19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ragam Majas dan Makna Majas dalam Bahasa Pakpak 4.1.1 Majas Personifikasi
Di bawah ini beberapa contoh majas personifikasi pada masyarakat
Pakpak adalah:
1. Perkataanmu i kibanken mate semangat nila.
Perkataanmu itu mematikan semangat nina.
2. Udan memandikan tanaman yang merakar
Hujan memandikan tanaman yang gerang.
4.1.2 Majas Metafora
Di bawah ini beberapa contoh majas metafora pada masyarakat
Pakpak adalah:
1. ukurna mendoken mula pengkola bagidi oda boi ibanken.
Hatinya berkata tingkah laku seperti ini tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
20
2. Mata niari rior rupaku lewat ganjela matahari.
Matahari mengintip wajahku lewat jendela
4.1.3 Majas Perumpamaan
1. Bage Api ibabo tongkoh, abuna poda pararen
Bagai api diatas , abunya sekalipun takkan berguna. Sebuah perumpamaan tentang sifat dan perilaku seseorang yang dicela. Perilaku yang
menggambarkan seseorang yang malas tidak mau bekerja dan dilarang untuk diteladani. Tidak memilki karya dan peninggalan yang berarti bagi orang lain.
Umumnya disampaikan sebagai nasihat kepada anak atau generasi agar tidak menyerupati api yang membakar “tongkoh”.
2. Meraras pertanda mak mbages, muldak-uldak tanda mak dom
Beraras pertanda tidak dalam, beriak-riak pertanda tak dalam. Perumpamaan ini menggambarkan seseorang yang mungkin berbicara meledak-
ledak namun isi dan pengetahuannya tidak mendalam. Semangatnya aja yang meledak-ledak, namun jika ditelusuri lebih jauh maka dengan mudah akan bisa
ditebak bahwa pemahaman terhadap sesuat sebetulnya rendah.
Universitas Sumatera Utara
21
3. Kedek pe sukut ardangen, ia ngo mahan kuson
Sukut ardangen berarti tuan rumah, penyelenggara kegiatan menanam padi. Artinya meskipun lahan pertanian yang ditanami terbatas, tidak seberapa
luas, namun sebelum memulai kerja yang ditanya tetap tuan rumah. Penentu pekerjaan dimulai maupun akhir adalah keputusan pemilik lahan, bukan pekerja.
Oleh karena itu jangan mengambil kebijakan dan keputusan sendiri-sendiri sebelum mendapat persetujuan pemilik. Dalam arti yang lebih luas, meskipun
seseorang kecil, rendah, miskin keberdaanya tetap harus diakui sebagai pengambil keputusan.
4. Mak terasangkan tanduk gunduk,
Asang atau terasangkan artinya terandalkan, dengan demikian perumpamaan ini berarti tanduk yang berkeluk ke bawah tidak akan dapat kita
andalkan, seekor kerbau yang memiliki tanduk demikian jangan diharapkan dapat menanduk musuh atau lawan. Tanduk yang berkeluk kebawah dalam kehidupan
sehari-hari dimaknai sebagai pengetahuan yang terbatas, peralatan yang tidak memadai, perangkat dan sarana yang kurang tersedia. Oleh karenanya jangan
berharap banyak kepada orang tidak memiliki kelengkapan untuk bertempur.
Universitas Sumatera Utara
22
Perumpamaan ini ditujukan kepada kita bahwa jika ingin mencapai kemajuan harus menuntut ilmu dan jangan hanya mengandalkan pengetahuan seadanya.
Jangan mengandalkan seseorang yang diketahui persis tidak memeiliki sarana dan prasarana atau perlengkapan yang betul-betul tersedia.
5. Ulang mayup bage berbunga pih,
Ayup, Mayup sama dengan hanyut, Jangan gampang hanyut layaknya berbunga alang-alang. Seeorang hendaknya tidak menyerupai bunga pih, gampang
hanyut atau janganlah seperti bunga alang-alang, dimana bunga gampang hanyut. Seseorang diharapkan meiliki prinsip, konsisten memilki pendapat atau
pendirian yang kuat. Sehingga tidak hanyut oleh godaan yang bersifat sesaat.
6. Buen binabo asa nakan,
Binabo berasal dari kata babo atas binabo dimasak diatas nasi. Sesudah air dalam periuk mendidih, maka beras diaduk dengan tangkai sendok dan
sebagian air ini dikeluarkan, artinya bila dalam periuk terdapat air terlalu banyak kemudian di atas beras ini ditaruh sayur tertentu, sayur ini lah yang disebut
binabo. Perumpamaan diatas memberi arti bahwa seharusnya lebih banyak sayur dari pada nasi dan sepada dengan perumpamaan lebih besar pasak dari pada tiang.
