PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA AR - RAHMAN MEDAN.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA AR – RAHMAN MEDAN

Oleh : Pradita Wahyumi

4113311037

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Pradita Wahyumi dilahirkan di Medan, pada tanggal 17 September 1993. Ayahanda bernama Alm. Misno dan Ibunda bernama Sri Wahyuni dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk di SD Swasta Ikal Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 18 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 15 Medan dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis dehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Aritmatika Sosial Di Kelas VII SMP Swasta Ar –Rahman Medan”, dimana untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Drs. H. Banjarnahor, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran – saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Metematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Ketua Sekertaris Jurusan Matematika dan sebagai dosen Pembimbing Akademik, bapak Drs. Zul Amry, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu penulis

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Mhd. Yulfikar Akmal, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Ar – Rahman Medan dan


(5)

v

Bapak Zaka Syahrial, S.Pd selaku guru studi matematika di Kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan serta guru–guru yang tela banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda tersayang Alm. Misno dan Ibunda tercinta Sri Wahyuni yang telah banyak memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri Medan, terkhusus juga kepada abang saya Maulana Sanjaya, Ikhsan Hafiz, ST dan adik saya Putri Ardhillah, Naim Muda Mulia yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan kepada Pak Bani yang telah membantu saya dalam perkuliahan.

Penulis juga ucapkan terima kasih terkhusus kepada M. Padli yang telah memberika do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai dan sahabat dikala suka dan duka Trisna Utami Putri serta sahabat-sahabat selama perkuliahan kelas Ekstensi’ 11 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun peulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Juni 2015

Pradita Wahyumi NIm. 4113311037


(6)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIRSHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA AR–RAHMAN MEDAN

PRADITA WAHYUMI (NIM. 4113311037) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan dengan jumlah 25 orang dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol oleh guru. Berdasarkan observasi di SMP Swasta Ar – Rahman Medan, yang diperoleh bahwa hasil belajar siswa sangat rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar tersebut. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Cara pengambilan data yang dilakukan melalui observasi, dan tes. Dari hasil tes awal diperoleh 5 siswa yang tuntas, ketuntasan klasikal 20 %, dengan nilai rata-rata kelas 47,68, kategori hasil belajar sangat rendah. Dari tes hasil belajar I diperoleh bahwa siswa yang tuntas ada 21 siswa, ketuntasan klasikal 84 %, dengan nilai rata-rata kelas 75,72, kategori hasil belajar siswa sedang, belum mencapai ketuntasan klasikal ≤ 85 %, maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II.

Pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dengan memberikan upaya-upaya seperti memperbaiki media pembelajaran, mengajak siswa lebih aktif utnuk bertanya, memberikan lebih banyak bimbigan saat proses pembelajaran. Berdasarkan upaya-upaya tersebut tentunya berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Dari tes hasil belajar IIdiperoleh bahwa siswa yang tuntas 22 siswa, ketuntasan klasikal 88 %, dengan rata-rata kelas 87,72, kategori hasil belajar siswa tinggi. Ketuntasan klasikal meningkat 4 % dari hasil belajar siswa. Rata-rata nilai kelas meningkat 12.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakn Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(7)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Grafik x

Daftar Lampiran xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Tujuan Penelitian 6

1.5.Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Belajar Matematika 9

2.1.3. Kesulitan Belajar Matematika 10

2.1.4. Hasil Belajar 11

2.1.5. Tes Hasil Belajar 12

2.2. Model Pembelajaran 14

2.2.1. Pembelajaran Kooperatif 15 2.3 Model Pembelajaran Kooperatfi Tipe Think-Pair-Share (TPS) 18 2.3.1. Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) 18 2.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 22

Think-Pair-Share (TPS)

2.4. Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think-Pair-Share (TPS) 24 2.5. Materi Aritmatika Sosial 25

2.6. Peneliti Yang Relevan 34

2.7. Kerangka Konseptual 35

2.8. Hipotesis Tindakan 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 37 3.2. Subjek dan Objek Penelitian 37 3.2.1. Subjek Penelitian 37

3.2.2. Objek Penelitian 37

3.3. Jenis Penelitian 37


(8)

vii

3.4.1 Siklus I 38

3.4.1.1. Permasalahan 38 3.4.1.2. Perencanaan Tindakan I 39 3.4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 39

3.4.1.4. Observasi I 40

3.4.1.5. Analisa Data I 40

3.4.1.6. Refleksi I 40

3.4.2. Siklus II 40

3.5. Alat Pengumpulan Data 42

3.5.1. Tes Hasil Belajar 42

3.5.2. Observasi 43

3.6. Teknik Analis Data 43

3.6.1. Reduksi Data 43

3.6.2. Paparan Data 43

3.6.2.1. Tingkat Penguasan Siswa 44 3.6.2.2. Ketuntasan Penguasaan Kelas 45 3.6.2.3. Lembar Observasi 47 3.6.2.4 Indikator Keberhasilan 47

