Sumber Risiko Sebagian besar usahatani di Indonesia merupakan usahatani kecil, antara lain

risk financing. Pembiayaan risiko terhadap proses produksi pertanian belum dapat dilakukan karena hingga saat ini perusahaan asuransi masih sulit dalam menghitung kemungkinan kerugian yang akan dialami usahatani di Indonesia. Pengendalian risiko yang dapat dilakukan oleh petani antara lain 1 diversifikasi horizontal, vertikal, maupun regional, 2 Pengadaan kontrak di muka forward contracting. Pengadaan kontrak di muka adalah proses pembuatan persetujuan antara penjual dengan pembeli dengan tujuan untuk meniadakan risiko fluktuasi harga, baik bagi produsen maupun pembeli.

8.5 Metode Penanganan Risiko dan Ketidakpastian

Semakin besar variasi penerimaan yang mungkin diperoleh, semakin tinggi risiko yang mungkin terjadi. Sebaliknya, semakin rendah variasi penerimaan yang mungkin diperoleh, maka semakin rendah pula risiko yang mungkin terjadi. Risiko dalam usul investasi dapat diukur dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut. 1. Analisis statistik, dengan menghitung standar deviasi dari distribusi probabilitas cash flow. 2. Analisis sensitivitas, yaitu teknik untuk menilai dampak berbagai perubahan dalam masing-masing variabel terhadap hasil yang mungkin terjadi, misalnya akibat perubahan market size, market share, dan sebagainya. Metode lain untuk mengambil keputusan bisnis dalam keadaan tidak pasti, petani dapat menggunakan alternatif strategi seperti yang dikembangkan oleh Downey dan Steven 1992, yaitu 1. Wald – strategi maksimal-minimal maksimin, 2. Hurwicz – strategi alfa, 3. Savage – strategi ketidakberuntungan minimal-maksimal minimaks, atau 4. LaPlace atau Bayesian – strategi probabilitas berimbang. Misalnya, petani telah menggariskan tiga kemungkinan perluasan usahatani, yang disebut tindakan A1, A2, dan A3. Dalam proses perencanaan, pihak manajemen usahatani petani telah menetapkan target laba untuk setiap tindakan pada keadaan perekonomian yang berbeda. Keadaan perekonomian diperkirakan