Lebih banyak pengeluaran dari pada pemasukan.
Universitas Sumatera Utara
23
7. Si baleng tiktik si baleng tebu,
Balang – belalang, artinya menjadi kebiasaan bahwa hanya perempuan- perempuan yang di pahat giginya boleh kawin, seorang perempuan yang belum
berbahat giginya sudah mau kawin atau sudah kawin hal ini membuktikan adanya keinginan untuk kawin dengan tidak mengindahkan peraturan adat. Tentu mereka
yang telah memenuhi persyaratan yang layak mendapatkan sesuatu, jangan memaksakan diri padahal belum memenuhi standard kelayakan.
8. Ulang bage baling-baling pakpak, mela hanjar angin oda nggeut
mersora, mela endor angin nggeut mersora.
Perumpamaan ini mengingatkan agar manusia jangan seperti baling- baling pakpak yang hanya mau berbunyi ketika angin berhembus kencang. Agar
sesuatu yang di anggap remeh atau tidak berarti jangan diabaikan karena akibatnya bisa besar dan sukar memperbaikinya. Atau hanya mau berbunyi jika
faktor pendukung besar. Sering digunakan untuk mentindir orang yang mau menyuarakan sesuatu karena dorong materil, upah atau semacamnya.
Universitas Sumatera Utara
24
9. Dapet balkih kumara ulbasna, dapet imbo ibaing sorana,
Balkih = Rusa artinya rusa dapat ditemukan karena jejaknya, mawas didapatkan karena suaranya. Sesuatu tentu memilki ciri, keistimewaan atau
keahlian tersendiri. Kita mengenal seseorang dengan keistimewaan yang ada pada diri kita. Tidak dalam pengertian phisik, melainkan sesatu yang berkesan dan
menimbulkan empati orang lain.
10. bage balkih mi saganen si mak betoh mara,
artinya bagaikan rusa yang pergi menuju-api, yang tengah berkobar, tanpa menyadari adanya mara yang menunggu. Sikap waspada diperlukan, sebelum
melangkah tentu harus melihat apa yang ada dihadapan mata. Rusa tidak memilki itu, sehimgga berjalan tanpa memperhitungkan sesuatu yang mungkin ada
dihadapannya. Pelaksanaan sebuah rencana tentu juga hendaknya memperhitungkan resiko.
11. Merbalnoken bana mi pucukna roh mbelgahna, Balno
Sejenis rotan yang sering digunakan sebagai bahan untuk membuat tongkat. Artinya bagaikan sebuah tongkat yang terbuat dari mbalno yang semakin
Universitas Sumatera Utara
25
ke pucuk semakin gemang, suatu keinginan dengan pengharapan agar ia cepat kaya, berisi harapan agar lambat laun memiliki banyak pengetahuan.
12. Bage banban si menguda, isi ndalitna isi mencurna.
Banban, sejenis pohon“seperti kayu banban yang masih muda licin dan
runcing”. artinya lengkap, bagaikan anak gadis yang cantik namun baik hati. Sungguh sempurna, menarik hati dan disukai banyak orang. Atau mungkin
seseorang yang pintar, tetapi tidak sombong. Jadilah seseorang yang selalu tampil paripurna, menyenangkan meskipun memilki banyak kelebihan dibanding orang
lain.
13. Banggung bage batuk kambing,.
Banggung “tanggung, tidak tuntas”. Bagi batuk kambing yang tanggung. Pembicaraan hendaknya dilaukan secara tuntas, konsep disusun sedemikian rupa
dan detail. Tidak tangung sehingga dapat membingungkan orang lain. Perumpamaan yang idtujukan kepada seseorang yang serba tanggung. Mungkin
dalam pembicaraan, pwerjalanan mencapai cita-cita atau ide yang disampaikan kurang sempurna.
Universitas Sumatera Utara
26
14. Baor kempawa baor tereken, itaruhken taba tangan mereken.
Baor = belantik untuk jerat atau perangkap, “diberikan dengan penuh senyuman atau tawa. artinya tentang orang-orang yang memberikan sesuatu,
penuh dengan seyuman atau sambul tertawa. Memberi secara tulus dengan senang hati bukan berberat hati. Bahkan merendah dengan mengatakan bahwa
pemberiannya itu mungkin tidak terlalu bernilai, meskipun sebenarnya bagi yang menerima, pemberian itu cukup berarti dan sangat membantu.
15. Menggongkan batang-batang buruk.
Batang, batang – batang = pohon yang sudah busuk. Artinya rela demi sesuatu yang tidak berarti, atau seringkali menyinggung masalah-masalah lama.