3.7. Simpulan Data 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 49 4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Siswa 49 4.1.2 Hasil dan Pembahasan Siklus I 52 4.1.2.1. Permasalahan I 52 4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 52

4.1.2.3. Observasi 54

4.1.2.3.1. Deskripsi Hasil Observasi 54 4.1.2.4. Analisis Data I 58 4.1.2.4.1. Analisis Data Hasil Observasi 58 4.1.2.5. Refleksi I 62 4.1.3. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Siklus II 65 4.1.3.1. Permasalahan II 65 4.1.3.2. Tahap Perencanaan Tindakan II 67 4.1.3.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 68 4.1.3.4. Observasi II 69 4.1.3.4.1. Deskripsi Hasil Observasi II 69 4.1.3.5. Analisis Data II 73 4.1.3.6. Refleksi II 75 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79

5.1. Kesimpulan 79

5.2. Saran 79


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.1 : Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 Tabel 3.1 : Pedoman Tingkat Penguasaan Tes Hasil Belajar 44 Tabel 4.1 : Daftar Nilai Tes Awal 49 Tabel 4.2 : Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Siklus I 55 Tabel 4.3 : Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran Siklus I 57 Taebl 4.4. : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I 60 Tabel 4.5 : Deskripsi Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus I 60 Tabel 4.6 : Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 61 Tabel 4.7 : Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Siklus II 70 Tabel 4.8 : Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus II 72


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR


(11)

x

DAFTAR GRAFIK

Diagram 4.1 : Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Matematika Siswa 51 Pada Tes Awal

Diagram 4.2 : Tingkat Kemapuan Siswa Siklus I 60 Diagram 4.3 : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I 61 Diagram 4.4. : Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II 74 Diagram 4.5 : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II 75


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 83 Lampiran 2 Rencana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 90 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 97 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 104 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I (Siklus I) 111 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II (Siklus I) 116 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa I (Siklus II) 121 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa II (Siklus II) 126 Lampiran 9 Kisi – Kisi Kemampuan Awal 131 Lampiran 10 Tes Kemampuan Awal (Pretes) 132 Lampiran 11 Penyelesaian Tes Kemampuan Awal (Pretes) 133 Lampiran 12 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I 136 Lampiran 13 Tes Hasil Belajar Siklus I 137 Lampiran 14 Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I 138 Lampiran 15 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 141 Lampiran 16 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 142 Lampiran 17 Lembar Validasi Soal Test Siklus I 143 Lampiran 18 Kriteria Pedoman Penskoran Soal Test Siklus I 144 Lampiran 19 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II 145 Lampiran 20 Tes Hasil Belajar Siklus II 146 Lampiran 21 Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II 147 Lampiran 22 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 151 Lampiran 23 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 152 Lampiran 24 Lembar Validasi Soal Test Siklus II 153 Lampiran 25 Kriteria Pedoman Penskoran Soal Test Siklus II 154


(13)

xii

Lampiran 26 Analisis Kemampuan Awal 155 Lampiran 27 Analisis Tes Hasil Belajar I 156 Lampiran 28 Analisis Tes Hasil Belajar II 157 Lampiran 29 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(Pertemuan I) 158

Lampiran 30 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(Pertemuan II) 160

Lampiran 31 Lembar Observasi Siswa Siklus I (Pertemuan I) 162 Lampiran 32 Lembar Observasi Siswa Siklus I (Pertemuan II) 164 Lampiran 33 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

(Pertemuan I) 166

Lampiran 34 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

(Pertemuan II) 168

Lampiran 35 Lembar Observasi Siswa Siklus II (Pertemuan I) 170 Lampiran 36 Lembar Observasi Siswa Siklus II (Pertemuan II) 172


(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mutu pendidikan merupakan permasalahan yang masih menjadi bahan kajian dan perhatian sampai sekarang ini. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran. Salah satu indikator yang paling menonjol dalam kajian mutu pendidikan adalah prestasi belajar. Maraknya pengkajian prestasi belajar dikarenakan masih seringnya ditemukan di setiap jenjang pendidikan terhadap beberapa orang siswa yang menunjukkan prestasi belajar yang rendah. Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa adalah terletak pada proses pembelajaran yang masih sering ditemui adanya dominasi guru yang mengakibatkan siswa cenderung lebih bersifat pasif.

