Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode Penelitian Metode Dasar Lokasi Penelitian Instrumen Penelitian

3 menjadikan sebuah karya sastra bernilai seni. Walaupun juga didukung oleh aspek-aspek sastra yang lain Mahliatussikah, 2004:167 . Keraf 1990:76 membedakan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna ke dalam dua kelompok, yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa yang maknanya tidak dapat ditafsirkan sesuai dengan makna kata-kata yang membentuknya, melainkan pada makna yang ditambahkan. Makna yang ditambahkan atau makna kias. Di Indonesia pengkajian mengenai majas bahasa Batak kurang mendapat perhatian dari ahli bahasa, khusunya majas perbandingan pada masyarakat Pakpak. Mengingat hal ini penulis tertarik untuk mengkaji majas perbandingan pada masyarakat Pakpak karena penulis melihat pengkajian judul tersebut belum ada dan diharapkan hasilnya dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca khususnya bagi pecinta bahasa daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Agar pembahasan dapat dibahas secara terarah dan terperinci, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Ragam majas dan makna majas apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Pakpak? Universitas Sumatera Utara 4

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data atau fakta serta pelaksanaan konsep untuk mencari dan memperoleh suatu kebenaran. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan ragam majas dalam bahasa Pakpak. 2. Untuk mendeskripsikan makna majas yang terdapat dalam bahasa Pakpak

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Untuk mengetahui ragam majas dalam bahasa Pakpak. 2 Untuk mengetahui makna majas dalam bahasa Pakpak. 3 Memberikan informasi kepada pembaca mengenai Majas dalam bahasa Pakpak. 4 Menjadikan referensi di Departemen Sastra Daerah untuk dibaca oleh mahasiswa Sastra Daerah. 5 Diharapkan bagi pembaca agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi para ahli bahasa. Universitas Sumatera Utara 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Penulisan proposal skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan. Hal ini dikarenakan hasil dari suatu karya ilmiah haruslah dapat dengan mudah dipertanggungjawabkan dan harus disertai data-data yang kuat serta ada hubungannya dengan yang akan diteliti.

2.1.1 Pengertian Majas

Dale dalam buku Tarigan 1985:112 Majas, kiasan atau ‘figure of speech’ adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Warriner dalam buku Tarigan 1985:112 Majas atau ‘figurative language’ adalah bahasa yang dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara alamiah saja. Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk menyakinkan ataupun mempengaruhi para penyimak dan pembaca. Universitas Sumatera Utara 6 Majas sudah seringkali dibicarakan orang terutama oleh para pakar, baik dari bidang linguistik maupun bidang sastra. Menurut kamus B.Indonesia yang diterbitkan oleh Tim Media Center Pressindo, Majas adalah kiasan, cara menggambarkan sesuatu dengan jalan memperbandingkan atau menyamakan dengan sesuatu yang lain. Menurut Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik. Seorang pakar Slamet Mulyana mendefinisikan majas sebagai susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Dari beberapa pengertian ahli bahasa diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa majas adalah cara menampilkan diri dalam berbahasa, baik secara tulisan maupun lisan yang di realisasikan melalui kiasan. Majas merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan di saat seseorang ingin mengungkapkan perasaannya, dan seringkali menimbulkan reaksi berupa tanggapan. Universitas Sumatera Utara 7

2.2. Teori yang Digunakan

Secara etimologis, teori berasal dari kata theoria Yunani, berarti kebulatan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji, yaitu melalusi kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian. Teori merupakan landasan fundamental sebagai argumentasi dasar untuk menjelaskan atau memberi jawaban terhadap masalah yang akan dibahas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Tarigan,Moeliono, dkk. Penulis menganggap teori Tarigan, Moeliono, dkk paling sesuai untuk mengkaji tentang majas perbandingan masyarakat Pakpak. 2.2.1 Pengertian Personifikasi Tarigan 1985: 113 Personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat insan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Majas ini dapat pula diartikan sebagai penggambaran benda-benda yang tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Contohnya: 1 Mentari mengintip wajahku lewat jendela, 2 Hujan memandikan tanaman disiang hari, 3 Badai menderu-deru, lautan mengamuk; 4 Hatinya berkata bahwa perbuatan itu tak boleh dilakukannya. Universitas Sumatera Utara 8

2.2.2 Pengertian Metafora

Mansoer Pateda 1985:156 Metafora yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkanya dengan sesuatu yang lain yang sesuatu tersebut sudah diketahui benar baik wujud ataupun sifatnya oleh pendengar pembacanya. Contohnya: 1 Aku adalah angin yang kembar 2 Dia adalah anak emas pamanku; 3 Cinta adalah bahaya yang lekas jadi puda r.