Bertahan untuk sesuatu yang sudah lapuk. Ngotot atau ngoyo meskipun salah atau keliru.
16. Sibetoh bekasta mengido, sibetoh ma bekasta mereken,
Bekas, tempat atau ruang atau keadaan tertentu. artinya seseorang mesti melihat situasi kapan harus meminta dan kapan pula harus memberikan sesuatu.
Atau juga dapat diartika bahwa kita harus tau kepada siapa kita meminta dan kepada siapa kita memberi, tau diri dan sadar akan posisi dan keberadaan kita.
Universitas Sumatera Utara
27
17. Mbellang juma ndates pantarna, nduma kesa siat ranana.
Mbellang, embelang : lebar, luas. artinya ladang yang luas memerlukan pondok yang tinggi. Luasnya wawasan akan sangat mendukung keberadaan
seseorang, apabila seseorang tergolong sukses, maka pembicaraannya akan selalu didengar. Banyak orang yang akan menurut, atau pembicaraanya dipaercaya dan
diamini.
18. Perpanganenna bage perpanganen biang belengkas.
Belengkas = rakus“Cara makannya bagikan anjing rakus” Perumpamaan
yang diarahkan kepada seseorang yang rakus, dan cara makan tidak terkendali, tidak etis dan tercela. Sebuah nasehat untuk tidak diteladani dan dihindarkan
19. Mbelgah lae, mbelgah ikanna, kedek lae kedek ikanna.
Melgah = besar. Jika sungai atau air besar tentu ikan didalamnya besar,
dan jika air atau sungainya kecil maka tentu kecil pula ikannya. Hasil, harapan cita-cita tentu sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang besar untuk
mencapainya. Atau jangan berharap memperoleh sesuatu yang besar ditempat atau perbuatan kecil. Apa yang dihasilkan tentu akan sesuai dengan apa yang
diperbuat.
Universitas Sumatera Utara
28
20. Mengido si bengang taba biahat, mengido gegoh mendahi gajah,
Bengang= terkesima,sibengang, kekuatan yang mempesona dan menyebabkan orang lain terdiam karena terpesona. Perumpamaan yang artinya
meminta sesuata kepada orang tepat atau ahli. Mintalah sesuatu kepada mereka yang benar-benar meilki sesuatu itu.
21. Bage menci ndabuh mi perberasen
Perberasen atau tempat penyimpanan beras , artinya : bagaikan seekor tikus yang jatuh di tempat beras disimpan. Mungkin sepadan dengan bagaikan
memperoleh durian runtuh. Seseorang yang mendapatkan rezeki tanpa diduga. Sengsara atau celaka yang membawa nimat. Jatuh tentu akan menyakitkan, tetapi
seekor tikur yang jatu ke palung beras justeru membawa bahagia. Bisa mendaspatkan makanan tanpa harus bekerja keras,
22. Mbergang julun tapin, ipekullah isergang kepe padanna kin.
Mbergang sejenis mangga hutan, kueni “mangga liar atau kueni dihulu sungai, pura-pra dimarahi, dibentak, meskipun sudah dirancang dan disepakati
terlebih dahulu. Sebuah taktik untuk menyenangkan orang lain, dimana seseorang dimarahi atau dibentak dengan pura-pura dan biasanya untuk menyelesaikan satu
Universitas Sumatera Utara
29
persoalan agar orang lain yang mungkin dirugikan atau mungin anak yang melakukan kesalahan terhadap keluarga orang lain.
23. Iberkat golok iulakken me sembung na asa seloh,
Berkat : cabut, iberkat : di cabut artinya parang yang dicabut dari sarungnya harus dikembalikan keposisi semula atau dikembalikan ke sarungnya,
persoalan-persoalan yang telah dibicarakan harus diselesaikan, bila tidak maka ini memberikan kesan atau perasaan yang tidak enak.
24. Mbersih pe jukut mahan borihin.
Bersih, embersih : suci, bersih “ meskipun daging bersih, tatap harus dicuci terlebih dahulu sebeleum dimasak”. artinya sekalipun masalah tertentu
sudah di urus, namun masih harus di periksa, jangan-jangan masih ada yang tertinggal. Sesuatau pekerjaan harus tuntas.
25. Besur sitan lebe, buen si tan podi,
Besur : kenyang artinya : mereka yang lebih dulu hadir atau yang duduk di depan adalah lebih dulu kenyang, akan tetapi mereka yang datang belakangan
mendapat lebih banyak. Sama-sama tidak dirugikan, dtang dalam waktu yang berbeda tentu memperoleh manfaatn berbeda meskipun tidak ada yang dirugukan.
