commit to user 28
B. Kerangka Pemikiran
Kitosan merupakan senyawa polikationik dan polimer terbesar kedua di alam setelah selulosa. Kitosan memiliki gugus amina terprotonasi yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri melalui interaksi dengan muatan ion negatif mikroorganisme. Semakin besar derajad deasetilasi kitosan, semakin banyak gugus
amina terprotonasinya sehingga daya hambat kitosan terhadap bakteri semakin besar. Kitosan memiliki sifat menghambat dan mempercepat pertumbuhan bakteri
yang saling berkompetensi. Adanya atom nitrogen menjadikan kitosan sebagai inhibitor dan sekaligus sebagai sumber makanan bagi bakteri Brooks et al., 1986.
Oleh karena itu kitosan mempunyai konsentrasi optimum sebagai inhibitor. Penambahan sifat antibakteri pada kain dapat dilakukan dengan
menambahkan logam pada kitosan. Menurut Ramachandran 2003 salah satu senyawa logam yang bisa digunakan sebagai antibakteri adalah logam Ag. Logam
Ag bisa bersifat sebagai antibakteri karena mempunyai muatan positif yaitu Ag
+
yang dapat berinteraksi dengan muatan ion negatif mikroorganisme. Logam Ag dapat terabsorb oleh kitosan dan menghasilkan komposit kitosanAg.
Silika merupakan senyawa kimia yang mempunyai daya serap tinggi. Adanya gugus aktif silanol pada silika dapat digunakan sebagai pengemban
komposit kitosanAg karena SiO
2
bisa berinteraksi dengan selulosa kain Li et al.,2007. Penggunaan SiO
2
sebagai pemngemban diharapkan dapat memperkuat interaksi komposit kitosanAg dengan kain sehingga komposit tidak mudah lepas
pada kain saat pencucian dan daya hambat komposit sebelum dan sesudah pencucian sama. Pelarut untuk SiO
2
pada saat pelapisan pada kain katun menggunakan NaOH 5. Adanya NaOH sebagai pelarut SiO
2
secara tidak langsung bisa membuat selulosa kain menjadi terhidrolisis sebagian Anonim, 2010 sehingga membuat kain
katun yang dilapisi oleh SiO
2
menjadi tidak kaku.
commit to user 29
C. Hipotesis