2.2.3 Pengertian Perumpamaan

Tarigan 1985:108 PerumpamaanSimik adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai, bagaikan, seperti, ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya. Contohnya: Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk.

2.2.4 Pengertian Alegori

Tarigan 1985:117Alegori adalah majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran, merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan tempat atau wadah obyek atau gagasan yang diperlambangkan. Dengan kata lain alegori adalah majas yang memakai satu kata untuk makna yang terselubung. Contohnya: 1 Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman 2 Hidup kita diumpamakan dengan biduk atau bahtera yang terkatung-katung di tengah lautan Universitas Sumatera Utara 9

2.2.5 Pengertian Antitesis

Secara kalamiah antitesis berarti ‘lawan yang tepat’ atau pertentangan yang benar-benar Poerwadarminta, 1976:52 Antitesis adalah sejenis majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan. Contohnya: 1. Hidup matinya manusia di tangan Tuhan. 2. Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukanlah ukuran nilai seorang wanita. 3. Bahasa dapat menunjukkan tinggi rendahnya suatu bangsa. 4. Maju mundurnya desa tergantung dari warganya.

2.2.6 Pengertian Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya Tarigan,1983:143 Contohnya : 1.Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan. 2. Kurus kering tiada daya kekurangan pangan. 3. Tabunganya bermiliar-miliar, emasnya berkilo-kilo.

2.2.7 Pengertian Litotes

Litotes berasal dari kata yunani litos yang berarti ‘sederhana’. Litotes, lawan dari hiperbola, merupakan sejenis majas yang membuat pernyataan mengenai sesuatu dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya Dale 1971:237 Universitas Sumatera Utara 10 Tarigan 1983:144 Litotes adalah sejenis majas yang mengandung pernyataaan yang dikecil-kecilkan,dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, misalnya untuk merendahkan diri. Contohnya: 1.Hasil usahanya tidak mengecewakan hati. 2.Kami disuguhi dengan makanan yang tidak membosankan. 3.anak ini sama sekali tidak bodoh. 4.Kelakuan si Rony tidak menecilkan hati orang tuanya.

2.2.8 Majas Ironi

Ironi adalah sejenis majas yang mengimplikasikan sesuatu yang berbeeda, bahkan ada kalanya bertentangang dengan yang sebenar-benarnya dikatakan. Contohnya: 1.Bersih benar hatimu, semua orang kamu cuci dan kamu fitnah. 2.Aduh, bersih benar kamar ini, puntung rokok dan sobekan kertas bertebaran di lantai. 3.Saya senang atas kehematannya, uang tabungannya habis buat berfoya-foya. 4.Alangkah harumnya kamar mandi ini, bau jengkol dan petai. 5.Bagus benar rapornya si andi, banyak benar angka merahnya.

2.2.9 Majas Oksimoron

Majas Oksimoron adalah majas yang mengandung penegakan, pendirian yang menyatakan suatu bertentangan. Contohnya : 1.Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis. Universitas Sumatera Utara 11 2.Olah raga naik gunung memang menarik perhatian walaupun sangat berbahaya. 3.Siaran Televisi dapat dipakai sebagai sarana perdamaian tetapi dapat juga dipakai sebagai penghasut perperangan.

2.2.10 Majas Metonimia

Metonimia berasal dari bahasa Yunani meta berarti ‘bertukar’ + onym berarti ‘nama’. Metonimia adalah sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu barang bagi sesuatu lain yang berkaitan erat dengannya Dale,1971:234. Moeliono dalam Tarigan,1986:139 mengemukakan bahwa metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal, sebagai penggantinya. Contohnya : 1.Kami ke rumah nenek naik kijang. 2.Ayah baru saja membeli Suzuki dengan harga dua belas juta rupiah. 3.Dia lebih menyukai Diana Nasution daripada penyanyi lain. 4.Kemarin ibu membeli pakaian hugo.

2.2.11 Majas Sinekdoke

Kata sinekdoke berasal dari bahasa Yunani synekdechesthai syn ‘dengan’ + ex ‘keluar’ dechesthai ‘mengambil,menerima’ yang secara kalamiah berarti ‘menyediakan atau memberikan sesuatu kepada apa yang baru disebutkan’. Dengan kata lain, sinekdoke ialah majas yang menyatakan sebagian untuk pengganti keseluruhan Tarigan 1986:140. Moeliono dalam Tarigan 1986:140 Sinekdoke ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 12 Contohnya : 1. Pasanglah telinga baik-baik 2. Kemana kamu buat matamu? 3. Ibu saya telah mempunyai dua atap di Aceh.

