variasi berat Kain katun yang sudah terlapisi SiO 2 dicelupkan kedalam variasi larutan komposit 0, 0.01, 0.05, 0.10, 0.50, 1.00, 1.50 dan 2.00 bv selama 10 menit. Kain dikeringkan pada suhu 60 o C selama 30 menit dan dimantapkan pada suhu 150 o C selama 3 menit. Kemudian kain ditimbang beratnya hingga konstan. Kekakuan kain diuji dengan uji kekakuan dan karakterisasi kain dianalisis menggunakan XRD dan SEM. 5. Uji aktivitas antibakteri kain sebelum pencucian laundering Metode yang digunakan adalah shake flash method. Media TSB 3 bv 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml yang sudah steril. Kain masing - masing bukuran 2 x 3 cm 2 sebanyak 6 potong yang telah dilapisi komposit dimasukkan kedalam 6 erlenmeyer, lalu dimasukkan dan dipanaskan didalam autoclave pada suhu 121 o C selama 15 menit. Setelah dingin sebanyak 1 ml bakteri S.aureus hasil inkubasi selama 24 jam dimasukkan ke dalam sampel larutan media sebagai kontrol, larutan media dan kain tanpa perlakuan, larutan media dan kain dilapisi commit to user 33 SiO 2 , larutan media dan kain dilapisi komposit 0.01, 0.05, 0.10, 0.50 bv. Pengukuran absorbansi sampel dilakukan pada jam ke-0, 2, 4, 6 dan 8 menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 610 nm. Percobaan dilakukan duplo. Dari data tersebut, dihitung persentase daya hambat pada kain berlapiskan SiO 2 dan kitosanAg terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus. inhibisi = 100 A - A t x A A A B t t - - - Dengan: A = jumlah bakteri kontrol jam ke-nol A t = jumlah bakteri kontrol jam ke-t B t = jumlah bakteri sampel jam ke-t 6. Uji aktivitas antibakteri kain setelah pencucian laundering Metode yang digunakan adalah shake flash method. Media TSB 3 bv 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml yang sudah steril. Kain masing - masing berukuran 2 x 3 cm 2 sebanyak 6 potong yang telah dilapisi komposit dan dicuci dengan 0.2 vv surfaktan tween-20 selama 5 menit dan dibilas dengan aquades selama 2 menit menggunakan sonic washer. Kemudian kain dikeringkan, setelah kering kain dimasukkan kedalam 6 erlenmeyer, lalu dimasukkan dan dipanaskan didalam autoclave pada suhu 121 o C selama 15 menit. Setelah dingin sebanyak 1 ml bakteri S.aureus hasil inkubasi selama 24 jam dimasukkan ke dalam sampel larutan media sebagai kontrol, larutan media dan kain tanpa perlakuan, larutan media dan kain dilapisi SiO 2 , larutan media dan kain dilapisi komposit 0.01, 0.05, 0.10, 0.50 bv. Pengukuran absorbansi sampel dilakukan pada jam ke-0, 2, 4, 6 dan 8 menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 610 nm. Percobaan dilakukan duplo. Dari data tersebut, dihitung persentase daya hambat pada kain berlapiskan SiO 2 dan kitosanAg dengan konsentrasi bervariasi terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus. inhibisi = 100 A - A t x A A A B t t - - - commit to user 34 Dengan: A = jumlah bakteri kontrol jam ke-nol A t = jumlah bakteri kontrol jam ke-t B t = jumlah bakteri sampel jam ke-t 7. Karakterisasi Gugus Fungsi, Uji kekakuan kain, dan Analisa Difraksi Sinar X XRD pada kain, kain terlapisi SiO 2 , kain terlapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg, Analisis permukaan kain, kain terlapisi SiO 2 , kain terlapisi SiO 2 dan komposit kitosanAg dengan SEM a. Analisis Gugus Fungsi Sampel berupa kitin, kitosan, komposit kitosanAg dimasukkan dalam spektrofotometer Infra Merah FTIR, Shimdzu Prestige 21. Hasil diperoleh dalam bentuk spektra IR yang menginformasikan adanya serapan gugus fungsi pada frekuensi tertentu. b. Analisis kekakuan kain Kekakuan kain dianalisis menggunakan stiffness tester. Kain yang sudah ditimbang beratnya dan diukur luasnya 2 x 3 cm 2 diletakkan diatas alat kemudian digeser menggunakan penggaris kearah bidang miring hingga ujung kain menyentuh bidang miring yang bersudut 41,5 o . Panjang pita yang menggantung dari kain tersebut dicatat dan besarnya kekakuan kain didapatkan. c. Analisa Difraksi Sinar X XRD Sampel ditempatkan pada sample holder yang ketebalannya 2 mm alat XRD pada posisi rata atau sejajar dengan Ganiometer dan luas penyinaran antara 0,5 x 2 cm sampai 1 x 2 cm, kemudian dilakukan scanning pada kondisi: X-ray tube X-ray tube target = Cu, voltage = 40.0 kV, current = 30.0 mA; Slits divergence slit = 1.00000 deg, scatter slit = 1.00000 deg, receiving slit = 0.15000 mm; Scanning drive axis = Theta-2Theta, scan range = 5.000 - 89.980, scan mode = Continuous Scan, scan speed = 2.0000 degmin, sampling pitch = 0.0200 deg , preset time = 0.60 sec commit to user 35 d. Analisis Permukaan dengan SEM Kain dengan ketebalan sekitar 0,5 mm diletakkan di bawah mikroskop elektron dengan perbesaran 2500x dan diatur sedemikian rupa sehingga terlihat gambar yang jelas. Gambar kain difoto dengan kamera digital melalui mikroskop.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data