Universitas Sumatera Utara
30
26. Padan mbetih ulang mbeluh.
Belih : pecah, lebih baik pecah daripada bengkok. artinya toh sama-sama tidak terpakai. Lebih baik janji rusak atau pecah dari pada lekuk atau bengkok,
Diingkari dengan keterusterangan dibanding mencari alsan-alasan untukl sekedar menyenangkan saja. Lebih baik kalah perkara dari pada membiarkannya tidak
putus.
27. Biang menangko gule, meong kena palkoh,
Biang : anjing. artinya anjing yang mencuri daging, tetapi kucing yang kena pukul. Salah sasaran, memperoleh sial atau naas. Kita harus menanggung
resiko akibat perbuatan orang lain. Ini karena watak, sifat dan perlikau yang cenderung sudah dipatenkan pada kucing yang gemar mencuri daging. Meskipun
orang lain yang berbuat tetapi tuduhan selalu dialamatkan pada kita karena mnugkin perwatakan yang telah melekat dimata publik.
28. Pebilak-bilakken bage sempula roh peduk ipagut, atau pebilak-
bilakken bana bage sempula, roh ceng-ceng, ipagut endabuh.
Bilak, pebilak-bilakken : sok tau. artinya janganlah engkau membuat dirimu seperti orang besar karena orang akan menjatuhkanmu.
Universitas Sumatera Utara
31
29. Bage manuk-manuk bistuak sirambar bukna sirambar ijek-jekken,.
Bistuak; sejenis burung artinya bagaikan burung bistuak meski hanya mempunyai selembar bulu namun tampil dengan pongah. seseorang yang
menampilkan diri secara pongah meskipun hanya memilki sedikit hal. Tidak tau diri, tidak menyadari kekurangan dan tampil atau muncul dengan kesombongan.
30. Bage per buah ringadar,.
artinya bagaikan buah ringadar. Ringadar adalah sejenis buah yang penampilan luarnya menggiurkan tetapi isinya di dalam busuk. Orang yang
terliaht baik diluar, tetapi berbeda didalam gatinya, hipokrit dan penuh kepura- puraan. Lain dimulut lain dihati. Tampak luar indah, baik tetapi didalam hatinya
mungkin penuh kebusukan.
31. Bage cemun merbunga-bunga i emputna,
Seperti mentimun yang bunganya terdapat di belakang ekor, artinya lebih dulu di ceritakan apa yang di ketahuinya dan selainnya di karang-karang
sendiri. Tidak orisinil, selalu ada penyedap meskipun hilang dari alur pakemnya.
Universitas Sumatera Utara
32
32. Bage batang-batang buruk tan babo taridahna,
Bagaikan batang pohon yang buruk yang hanya bagian luarnya kelihatan, orang-orang yang akhlaknya berbeda dengan perbuatannya.
33. Butar metangtung, butang metingting mate kakana anggina
menggancih,
Buta adalah genteng atap rumah yang terbuat dari kepingan papan tipis atau dari bambu yang di belah, artinya bila seorang suami meninggal maka dia
akan digantikan oleh saudaranya laki-laki yang lain.
34. Ipecalang-calang bena buluh, tabis niidahna,
Calang; bersih, gundul tidak berbulu, ipecalang-calang : disiangi artinya membuka batang bambu yang paling bawah dan yang paling besar, maksudnya
mengeluarkan pelepah daunnya, akan tetapi yang dicarinya adalah rebung, perbuatan-perbuatan yang maksud dan tujuannya tidak disebut.
35. Barang ngo cebelek mendahi ranan, ulang cebelek mendahi gule,
Cebelek, keinginanartinya jika tidak suka dengan pembicaraan jangan membenci makanan. adalah baik mengingini mendengar rundingan atau
percakapan dari pada ingin akan makan.
Universitas Sumatera Utara
33
36. Cicedur mi langit, sanggul mi abe; meneat bibir, petaridahkan
nggosi.
Cedur : ludah, cicedur : meludah. Bagaikan meludah keatas namun jatuh ke muka sendiri; bila bibir disayat, yang terlihat adalah gusi. Artinya jangan
mengungkap aib sendiri, mungkin yang terkena diri sendiri atau keluarga sendiri.
37. Malot cember kum oda lot api.
Cember : asap, artinya tidak ada asap kalau tidak ada api. Sesutau tidak muncul serta merta tentu ada latar belakang, faktor penyebab atau ada sumber
yang meninbulkan sesuatu itu terjadi
38. Bage cina makin entuana muat ncorna, bage galuh makin ntuana
muat tenggina.
Cina : cabai Bagaikan cabai, semakin tua semakin pedas, bagaikan pisang semakin tua semakin manis.
