commit to user
30
Pasal 1338 ayat 3 Kitab Undang Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa “Semua perjanjian itu harus dilaksanakan dengan itikat
baik”. Hal ini berarti pada saat melaksanakan suatu perjanjian maka harus berdasarkan kepatutan dan keadilan. Berkaitan dengan pasal ini,
maka Subekti mengemukakan
bahwa “apabila itikad baik pada pembuatan perjanjian adalah kejujuran maka itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian adalah kepatutan
yaitu suatu penilaian baik terhadap tindak tanduk para pihak dalam pelaksanaan perjanjian” Subekti, 2005:13.
3. Tinjauan Tentang Kredit dan Kredit Bermasalah
a. Kredit 1 Pengertian Kredit
Kata “kredit” berasal dari bahasa latin yaitu Credere yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan yang
diberikan seseorang kreditur kepada orang lain dan percaya bahwa si penerima kredit tersebut debitur akan melunasi segala sesuatu yang
telah disepakati bersama Jamal Wiwoho, 2011:89. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI menyebutkan pengertian
kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diijinkan
oleh bank atau bank lain. Pengertian kredit juga terdapat dalam Undang-Undang
Perbankan, yang menjelaskan bahwa : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan
itu, berdasarkan
persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak bank lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan.
commit to user
31
Berdasarkan SK BRI NOKEP:S.94-DIRADK122005 tentang Restrukturisasi Kredit, menjelaskan bahwa :
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu
berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga termasuk :
a Cerukan overdarft yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari.
b Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang. c Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.
Perjanjian kredit menurut hukum perdata termasuk dalam perjanjian pinjam meminjam yang diatur dalam Pasal 1754-1769 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Pasal 1754 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa:
Pinjam-meminjam ialah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu
jumlah tertentu barang-barang yang menghabisi karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan
mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula.
Munir Fuady mengemukakan dasar-dasar hukum perjanjian kredit bank antara lain sebagai berikut :
a Perjanjian diantara para pihak; b Undang-undang tentang perbankan;
c Peraturan Pelaksanaan dari undang-undang; d Yurisprudensi;
e Kebiasaan perbankan; f Peraturan perundang-undangan terkait lainnya Munir Fuady,
1996:35.
commit to user
32
2 Penggolongan kredit Jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank berdasarkan segi
kegunaannya dibagi menjadi 2 dua yaitu : a Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik
baru dimana masa pemakaiannya untuk periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama
suatu perusahaan. b Kredit Modal Kerja
Pengertian kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan peningkatan produksi dalam operasionalnya misalnya
untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai dll Kasmir, 2004:76.
Jenis kredit apabila dilihat dari segi jaminan, juga dibagi menjadi 2 dua yaitu :
a Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal
senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.
b Kredit tanpa jaminan
Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, character
commit to user
33
serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain Jamal Wiwoho, 2011:94.
3 Prinsip kredit
Pemberian fasilitas kredit memerlukan analisis yang mendalam mengenai debitur yang harus dilakukan oleh kreditur pihak bank
yang berdasarkan pada prinsip 5C yaitu sebagai berikut : a Character
Bahwa calon nasabah debitur memiliki watak, moral, dan sifat- sifat pribadi yang baik. Penilaian terhadap karakter ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan dari calon nasabah debitur untuk memenuhi
kewajiban dan menjalankan usahanya, informasi dari usaha- usaha yang sejenis.
b Capacity Kemampuan Capacity dalam hal ini adalah kemampuan calon nasabah
debitur untuk mengelola kegiatan usahanya dan mampu melihat prospektif masa depan, sehingga usahanya akan dapat berjalan
dengan baik dan dapat memberikan keuntungan, yang menjamin bahwa ia mampu melunasi utang kreditnya dalam
jumlah dan jangka waktu yang telah ditentukan. c Capital Modal
Dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap modal yang dimiliki oleh pemohon kredit.
Penyelidikan ini tidak semata-mata didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi lebih difokuskan kepada
bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh pengusaha tersebut, sehingga segala sumber yang telah ada dapat berjalan
efektif.
commit to user
34
d Collateral Agunan Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit
yang merupakan sarana pengaman back up atas risiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitur di
kemudian hari, misalnya terjadi kredit macet. e
Condition of Economic Kondisi Ekonomi Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi
secara umum dan kondisi secara umum dan kondisi sektor usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari bank
untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut Hermansyah, 2011:
64-65. 4 Kolektibilitas Kredit
Untuk menentukan suatu fasilitas kredit termasuk dalam kredit lancar atau tidak, maka dapat didasarkan pada kondisi
fasilitas kredit yang disalurkan. Kondisi fasilitas kredit tersebut dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri yang terjadi pada fasilitas kredit
dimana hal tersebut telah diatur dalam Pasal 12 ayat 3 Peraturan Bank Indonesia No. 7 2 PBI 2005 tentang Penilaian Kualitas
Aktiva Bank Umum. Berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat 3 tersebut maka kualitas suatu kredit dapat dibagi menjadi 5 lima
kolektibitas yaitu : a Kredit Lancar yaitu apabila memenuhi kriteria :