2.2.12 Majas Inversi

Inversi adalah majas yang merupakan permutasi atau perubahahan urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis atau perubahan urutan subyek predikat SP menjadi predikat subyek PS. Contohnya : 1. Saya lapar Lapar saya 2. Dia datang Datang dia 3. Ibu menjahit Menjahit ibu 4. Kami ke palembang Ke palembang kami 5. Mobil ini baru sekali Baru sekali mobil ini 6. Buku ini menarik Menarik buku ini 7. Kakak kami menikah Menikah adik kami 8. Harganya delapan juta Delapan juta harganya 9. Warnanya merah Merah warnanya 10. Si elda lulus Lulus si elda

2.2.13 Majas Eufemisme

Kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani euphemizein yang berarti ‘berbicara dengan kata-kata yang jelas dan wajar’ ; yang diturunkan dari eu ‘baik’ + phanai ‘berbicara’. Jadi secara singkat eufemisme berarti ‘pandai berbicara;berbicara baik’.Tarigan 1986:43 Contohnya : 1. Bunting hamil, berbadan dua 2. Utang pinjaman 3. Kelaparan kekurangan makanan 4. Bini istri Universitas Sumatera Utara 13 5. Mati meninggal

2.2.14 Majas Elipsis

Elipsis ialah majas yang di dalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa. Atau dengan kata lain, elipsis adalah penghilangan salah satu unsur penting dalam konstruksi sintaksi yang lengkap Tarigan 1986:144. Penghilangan yang dalam majas elipsis ini dapat berupa: a Penghilangan subyek b Penghilangan predikat c Penghilangan obyek d Penghilangan keterangan e Penghilangan subyek, predikat, dan obyek sekaligus. Contohnya : 1. Pada waktu pulang membawa banyak barang berharga serta perabot rumah tangga dari home center. penghilangan subyek mereka 2. Dia bersama istrinya ke Medan minggu yang lalu penghilangan predikat : pergi, berangkat . 3. Mereka tadi siang penghilangan predikat, dan obyek membeli mobil. 4. Ke pakpak penghilangan subyek, predikat, obyek, keterangan waktu sekaligus: saya membawa bika ambon ini nanti sore ke pakpak.

2.1.15 Majas Repitisi

Menurut Tarigan repetisis adalah majas yang mengandung perulangan berkali-kali kata atau kelompok kata yang sama. Contoh: Cintaku padamu sejauh barat dari timur Cintaku padamu setinggi langit dari bumi Universitas Sumatera Utara 14 Cintaku padamu sedalam samudera raya Cintaku padamu sekuat besi baja Cintaku padamu sepanas bara besi pijar, Wahai kekasiku marga padang. Anakku rajinlah belajar demi masa depanmu Rajinlah belajar mengangkat derajat keluarga Rajinlah belajar menuntut ilmu, rajinlah belajar mencapai cita-cita. Rajinlah belajar diiringi doa bunda,rajin belajar anakku,Tuhan selalu bersamamu. Tidurlah dengan tenang dielus air mataku; Tidurlah dengan tenang dipangkuan ibu Pertiwi; Tidurlah dengan tenang dikibar bendera sang merah putih; Tidurlah dengan tenang dalam kenangan tak kunjung padam, wahai pahlawanku Dikau rela mengorbankan jiwa ragamu demi nusa dan bangsa tercinta ini. Tidurlah dengan tenang, tidurlah dengan tenang. Universitas Sumatera Utara 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah upaya untuk menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan jawaban atau petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau bagaimana penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh kebenaran atau membuktikan kebenaran terhadap objek permasalahan.

3.2 Metode Dasar

“Metode dasar dalam penulisan karya ilmiah ini, yakni dengan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data-data dan jarak juga menyajikan data dan menginterpretasikan data”, Narbuko dalam Manurung,2010:19.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih penulis untuk penelitian ini Desa Silimakuta, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kabupaten Pakpak Bharat. Lokasi ini merupakan daerah penutur bahasa Pakpak yang masih dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Sumber penelitian dari adalah penutur bahasa Pakpak dan juga buku- buku yang berhubungan dengan Majas Perbandingan bahasa Pakpak. Universitas Sumatera Utara 16

3.3 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan penulis agar penelitian ini dapat menghasilkan data yang akurat, dalam arti lebih lengkap dan sistematis sehingga mudah untuk diselesaikan adalah sebagai berikut:  Tape recorder  Kamera  Pulpen, pensil dan buku tulis.  Daftar Pertanyaan

3.5 Metode Pengumpulan Data