39. Cituk dalanna mbue kedek jumadi mbelgah.
Cituk : sedikit artinya sedikit adalah jalan atau daya untuk menjadi banyak, kecil menjadi besar, cituk pemela cendihi, embue gia mela jukut boda,
sedikit pun kalau paha, banyak pun kalau tulang.
Universitas Sumatera Utara
34
40. Mbuen coping bage karpe,
Coping = telinga artinya terlalu banyak telinga seperti karpe, orang yang terlalu banyak mendengar pendapat-pendapat orang lain menyebabkan dia tidak
konsisten dengan pendapatnya, jika mendengar pendapat seseorang diikuti, namun bila ada pendapat lain, pendapat semula disanggah sendiri. Terlalu gampang
terpengaruh oleh cerita orang lain.
41. Ndabuh jarum i simperen oda icilik mata tapi idah ukur.
Dabuh : jatuh, endabuh, artinya jarum yang jatuh kedalam sampah tidak dilihat mata, tetapi dilihat hati. Memaklumi atau melihat sesuatu dengan hati.
Meskipun sesuatu keadaan tidak terlihat secara kasat mata, namun orang lain sebetulnya bisa memahaminya dengan perasaan.
42. Merdalan i singkendet, menatap i sindates,
Dalan : jalan, merdalan : berjalan artinya : berjalan di tanah datar lihat ke atas, orang harus tahu dimana ia berada, agar ia mengenal dirinya sendiri.
Meskipun kita kecil, tetapi cita-cita harus tetap tinggi. Melihat keatas akan memberikan pemandangan yang melahirkan spirit untuk mengembangkan diri.
Universitas Sumatera Utara
35
43. Terdampar-dampar bage mbinabar i ceger ari,
Terdampar-dampar artinya bagaikan penyengat di siang hari. Sebagaimana diketahui sejenis penyengat mbinabar tidak dapat melihat pada siang hari dan bila
meninggalkan sarangnya siang hari besar kemungkinan ia akan tersandung pada salah satu pohon. Kalang kabut, nyasar dan tidak athu arah tujuan. Sebuah
larangan agar jangan menjalankan sesuatu tanpa melihat dan memperhtungkasn jalan yang harus dilalui.
44. Daroh deba poda sulangna
Daroh : Darah artinya daging sekiranya bahagianya tidak dilumuri darah, sudah menjadi kebiasaan bahwa pada pembagian daging juga diberikan darah,
artinya bahwa ini terapkan pada mereka yang selalu mengatakan “ya”, tetapi tidak berbuat apa-apa atau pun tidak dapat berbuat apa-apa. Jangankan daging,
darah sebagai lampiran pun ia tidak kebagian.
45. Pedates kedabuhen bage imbo si kena epuh,
Dates : Tinggi, pedates : tinggikan artinya mempertinggikan kejatuhan seperti siamang yang kena sumpitan.
Universitas Sumatera Utara
36
46. Mendetles i bena keceur
Deles, mendeles : membunuh diriartinya menggantungkan diri dibawah tumbuhan keceur tumbuhan yang rendah, sesuatu yang tidak dapat dilakukan
karena tidak mungkin. Hanya bersifat ultimatum, shock therapy dan ancaman.
47. Leben nidilat bibir asa niruap kata,
Dilat : menjilat sesuatu, nidilat artinya lebih dulu bibir dijilat baru berkata berbicara, lebih dulu dipikir apa yang harus dikatakan, barulah di ucapkan.
48. Idok ko sendah susu, kepe kapur, harap ko mangan i opih, mangan i
bulung nola poda.
Artinya kau sangka susu rupanya kapur, engkau mengharapkan makan di pelepak pohon pinang, malahan makan didaun pun tidak.
49. Endongker bage dori i bergeng
Dongker, endongker : tidak licin, kasat pada masalah janggut, artinya adanya perasaan seperti duri di kerongkongan, misalnya seseorang yang merasa
keberatan mengusir seseorang dari rumahnya secara berterus terang karena perbuatan-perbuatan yang tidak di sukai.
Universitas Sumatera Utara
37
50. Bage perdori guang-guang tubuh i benana,
Artinya seperti duri guang-guang sejenis rotan yang gemang dan besar yang tumbuh tidak di tempatnya, menempatkan orang di jabatan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya, yang tidak sesuai dengan bakatnya.
51. Renggicing merdayun-dayun menaruh-naruhi tenggoli, tertaba-taba
i jelma enterem tangis emboni-boni.
Artinya berduyun-duyun lebah mengantarkan madunya, di depan umum orang tertawa, akan tetapi dalam hatinya ia menangis..
52. Eket jarum mak idah mata iidan ukur
Eket : sandang, pengikat untuk menyandang kantong tempat sirih, artinya jarum yang mengikat tidak dilihat mata tetapi dilihat hati.