Pendidikan yang baik bukan hanya mempersiapkan seorang siswa untuk mencapai sesuatu jabatan atau profesi yang mereka inginkan, tetapi melatih mereka untuk menyelesaikan suatu masalah – masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari – harinya. Buchori (dalam Trianto, 2011:5) mengemukakan :

“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para

siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah– masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari –hari”.

Pendidikan matematika adalah kunci keberhasilan, bagi seorang siswa mempelajari matematika akan membuka pintu karir yang cemerlang, sementara bagi para warga Negara matematika akan menunjang pengambilan yang tepat, sedangkan bagi suatu Negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetensi di bidang teknologi dan ekonomi. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peran penting dalam dunia


(15)

2

pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah yang lebih banyak dibandingkan pelajaran lain.

Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2012 : 202) “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir”. Lerner (dalam Abdurrahman, 2012 : 202) mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

Dengan demikian mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2012:202) mengemukakan :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari – hari, (3) sarana mengenal pola – pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan karena siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit. Abdurrahman (2012:202)

mengungkapkan : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,

matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Kenyataan ini sejalan dengan hasil pelaksanaan observasi yang dilaksanakan di SMP Swasta Ar – Rahman Medan yang beralamat di Jl. Gaperta Ujung No. 58 Medan. Observasi dilaksanakan pada kelas VII , jumlah siswa sebanyak 25 siswa.


(16)

3

Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu guru matematika kelas VII yaitu Bapak Zaka Syahrial, S.Pd (dalam wawancara Selasa, 10 Februari 2015 di SMP Swasta Ar-Rahman Medan) bahwa : “Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas VII masih rendah. Salah satu materi dalam matematika yang sulit bagi siswa kelas VII adalah Aritmatika Sosial”. Bapak Zaka Syahrial, S.Pd juga menyatakan :

Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari Aritmatika Sosial. Siswa belum dapat memahami konsep Aritmatika sosial, serta belum dapat menentukan Variabel – Variabelnya. Dan juga siswa belum mampu menyelesaikan soal Aritmatika Sosial jika di aplikasikan ke dalam dunia nyata. Hal ini diakibatkan kurangnya minat dan kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga hasil belajar siswa tidak mencapai nilai ketuntasan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) adalah 70,00.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah model pembelajaran. Model pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa, jika seorang guru kurang tepat menggunakan model pembelajaran dalam belajar, maka akan berdampak pada siswa, seperti, kurangnya siswa untuk berpikir dalam belajar. Semua itu terjadi karena siswa merasa bosan dengan model pembelajaran dan materi yang diajarkan guru tidak sesuai.

Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat sangat diperlukan demi keberhasilan proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti yang diungkapkan Slameto (2010 : 65) mengemukakan :

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Berdasarkan kutipan di atas, peneliti juga mengambil data nilai semester ganjil kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan melalaui guru bidang studi matematika, didapat bahwa rata – rata hasil belajar siswa masih di kategorikan rendah berdasarkan nilai semester ganjil terhadap 25 siswa, diperoleh 12 siswa


(17)

4

dengan presentase nilai hasil belajar 48 % dari jumlah siswa memperoleh skor sangat rendah, 8 siswa dengan presentase 32 % dari jumlah siswa memperoleh skor renah, 5 siswa dengan presentase 20 % dari jumlah siswa memperoleh skor sedang, dan tidak ada siswa yang memperoleh skor tinggi. Dengan nilai rata – rata 51,38 . sedangkan standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70,00, serta nilai itu belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal secara klasikal yaitu sekitar 85 % dari keseluruhan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII masih sangat rendah dan kurang baik.

Dengan demikian permasalahan diatas harus cepat dapat tindakan yang lebih baik lagi agar generasi muda tidak terlarut – larut dalam memiliki nilai hasil belajar yang sangat rendah khususnya pada materi Aritmatika Sosial. Diusahakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, dimana diperlukan langkah – langkah yang sistematis yaitu metode yang cocok agar peserta didik dapat berpikir logis, kritis, dan inovatif serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran juga harus lebih ditekankan pada keterlibatan peserta didik secara optimal. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah menerapkan model pembelajaran tipe Think – Pair – Share (TPS).

