Karakteristik Subjek Penelitian Analisis Paparan Kebisingan di Bagian Weaving

commit to user 42

BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Umur Dari hasil penelitian, rata-rata umur responden adalah 33,18 tahun. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah tenaga kerja dengan batasan umur 20 – 40 tahun. Dikarenakan kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam usia pertengahan 20-an dan kemudian menurun dengan bertambahnya usia Lambert, 1996 dan peran dari faktor umur yang memberikan respon terhadap situasi yang potensial menimbulkan stress kerja, dimana kelompok umur 40 tahun lebih rentan dalam menghadapi stress kerja Roestam, 2003. 2. Masa Kerja Dari hasil penelitian, rata-rata masa kerja responden adalah 12,63 tahun. Sampel yang digunakan adalah tenaga kerja dengan masa kerja 5 tahun. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut Faisal, 1997. 3. Riwayat Penyakit Pendengaran Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama penelitian diketahui bahwa semua tenaga kerja yang termasuk ke dalam sampel tidak commit to user 43 pernah mengalami penyakit pendengaran, baik bawaan sejak lahir maupun sebelum bekerja di bagian weaving PT. Triangga Dewi Surakarta. Penyakit pendengaran atau kerusakan pada indera pendengaran dapat menyebabkan penurunan daya dengar baik yang bersifat sementara maupun bersifat permanen. Sehingga dapat mengganggu kehidupan baik di tempat kerja maupun di lingkungan sosialnya Tarwaka, 2004.

B. Analisis Paparan Kebisingan di Bagian Weaving

Rata-rata kebisingan di bagian weaving dalam penelitian ini mencapai 100,15 dBA yang diperoleh dari 38 titik dimana tenaga kerja berada di titik-titik tersebut selama bekerja. Kebisingan di bagian weaving dihasilkan oleh mesin penenun benang menjadi kain. Bising ini dapat dikategorikan ke dalam jenis kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus- putus Suma’mur, 2009. Tenaga kerja di bagian weaving bekerja selama 8 jamhari sehingga selama jam kerja tersebut tenaga kerja terpapar kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin penenun. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 51MEN1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja disebutkan bahwa Nilai Ambang Batas NAB kebisingan adalah 85 dBA untuk pemaparan 8 jamhari atau 40 jamminggu. Dari hasil pengukuran, maka tenaga kerja di bagian weaving telah terpapar kebisingan melebihi NAB yang telah ditentukan yaitu mencapai 100,15 dBA. commit to user 44 Intensitas kebisingan di bagian weaving yang mencapai 100,15 dBA menurut Kepmenaker RI No. 51MEN1999 hanya diperbolehkan untuk waktu pemajanan 15 menit saja. Sedangkan pada kenyataannya tenaga kerja di bagian weaving bekerja sampai 8 jam. Tenaga kerja dapat bekerja di bagian weaving tersebut selama 8 jam waktu pemajanan tetapi wajib menggunakan alat pelindung telinga. Alat pelindung telinga ini berfungsi untuk menurunkan tingkat kebisingan yang mencapai alat pendengar. Alat pelindung telinga dapat berupa ear plug sumbat telinga yang mampu menurunkan intensitas kebisingan 25 – 30 dBA maupun ear muff tutup telinga yang dapat menurunkan intensitas kebisingan 30 – 40 dBA Anizar,2009. Selama ini PT. Triangga Dewi hanya menyediakan kapas untuk digunakan sebagai sumbat telinga bagi tenaga kerja. Hal tersebut belum mampu mengurangi intensitas kebisingan yang diterima oleh tenaga kerja secara maksimal. Pengendalian yang lebih efektif adalah pengendalian secara teknis yang dilakukan terhadap sumber kebisingan. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap intensitas kebisingan yang melebihi NAB di bagian weaving PT. Triangga Dewi Surakarta antara lain dengan memberikan pelumas pada mesin penenun sehingga intensitas kebisingan yang dihasilkan tidak terlalu tinggi, pemasangan peredam berupa bantalan karet pada mesin penenun atau dengan melapisi dinding, paflon dan lantai dengan bahan yang menyerap suara. commit to user 45 Memakai alat pelindung telinga merupakan cara terakhir yang harus dilakukan, apabila cara lain tidak mungkin atau sulit untuk dilaksanakan Soeripto, 2008.

C. Analisis Stress Kerja

Dokumen yang terkait

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Penurunan Daya Dengar Tenaga Kerja Bagian Weaving Di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 2 16

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Penurunan Daya Dengar Tenaga Kerja Bagian Weaving Di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 22

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA YANG TERPAPAR BISING PADA BAGIAN WEAVING DI PT. TRIANGGA DEWI SURAKARTA

1 7 63

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR Hubungan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 16

PERBEDAAN STRESS KERJA PADA TENAGA KERJA Perbedaan Stress Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN STRESS KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR Hubungan Stress Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 7 16

PENDAHULUAN Hubungan Stress Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 2 5

PUBLIKASI ILMIAH Hubungan Stress Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

1 12 12

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI 5 GALLON PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN.

0 0 12

Hubungan kebisingan dengan kelelahan tenaga kerja shift pagi di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo

1 1 86