53. Sekalak merembah ejuk, sekalak merembah api, I ngo asa saut
lakat.
Artinya seseorang membawa ijuk, seseorang lain membawa api, barulah menyala, waktu mengambil keputusan, pendapat seorang saja belum memastikan
kepentingan, baru sesudah beberapa orang memberikan pendapat yang sama keputusan dianggap memastikan. Harus ada kerjasama.
Universitas Sumatera Utara
38
54. Embal-embal kuta saga, tangga-tangga tumangger, gerar-gerar ngo
kesa senina, pejae-jae sindanggel,
Embal : lapangan rumput, tempat bergembalaartinya tempat gembala kuta saga, tangga-tangga tumangger hanya dalam nama bersenina akan tetapi bila
melarat atau menderita ke susahan, maka mereka berbeda, masing-masing menaggung sendiri.
55. Bage endat-endat ketang, nasa I ibereken, nasa I ijalo
Endat : menarik, artinya seperti menarik rotan yang harus dilakukan secara perlahan-lahan, jika rotan ditarik dengan keras-keras ada kemungkinan putus, oleh
sebab itu harus dilakukan perlahan-lahan, sebanyak itu diberikan sebanyak itu pula diterima.
56. Oda lot gading si malot retakna
Gading : gigi gajah, oda lot pemaing si malot salahna, artinya taka ada gading yang tak retak, tidak ada perbuatan yang tidak salah, yang tidak ada
kekurangannya.
Universitas Sumatera Utara
39
57. Mi kaya mebulung ngo asa menggagat tenggepul
Gagat, menggagat : menggigit berdikit-dikit, mengunggis mengenai ulat, artinya ulat tenggepul pergi ke pohon yang berdaun untuk makan, bila pohon ini
tidak berdaun maka ulat tenggepul tidak akan pergi ke sana, artinya bila orang henda membicarakan atau merencanakan sesuatu maka ia harus mengetahui benar
tentang masalah, usaha atau rencana dan mempunyai kesanggupan modal dan sebagainya agar tujuan dapat dicapai.
58. Empelpel gajah I jolo oda ni idah, ringgo tongir I kepar laut dapet
I tengen.
Artinya gajah dihadapan diri sendiri tidak dilihat, kutu ayam di seberang laut dapat di lihat, bintang dilangit dapat dihitung, tetapi orang dimuka tak sadar.
59. Gakgaken lapung munduk page emperngis,
Artinya bulir padi yang kosong adalah tegak, bulir pada yang baik adalah bungkuk karena penuh berisi, kian berisi kian tunduk.
Universitas Sumatera Utara
40
60. Bage perbukbuk galunggung.
Artinya bagikan rambut galunggung yang rambutnya berdiri tegak dan tidak rata sebagaimana biasanya pada tubuh jadi satu pertanda mengenai adanya
satu penyakit.
61. Sangket mak mereket, cibal mak merbekas,.
Artinya tergantung dengan tidak di ikat, terletak dengan tidak meninggalkan bekas, menunjukkan kepada sesuatu yang tidak pasti, yang tidak
tertentu jadi masih tergantung-gantung, belum ada kepastian.
4.1.4 Majas Alegori
Di bawah ini beberapa contoh majas anitesis pada masyarakat Pakpak adalah:
1. Kepercayaan imo henjelen ibas perdalanen ni nggelluh.
Kepercayaan adalah kemudi dalam mengarungi zaman 2.
Perdalanen nggelluh pas bage perdalanen keppel ibas laut. Hidup kita diumpamakan dengan biduk atau bahtera yang terkatung-
katung di tengah lautan
Universitas Sumatera Utara
41
4.4.5 Majas Aniteisis
Di bawah ini beberapa contoh majas anitesis pada masyarakat Pakpak
adalah:
1. Geluh deket mate itangan Tuhan kearina
Hidup matinya ditangan Tuhan 2.
Bagak deket enda, beak deket pogos oda, kibai ukur nile sada kalak daberu
Cantik atau tidak, kaya atau miskin bukan ukuran nilai wanita 3.
Bahasa dapet kituduhken gendang cerepna sada portibi endanegara. Bahasa dapat menunjukkan tinggi rendahnya satu bangsa.
4. Maju mundurna sada kuta tergantung bana warga sada kuta i
Maju mundurnya desa tergantung dari warganya. 5.
Ia merian kalon jakap waktu sapona i meseng. Dia bergembira ria atas kebakaran rumah itu.
6. Bage kina bagak daberu i ngo kibai ukurna mersingelai bana oda
menjadi bahagia.
Universitas Sumatera Utara
42
Justru kecantikan gadis itu yang membuat hatinya sengsara, bukan jadi bahagia.
