1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia untuk saling berbagi pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, keinginan, dan
harapan kepada sesama manusia. Dalam bahasa juga, manusia mewariskan, menerima, dan menyampaikan segala pengalaman dan pengetahuan lahir batin.
Bahasa adalah metode atau alat penyampai ide, perasaan, dan keinginan yang sungguh manusiawi, serta noninstingtif dengan mempergunakan sistem
simbol-simbol yang dihasilkan dengan sengaja dan sukarela, Sapir Sibarani, 2004: 36. Penggunaan bahasa yang sama dalam lingkungan tertentu bukan hanya
berfungsi sebagai alat komunikasi tetapi juga dapat berfungsi sebagai alat yang berguna untuk menciptakan rasa keakraban, rasa satu bangsa, dan rasa satu tanah
air.
Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku, setiap suku memiliki bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Bahasa yang digunakan setiap
suku itu adalah bahasa daerah. Fungsi bahasa daerah selain sebagai alat komunikasi, juga sebagai lambang identitas daerah, pendukung dan alat
Universitas Sumatera Utara
2
komunikasi antar warga suku tertentu. Bahasa Pakpak merupakan salah satu bahasa daerah yang yang ada di Sumatera Utara. Selain menjadi alat komunikasi,
bahasa Pakpak juga menjadi identitas masyarakat Pakpak.
Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena
itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang majas dan peribahasa. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam
suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang dipakai, majas merupakan bentuk
sebuah ungkapan perasaan dari pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa. Majas dapat didefinisikan sebagai cara melukiskan sesuatu dengan jalan
menyamakannya dengan sesuatu yang lain Poerwadarminta 1997:224. Namun secara umum majas dapat pula dikatakan sebagai gaya bahasa atau cara yang
digunakan oleh penulis untuk menimbulkan efek tertentu pada pembaca. Cara yang digunakan pun sangat beragam.
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau penutur
Keraf,1990:78. Seorang penutur melalui gaya bahasanya berusaha untuk mewujudkan efek estetik dalam karya sastranya. Efek estetik ini yang
Universitas Sumatera Utara
3
menjadikan sebuah karya sastra bernilai seni. Walaupun juga didukung oleh aspek-aspek sastra yang lain Mahliatussikah, 2004:167 .
Keraf 1990:76 membedakan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna ke dalam dua kelompok, yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa
kiasan. Gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa yang maknanya tidak dapat ditafsirkan sesuai dengan makna kata-kata yang membentuknya, melainkan pada
makna yang ditambahkan. Makna yang ditambahkan atau makna kias. Di Indonesia pengkajian mengenai majas bahasa Batak kurang mendapat
perhatian dari ahli bahasa, khusunya majas perbandingan pada masyarakat Pakpak. Mengingat hal ini penulis tertarik untuk mengkaji majas perbandingan
pada masyarakat Pakpak karena penulis melihat pengkajian judul tersebut belum ada dan diharapkan hasilnya dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi
para pembaca khususnya bagi pecinta bahasa daerah.
1.2 Rumusan Masalah