KESIMPULAN DAN SARAN 79 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA AR - RAHMAN MEDAN.

DAFTAR TABEL Tabel 2.2.1 : Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 Tabel 3.1 : Pedoman Tingkat Penguasaan Tes Hasil Belajar 44 Tabel 4.1 : Daftar Nilai Tes Awal 49 Tabel 4.2 : Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Siklus I 55 Tabel 4.3 : Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran Siklus I 57 Taebl 4.4. : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I 60 Tabel 4.5 : Deskripsi Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus I 60 Tabel 4.6 : Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 61 Tabel 4.7 : Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Siklus II 70 Tabel 4.8 : Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus II 72 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas 41 DAFTAR GRAFIK Diagram 4.1 : Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Matematika Siswa 51 Pada Tes Awal Diagram 4.2 : Tingkat Kemapuan Siswa Siklus I 60 Diagram 4.3 : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I 61 Diagram 4.4. : Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II 74 Diagram 4.5 : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II 75 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 83 Lampiran 2 Rencana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 90 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 97 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 104 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I Siklus I 111 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II Siklus I 116 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa I Siklus II 121 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa II Siklus II 126 Lampiran 9 Kisi – Kisi Kemampuan Awal 131 Lampiran 10 Tes Kemampuan Awal Pretes 132 Lampiran 11 Penyelesaian Tes Kemampuan Awal Pretes 133 Lampiran 12 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I 136 Lampiran 13 Tes Hasil Belajar Siklus I 137 Lampiran 14 Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I 138 Lampiran 15 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 141 Lampiran 16 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 142 Lampiran 17 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 143 Lampiran 18 Kriteria Pedoman Penskoran Soal Test Siklus I 144 Lampiran 19 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II 145 Lampiran 20 Tes Hasil Belajar Siklus II 146 Lampiran 21 Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II 147 Lampiran 22 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 151 Lampiran 23 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 152 Lampiran 24 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 153 Lampiran 25 Kriteria Pedoman Penskoran Soal Test Siklus II 154 Lampiran 26 Analisis Kemampuan Awal 155 Lampiran 27 Analisis Tes Hasil Belajar I 156 Lampiran 28 Analisis Tes Hasil Belajar II 157 Lampiran 29 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 158 Lampiran 30 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 160 Lampiran 31 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I 162 Lampiran 32 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II 164 Lampiran 33 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I 166 Lampiran 34 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II 168 Lampiran 35 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I 170 Lampiran 36 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II 172 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mutu pendidikan merupakan permasalahan yang masih menjadi bahan kajian dan perhatian sampai sekarang ini. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran. Salah satu indikator yang paling menonjol dalam kajian mutu pendidikan adalah prestasi belajar. Maraknya pengkajian prestasi belajar dikarenakan masih seringnya ditemukan di setiap jenjang pendidikan terhadap beberapa orang siswa yang menunjukkan prestasi belajar yang rendah. Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa adalah terletak pada proses pembelajaran yang masih sering ditemui adanya dominasi guru yang mengakibatkan siswa cenderung lebih bersifat pasif. Pendidikan yang baik bukan hanya mempersiapkan seorang siswa untuk mencapai sesuatu jabatan atau profesi yang mereka inginkan, tetapi melatih mereka untuk menyelesaikan suatu masalah – masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari – harinya. Buchori dalam Trianto, 2011:5 mengemukakan : “Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari – hari”. Pendidikan matematika adalah kunci keberhasilan, bagi seorang siswa mempelajari matematika akan membuka pintu karir yang cemerlang, sementara bagi para warga Negara matematika akan menunjang pengambilan yang tepat, sedangkan bagi suatu Negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetensi di bidang teknologi dan ekonomi. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peran penting dalam dunia pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah yang lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Menurut Johnson dan Myklebust dalam Abdurrahman, 2012 : 202 “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir ”. Lerner dalam Abdurrahman, 2012 : 202 mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Dengan demikian mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Cornelius dalam Abdurrahman, 2012:202 mengemukakan : Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari – hari, 3 sarana mengenal pola – pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4 sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan karena siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit. Abdurrahman 2012:202 mengungkapkan : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Kenyataan ini sejalan dengan hasil pelaksanaan observasi yang dilaksanakan di SMP Swasta Ar – Rahman Medan yang beralamat di Jl. Gaperta Ujung No. 58 Medan. Observasi dilaksanakan pada kelas VII , jumlah siswa sebanyak 25 siswa.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - PAIR - SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI KELAS VII SMP PAB 10 MEDAN ESTATE.

0 5 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP SWASTA ANGKASA MEDAN.

0 5 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SPLDV DI KELAS VIII SMP SWASTA AL HIDAYAH MEDAN.

0 16 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Juwiring T

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Juwiring

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GRADIEN DI KELAS VIII A1 SMP NEGERI 14 PALU

0 0 14