4.1.6 Majas Hiperbola
Di bawah ini beberapa contoh majas hiperbola pada masyarakat Pakpak adalah:
1. Toko kalon mendena geluh ani sadapoda lot kade kurang bana,ngo bagak
deket mende deng basana. Sempurna sekali hidupmu ani tidak kekurangan satu apapun dalam
keluargamu, sudah cantik, baok lagi 2.
Simperen-simperen tumpuk ndates bage deleng i obe sapo i Sampah itu bertumpukan bagaikan gunung tingginya di depan rumah.
3.
Asil page peranin i kuta nami i tahun enda mbuwe kalon. Hasil panen di desa kami pada tahun ini berlimpah-limpah ruah
4. Celengan merjuta-juta masna merkilo-kilo ban pengantin ia beak
Tabungannya berjuta-juta perhiasanya berkilo-kilo buat pengantin. 5.
Dagingna merung tading koling-koling lapik tulana nbalin pengantin i
kurus.
Badanya kerempeng tinggal kulit pembalut tulang.
Universitas Sumatera Utara
43
4.1.7 Majas Ironi
Di bawah ini beberapa contoh majas ironi pada masyarakat Pakpak adalah:
1. Suratmu bagak kalon bage pengkaeren manuk
Tulisanmu itu sangat cantik kayak cakar ayam 2.
Oda ait-gait bangkusna dagingmu enggo lima hari tidak mandi Bukan main wanginya badanmu sudah lima hari tidak mandi
3. Oda tanggung-tanggung kasahmu enggo 10 hari ko cabut bulan en
Bukan main rajimu sudah 10 hari kau bolos bulan ini 4.
Mersih kalon mo ukurmu i karina denganmu ia hinako deket i fitnah Bersih benar hatimu, semua temanmu kau caci dan fitnah.
5. Berju kalon ia medani daberuna i buari kin itolaken ia
Setia benar ia kepada isterinya, kemarin ditalaknya. 6.
Mbersih kalon sapo en karina semperen marore-oren i bagaen. Bersih sekali rumah ini semua sampah bertebaran dilanta.
4.1.8 Majas Litotes
Di bawah ini terdapat beberapa majas litotes yaitu sebagai berilkut: 3.
Andi i odangon moto kalon Andi itu sama sekali tidak bodoh
Universitas Sumatera Utara
44
4. Panganen sini berekena bana nami enda oda kiboin bosan .
Kami disungguhkan dengan makanan yang tidak membosankan. 5.
Ani i odang pela merohan kalon. Ani itu sama sekali tidak jelek
6. Hasilnya sini karejokena i oda kibai kecewa ibagasan ukurna.
Hasil usahanya tidak mengecewakan hati 7.
Anak i odango lot kurangna Anak itu sama sekali tidak cacat.
8. Penglako si ani i oda kibain kewa ukur partuana.
Kelakuan si ani itu tidak mengecewakan hati orang tuanya.
4.1.9 Majas Oksimoron
Di bawah ini terdapat beberapa majas oksimoron yaitu sebagai berilkut: 1.
Olah raga naik deileng tuna tertarik pikiren belipe temagon. Olah raga mendaki gunung memang menarik perhatian walaupun
berbahaya. 2.
Bahasa tokongo boi i pake kibainken alat kibanken perubaten Bahasa memang dapat dipakai sebagai alat pemersatu bangsa,namun dapat
juga sebagai alat pemecah belah.
Universitas Sumatera Utara
45
3. Merbekaskom boi menjadi perubaten meendani suami deket daberuna.
Perkawinan dapat mendatangkan kebahagian tetapi terkadang dapat juga mencelakakan suami-isteri.
4. Dengan-dengan boi kibainken senangna ,tapi boi mang jadi siperubaten
bana dengan i. Persahabatan dapat mendatangkan kebahagian tetapi bisa juga membuat
perkelahian antara kita dengan teman.
4.1.10 Majas Metonimia Di bawah ini terdapat beberapa majas inversi yaitu sebagai berilkut:
1. Amang baru deng manokor kerbo harganya 13 juta rupiah
Ayah baru saja membeli kerbau harganya 13 juta rupiah. 2.
Oda jarang pulpen lebih tajem ulang pada golok. Tidak jarang pena lebih tajam dari pada pedang
3. 1 jam dekahna pelajaran nami merasa kibegeken bana dosen nai.
Selama 1 jam pelajaran kami asik mendengarkan dosen menjelaskan. 4.
Nahan berngin i tampilken seni tatak pakpak i bagesen serbaguna. Nanti malam akan dipentaskan seni tari pakpak di dalam gedung
serbaguna.