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Slavin (dalam Trianto, 2011:56) mengemukakan :

Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai guru dan mungkin siswa kita pernah menggunakannya atau mengalaminya sebagai contoh saat bekerja dalam laboratorium. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.

Pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) memiliki keunggulan menurut Istarari (2012:68) adalah : (1) dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa dan daya analisis terhadap suatu permasalahan, (2) meningkatkan kerja sama antara siswa karena mereka dibentuk


(18)

5

dalam kelompok. (3) meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain, (4) meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat sebagai implementasi ilmu pengetahuannya, (5) guru lebih memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak ketika selesai diskusi.

Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) adalah mudah untuk diterapkan pada berbagai tingkat kemampuan berpikir dan dalam setiap kesempatan. Siswa diberi waktu lebih untuk lebih banyak berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain, bertanya kepada teman sebaya dan berdiskusi kelompok untuk mendapatkan kejelasan terhadap apa yang telah dijelaskan oleh guru kepada siswa tertentu akan lebih mudah dipahami. Diskusi dalam kelompok – kelompok kecil ini sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan memecahkan suatu permasalahan. Dengan cara seperti ini, siswa diharapkan mampu bekerjasama, saling membantu, dan saling bergantung pada kelompok – kelompok kecil secara kooperatif.

Dapat dikatakan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu pembelajaran Kooperatif diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya hasil belajar siswa yaitu Tipe Think – Pair – Share (TPS). Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Maryland.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think– Pair – Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Meteri Aritmatika Sosial kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan”.


(19)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah berdasarkan nilai matematika semester ganjil dan nilai tes kemampuan awal mengenai Aritmatika Sosial sisswa kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan.

2. Siswa kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan masih belum mampu menyelesaikan soal Aritmatika Sosial.

1.3. Batasan Masalah

Bedasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think– Pair -Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Aritmatika Sosial kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah d iatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerepan model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, pada materi Aritmatika Sosial kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan. 1.


(20)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Bagi guru matematika

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS)

2. Bagi siswa

Sebagai alternatif malakukan variasi dalam pembelajaran dengan mengguanakan model Think – Pair – Share (TPS)

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai pengajar di masa yang akan datang.


(21)

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Think–Pair–Share (TPS) pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan ada peningkatan hasil belajar matematika siswa. Ketuntasan hasil belajar pada Tes Awal diperoleh 5 siswa yang tuntas, ketuntasan klasikal 20 %, dengan nilai rata-rata kelas 47,68, kategori hasil belajar sangat rendah. Tes Hasil Belajar I jumlah siswa yang tuntas 21 orang ketuntasan klasikal 84 % denagn rata-rat kelas 75,72 kategori hasil belajar sedang, karena belum mencapai ketuntasan klasikal ≤ 85 %, maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II. Dari tes hasil belajar IIdiperoleh bahwa siswa yang tuntas 22 siswa, ketuntasan klasikal 88 %, dengan rata-rata kelas 87,72, kategori hasil belajar siswa tinggi. Ketuntasan klasikal meningkat 4 % dari hasil belajar siswa. Rata-rata nilai kelas meningkat 12. Dari hasil observasi guru siklus I pada pertemuan pertama 2,6 dan pada pertemuan kedua 2,93 mengalami peningkatan 0,33. Hasil observasi siswa siklus I pada pertemuan pertama 2,75 dan pertemuan kedua 2,87 mengalami peningkatan 0,12. Dari observasi guru siklus II pada pertemuan pertama 3,07 dan pertemuan kedua 3,28 mengalami peningkatan 0,21. Hasil observasi siswa siklus II pertemuan pertama 3,12 dan pertemuan kedua 3,25 mengalami peningkatan 0,13.

5.2. Saran

Adapun saran – saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Kepada guru matematika disarankan memperhatikan kemampuan hasil

belajar siswa dan melibatkan peran akitf siswa dalam proses belajar mengajar karena pembelajaran ini lebih inovatif. Untuk itu disarankan hendaknya guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif Think–Pair–Share (TPS).


(22)

80

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa secara heterogen yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok agar semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dipertimbangkan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think–Pair–Share (TPS) pada materi aritmatika sosial ataupun materilain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(23)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, S., (2011), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. , (2012), Penelitian tindakan kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Iriani, P.C., (2012),http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/pkn/article/view/285/245 Isjoni, H.,(2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, CV. ISCOM Medan, Medan. Mufidah, L., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa PAda Pokok Bahasan Matriks, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol. 1, No. 1, April 2013, ISSN : 2337 – 8166, Universitas STKIP PGRI Sidoarjo, Sidoarjo.

