Tingkat Pendidikan Jumlah anggota keluarga

total jumlah tenaga kerja, khususnya di sektor pertanian pada masing-masing lokasi, maka jumlah angkatan kerja yang terserap pada kegiatan GN-RHL masing-masing sebesar 14,67 dan 6,98.

b. Tingkat Pendidikan

Dalam kajian-kajian sosial kemasyarakatan, diketahui bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu dari tiga komponen sosial ekonomi pekerjaan, pendidikan, pendapatan, yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang pada setiap tahapan kegiatan. Mereka yang berpendidikan tinggi lebih banyak terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan. Sebaliknya, bagi mereka yang berpendidikan rendah lebih banyak terlibat pada tahap pelaksanaan dan pemanfaatan Slamet 1989. Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tiga yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat pendidikan yang tergolong rendah meliputi: tidak sekolah, tidak tamat SD, dan tamat SD. Untuk kategori sedang meliputi: tamat SLTP atau sederajat, sedangkan untuk kategori tinggi meliputi; Tamat SLTA, diploma, dan perguruan tinggi. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Kategori karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Layana dan Kelurahan Lambara Kategori Tingkat Pendidikan Lokasi Kelurahan Layana Lambara Jumlah Jumlah Rendah 3 38 76,00 29 69,05 Sedang 3 12 24,00 12 28,57 Tinggi 3 0,00 1 2,38 Total 50 100,00 42 100,00 Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di kedua lokasi tergolong rendah, masing masing sebesar 76 untuk Layana dan 69,05 untuk Lambara. Kisaran untuk Lambara lebih tinggi dari Layana, di mana untuk Layana berada pada kisaran 1 – 3 jenjang SD sampai SMP, dengan rata-rata tingkat pendidikan yang ditempuh adalah tamat SD. Sedangkan untuk Lambara pada kisaran 1 – 4 jenjang SD – SMA, dengan rata-rata pendidikan yang ditempuh responden adalah tamat SD.

c. Jumlah anggota keluarga

Pengelolaan lahan oleh suatu rumah tangga merupakan bagian dari keseluruhan pengelolaan sumberdaya keluarga atau rumahtangga. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan tenaga kerja dan pola pembagian kerja dalam keluarga, yang secara langsung berpengaruh terhadap pilihannya berpartisipasi dalam suatu kegiatan pengelolaan lahan. Pada kasus pedesaan di Jawa, diketahui bahwa rumah tangga yang kekurangan tenaga kerja, utamanya pada musim-musim tertentu cenderung membudidayakan lahannya dengan tanaman pohon-pohon karena budidaya pohon-pohon membutuhkan masukan tenaga kerja yang rendah dan memberikan pendapatan yang lebih tinggi Van Der Poel dan Van Dijk 1987 diacu dalam Suharjito et al. 2003. Jumlah anggota keluarga responden secara rinci disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Kategori karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga di Kelurahan Layana dan Kelurahan Lambara Jumlah Anggota Keluarga Orang Lokasi Kelurahan Layana Lambara Jumlah Jumlah Rendah 3 3 6,00 11 26,19 Sedang 3-4 23 46,00 23 54,76 Tinggi 4 24 48,00 8 19,05 Total 50 100,00 42 100,00 Jumlah anggota keluarga responden yang masuk kategori sedang dan tinggi cukup berimbang di Layana, masing-masing sebesar 46 dan 48. Sementara itu, di Lambara didominasi oleh kategori sedang 54,76, dengan kisaran jumlah anggota keluarga masing-masing adalah 2 - 10 orang rata-rata 4,48 orang untuk Layana dan 1 – 8 orang rata-rata 3,5 orang untuk Lambara.

d. Luas lahan garapan