commit to user 30
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah paparan kebisingan. 2.
Variabel terikat Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah stress kerja.
3. Variabel pengganggu
Adalah variabel yang mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel pengganggu pada penelitian ini adalah : a.
Variabel pengganggu terkendali dalam penelitian ini usia, masa kerja, riwayat penyakit pendengaran.
b. Variabel pengganggu tidak terkendali dalam penelitian ini adalah
pendidikan, kepribadian, hubungan sosial.
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Paparan Kebisingan
Adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin tenun di bagian weaving. Pada penelitian ini yang diukur adalah intensitas kebisingan di
tempat kerja tersebut.
commit to user 31
Alat ukur : Sound Level Meter
Satuan : dBA
Skala Pengukuran : Rasio
2. Stress Kerja
Adalah reaksirespons tubuh berupa respon fisiologis, psikologis maupun perilaku terhadap stresor yang dialami yang tertuang dalam
kuesioner HRS-A terjemahan dari kuesioner Hamilton Rating Scale Anxiety.
Alat ukur : Kuesioner HRSA terjemahan dari kuesioner
Hamilton Rating Scale Anxiety . Skala Pengukuran
: Interval
H. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : 1.
Sound Level Meter Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan.
Merek alat : Sound Level Meter RION NA-20
Satuan : dBA
Teknik pengukurannya adalah: a.
Memutar switch ke A. b.
Memutar FILTER-CAL-INT ke arah INT. c.
Memutar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur.
commit to user 32
d. Menggunakan meter dynamic characteristic selector switch “FAST”
karena jenis kebisingannya continue. e.
Pengukuran dilakukan selama 1-2 menit, mengarahkan mikropon ke sumber kebisingan.
f. Jarak sound level meter dengan sumber bising adalah sesuai dengan
posisi tenaga kerja selama kerja. g.
Membaca angka skala setelah panah penunjuk dalam keadaan stabil.
Gambar 5. Sound Level Meter 2.
Kuesioner HRS-A Hamilton Rating Scale Anxiety Pengukuran stress kerja dilakukan menggunakan kuesioner HRS-A
Hamilton Rating Scale Anxiety. Kuesioner HRS-A adalah salah satu kuesioner yang dikembangkan untuk mengukur tingkat keparahan gejala
kecemasan baik dalam kegiatan klinis maupun penelitian. Kuesioner HRS- A terdiri dari 14 kelompok gejala untuk mengukur kecemasan fisik agitasi
mental dan distress psikologi dan kecemasan somatik keluhan fisik. Kuesioner HRS-A berisi 14 kelompok gejala yang masing-masing
gejala diberi penilaian antara 0 - 4, dengan penilaian sebagai berikut : a.
Nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan.
commit to user 33
b. Nilai 1
: gejala ringan c.
Nilai 2 : gejala sedang.
d. Nilai 3
: gejala berat. e.
Nilai 4 : gejala berat sekali.
Gejala-gejala yang tertuang dalam kuesioner ini ada 14, antara lain: gejala perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan
kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik otot, gejala somatik indra, gejala kardiovaskuler dan pembuluh darah, gejala pernafasan, gejala
pencernaan, gejala urogenital, gejala autonom, sikap dan tingkah laku. Dan diketegorikan menjadi 3 kriteria sesuai dengan jumlah total
skor yaitu : ringan 17, sedang 18-24 dan berat 25-30.
I. Cara Kerja Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan penelitian dimulai pada tanggal 14 Maret – 11
Mei 2011. Tahap persiapan meliputi : ijin penelitian, survei awal, penyusunan proposal dan ujian proposal. Survei awal dilakukan untuk
melihat kondisi tempat kerja, cara kerja, serta kondisi tenaga kerja. Kemudian mempersiapkan proposal penelitian, mempersiapkan alat ukur
kebisingan yaitu Sound Level Meter dan alat ukur stress kerja yaitu
commit to user 34
kuesioner HRS-A terjemahan dari kuesioner Hamilton Rating Scale Anxiety.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
a. Setelah mendapat izin dari pihak PT. Triangga Dewi Surakarta, peneliti
menjelaskan tentang tujuan dari penelitian serta mengkonfirmasikan mengenai alat dan bahan yang dipakai dalam penelitian.
b. Wawancara dan observasi, dilakukan secara langsung oleh peneliti
untuk untuk mendapatkan data tenaga kerja dan penentuan sampel. c.
Melakukan pengukuran intensitas kebisingan di bagian weaving PT. Triangga Dewi Surakarta menggunakan alat Sound Level Meter.
Pengukuran dilakukan pada waktu proses produksi berjalan mesin penenun dalam keadaan hidup semua dan diambil 38 titik pengukuran
dimana tenaga kerja bekerja di titik-titik tersebut selama bekerja. d.
Mengukur stress kerja pada tenaga kerja dengan menggunakan kuesioner HRS-A terjemahan dari kuesioner Hamilton Rating Scale
Anxiety. e.
Merekap data perolehan hasil penelitian. 3.
Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian terdiri dari :
a. Pengumpulan semua data.
b. Melakukan pengolahan dan analisis data penelitian yang diperoleh.
commit to user 35
c. Analisis data dengan menggunakan uji korelasi pearson product
moment dengan program SPSS versi 16.0 d.
Penyusunan laporan skripsi.
J. Teknik Analisa Data
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan program komputer
SPSS versi 16.0. Interpretasi p value signifikansi, sebagai berikut : a. Jika p value
≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. b. Jika p value 0,01 tetapi 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
c. Jika p value 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan Riyanto, 2009.
Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel bebas tehadap variabel terikat dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan, sebagai
berikut :
Keterangan : R
2
= Nilai Koefisien Determinan r
2
= Nilai Koefisien Korelasi Riyanto, 2009.
R
2
= r
2
x 100
commit to user
36
BAB IV HASIL
A. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Triangga Dewi adalah pabrik tekstil penghasil kain mentah yang memproduksi kain mentah dalam 1 hari mampu mencapai ± 60.000 meter.
Proses produksi kain mentah di PT. Triangga Dewi meliputi proses spinning pemintalan kapas menjadi benang, weaving penenunan benang menjadi
kain dan finishing pengecekan. Proses di bagian weaving beroperasi selama 24 jam dan terdiri dari 3
shift yaitu shift 1, shift 2 dan shift 3. Shift 1 beroperasi dari pukul 07.00 –
15.00 WIB, shift 2 beroperasi dari pukul 15.00 – 23.00 WIB dan shift 3
beroperasi dari pukul 23.00 – 07.00 WIB.
Bagian weaving adalah bagian yang menghasilkan intensitas kebisingan paling tinggi daripada bagian lain. Kebisingan di bagian weaving
dihasilkan oleh mesin-mesin penenun. Mesin penenun yang dimiliki oleh PT. Triangga Dewi berjumlah 680 mesin. Setiap 1 tenaga kerja akan bertanggung
jawab atas 10 mesin penenun. Tenaga kerja bekerja selama 8 jam per hari dengan waktu istirahat 30 menit. Selama jam kerja tersebut tenaga kerja
bekerja di lokasi tersebut dan terpapar oleh kebisingan yang dihasilkan oleh mesin penenun.
Beberapa tenaga kerja di bagian weaving mengeluh mengalami gejala pusing, mual, cepat lelah, kurang konsentrasi dan susah tidur dimana