Nasikhah, Q., (2011), Eksperimentasi Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Se-Kecamatan Purworejo, ISBN : 978 – 979 – 16353 – 6 – 3, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Pureorejo.

Purwanto, N., (2010), Prinsip – Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT. REMAJA ROSDAKARYA, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung.


(24)

82

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suryya,L.,(2014), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Volume 4, Tahun 2014, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Tampomas, H., (2007), Matematika Plus1A,Penerbit Yudhistira, Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.


(1)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah berdasarkan nilai matematika semester ganjil dan nilai tes kemampuan awal mengenai Aritmatika Sosial sisswa kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan.

2. Siswa kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan masih belum mampu menyelesaikan soal Aritmatika Sosial.

1.3. Batasan Masalah

Bedasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think– Pair -Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Aritmatika Sosial kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah d iatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerepan model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, pada materi Aritmatika Sosial kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan. 1.


(2)

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Bagi guru matematika

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS)

2. Bagi siswa

Sebagai alternatif malakukan variasi dalam pembelajaran dengan mengguanakan model Think – Pair – Share (TPS)

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai pengajar di masa yang akan datang.


(3)

79

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Think–Pair–Share (TPS) pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ar – Rahman Medan ada peningkatan hasil belajar matematika siswa. Ketuntasan hasil belajar pada Tes Awal diperoleh 5 siswa yang tuntas, ketuntasan klasikal 20 %, dengan nilai rata-rata kelas 47,68, kategori hasil belajar sangat rendah. Tes Hasil Belajar I jumlah siswa yang tuntas 21 orang ketuntasan klasikal 84 % denagn rata-rat kelas 75,72 kategori hasil belajar sedang, karena belum mencapai ketuntasan klasikal ≤ 85 %, maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II. Dari tes hasil belajar IIdiperoleh bahwa siswa yang tuntas 22 siswa, ketuntasan klasikal 88 %, dengan rata-rata kelas 87,72, kategori hasil belajar siswa tinggi. Ketuntasan klasikal meningkat 4 % dari hasil belajar siswa. Rata-rata nilai kelas meningkat 12. Dari hasil observasi guru siklus I pada pertemuan pertama 2,6 dan pada pertemuan kedua 2,93 mengalami peningkatan 0,33. Hasil observasi siswa siklus I pada pertemuan pertama 2,75 dan pertemuan kedua 2,87 mengalami peningkatan 0,12. Dari observasi guru siklus II pada pertemuan pertama 3,07 dan pertemuan kedua 3,28 mengalami peningkatan 0,21. Hasil observasi siswa siklus II pertemuan pertama 3,12 dan pertemuan kedua 3,25 mengalami peningkatan 0,13.

5.2. Saran

Adapun saran – saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Kepada guru matematika disarankan memperhatikan kemampuan hasil

belajar siswa dan melibatkan peran akitf siswa dalam proses belajar mengajar karena pembelajaran ini lebih inovatif. Untuk itu disarankan hendaknya guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif Think–Pair–Share (TPS).


(4)

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa secara heterogen yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok agar semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dipertimbangkan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think–Pair–Share (TPS) pada materi aritmatika sosial ataupun materilain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, S., (2011), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. , (2012), Penelitian tindakan kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Iriani, P.C., (2012),http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/pkn/article/view/285/245 Isjoni, H.,(2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, CV. ISCOM Medan, Medan. Mufidah, L., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa PAda Pokok Bahasan Matriks, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol. 1, No. 1, April 2013, ISSN : 2337 – 8166, Universitas STKIP PGRI Sidoarjo, Sidoarjo.

Nasikhah, Q., (2011), Eksperimentasi Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Se-Kecamatan Purworejo, ISBN : 978 – 979 – 16353 – 6 – 3, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Pureorejo.

Purwanto, N., (2010), Prinsip – Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT. REMAJA ROSDAKARYA, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung.


(6)

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suryya,L.,(2014), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Volume 4, Tahun 2014, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Tampomas, H., (2007), Matematika Plus1A,Penerbit Yudhistira, Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - PAIR - SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI KELAS VII SMP PAB 10 MEDAN ESTATE.

0 5 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP SWASTA ANGKASA MEDAN.

0 5 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SPLDV DI KELAS VIII SMP SWASTA AL HIDAYAH MEDAN.

0 16 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Juwiring T

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Juwiring

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GRADIEN DI KELAS VIII A1 SMP NEGERI 14 PALU

0 0 14