1 Pembayaran angsuran pokokbunga tepat; 2 Memiliki mutasi rekening yang aktif;
3 Bagian dari kredit yang dijamin agunan tunai.
commit to user
35
b Kredit dalam perhatian khusus. apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1 Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari atau;
2 Kadang – kadang terjadi cerukan atau; 3 Mutasi rekening relatif rendah atau;
4 Jarang terjadi
pelanggaran terhadap
kontrak yang
diperjanjikan atau; 5 Didukung oleh pinjaman baru.
c Kredit kurang lancar, yaitu apabila memenuhi kriteria : 1 Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang
telah melampaui 90 sembilan puluh hari atau; 2 Sering terjadi cerukan atau;
3 Frekuensi mutasi rekening relatif rendah atau; 4 Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
sembilan puluh hari atau; 5 Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur
atau; 6 Dokumentasi pinjaman yang lemah.
d Kredit yang diragukan yaitu apabila memenuhi kriteria: 1 Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang
telah melampaui 180 seratus delapan puluh hari atau; 2 Sering terjadi cerukan yang bersifat permanen atau;
3 Terjadi wanprestasi lebih dari 180 seratus delapan puluh hari.
e Kredit macet yaitu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
commit to user
36
1 Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 270 dua ratus tujuh puluh hari atau;
2 Kerugian operasional ditutup dengan perjanjian baru atau; 3 Dari segi hukum maupun pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan dengan nilai wajar. b.
Kredit Bermasalah Kredit bemasalah atau non-performing loan merupakan resiko yang
terkandung dalam setiap pemberian kredit oleh bank. Resiko tersebut berupa keadaan dimana kredit tidak kembali tepat pada waktunya Jamal
Wiwoho, 20011:100. Adanya kredit bermasalah yaitu apabila kredit yang diberikan
tersebut tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan atau memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak
digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit atau kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada
Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang Negara BUPN, atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit
Muhammad Djumhana, 1996: 267. Pengertian kredit bermasalah adalah kredit yang diklasifikasikan
pembayarannya tidak lancer, yang dilakukan oleh debitur yang bersangkutan. Dalam hal ini mengandung arti bahwa suatu keadaan dimana
seorang debitur atau nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada waktunya, maka dari itu kredit macet harus secepatnya
diselesaikan agar kerugian yang lebih besar dapat dihindari Malayu Hasibuan, 2002:115.
commit to user
37
Kredit bermasalah yaitu apabila diketahui bahwa debitur tidak mampu melaksanakan prestasinya sesuai jangka waktu yang telah
ditentukan dalam perjanjian maka dapat dikatakan sebagai kredit bermasalah. Sehingga konsekuensi yuridis bagi debitur yang telah
melakukan wanprestasi tersebut adalah wajib membayar ganti kerugian
kepada krediturnya Tan Kamello, 2007:4. 4.
Tinjauan Umum Tentang Restrukturisasi Kredit
Pengertian restrukturisasi kredit di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu penataan kembali. Pengertian restrukturisasi apabila dikaitkan
dengan perbankan menurut Hermansyah dalam bukunya “Hukum Perbankan
Indonesia” adalah:
Restruktursasi kredit merupakan penataan kembali mengenai persyaratan kredit atau perubahan syarat-syarat perjanjian kredit yang
telah dibuat antara pihak bank dengan kreditur. Perubahan persyaratan kredit ini berupa perpanjangan waktu kredit, pemberian tambahan
kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian kredit menjadi perusahaan Hermansyah, 2007:71-72.
Ketentuan Pasal 1 Peraturan Bank Indonesia No: 72PBI2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva menyebutkan bahwa restrukturisasi kredit
merupakan upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya,
yang dilakukan antara lain melalui: a. penurunan suku bunga;
b. perpanjangan jangka waktu kredit; c. pengurangan tunggakan bunga kredit;
d. pengurangan tunggakan pokok kredit; e. penambahan fasilitas kredit;
f. konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara.
commit to user
38
Ketentuan dalam Pasal 51 Peraturan Bank Indonesia No: 72PBI2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva menyatakan bahwa restrukturisasi kredit
hanya dapat dilakukan terhadap debitur yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau bunga kredit; b. debitur memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi
kewajiban setelah kredit direstrukturisasi. Pasal 52 Peraturan Bank Indonesia No: 72PBI2005 Tentang
Penilaian Kualitas Aktiva menjelaskan bahwa bank dilarang melakukan restrukturisasi kredit dengan tujuan hanya untuk menghindari:
a. penurunan penggolongan kualitas kredit; b. peningkatan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva PPA;
c. penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akrual.
commit to user
39
B. Kerangka Pemikiran