Universitas Sumatera Utara
46
5. Oda boi aku manurat bagendari kerna kacamatku dabuh deket pecah.
Saya tidak dapat menulis sekarang karena kontak lensa saya jatuh dan pecah.
6. Inang baru ideng menokor sepatu hargana Rp.100.000 rupiah
Ibu baru saja membeli sepatu dengan harga Rp.100.000 rupiah.
4.1.11 Majas Sinekdoke
Di bawah ini terdapat beberapa majas inversi yaitu sebagai berilkut: 1.
Mike i bain ko penenggen mi Kemata kau buat matamu
2. Inangku lot telu
Ibu saya telah ada tiga. 3.
Bakune kita tenang geluh i kuta singgabur en lae oda lot. Bagaimana kita tenang hidup dikampung singgabur ini air saja tidak ada.
4. Dalan ken nehenmu hanjar-hanjar
Langkahkan kakimu dengan pelan-pelan. 5.
Setiap bulan makin mbuwe kalon babah ,perbangan naing laku siberen mangan i indonesia en
Setiap bulan semakin banyak mulut yang harus diberi makan di indonesia ini.
Universitas Sumatera Utara
47
4.1.12 Majas Inversi
Di bawah ini terdapat beberapa majas inversi yaitu sebagai berilkut:
Subjek Predikat Predikat Subjek
Makna
1 Inang mangan
Mangan inang Ibu makan
Contoh kalimanya: Inang mangan i dapur
Ibu makan di dapur
2 Ia roh
Roh ia Dia datang
Contoh kalimatnya: Ia roh misapo nami
Dia datang kerumah kami
3 Ani Mulak
Mulak ani Ani pulang
Contoh kalimatnya: Ani nggo mulak i sekkola nai dai
Ani sudah pulang dari sekolah
Universitas Sumatera Utara
48
4 Kami merdalan
Merdalan kami Kami berjalan
Contoh kalimatnya: Kami mulak ijuma nai merdalan
Kami pulang dari ladang berjalan
5 Aku melehe
Melehe aku Saya lapar
Contoh kalimatnya: Aku melehe siap makur dai
Saya kelaparan setelah mencangkul tadi
6 Inang menum
Menum inang Ibu minum
Contoh kalimatnya: Inang menum kopi i teras sapo
Ibu minum kopi di teras rumah
7 Ia meridi
Meridi ia Dia mandi
Contoh kalimatnya: Ia meridi i sabah dai
Dia mandi di sawah tadi
Universitas Sumatera Utara
49
8 Lisa laus
Laus lisa Lisa lulus
Contoh kalimatnya: Lisa laus mi onan
Lisa pergi ke pasar
9 Bincar mata niari
Mata niari bincar Terbit matahari
Contoh kalimatnya: Nggo kesa bincar mataniari kami laus mi sekola
Disaat matahari terbit kami pergi kesekolah
10 Ia mertasak
Mertasak ia Dia memasak
Contoh kalimatnya: Ia mertasak pelleng i dapur dai
Dia memasak pelleng di dapur tadi
11 Turang makur sabah
Makur sabar turang Abang mencangkul
sawah Contoh kalimatnya:
Turang laus makur mi sabah
Universitas Sumatera Utara
50
Abang pergi mencangkul ke sawah
12 Ani mergalah rajang
Mergalah rajang ani Ani bermain galah panjang
Contoh kalimatnya: Ani mergalah ranjang i jolo sapo
Ani bermain galah panjang didepan rumah
13 Kami mi palembang
Mi palembang kami Kami ke palembang Kcontoh kalimatnya:
Kami laus ari kamis mi palembang Kami pergi hari kamis ke palembang
14 Argana waluh juta
Waluh juta argana Harganya delapan juta
Contoh kalimatnya: Arga kereta sini tokor inang i waluh juta rupiah
Harga sepeda motor yang dibelik ibu itu delapan juta rupiah
15 Rupa na mbara
Mbara rupana Warnanya merah
Contoh kalimatnya:
Universitas Sumatera Utara
51
Bunga mawar i mbara kalon rupana Bunga mawar itu merah sekali warnanya
16 Buku enda bagak
Bagak buku enda Buku Ini menarik
Contoh kalimatnya: Buku ende sibaru tokor i bagak kolon bagasna
Buku lagu yang baru dibeli itu sangat bagus isinya
4.1.13 Majas Eufemisme
Di bawah ini terdapat beberapa majas eufemisme yaitu sebagai berilkut:
1 Petung
oda merpendidah 2
Bodoh lot kurang
3 Candengen
pingidon 4
Kepateen kemalanggen
5 Inang dukak
daberuna 6
Neneh pendedohperdalah
7 Tangan
perpangan
Universitas Sumatera Utara
52
4.1. 14 Majas Elipsis